NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
THE FROG PRINCE © RAIN VEGARD
CHAPTER 1
Dengan tergesa-gesa pemuda itu tetap berlari. Nafasnya terengah-engah. Kakinya terasa berat untuk dibawa berlari namun ia terus berlari. Keringat telah membasahi tubuhnya. Balutan kaos hitam dan celana pendeknya tampak kotor. Pemuda itu terus berlari, namun tujuannya belum jelas. Ia hanya terus berlari kedepan. Ia merasa dipanggil oleh seseorang.
Sebuah titik cahaya ada di depannya. Dibalik pohon itu. Akhirnya ia berhenti di sebuah danau yang luas. Airnya tenang dan jernih. Cahaya matahari yang memantul di air menyilaukan mata biru saphire pemuda berambut pirang itu. Tampak dari kejauhan seseorang duduk di atas batu ditepi dananu.
"Kemarilah Naruto." panggil orang tersebut.
Pemuda bernama Naruto itu merasa mengenali suara milik orang itu. Ia memantapkan langkahnya untuk mendekati orang tersebut. Rambutnya putih panjang, Naruto mengenali orang itu.
"Kakek?" suara Naruto terdengar ragu. "Kakek Jiraiya?" tanyanya lagi.
"Iya ini aku kakekmu. Mendekatlah."
Narutopun semakin mendekat pada orang yang tidak lain adalah kakek Jiraiya, kakeknya sendiri. "Apa yang kakek lakukan di sini?"
"Ayo ikut aku." kakek bernama Jiraiya itu kemudian bangkit berdiri dan menarik tangan Naruto. Naruto hanya menurut, ia sendiri tidak tahu akan dibawa kemana.
Dalam sekejap kakek Jiraiya dan Naruto sampai disebuah tempat. Naruto sama sekali tidak tahu tempat apa ini. hanya ada sebuah bangunan jepang kuno yang dikelilingi kolam. Oh ini onsen, tempat pemandian air panas. Naruto akhirnya sadar ia ada dimana.
"Kenapa kakek membawaku kesini?" tanya Naruto bingung.
Jiraiya menyeringai. Dan Naruto sudah tahu artinya itu. "Aku tidak ikutan!" tegasnya langsung sebagai penolakan. Ia sudah tahu maksud kakek mesum itu. Mengintip wanita mandi. 'Enak saja! Emang aku cowok apaan?' batin Naruto.
"Aku pulang saja." ucap Naruto sambil berbalik.
"Tu-tunggu dulu Naruto!" cegah Jiraiya.
"Aku tidak mau melakukannya!"
"Baiklah-baiklah. Lagipula aku tidak akan menyuruhmu melakukan apa-apa. Tapi ingatlah pesanku, jangan pernah membunuh seekor katakpun kalau kau tidak mau terkena kutukan."
"Eh?" Naruto berbalik setelah mendengar kata yang baru saja diucapkan kakek Jiraiya dan sudah tidak mendapati kakeknya yang berdiri ditempat tadi.
"Kakek? Kakek mesum! Kakek Jiraiya?" Naruto berusaha memanggil-manggil kakeknya tadi. "Apa maksudnya itu? Tidak boleh membunuh seekor katakpun kalau tidak mau kena kutukan?" gumamnya bingung.
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan bunyi dentuman keras di belakangnya. Ia berbalik dan mendapati seekor katak berukuran raksasa yang tengah melompat-lompat kearahnya. Naruto pun memilih untuk menyelamatkan dirinya. Ia tidak mau tertimpa katak raksasa itu. Naruto berlari sekuat tenaga namun naas, ia tersandung batu dan nyebur ke kolam. Iapun basah kuyub.
"Uzumaki Narutooooo...Banguuuunnn!" segayung air berhasil mendarat ke muka Naruto.
"Tolooooonnngggg.." teriak Naruto. Ia segera bangun. Napasnya terengah-engah.
Jadi? Pertemuannya dengan kakek Jiraiya itu hanya mimpi? Ya tentu saja mimpi. Kakek Jiraiya kan sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
"Kau kenapa Naruto?" tanya seorang gadis yang berdiri disamping ranjang Naruto.
"Sakura-chan?"
"Kenapa kau teriak minta tolong? Aku tidak akan membunuhmu." gadis itu sedikit emosi.
"Tidak..aku..aku hanya bermimpi. Tapi kenapa kamu ada disini?" jawab Naruto.
