Fict pertama author.. Author gk tahu format nulis fanfic di dokumen wordnya kayak apa.. ada yang mau ngasih contoh? Well, nikmatilah :D.

«SAO»

Judul: I'll Accept Your Challenge!

Chapter: 1

Genre: Adventure, Fantasy

Disclaimer: Saya bukan pengarang dari novel, anime, dan komik Sword Art Online. Saya hanya pernah mengarang dan memiliki fanfic ini saja. Pengarang Sword Art Online adalah Reki Kawahara.

«SAO»

6 November 2022.

Haaah.. Sekali lagi aku harus menghela nafas panjang melihat nasibku. Disaat orang-orang mencoba game baru Sword Art Online, yaitu sebuah VRMMORPG(Virtual Reality Massive Multiplayer Online Role Playing Game) yang diluncurkan Argus pada hari ini, aku malah terperangkap di rumah pamanku di pelosok desa(di hutan malah). Saking pelosoknya, di rumah pamanku tidak ada listrik! Well, sebenarnya sih ada, hanya saja dayanya rendah dan hanya bisa menghasilkan sekitar 400 watt. Itulah sebabnya di rumah pamanku jarang ada barang elektronik (saat ini sih ada beberapa barang elekronik yang kubawa).

Alasan mengapa aku ada dirumah pamanku ini adalah untuk merawat pamanku yang sedang sakit. 10 tahun lalu ketika aku baru berumur 4 tahun, Ayah+Ibuku terpaksa menitipkan aku dirumah pamanku karena urusan pekerjaan mereka yang mengharuskan mereka pergi ke luar negeri. Disaat itulah aku mengenal kata "petualangan". Memanjat pohon mangga, menangkap ikan, berenang sepuasnya di sungai dekat rumah, dikejar babi hutan, dan nyasar di hutan adalah keseharianku saat itu. Pamanku adalah guru alamku. Dua tahun sesudah aku disana aku jadi punya rutinitas yang cukup aneh. Disaat pagi hari aku kesekolah dasar(dengan 1 jam perjalanan melewati hutan), siangnya jalan-jalan di hutan sambil makan buah yang kupetik, dan sorenya pergi mencari ikan di sungai sebelah barat rumah pamanku. Semua pengetahuan alamku itu kudapat dari sosok pamanku yang bersahaja tersebut.

Namun sekarang sosok itu terbaring lemah dirumah sakit daerah Kebumen, Jawa Tengah(author males pake latar jepang, karena gk tau dimana wilayah jepang yg minim listrik). Dengan penyakit leukimia yang dideritanya, ia hanya bisa menunggu Tuhan menjemputnya. Hari ini, tanggal 6 November 2022 seperti biasa aku pergi menjenguknya setelah sarapan pagi yang disiapkan oleh bibi dan ibuku. Setiap kali melihat pamanku aku selalu akan menangis. Namun ia selalu menyemangatiku dan menyuruh agar aku tidak bersedih.

"Bagaimana bisa?" kataku.

"Pamanlah yang mengajariku teknik menjala, menenangkan aku disaat aku menangis, menyelamatkan aku ketika ada ular berbisa menggigitku, menolongku disaat aku tenggelam, dan menemukan aku disaat aku tersesat. BAGAIMANA MUNGKIN AKU TIDAK BERSEDIH MELIHAT SOSOK YANG PALING BERHARGA BAGIKU HAMPIR MENINGGALKAN DUNIA INI !?".

"..." suasana menjadi hening

"Aku bersyukur" kata Pamanku

"Meskipun Paman meninggal, setidaknya Paman bahagia bisa mengetahui bahwa paman akan hidup didalam hatimu."jawabnya

"Apa?"

"Apabila engkau menganggapku sebagai orang yang paling berharga bagimu maka engkau harus tetap hidup bahagia, jangan menangis, dan hadapilah tantangan yang ada, termasuk kehilangan orang yang paling berharga bagimu."

"Tapi"

"Ingat pesanku itu. Hadapilah.. tantangan.. yang ada.."

"Tuuuuut"ECG(Electro Cardio Graph, alat pengukur denyut jantung) berbunyi tanpa jeda. Hanya ada satu kejadian yang menyebabkan alat tersebut berbunyi tanpa jeda seperti itu. Dia telah pergi.

"Uh.. Uh.."isak tangisku tertahan. Ibuku yang berada disampingku mengeratkan pelukannya sambil menenangkanku. Adapun bibiku juga menahan tangisannya. Tentunya ia mengerti bahwa pamanku tidak senang kepergiannya membawa duka yang dalam.

"Ayo kita pergi. Berikan waktu pada Bibimu untuk berdua dengan Pamanmu"kata ibuku.

«SAO»

Aku hanya terdiam. Bibi pasti lebih sedih daripada aku. Belum lagi ayahku yang merupakan adik kesayangan pamanku dan sekaligus rival kecilnya.

Aku sering tertawa mendengar persaingan mereka. Bahkan pasangan mereka, yakni Ibu dan Bibiku mereka dapatkan dengan persaingan "Siapa Yang Paling Cepat Mendapatkan Cintanya". Setelah sekian lama Paman dan Ayahku berpisah, ketika Ayahku menitipkanku kepadanya, Pamanku menantang Ayahku untuk lomba makan keripik super pedas. Aku yang berumur 4 tahun saat itu punya kecenderungan suka akan rasa pedas main asal comot keripik itu. Beuh, pedasnya. PARAH. Mengingat pencernaanku masih lemah saat itu, aku langsung terkena diare 3 hari. Ibuku langsung memarahi keduanya dan tidak mengijinkan aku mengkonsumsi makanan pedas selama aku disana. Bibiku hanya bisa mengela napas panjang melihat tingkah kakak-adik itu.

Aku pulang kerumah pamanku pada pukul 5 sore dan mendapatkan ayahku yang sudah pulang dari urusan yang membuatnya pergi selama 3 hari. "Aku pulang" kataku.

"Selamat datang"jawab ayahku.

"Aku sudah mendengarnya dari ibumu. Aku ingin bicara denganmu".

"Ada apa, Ayah?"

"3 hari yang lalu Pamanmu menantangku dengan suatu tantangan. Tantangan tersebut membuatku berdiri disuatu tempat selama 3 hari terakhir"

"Lalu?" kataku.

"Yah.. Dia juga punya tantangan untukmu. Dia menantangmu untuk memainkan, INI." katanya seraya menunjukkan ROM game yang membuatku terkejut.

"Sword Art Online?"

"Ya, pamanmu tahu kalau kamu seorang gamer dari laptop yang kamu bawa ketika kamu menjenguknya. Jadi dia agak merasa bersalah melihatmu tidak bisa bermain game baru yang sangat kamu inginkan karena keadaan dirinya. Cukup capek lho ngantri 2 hari di toko game di Jakarta. Belum lagi balik kesini makan 1 hari,"ceritanya.

"Ia berkata bahwa waktunya di dunia ini mungkin hanya tinggal sedikit sehingga ia ingin mengatakan keinginannya yang berupa tantangan terakhirnya. Jadi apa kamu mau memainkannya?"

'Hadapilah tantangan yang ada,' kalimat itu terdengar lagi di kepalaku. "Dasar, baiklah.." aku mengacungkan jariku keatas sambil melihat kearah langit dan mengatakan kalimat khasku di dalam game online

"I'll accept your challenge!"

«SAO»

Masih banyak typonya kan? Sekian dari Author. Mohon maaf apabila fictnya jelek. RNR PLEASE!SARAN DAN KRITIK SANGAT AUTHOR HARGAI!

AeroBoy, Out.