Busan, 2017.
Gelak tawa memenuhi salah satu sudut kafe sederhana memecah rintik hujan yang memucat di balik kaca. Empat namja dengan fisik menyentuh angka sempurna berkumpul menyebar feromon yang cukup berbahaya. Terbukti dari seluruh kaum hawa yang kebetulan ada disana menatap penuh puja.
"Jadi, apa rencana kita nanti malam sebelum pulang ke Seoul?" tanya namja berwajah kotak kepada tiga teman lainnya. "Bagaimana dengan Club?" sambung namja bernama lengkap Kim Jongdae atau biasa disebut dengan nama China-nya "Chen" karena memliki darah China dari sang umma.
Dering ponsel terdengar menginterupsi membuat salah satu dari keempat namja itu berdiri dan melangkah sedikit menjauh.
"Aku rasa kita sudah tahu jawaban dari Kai~kekekekkeke" sahut namja tertua diantara temannya. Perkenalkan dia Park Chanyeol.
"Kyungsoo meneleponmu?" tanya Chanyeol kepada Kai.
Yang ditanya mengangguk pelan. "Maaf hyung. Sepertinya aku tidak bisa ikut merayakan pesta keberhasilan kita. Aku harus pulang malam ini".
"Wae?" tanya Chanyeol lagi.
"Yak!" pekik Chen gemas. "Kau tahu Kai sudah menikah. Dan istrinya adalah adikmu sendiri, hyung. Kai pasti sudah tidak bisa seleluasa sama seperti saat dia lajang.".
Kai menyesap sedikit kopi Americano miliknya. "Taeoh sakit. Aku khawatir Kyungsoo kelelahan menjaganya terlebih Kyungsoo tengah hamil".
Ketiga namja disana nyaris terbatuk mendengar kalimat terakhir Kai.
"Kyungsoo hamil?" tanya Chanyeol yang dibalas anggukan singkat oleh Kai.
"Baru satu bulan".
"Kau kejar target, Kim?" seloroh Chen. "Kau sungguh luar biasa. Menikah lebih dulu dibanding kita bertiga dan sekarang memiliki anak lebih dibanding Sehun".
"Ya…magnae!" sentak Chen. "Apa yang menarik dari ponselmu itu? Apa kau berselingkuh?. Akan ku beri tahu rusa China-mu itu".
Namja yang baru saja dibentak oleh Chen, mendelik tak suka. "Akan kupatahkan lehermu jika berani berkata yang macam-macam. Aku hanya membalas pesan Yeri".
"Yeri?" tanya Chen.
"Ya tuhan!. Yeri..Oh Yeri. Putriku" balas Sehun tak kalah gemas. "Apa karena ditinggalkan yeoja itu membuat cara kerja otakmu itu menurun?"
Chen terhenyak sejenak. " Chukae, Oh Sehun. Kau berhasil membuatku mengingat masalalu".
"Kau belum bisa melupakannya?. Minseok nunna?" tanya Kai penasaran.
Chen tersenyum gamang. Jarang sekali tiga temannya bisa melihat Chen terdiam seperti ini. Chen menggeleng perlahan.
Sehun meremas pundak Chen yang memang duduk bersebelahan dengannya. "Ini sudah nyaris 8 tahun berlalu. Lupakan dia. Itu hanya akan membuatmu sakit".
Perkataan Sehun barusan, nyatanya bukan hanya membuat Chen semakin diam. Tapi Chanyeol juga. Ia sempat kehilangan separuh hatinya. 8 tahun lalu.
Sehun menghembuskan nafasnya pelan. "Akupun merindukannya"
"Byun Baekhyun" sambung Kai sambil tersenyum kecil.
Keempat namja itu terhenyak dalam lamunannya masing-masing tanpa ada yang berniat campur tangan. Karena sebenarnya apa yang tengah mereka rasakan adalah sama…terlempar jauh pada perasaan penuh cinta dikehidupan masa lalu.
Bagaimana menurut kalian?, lanjut?