"Siapa suruh pintu kamarmu gak dikunci. Tidurmu itu seperti babi tahu. Ya sudah. Cepat pakai bajumu! Nanti kau terlambat lagi ke sekolah." gadis bernama Sakura itupun keluar dari kamar apartemen Naruto.
Ya namanya Sakura, Haruno Sakura. Gadis berambut pink. Matanya bewarna hijau zambrud. Dari kecil ia dan Naruto sudah bertetanggan, besar bersama dan bahkan selalu ada di satu sekolah yang sama. Sakura sebenarnya adalah gadis yang cantik, cerdas dan ceria. Ia juga gadis yang kuat -dalam arti yang sebenarnya. Namun ia selalu emosional alias suka marah-marah. Juga suka nyuruh-nyuruh orang seenaknya. Karena dari kecil sudah bersama, Naruto diam-diam menyimpan perasaan suka pada Sakura. Ia sudah menunjukkan terang-terangan dengan sikapnya. Sayang, Sakura tidak pernah menyukai Naruto. Perasaannya pada Naruto tidak lebih hanya sekedar sahabat.
"Iya-iya!" dengan malas Naruto bangkit dari tempat tidurnya. Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan ini.
Bel tanda masukpun berbunyi. Semua murid Konoha High School sudah memasuki ruangan kelasnya masing-masing. Naruto dan Sakura ada di kelas 2-B program IPA.
"Sakura-chan. Aku lupa bikin PR Biologi." ucapnya sambil menepuk lembut punggung Sakura yang duduk di depannya.
"Kau ini! aku sudah memperingatimu kan semalam?" emosi Sakura tertahan.
"Hehe. Aku lupa." Naruto nyengir.
"Baiklah. Hanya kali ini saja." dikeluarkannya juga buku PR Biologinya dan Naruto langsung menyambarnya dari tangan Sakura.
"Cepatlah sebelum Kakashi-sensei masuk!"
"Iya!"
Dengan ligat, tangan Naruto menyalin semua jawaban PR yang dikerjakan Sakura. Tidak sampai 5 menit kelima jawaban berhasil ia salin.
Tidak lama kemudian Hatake Kakashi masuk. Guru Biologi mereka.
"Selamat pagi anak-anak." ucap Kakashi.
"Pagi sensei." jawab anak-anak serempak.
"Hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo masuk." perintah Kakashi pada anak baru yang sedari tadi berdiri di luar ruangan kelas.
Masuklah si anak baru. Semua mata memandang kearahnya. Semua murid perempuan menahan napasnya. Semua murid laki-laki menahan kupingnya. Dan...
"KYAAAAAAAAAAA...Ganteng banget.." teriak semua murid perempuan yang ada dikelas itu. Tidak terkecuali Haruno Sakura.
"Tenang anak-anak. Tenanglah. Biarkan dia memperkenalkan dirinya dulu" Kakashi mencoba meredam teriakan-teriakan kagum dari murid-murid wanitanya.
"Ayo nak, perkenalkan dirimu." perintah Kakashi lagi pada murid baru itu.
"Aku Uchiha Sasuke. Salam kenal." suara bariton pemuda bernama Uchiha Sasuke itu seolah-olah mampu menyihir semua murid perempuan yang ada diruangan kelas itu.
Semua murid laki-laki tidak tahan dengan suasana ini.
"Rumahmu dimana Sasuke-kun?" tanya Ino, teman sebangku Sakura.
"Di komplek Uchiha." jawab pemuda berambut raven itu dengan wajah datar, membuat Naruto ingin muntah.
"Oooohh..." semua murid perempuan ber-oh-ria.
"Kamu sudah punya pacar Sasuke-kun?" tanya Ten-ten, gadis bercepol dua, membuat semua murid perempuan memandang kearahnya dan kembali lagi ke Sasuke. Mereka penasaran dengan jawaban apa yang diberikan Sasuke.
"Belum." jawabnya datar lagi.
"KYAAAAAAAAAAAAA" semua murid perempuan kembali berteriak. Bahkan ada yang berteriak "AKU MAU JADI PACARMU SASUKE-KUN."
Dalam sekejap Uchiha Sasuke menjadi idola. Membuat murid laki-laki iri padanya. Tapi Naruto tidak peduli dengan pemuda berambut seperti pantat ayam itu.
"Baiklah tenang semuanya!" Kakashi berhasil meredam kehebohan dikelasnya dengan pukulan mejanya. Semua terdiam.
"Sasuke, kau boleh duduk di sana, disebelah Naruto. Itu anak laki-laki yang berambut kuning itu." kata Kakashi sambil menunjuk Naruto.
"Apa?" Naruto terkejut dan sadar bahwa kursi di sebelahnya kosong.
