Genre : Romance,Drama
Alert : OOC,ngarang,ngawur.
Pairing : Hinata Hideki X Yui
Disclaimer : Angel Beats asli karya Maeda Jun,bukan karya saya.
Chap 1 : I meet you
"Hinata!tangkap!"
cowok yang dipanggil Hinata itu melihat bola yang melambung di atas ia dapatkan sebelum akhirnya ia terjatuh.
"Maaf,maaf,aku terjatuh…"katanya.
"Yaaah,padahal tinggal sedikit lagi…"temannya mengeluh,membuat Hinata sedikit menyesal.
"Maafkan aku…"
"Sudahlah,ayo kita lanjutkan."
Akhirnya mereka melanjutkan ,kedua tim seri,tak ada yang menang dan kalah.
"Maafkan aku,aku tak bisa menangkap bolanya."Hinata menunduk dan memohon maaf pada ketua klub Baseball.
"sudahlah,toh,hasilnya seri,dan ini juga bukan kejuaraan,hanya main-main saja."Ketua membalasnya dengan senyuman,sama sekali tidak terlihat marah ataupun geram.
"Tapi…meski begitu…."
"Hinata…."panggil temannya yang sedari tadi mendengar percakapan antara Hinata dan ketua klub "Ketua bilang tidak apa-apa,kesalahan bisa terjadi pada manusia kan?"
Hinata mengangguk,dia mengambil air minumnya,lalu mengganti bajunnya dengan seragam sekolah.
"Kenapa sih aku tidak bisa menangkapnya…."gumam Hinata agak kesal pada dirinya.
Hinata berjalan melewati gerbang sekolah,tak jauh di sana,ada lapangan yang yang sekarang digunakan anak-anak SD untuk bermain merenung disitu sejenak,sambil memandangi permainan anak-anak itu.
Permainan anak-anak itu ada yang salah,pikir menghampiri anak-anak tersebut.
"Selamat siang!"sapa Hinata terlebih dahulu.
Anak-anak itu kaget ketika di sapa oleh Hinata.
"Maaf,aku datang tiba-tiba,tapi bisa kalian hentikan sejenak permainannya?"
Mereka saling memandang satu sama lain,tapi akhirnya mereka menurut.
"Yak,begini…."Hinata menjelaskan satu-satu tentang kesalahan anak-anak itu.
Awalnya semua anak tidak percaya pada Hinata,tapi begitu mereka contohkan,apa yang dikatakan Hinata teori Hinata tentang baseball sangat menakjubkan.
Hinata memang sangat berbakat akan baseball,ia pernah menjuarai pertandingan baseball tingkat SMP.
Hanya saja akhir-akhir ini lengan Hinata sedikit memburuk,bahkan seperti pertandingan tadi,ia tak dapat menangkap bola dengan baik.
Hinata tak henti-hentinya tertawa ceria saat anak-anak itu bilang bahwa baseball sangat menyenangkan daripada sebelumnya,karena Hinata telah mengajarkan banyak teknik pada anak-anak itu.
Hari sudah semakin larut,anak-anak itu berhenti juga dengan Hinata yang juga ingin pulang anak-anak itu berterima kasih pada Hinata.
Hinata berjalan keluar lapangan luas itu,dan dia bertemu seorang gadis berambut panjang yang duduk di kursi dari tadi dia mengamati Hinata saat bermain.
"Halo…"sapa gadis itu.
Hinata mengangguk ragu, "ha…halo…"
"kau….suka baseball ya?"tanya cewek berambut panjang itu.
"ya…begitulah…"
Hinata melihat cewek itu dengan seksama,sepertinya dia tipe cewek pendiam yang sering sakit-sakitan.
"Hei…"panggil si cewek itu. "kau akan bermain di sini lagi?di lapangan ini?"
Hinata menggarukan kepalanya. "Tidak,aku hanya kebetulan lewat kok."
"sayang sekali,aku ingin sekali melihatmu bermain baseball seperti tadi." Dia melihat lapangan dan membayangkan Hinata ada disana.
Apa dia penggemar yang diam-diam mengagumi Hinata?sepertinya iya,tapi Hinata tidak tahu kalau ia seterkenal itu.
"Yui!"panggil seorang wanita paruh baya itu pada si cewek.
"Ibu,sudah ketemu cincinnya?"
"sudah,maaf ya membuatmu menunggu,ayo kita pulang."ibu itu berjalan ke balik kursi roda Yui dan berposisi seperti ingin mendorong,tapi Yui menghentikan ibunya sebelum ibunya ingin mendorong, "tunggu sebentar,bu."
"hei,kalau tidak keberatan,aku ingin berteman denganmu."katanya pada Hinata.
"ah,ummm,ya…tapi,apa kau tak keberatan berteman dengan orang yang tidak kau kenal?"
Yui menggeleng, "tidak…"
Aneh,benar-benar aneh,menyuruh orang tidak dikenal untuk berteman...
"Rumahku tepat di sebelah lapangan,yang berwarna putih itu,kalau kau mau jadi temanku,mampirlah ke rumahku."seraya tersenyum dan berpamitan,lalu meninggalkan Hinata.
"Apa sih,cewek itu,tiba-tiba ngajak ke rumahnya,gimana kalau yang diajak itu orang jahat?apa dia tidak berpikir sebelumnya?" gumam Hinata agak heran.
