"Sehunnie!" Luhan melompat lucu seperti anak kancil begitu mendapati muka tampan kekasihnya di ambang pintu. Pipinya yang memang sudah merah dibuat semakin merah saat matanya melirik seikat bunga di tangan Sehun.
Sehun menyerahkannya sembari tersenyum. Membuka jaketnya lalu segera mendekati ruang tengah dimana Jongin cs sedang mengobrol entah apa.
Sedangkan Luhan masih di pintu. Membaca kilas tulisan di kartu ucapan dari bunga—Cek dalamnya. Ada benda kesukaanmu di dalam sana…
Belum selesai membaca, Luhan buru-buru merogoh tengah bunga, dalam hati berharap ada benda manis seperti gula-gula seperti kesukaannya.
Shit. Bukan ternyata. Bukan gula-gula.
…nanti kita pakai ya. Sampai lubang anusmu puas.
Vibrator.
.
.
.
.
.
Pesta kecil-kecilan yang sebenarnya merupakan triple date itu pun dimulai. Jongin dan Kyungsoo tampak sibuk berciuman, dengan tangan Jongin yang meraba-raba pinggang kekasihnya itu. Chen dan Xiumin sudah tindih-tindihan di sofa, memagut bibir sampai suara kecipaknya terdengar menggema.
"Ini triple date atau triple sex?" Tanya Luhan jengah. Hanya dia dan Sehun yang belum melakukan apa-apa.
"Apa bedanya Lu?" Sehun secara mendadak menarik pinggang Luhan. Membuat Luhan memekik begitu pantatnya berhasil bersentuhan dengan penis berkain Sehun di belakangnya.
"Ayo, kita juga harus ngeseks." bisik Sehun mesum seraya pinggulnya bergerak seperti menyodok. Sehun mulai mendesah malahan. Menikmati sodokannya walaupun keduanya masih pakai celana.
"Nggh…" Luhan mendesah ketika sodokan dari Sehun mulai terasa kasar. Lubangnya terasa seperti terbuka sendiri, berkedut-kedut karena haus ingin penis panjang Sehun.
Sehun tertawa puas melihat Luhan yang kini ikut bergerak. Tak tahan dengan celananya yang sesak, Sehun pun langsung menurunkan resleting celananya. Lantas memelorotkan celana Luhan hingga pantat gembil Luhan terekspos, menempatkan Luhan ke pangkuannya sehingga penisnya tenggelam di belahan pantat Luhan.
"Kelihatannya seperti membelah pantatmu." ujar Sehun senang. Matanya melebar melihat ujung kepala penisnya yang timbul tenggelam akibat gerakan Luhan yang ke atas bawah. Luhan sudah mulai bergerak sendiri. Sehun hanya duduk bersandar sambil menikmati pemandangan penisnya yang dipijat.
"Oooh… Masukkan sekarang Sehun, oohhh masukkan…" Luhan mendesah sejadi-jadinya. Sudah lupa kalau ada empat orang lain selain mereka. Lagipula dua pasangan lain juga sedang sibuk masing-masing.
"Di depan teman-teman kita? Cih, kau seperti jalang, Luhan."
Luhan bukannya marah. Ia justru semakin terangsang dan lebih cepat menggerakkan pinggulnya. Lubangnya terasa amat gatal sekarang, ia ingin penis Sehun menggaruk anusnya, bukan hanya belahan pantatnya.
Luhan mulai frustasi saat merasakan Sehun yang tak kunjung memberikan pergerakan. Merasa lelah, ia pun tak lagi menaik turunkan pinggangnya. Ia hanya menungging namun penis Sehun tetap di belahan pantatnya, lantas menekan-nekan kedua belah pantatnya tadi sehingga Sehun mendapatkan pijatan di batang penisnya yang tenggelam.
"Aaah… Aaahh.." Luhan mendesah semakin kencang.
Sehun menggeram kasar. Tangannya yang sedari tadi diam digerakkan menampar pantat Luhan bergantian.
"Bitch! Kau harus dihukum sekarang juga!" Sehun yang sudah tak tahan pun berdiri sambil membawa tubuh Luhan. Ia tak peduli penisnya yang keluar dari resleting jadi bahan tontonan teman-teman mereka. Tak peduli juga kalau pantat Luhan yang terekspos jadi bahan siulan.
Begitu tiba di kamar Luhan, Sehun dengan kasarnya mendorong pundak Luhan sampai Luhan berlutut. Tangan kirinya menjambak rambut Luhan, sedangkan tangan kanan mencengkeram penisnya sendiri.
"Kau mau ini hah? Kau mau penisku?" Tanya Sehun sambil menggoyangkan batang penisnya yang besar. Luhan mengangguk-angguk tidak sabar. Mulutnya terbuka dan lidahnya dijulurkan keluar.
"Dasar jalang lapar."
Bukannya memasukkan penis ke mulut terbuka Luhan, Sehun malah bermain-main dengan menamparkannya ke pipi kanan dan kiri Luhan. Ditamparnya keras dari dua arah sampai pipi Luhan lengket terkena cairan precumnya.
"Makan ini, slut."
Sehun memasukkan penisnya satu hitungan. Penis besar tujuh inchi itu tenggelam di mulut Luhan, sampai-sampai Sehun bisa melihat ujung penisnya mengganjal di tenggorokan Luhan. Sekitar tiga puluh detik kemudian, barulah Sehun menarik keluar penisnya, lalu menyodoknya, menarik, menyodoknya lagi, berulang-ulang hingga dagu Luhan tertampar testisnya.
"Oh, fuck. Fuck, fuck…"
"Ohok! Hngh…" Luhan mengeluarkan suara tersedak, membuat Sehun semakin dikuasai nafsu birahi. Sehun menggerakkan kepala Luhan lebih ganas. Sehun juga bisa melihat saliva dan precumnya yang jatuh menjuntai dari dagu Luhan.
"Telan penisku, yaahh.. benar begitu, bitch…" Sehun mendiamkan penisnya di mulut Luhan sambil menahan kepala Luhan. Matanya tak lepas dari wajah merah dan mulut penuh cairan kental milik Luhan.
"Minum ini, slut." Sehun pun tiba di klimaksnya. Spermanya sedikit keluar akibat semprotan terlalu keras dari kepala penisnya yang menembak tenggorokan Luhan.
Luhan meremas paha Sehun. Dengan sebisa mungkin meneguk cairan hangat kesukaannya. Meminum habis sampai penis Sehun yang setengah keras dikeluarkan dari mulutnya.
"Tunjukkan anusmu. Perlihatkan lubangmu yang kelaparan itu." Perintah Sehun sambil mengocok penisnya yang mengkilat. Luhan pun menurut, ia berbalik hingga menungging, kepalanya menempel ke karpet, serta pantatnya diangkat tinggi. Tak lupa menarik pipi pantatnya sehingga Sehun bisa melihat lubang merah berkedutnya.
"Perkosa aku, sir."
.
tbc
.
.
.
HAYOLOH ADA TBCNYA! Kalo mau lanjut, review dulu *melet*
Seriusan loh, kalo ngga banyak yang suka ntar gw diskontinyu (iya gue jahat emang)