Sasuke berjalan kearah Naruto, semua pandangan murid perempuan tertuju kearahnya. Bahkan Sakura juga ikut memandang kagum kearahnya.
'Cih! Apa bagusnya rambut pantat ayam ini' batin Naruto. Ia tidak menyukai pemuda bermata onyx dan berwajah dingin itu yang sedang berjalan kearahnya.
"Cih! Kau duduk disebelah sana saja." kata Naruto ketus pada Sasuke. Naruto berdiri dan membiarkan Sasuke masuk dan duduk di kursi kosong di sebelah kursi Naruto. Setelah Sasuke duduk, iapun juga duduk di kursinya.
"Eh! Awas ya kau jangan macam-macam disini." ancam Naruto menunjukkan sikap tidak sukanya pada Sasuke.
"Bodoh!" gumam Sasuke.
"Apa kau bilang?"
Sasuke hanya diam tanpa ekspresi. Naruto kesal, ia dengar apa yang diucapkan si rambut pantat ayam itu. Dan ia mencoba untuk tidak memperdulikannya.
"Sasuke-kun. Aku Haruno Sakura." Sakura tiba-tiba berbalik dan memperkenalkan dirinya pada Sasuke dengan senyuman manisnya. Membuat Naruto blushing sesaat saat menemukan senyuman itu. Ia sadar, Sakura belum pernah memberikan senyum semanis itu padanya. 'Cih!'
"Hn." senyuman Sakura luntur seketika saat mendapat sambutan dari Sasuke. Membuat Naruto semakin tidak tahan.
"Aku Ino." gadis berambut pirang, teman sebangku Sakura juga memperkenalkan dirinya pada pemuda raven itu. Tapi mendapatkan sambutan yang sama dengan Sakura.
Semua murid perempuan yang juga ingin berkenalan dengan Sasuke mengerubungi bangku Naruto. Sesak. Ia mual dengan semua hal ini. Ia benar-benar sudah tidak tahan. Beruntung Kakashi-sensei kembali menguasai keadaan.
"Baiklah. Tenang semuanya. Ayo kembalilah ke tempat duduk kalian masing-masing."
Tampak kekecewaan pada murid perempuan yang ingin berkenalan dengan Sasuke. Tapi tenang, masih ada jam istirahat.
"Kita mulai pelajaran kita. Tapi sebelumnya, ada pemberitahuan. Sabtu depan kita akan mengadakan praktek di lab." kata Kakashi. Semua murid mulai berkonsentrasi ke pelajaran.
"Praktek ini dilakukan dengan tujuan mengenal anatomi tubuh makhluk hidup. Jadi kita akan membelah perut Katak. Untuk masing-masing kelompok carilah 2 ekor katak. Kalau bisa yang berukuran besar. Ingat prakteknya 2 hari lagi. Jadi segeralah cari kataknya."
'Membelah perut katak? Itu artinya membunuh katak kan?' batin Naruto. Penjelasan Kakashi tadi membuat Naruto ingat dengan mimpinya. "Jangan pernah membunuh seekor katakpun kalau kau tidak mau kena kutukan." kata-kata kakek Jiraiya terngiang di telinganya. Ia jadi takut apakah kutukan itu benar-benar ada. 'Ah, itukan Cuma mimpi' batinnya lagi.
"Baiklah, kelompok akan dibagi. Kelompok 1 anggotanya, Kazuka Minoru, Kozui Ryou dan Midori Chika . Kelompok 2 anggotanya, Nara Shikamaru, Yamanaka Ino dan Akimichi Chouji. Kelompok 3 anggotanya Uzumaki Naruto, Haruno Sakura, dan Uchiha Sasuke. Kelompok 4 bla bla bla bla dan seterusnya dan seterusnya."
Semua mata murid perempuan tertuju pada Sakura. Ia beruntung bisa sekelompok dengan Sasuke, idola baru dikelasnya. Membuat yang lain iri saja. Ada yang memandang sinis. Ada yang memandang tidak suka. Dan lain-lain. Padahal mereka sudah berharap akan sekelompok dengan Sasuke.
"Kenapa aku harus sekelompok denganmu?" keluh Naruto. Ia benar-benar ditimpa sial. Pemuda disebelahnya benar-benar membuatnya tidak nyaman.
"Kita sekelompok Sasuke-kun. Dan kau juga Naruto." raut wajah Sakura langsung berubah saat memandang Naruto.
"Kapan kita akan mulai menangkap kataknya eh?" pikiran licik ada di kepala Naruto. Ia tidak yakin si rambut pantat ayam ini bisa menangkap katak. Kelihatannya ia anak kota yang tidak pernah bermain dilumpur sawah. Dan kelihatannya dia juga anak manja.
"Besok saja ya Sakura-chan?" tanya Naruto meminta pendapat Sakura.
"Bagaimana Sasuke-kun?" tanya Sakura pada Sasuke.
"Hn. Terserah kalian saja." jawab Sasuke datar.
"Baiklah. Besok pulang sekolah di rawa belakang sekolah. Bagaimana?" usul Naruto lagi.
"Apa di sana banyak katak?" tanya Sakura tidak yakin.
"Tentu saja banyak. Kau ingat saat aku mengerjai Kiba? Katak yang kumasukkan di lokernya itu berasal dari rawa belakang sekolah kita ini."
"Oh. Jadi kau yang mengerjainya?"
"Iya!"
"Dasar kau ini!" sebuah jitakan berhasil mendarat dikepala Naruto.
"Bagaimana Sasuke-kun? Kau setuju?"
"Hn." yang mereka anggap sebagai Iya.
"Baiklah anak-anak. Cukup diskusinya. Ayo kita mulai pelajaran. Tapi sebelumnya kumpulkan PR yang telah kuberikan minggu lalu."
Semua murid menyerahkan PR yang telah mereka kerjakan. Untung saja Sakura mau memberi contekan PR nya pada Naruto, kalau tidak sekarang ia pasti sudah dihukum lari keliling lapangan sepak bola yang ukurannya sangat luas itu, atau ia disuruh membersihkan kandang ayam milik Klub peternakan, atau ia disuruh menyapu halaman belakang sekolah. Semua hukuman itu sudah pernah dijalaninya. Penyebabnya karena tidak buat PR atau karna terlambat datang ke sekolah.
Keesokan harinya.
03.25 pm. Tepat saat pulang sekolah.
"Sakura-chan tidak lupa kan?"
"Tapi Naruto. Ini terlalu terik. Apa tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa. Di sana banyak pohon yang rindang, kamu bisa berteduh dengannya."
"Baiklah. Ayo Sasuke-kun."
"Eh. Pantat ayam jelek. Kau tidak takut lumpurkan?" tanya Naruto sinis pada Sasuke, pemuda raven yang dipanggilnya pantat ayam.
"Naruto! Kenapa kau memanggilnya begitu?"
"Hn. Tentu tidak Dobe!" ketus Sasuke tidak kalah sinis.
"Apa katamu? Teme pantat ayam!" Naruto tidak mau kalah.
"Sudahlah kalian berdua!" Sakura menyadari aura tidak menyenangkan dari mereka berdua.
"Dia yang mulai duluan!" kata Sasuke datar.
"Kenapa sih kalian?" Sakura tidak tahan lagi dengan kelakuan Naruto dan Sasuke.
"Sudahlah. Tidak ada apa-apa. Ayo kita pergi." Naruto akhirnya mengalah. Ia berniat akan membalasnya lagi saat di rawa nanti. "Kita lewat gerbang belakang saja. Ikuti aku." katanya lagi jalan duluan.
Sesampainya di rawa. Memang benar, suara katak sudah terdengar dimana-mana.
"Baiklah ayo kita mulai." ucap Naruto. Ia segera menaruh tasnya di dekat pohon yang paling besar dan rindang di tepi rawa dan membuka sepatunya kemudian menggulung celana seragamnya yang panjang keatas hingga lutunya. Demikian juga dengan Sasuke. Sakura sempat shock dengan tempat yang didatanginya namun akhirnya ia buka juga sepatunya.
"Lihatlah. Di sana ada banyak." seru Sakura senang karena tidak perlu susah mencarinya hingga ke semak-semak. "Ayo tangkap Naruto"
"Okeh" dengan berjalan sangat pelan Naruto mendekati kerumunan katak. "Aku temukan yang paling besar"
"Ayo cepat tangkap." Sakura juga mengikuti Naruto.
"Eh Teme. Kenapa kau hanya berdiri saja di sana? Kau takut dengan katak ya?" ledek Naruto.
Terpaksa, Sasuke akhirnya menginjakkan kakinya kedalam rawa penuh lumpur. Mungkin didalamnya juga ada ular. Tidak apa-apa, ia tidak takut ular.
"Naruto. Sebenanrnya aku jijik dengan katak." akhirnya Sakura mengaku.
"Tidak apa-apa. Kau tidak usah ikut menangkapnya."