Pikiran Hinata ruwet ketika membayangkan kata-kata Yui segera pulang sebelum dia benar-benar sangat pusing.
Esoknya,sepulang masih tetap kepikiran dengan cewek yang ada di lapangan tanpa sadar dia terus berjalan ke arah lapangan yang kemarin.
"U…untuk apa aku kesini lagi?"tanyanya sendiri.
"Ah!itu kakak kemarin!"kata seorang anak kecil yang kemarin bermain bersama Hinata.
"Ah,halo…"sapanya.
"Kak,ayo bermain baseball lagi!"
Padahal tujuan Hinata bukan untuk bermain baseball,tapi dia tak bisa ia bermain dengan anak-anak itu dan mengajarkannya lagi.
Tanpa sengaja,seorang anak memukul bola dengan sangat keras,hingga memecahkan kaca sebelah rumah.
"Ah,gawat."anak yang memukul bola itu panik.
"aku ambilkan bolanya,kalian tunggu saja disini."Hinata bergegas menuju rumah itu untuk mengambil bola.
Tunggu,rumah itu berwarna putih,tepat di sebelah lapangan,mungkinkah rumah cewek itu?
"Permisi."Hinata menekan bel,agak ragu sejenak ketika berpikir kalau itu rumah cewek yang kemarin.
"Ya?"seorang wanita membukakan pintu. "Ah,kau yang kemarin bersama Yui kan?"
Hinata kaget melihat wanita itu,itu ibu Yui "ah,i…iya…tapi…aku datang kemari untuk mengambil bola yang terlempar di rumah anda."
"Oh,iya,kau tidak keberatan kan kalau kau ambil sendiri?aku sedang memasak."
"baiklah."Hinata mengangguk.
Hinata melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah. "Maaf,kira-kira bolanya jatuh dimana?"
"Di situ,masuklahke dalam kamar yang ada di ujung lorong itu,disitu ada anakku."
"terima kasih."
Hinata berjalan menuju lorong,sebelum masuk,ia mengetuk pintu terlebih jika anaknya kaget kalau bertemu dengannya.
Tok…tok…tok…
"Ibu?masuk saja bu…"
Ibu?batin Hinata,lalu membuka pintunya, "Maaf,aku bukan ibumu."
"Eh?kau kan…"
Ya,ternyata itu cewek yang kemarin ingin berteman dengan Yui terbaring di tempat tidurnya.
"tak kusangka kau akan kemari…"Yui begitu gembira ketika Hinata datang.
"Bu…bukan begitu,aku hanya ingin mengambil bola yang terlempar kesini."
"maksudmu bola yang memecahkan pintu kacaku itu?"Yui menunjuk dnegan pandangan matanya.
Hinata memungut bola yang ada di samping pintu kaca tersebut, "Maaf,sudah memecahkan kacamu."
"Tidak apa-apa kok."sembari tersenyum ramah "aku baru sadar,seragammu itu dari SMA Gaeshi di distrik 3 itu kan?kelas berapa?"
"I…iya,aku kelas 2."
"berarti kau seniorku,aku juga sekolah disana,aku kelas 1."
"Masa?"Hinata tercengang,dia tak sadar bahwa Yui adalah adik kelasnya.
"Ya,maksudku,andaikan aku sekarang tidak terbaring disini,aku menjadi siswi SMA Gaeshi."
Terbaring disini?
"Hei,siapa namamu?"tanya Yui penasaran.
"Hinata,Hideki Hinata."
"Hmmm,Hinata-senpai ya…panggil aku Yui."
Hinata sedikit heran , "Anu…tidak usah pakai senpai."
"tidak apa-apa,kesannya seperti kau kakak kelasku,dan aku tidak keberatan kan?"
"...baiklah,terserahmu saja…"
Benar-benar cewek aneh.
Setelah perbincangan lama itu,akhirnya ia keluar dari rumah itu Hinata minta maaf pada anak-anak itu karena lama mengambil bola.
"kakak pasti lama karena lihat cewek yang ada di rumah itu,benar kan?"kata salah seorang anak.
"Ti…tidak kok…"
"Jangan bohong,terlihat dari raut wajah kakak."
"argh!sudahlah!"
"o,iya…"sahut anak bertopi biru yang ada di belakang Hinata, "kalau yang kakak maksud cewek dari rumah itu,dia sering melihat kami bermain baseball,tapi dia aneh."
Hinata mengernyitkan matanya "Aneh?"
"Iya,"angguknya "waktu bolanya terlempar di dekatnya,kami menyuruh dia mengambilkan bolanya,tapi dia diam saja,kami pikir dia tidak dengar,tapi setelah kami teriak, dia mengatakan bahwa ia tak bisa mengambil bola sekali,padahal bolanya tepat di bawah kursi rodanya."
Memikirkan hal itu,Hinata juga sedikit heran,Hinata mengira bahwa cewek itu hanya sakit-sakitan biasa,seperti demam dan semacamnya,tapi sepertinya cewek itu memang benar-benar punya penyakit lagi,walaupun ia terlihat ramah dan sering tersenyum,terlihat dari matanya bahwa ia kesepian.
Benar,ia butuh teman,itu sebabnya dia meminta Hinata untuk menjadi temannya.
Akhirnya Hinata tahu sebab Yui berkata begitu pada Hinata yang baru ditemuinya.
-To be continued-
