The Black Hair Hiruma
A/N: Hai! Nama saya Vari dan ini alter ego saya Rena (Rena: halo!). Saya penulis baru di fandom ini dan saya masih termasuk pemula dalam menulis. Dan saya juga sering kena writer block dan jarang update. Disini Hiruma akan OOC (banget malah) tapi ini buat story yang saya buat. Sekian dari saya. Silahkan baca!
Summary: Bagaimana jika Hiruma bertemu Mamori saat kecil dan mempertahankan rambut hitamnya? Dan bagaimana jika Kurita dan Musashi tidak bertemu Hiruma di SMP? Find out!
Discaimer: Saya tidak mempunyai Eyeshield 21… puas?
XOXO
Chapter 1
Aku berjalan di pesisir sungai. Dapat kulihat cahaya merah dari matahari yang terbenam terpantul di air sungai yang jernih itu. Angin menghembuskan rambut hitamku dan meletuskan balon permen karet rasa mint tanpa gula. Kuhirup udara dengan penciumanku yang tajam dan dapat mencium bau musim semi.
'Ah, segarnya… sayang sebentar lagi musim panas.' Pikirku.
Kulanjutkan perjalanan pulangku. Dengan telinga yang lancipku aku dapat mendengar suara yang meminta tolong dan tertawa. Mata hijauku menatap kearah sekumpulan anak seumuranku yang sepertinya sedang mengganggu seorang anak perempuan.
"Hehe! Ini balasan tadi karena menggangguku!" seru seorang anak gendut yang berambut botak seraya melayangkan pukulan kearah anak perempuan itu.
"Itai!" teriaknya kesakitan. Lalu mata birunya terpancarkan ketakutan.
"Ayo semuanya! Hajar dia!" ajak anak gendut itu ke dua teman-temannya. Mereka semua terlihat ragu, tetapi berubah saat anak gendut itu memberi mereka tatapan yang menakutkan. Mereka semua melayangkan pukulannya.
"TUNGGU!" teriakku menghentikan pukulan mereka. "Jangan sentuh dia!"
Lalu anak gendut itu tertawa terbahak-bahak. "Apa yang bisa kau lakukan bocah!" lalu dia mulai mengejekku. "Dan dirimu kurus kering begitu mana mungkin mengalahkan ku!
Aku berjalan kearah mereka dan berdiri di hadapan anak perempuan itu. Rambutnya yang kemerahan, mata birunya yang indah, dan wajahnya yang manis jika tidak biru. Aku merasakan sensasi hangat di pipiku dan aku berusaha menutupinya. Aku berbalik arah menghadap mereka yang tertawa dan menyeringai memperlihatkan gigi-gigiku yang runcing. "Aku dapat mengalahkan kalian dalam lima menit."
Saat mereka terhenti lalu tertawa lagi. Kulayangkan pukulanku yang sudah kusiapkan ke anak gendut itu. 'Satu jatuh, dua lagi…' pikirku yang menggunakan insting melindungi.
Lalu anak yang berkacamata dan bertopi baseball menerjang kearahku dan karena refleksku yang lumayan bagus aku dapat menghindari pukulan-pukulan mereka. Saat pertahanan mereka terbuka aku langsung melayangkan sebuah jab ke wajah mereka berdua. Seketika itupula mereka terjatuh.
"Keh, lemah…" aku berbalik badan dan kulihat anak perempuan itu menatapku. Aku mengambil tangannya dan berlari menjauhi ank gendut dan geng-gengnya.
XOXO
Setelah sekian menit berlari, aku menarik nafas dan menghapuskan keringat dengan lenganku. Aku menatap anak perempuan yang bediri disebelahku. Dia tersenyum lalu mengeluarkan tawa.
"Hei, apa begitu sikapmu menghargai orang yang sudah menolongmu?" tanyaku bercanda.
Dia berhenti tertawa dan mengeluarkan senyumannya. "maaf, hanya saja ini pertama kalinya anak laki-laki menolongku." Dia membungkuk kearahku. "Terima kasih dan maaf merepotkan."
"Keh, ya kau menggangu saat pulangku tahu!" ucapku kasar. Sebenarnya aku hanya ingin membaca reaksi wajahnya. Dan reaksinya adalah tersenyum.
"Maaf merepotkanmu." Ucapnya. lalu dia menggenggam tanganku. "dan… aku suka rambut hitammu…" ucapnya dengan pipi yang sedikit merona.
Aku berdiam mematung dan mencoba mencerna ucapannya. 'Aku suka rambut hitammu…' 'Keh, Aku tak akan mengganti warna rambutku!' dengan semangat aku berjanji seperti itu. Padahal aku biasanya menyendiri dan tak peduli dengan apapun…
Pikiranku terputus oleh pertanyaan darinya. "Siapa namamu?"
"Hiruma, Hiruma Youichi… dan kau?" tanyaku balik.
"Anezaki, Anezaki Mamori. Kelas 2-3 . salam kenal!" jawabnya yang diakhiri oleh senyuman manisnya.
"Keh, kalau begitu sampai jumpa." Aku langsung pergi, tetapi tangannya mengenggam lenganku.
"Tunggu, kau belum mendapatkan hadiahmu!" lalu dia mencium pipiku. Aku langsung saja merasakan sensai hangat seperti saat ku melihatnya. "dan satu lagi… bukalah topeng kuatmu dan bersikap terbuka." Setelah menasihatiku di langsung pergi.
Aku berpikir sekali lagi. Aku harus membuka topengku dan menunjukkan watak asliku ya? Heh… akan kucoba.
"Kapan-kapan kita ketemu ya!" teriak Mamori sambil melambaikan tangannya. Aku membalas dengan teriakan lagi.
"Ya! Pasti kita akan bertemu lagi!" dia tersenyum dan pergi…. Aku menarik nafas dan melihat sekeliingku putih….
To be Continue.
A/N: Bagaimana? OOC banget yah? Maaf jika saya salah… tapi tolong review ya untuk membuat saya semangat untuk membuat yang lebih baik… dan maaf jika ada kekurangan. Saya juga setengah manusia setengah kambing(?) jadi masih banyak kesalahannya daripada kelebihannya… sekian….