"Tapi, aku kan tidak enak. Hanya kalian saja yang menangkapnya."
"Sudahlah tidak apa-apa. Biar aku yang menangkapnya. Kau duduk saja di bawah pohon itu. Lagipula matahari terlalu terik, nanti kau jadi hitam bagaimana?"
Mau tidak mau Sakura tersenyum juga mendengar ucapan Naruto. Ia memandang Sasuke yang juga memberi isyarat tidak apa-apa. Sakurapun keluar dari rawa dan hanya duduk menyaksikan.
"Oi teme. Kau bisa menangkap katak?"
"Hn. Dobe. Tentu aku bisa." jawab Sasuke jengkel. Ia mencoba melangkah mendekati Naruto tapi baru satu langkah keseimbangannya hampir hilang dan ia hampir terjatuh, tapi ia berhasil mengendalikan diri lagi.
Naruto hanya tersenyum meremehkan.
"Apa kau benar-benar bisa? Berjalan di lumpur saja kau tidak becus."
'Cih! Dobe sialan itu. Awas kau' batin Sasuke. Ia mencoba melangkah lagi. Namun terlalu licin. Akhirnya keseimbangan tubuhnya benar-benar hilang dan iapun terjatuh. Tepat terduduk didalam lumpur.
Tentu ini menyenangkan hati Naruto.
"Kyahahahahaaahaha.." Naruto tertawa terpingkal-pingkal melihat si rambut pantat ayam itu menderita.
"Sasuke-kun! Kau tidak apa-apa?" Sakura segera berlari menghampiri Sasuke dan berusaha membantunya untuk berdiri.
"Lepaskan aku!" bentak Sasuke menepis tangan Sakura.
"Eh? Akukan hanya menolongmu."
"Aku tidak apa-apa. Menyingkirlah. Akan kuhadapi si Dobe itu." Sasuke melangkah lagi. Kali ini ia berhasil tidak tergelincir. Ia melangkah mendekati Naruto.
"Aku tidak akan kalah darimu!" ucap Sasuke tepat di muka Naruto.
"Oh. Oke! Siapa yang berhasil menangkap seekor katak duluan dialah yang menang. Dan yang kalah adalah P-E-C-U-N-D-A-N-G." kata Naruto memberi tantangan pada Sasuke.
"Kaulah pecundangnya!" kata Sasuke menerima tantangan itu.
Diseberang sana, Sakura tampak panik. Ia tidak ingin terjadi perkelahian diantara mereka. Padahal baru kemarin mereka berkenalan, rasanya sudah seperti musuh bebuyutan tujuh turunan. "Semoga tidak akan terjadi apa-apa diantara mereka." harapan Sakura.
Kembali ke SasuNaru.
"Ayo kita mulai!"
"1..2..3.." aba-aba dari mereka berdua.
Dengan cekatan Naruto segera menangkap katak yang paling besar menurutnya yang sedari tadi sudah diincarnya. Sedangkan Sasuke masih berusaha mencari-cari katak yang paling besar. Dapat. Sasuke segera mencoba menangkapnya tapi gagal. Katak itu berhasil lolos dari kejarannya. Begitu juga Naruto. Ia juga ikut melompat-lompat seperti katak untuk dapat berhasil menangkap katak incarannya.
Sasuke berhasil memojokkan katak. Tapi saat ia mencoba menangkapnya lagi katak itu berhasil lolos kembali. Katak itu melompat-lompat menjauhi Sasuke. Dengan tidak putus asa, Sasuke mengejar katak itu lagi.
Lumpur sudah terciprat kemana-mana. Bahkan seragam mereka juga sudah basah kuyup dan kotor terkena lumpur.
"Ayo. Kalian semangatlah." Sakura berteriak-teriak sambil berjingkrak-jingkrak ala pemandu sorak untuk memberikan semangat pada kedua pemuda yang sedang berusaha menangkap katak ditengah rawa.
Naruto juga tidak putus asa. Bahkan rambutnya juga sudah terkena cipratan lumpur. Wajahnya juga sudah hitam terkena lumpur.
Setengah jam kemudian.
Masih belum satupun diantara mereka yang berhasil menangkap katak. Tapi mereka pantang menyerah. Mereka sama-sama tidak mau dipanggil pecundang. Di seberang sana Sakura sudah berhenti bersorak, ia lelah karena mereka belum juga mendapatkan satu ekorpun katak. Sebenarnya ia tidak habis pikir. Ada apa dengan kedua pemuda itu, kenapa mereka sampai segitunya. Tapi Sakura terlalu lelah untuk memikirkan itu dan lebih memilih untuk duduk saja sambil menikmati semilir angin sore yang lewat.
