Katanya, kalau membuat seribu bangau kertas, permintaanmu bisa terkabul.

(Lalu mengapa kau belum juga sadar?)

.

.

.

.

Paper Cranes

Osomatsu-san © Akatsuka Fujio

Dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.

karatodo/karamatsu x todomatsu. boys-love.

[02/06 - KaraTodo Day]

.

.

.

.

Origami itu dilipatnya lagi, kini berwarna ungu. Dilipat sana dilipat sini hingga terbentuk menjadi burung bangau. Dipandanginya kertas itu sebelum ditaruh di tumpukan bangau kertas lainnya.

Todomatsu mendengus, dalam hati merasa bodoh karena pikirannya selalu mengulang perkataan Karamatsu sebelum kakaknya itu terbaring koma hingga sekarang. Saat itu ia tidak terlalu menyimak (karena menurutnya, mungin si kakak hanya akan mengucap kata-kata menyakitkan lagi), tapi ia menangkap pertanyaan yang diberikan.

"Kalau kau membuat seribu bangau kertas, apa yang akan kau minta?"

(Sayangnya waktu itu Todomatsu tidak menganggap pertanyaan tersebut serius dan menghiraukannya. Sekarang dia justru menyesal dan ingin kembali pada waktu itu untuk bertanya kembali pada Karamatsu. Harusnya dia bertanya. Aah.)

.

.

"Hei, Karamatsu-niisan, aku datang."

Tak ada jawaban.

Tentu saja. Kakaknya masih koma, mana mungkin menjawabnya, kan?

Bangau kertas itu kini sudah sampai seribu jumlahnya. (Berkat Choromatsu juga yang membantunya untuk membuat sebanyak itu.) Ia gantung-gantung di kamar tempat Karamatsu dirawat. Permohonannya juga sudah ia ucap tempo hari.

Tapi mengapa belum terkabul?

.

.

Bukan Todomatsu sekali untuk percaya pada bintang jatuh maupun seribu bangau kertas. Hal-hal seperti itu mungkin hanya Karamatsu yang melakukannya. Romantis dan sebagainya, tipikal kakaknya sekali.

Tapi Todomatsu tetap melakukan hal-hal yang pernah diucap kakaknya agar permintaannya terkabul. Dia sudah memohon pada bintang jatuh, membuat seribu bangau kertas, memasukkan koin ke kuil-kuil dan berdoa.

Semua sudah dilakukannya.

(Tapi Karamatsu tetap tidak sadar. Kakaknya justru tetap tertidur. Tetap tidak bersuara.

Dan pada suatu hari, napas kakak birunya sudah tidak lagi berhembus.

Sia-sia juga berharap pada bangau kertas atau apapun itu. Todomatsu tidak lagi peduli.)

.

.

.

Tamat.