Satu jam kemudian.
Ternyata menagkap katak itu tidak semudah pikirannya. Apalagi katak itu terlalu gesit, ditambah dengan keadaan lumpur yang licin. Naruto masih belum menyerah, dengan sisa-sisa tenaganya ia berusaha menangkap katak itu lagi. Dengan sekali lompatan akhirnya Naruto berhasil menangkap seekor katak. Yah, katak yang paling besar menurutnya.
Melihat Naruto hampir berhasil menangkapnya, Sasuke juga mengerahkan tenaga terakhirnya. Saat katak itu sedang berhenti diatas pematangan dengan sigap Sasuke berhasil menangkap katak itu. Walaupun sedikit jijik, tapi ia telah berhasil dengan jerih payahnya.
"Oi. Teme! Aku berhasil menangkapnya." Kata Naruto menghampiri Sasuke yang tengah terduduk di pematangan itu. Ia mengangkat tangannya yang memegang satu kaki katak yang berhasil ditangkapnya.
"Aku juga berhasil bodoh!" Sasuke juga mengangkat tangannya yang memagang satu kaki katak itu. Kelihatan dari wajahnya sebenarnya ia jijik pada katak. Tapi demi harga diri ia berhasil menghilangkan rasa jijiknya.
"Punyaku lebih besar dari padamu!"
"Hn. Terserah apa katamu. Aku mau pulang." kata Sasuke. Dan iapun berlalu menghampiri Sakura yang tengah duduk di seberang sana.
"Cih!" Naruto juga mengikutinya.
"Sakura-chan..aku berhasil menangkapnya!" Naruto berlari kearah Sakura sambil memamerkan hasil tangkapannya.
"Kalian berhasil? Baguslah. Dua ekor sekali tangkap. Kalau begitu kalian kutraktir es krim. Pasti kalian lelah kan?"
"Wah. Es krim. Aku mau Sakura-chan."
"Tapi, eehh tunggu Naruto. Jauhkan dulu katak itu dariku."
"Di tasku ada kantung plastik. Kau bisa menggunakan itu untuk membawanya."
Sakura segera mencari kantung plastik yang dimaksud Sasuke di tasnya.
"Ini?" tanyanya sambil mengacungkan plastik bewarna hitam itu.
"Hn."
"Baiklah ini. Tangkap!" Sakurapun melemparkannya ke Naruto, dan Naruto berhasil menangkapnya. Ia segera memasukkan katak hasil tangkapannya kedalam kantung plastik itu.
"Kau juga teme! Masukkan katak itu kesini."
Sesuai perintah Naruto, Sasuke memasukkan katak buruannya kedalam kantung itu.
"Tapi, siapa yang bawa pulang?" tanya Naruto.
"Sebaiknya jangan aku!" tolak Sakura langsung. Naruto memandang Sasuke, dan disambut dengan gelengan kepala yang juga berarti menolak.
"Baiklah-baiklah. Aku yang bawa pulang." akhirnya Naruto bersedia dan memasukkan kantung plastik itu kedalam tasnya.
"Jangan lupa bawa besok ya Naruto dan jangan sampai mati!"
"Iya. Ayo kita pulang. Kamu janji mau mentraktir kami es krim kan Sakura-chan?"
"Aku tidak suka es krim. Aku pulang duluan saja."
"Kamu tidak suka es krim Sasuke-kun? Baiklah, tidak apa-apa. Aku traktir Naruto saja." tampak raut kekecewaan di wajah Sakura.
"Ya sudah. Kau pulang saja sana, lagi pula es krimnya tidak enak kalau ada kau."
"Heeh kau ini!" sebuah jitakan berhasil mendarat dikepala Naruto. "Tapi Sasuke-kun sebaiknya kau bersihkan dulu tubuhmu itu. Tidak enakkan kau pulang seperti itu. Nanti kau dikira monster sawah."
Sebuah senyuman tipis, sangat tipis atau lebih tepatnya sebuah tarikan sudut bibir berhasil dilakukan Sasuke. Sakura ataupun Naruto tidak akan bisa melihat, saking tipisnya.
"Ah, iya. Aku juga harus membersihkan tubuhku dulu. Tidak enak makan es krim kalau tubuh sedang kotor." Narutopun beranjak ke sungai kecil yang ada di rawa itu. Airnya jernih.
Sasuke juga mengikuti Naruto, dan membersihkan tubuhnya yang kotor terkena lumpur. Sebenarnya ia tidak tahan karena akan menyebabkan tubuhnya gatal-gatal. Tapi ia sudah berencana mandi air panas setelah pulang dari sini.
Setelah tubuh mereka benar-benar bersih, merekapun beranjak pulang. Hari memang telah sore. Bahkan matahari sudah berada di ufuk barat. Menandakan sebentar lagi akan terbenam.
"Baiklah, kita ke taman. Pasti di sana masih ada penjual es krim." ajak Sakura. "Kalau begitu sampai jumpa besok Sasuke-kun." katanya lagi sebagai salam perpisahan. Ia melambai pada Sasuke.
Arah rumah mereka berlawanan. Dan Sasuke kemudian berbalik menuju komplek perumahan Uchiha. Sebuah komplek perumahan mewah. Hanya untuk anggota clan Uchiha yang ada di Konoha.
Sesampainya di taman, syukurlah masih ada penjual es krim keliling yang mangkal di sana.
"Pilihlah sesuka hatimu Naruto."
"Hmm. Aku mau es krim Chocolate Banana sajalah."
"Baiklah. Ini pesanan anda." kata penjual es krim itu sambil menyerahkan es krimnya pada Naruto.
"Aku es krim Chocolate Strowberry."
"Yap. Ini nona."
"Baiklah, terima kasih. Ini uangnya."
"Terima kasih kembali nona."
"Ayo kita duduk di sana saja Sakura-chan."
Sakurapun mengikuti langkah Naruto menuju kursi taman. Dan duduk di sana.
Naruto segera melahap es krim nya. Membuat Sakura tertawa melihat tingkah lakunya yang seperti anak kecil itu. Sakura juga mulai menikmati es krimnya. Sesekali ia tertawa lagi melihat Naruto yang makan es krim sampai belepotan.
Naruto senang saat melihat Sakura tertawa lepas seperti itu. Apalagi ia tertawa karenanya. Naruto tiba-tiba menatap Sakura. Membuat Sakura salah tingkah karena dipandangi terus.
"Apa?" tanyanya saat Naruto terdiam memandangnya.
"Ada es krim yang menempel di bibirmu." jawab Naruto sambil menunjuk bibirnya, tempat lokasi es krim yang menempel di bibir Sakura.
"Oh.." Sakura segera menghapusnya dengan jari tangannya. Ia sedikit malu sebenarnya.
Naruto segera mengalihkan pandangannya lagi.
"Naruto. Menurutmu Sasuke-kun itu orang yang seperti apa?"
"Eh? Teme pantat ayam?"
"Kenapa kau memanggilnya begitu?"
"Dia punya rambut yang aneh. Dan dia itu memang kurang ajar. Seenaknya memanggilku bodoh"
"Oh.. eh, menurutmu dia orang yang seperti apa?"
"Hmm..dia menyebalkan, sok pintar, sok cool, ngomongnya irit dan lebih menyebalkan lagi kenapa dia yang jadi pusat perhatian aku yang kena dampaknya? Banyak cewe-cewe bahkan dari kelas lain menanyakan tentang si rambut pantat ayam itu padaku. Tanya nomor telefon lah, dia sudah punya pacar atau belum lah, minta dicomblangilah emang aku biro jodoh apa? Dan lebih tidak menyenangkan lagi dia itu selalu memanggilku bodoh. Oke aku jujur saja. Aku memang tidak suka padanya sejak aku melihat wajahnya di sekolah kita."
"Ohh..pantas saja. Tapi apa kau tahu soal keluarganya?"
"Keluarganya? Tidak. Tidak pernah. Aku juga tidak pernah menanyakan itu padanya. Aku bahkan hanya bicara seperlunya saja dengan dia. Hmm, kenapa kau tanyakan itu? Kau suka padanya ya?"
"Eh. Bukan begitu!" elak Sakura. Tapi wajahnya yang merona merah itu tidak bisa di sembunyikan. "Lagi pula, juga banyak cewe-cewe yang suka padanya kan?"
"Haha benar juga. Tapi kupikir mereka hanya menyukai luarnya saja. Oke. Dia memang kaya dan dia memiliki semua yang diinginkan cewe. Ah. Kenapa aku jadi memuji dia ya?"
"Ya. Benar juga katamu Naruto. Kebanyakan cewe hanya suka karena penampilan luarnya saja. Lagipula Sasuke-kun tidak pernah menceritakan keadaannya yang sebenarnya pada kita kan?"
"Iya-iya kamu benar Sakura-chan. Tapi sepertinya kau benar-benar suka padanya Sakura-chan."
"Ah. Apa sih Naruto? Mana mungkin aku bisa menyukainya, sedangkan aku belum tahu siapa dan bagaimana dia yang sebenarnya."
"Ya sudahlah. Ayo kita pulang. Sepertinya sudah hampir malam. Dan kau juga bau Naruto." Sakurapun bangkit berdiri dan melangkah untuk pulang.
"Eh. Tunggu Sakura-chan!" Naruto segera menyusulnya.
Selesai mandi, Naruto teringat dengan katak tadi yang ditangkapnya masih berada di dalam kantung plastik didalam tasnya.
"Semoga katak-katak itu tidak mati." gumamnya cemas. Kalau katak-katak itu mati Sakura bisa marah dan pasti ia akan disuruh mencari katak lagi malam ini juga. Dan Sasuke Teme itu akan memanggilnya pecundang besar yang tidak mampu menjaga dua ekor katak sampai besok. Tidak. Itu tidak boleh terjadi.
Naruto segera mengeluarkan katak-katak itu. Syukurlah mereka maih bernapas. Iapun memindahkan mereka ke dalam kotak kaca bekas akuarium ikan. Ya mereka bisa bebas di sana, walaupun akuariumnya kecil. Tidak lupa ditutupnya permukaan akuarium itu agar katak-katak itu tidak melompat keluar. Tapi lubang udara masih terbuka sedikit untuk katak-katak itu bernapas.
"Naruto. Kau sudah makan malam?" suara Sakura yang tiba-tiba masuk mengagetkan Naruto yang sedang memandang katak-katak yang ada di dalam akuarium itu.
"Belum Sakura-chan. Aku sudah membeli ramen cup. Aku akan makan itu."
"Ah. Lagi-lagi kau makan ramen cup. Pantas saja kau selalu dikatai bodoh. Makananmu mana ada yang bernutrisi. Ayolah, makan dirumahku saja. Ibuku sudah masak yang enak."
"Ibumu buat ramen?"
BLETAK
Satu jitakan sukses menghiasi kepala Naruto.
"Ayo!" Sakura menarik Naruto dengan paksa. Sedangkan Naruto, ia hanya mengusap-usap kepalanya yang dihadiahi jitakan.
Selesai makan malam di apartemen Sakura, Naruto kembali lagi ke apartemennya. Ia mulai mengerjakan PR setelah diingatkan Sakura untuk besok. Setelah itu ia tidur, ia terlalu lelah untuk kegiatan hari ini. Tapi matanya tidak mau terpejam, katak-katak itu berisik.
"Heh! Katak jelek. Diamlah! Aku tidak bisa tidur nih!" teriak Naruto frustasi. "Tapi kasian juga kalian ya. Besok kalian akan dibelah. Ngomong-ngomong soal belah itu artinya kami semua akan membunuh kalian ya? Hmm, mimpi itu, apa itu benar ya? Ah, semoga hanya mimpi belaka." Naruto berbicara sendiri saat matanya tidak mau terpejamkan. Tapi katak itu masih berisik. "Ah! Berisik sekali kalian!" akhirnya Naruto memilih memindahkan katak itu yang semula ditaruhnya di atas meja dekat jendela ke balkon kamarnya dan menutup pintunya agar suara katak itu tidak menganggunya lagi. Dan berhasil. Ia kembali tidur, tidak ada suara katak yang mengganggunya lagi. Tapi tetap saja ia tidak mau tertidur. Ia masih kepikiran tentang mimpinya kemarin.
"Ah. Kakek mesum itu hanya mengada-ada saja. Zaman sekarang kutukan gak berlaku lagi." Sebenarnya Naruto khawatir, kalau kutukan itu memang ada. Tapi ya sudahlah, ia akan berusaha menghindar untuk tidak ikut membelah katak itu. Iapun kembali tidur, dan kali ini berhasil, matanya terpejam. Dan mungkin akan dibangunkan paksa besok pagi.
-To Be Continued-
A/N:
Hai semuaaaaa...saya kembali lagi. Setelah sekian lama saya menghilang, saya kengen dengan FFn walaupun sedang banyak kerusuhan, jadi saya memutuskan untuk membuat fict. Saya kangen saat-saat saya begadang untuk membuat satu fict. Heheh masih belum jelas ya ceritanya? Wong ini masih prolog kok. Jadi ikutin aja terus ya (ngarep). Baiklah, seperti biasa saya minta riview-nya ya. Maaf kalau fictnya jelek. Terima kasih sudah membaca.
(^^)
-Rain Vegard-
