.
.
.
Desclaimer : Masashi Kishimoto
Warning :
AU,OOC, and many more.
.
.
.
Taman bermain sangat ramai saat itu, banyak sekali anak kecil berlarian sambil menebarkan senyum polos khas anak-anak ibu mereka meras bahagia ketika melihat senyum anak-anak mereka, namun Mikoto sangat bingung pada anaknya yang sedari tadi hanya duduk terdiam di ayunan berwarna merah. Dengan senyum yang ia lukis sebelumnya dia menghampiri putra bungsunya.
''Sasuke kenapa diam saja?'' Mikoto membelai kepalanya, merasa di diamkan dia melihat arah pandang anaknya, lalu tertawa geli.
''Oh, ternyata anak ibu sudah mulai jatuh cinta?'' Suara ibunya yang lumayan keras menyadarkan Sasuke dari lamunannya.
''Ibu! Sejak kapan di sini?''
''Sejak kau memperhatikan gadis berbaju hijau itu'' Mikoto menunjuk kearah gadis kecil berambut biru yang panjangnya hanya sampai sebahu. Pipi Sasuke memerah.
''Ternyata seleramu tinggi juga ya? Dia sangat imut, eh liat temannya yang berambut pink dia lumayan manis jadi, kau pilih mana?''
''Ibu sudahlah, aku mau pulang!'' Sasuke menggembungkan pipinya, dan turun dari ayunan meninggalkan ibunya dan menjauh.
''Jadi kau pilih yang manaaa?!'' Mikoto berteriak kepadanya yang sudah di ujung pintu taman.
''Yang biruuuuu!'' Sasuke segera lari untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah, dan hal itu membuat gelak tawa dari Mikoto. Dia sekali lagi melihat kearah kedua gadis tersebut, dan saat itu juga gadis berambut biru melihat kearahnya lalu menunduk dengan rona tipis di wajahnya membuatnya semakin menggemaskan.
.
.
.
Tahun ini Sasuke sudah masuk sekolah dasar, semuanya menyambutnya dengan senang hati namun Sasuke hanya berdiri cuek mengabaikan teman - teman perempuannya yang terus memperhatikannya. Jantungnya berdetak kencang tak kala mendengar penuturan ibunya.
''Sasuke lihat itu! Itu gadis yang waktu itu di taman!'' Dia mencari-cari dimana keberadaannya, matanya yang masih bulat menangkap gadis kecil yang sedang di gandeng ibunya. Rona merah muncul di pipi gadis itu saat ia tau Sasuke memperhatikannya dan langsung bersembunyi di balik kaki ibunya.
''Ah! Itu kan Haruka!'' Sasuke langsung mengalihkan perhatiannya ketika ibunya berteriak tiba-tiba, dia dapat merasakan tangannya di tarik oleh ibunya menuju ke arah gadis kecil itu. Jantungnya langsung berdebar, saat ia sudah berada tepat di depan gadis itu.
Tep!
Tepukan pelan di bahunya cukup mengagetkan Haruka yang namanya tadi sempat di sebut Mikoto. Dia berbalik dengan wajah yang terkejut ia langsung memeluk wanita yang ada di depannya.
''Mikoto!''
''Haruka!''
Sasuke hanya mendengus kesal melihat kedua wanita dewasa itu, kemudian matanya beralih pada gadis kecil yang sedari tadi memperhatikannya, dan hal itu membuat gadis itu menunduk pipinya memerah begitu juga Sasuke.
''Wah sudah lama tidak bertemu, ini anakmu? Imutnya!'' Mikoto berjongkok sambil mencubit pelan pipi gadis itu, setelah itu ia berdiri lagi dan mendorong Sasuke maju.
''Ini anakku, Sasuke bukankah dia tampan'' Ujarnya sambil mengecup pipi Sasuke, dia hanya bisa menghidar dari godaan sang ibu dan menutup malu yang di deranya, tingkahnya itu membuat kedua ibu itu tertawa.
''Dia tampan, tapi dia lebih mirip kamu''
''Gadismu juga! Seperti duplikatmu,'' Mikoto memegang bahu Sasuke dan mendorongnya pelan agar lebih dekat dengan gadis mungil yang ada di depannya.
''Nah, sekarang kalian kenalan nanti kalian akan menjadi teman atau mungkin pacar'' Mikoto tertawa saat pipi putranya memerah.
Perlahan Sasuke mengangkat tangannya ke arah gadis itu.
''Namaku Uchiha Sasuke''
Dengan sedikit gemetar gadis itu menjabat tangan yang mengambang di udara itu.
''H-hyuuga Hinata''
Dan disinilah awal kisah mereka.
.
.
.
Semua orang sibuk dengan tugasnya saat guru sudah membagikan kelompok dan tugas mereka masing-masing dan guru mereka hafal betul bahwa Sasuke, Naruto, dan Hinata tidak mau di pisahkan dan akhirnya guru bermasker itu mau tak mau harus membiarkan mereka berkelompok. Sebenarnya maunya sang guru ingin sekali-sekali mereka di pisah dan bergabung dengan yang lainnya agar mereka menjadi akrab satu sama lain namun, nyatanya mereka sangat keras kepala dan sang guru akhirnya mengalah.
''nee, Sasuke setelah lulus dari sini kau mau di SMA mana?'' Sasuke terlihat berpikir dengan mengetuk-ngetukan pulpen ke dagunya.
''Mungkin ke SMA Kaijou''
''Bukankah itu asrama?!'' Naruto berteriak tepat di dekat telinga Sasuke dan hal itu membuatnya menerima pukulan gratis.
''Kenapa Sasuke mau di asrama?'' Hinata bertanya dengan wajah yang serius membuat Sasuke tersenyum kecil.
''Karena aku ingin mandiri''
Mata Hinata berbinar mendengar jawaban Sasuke menurutnya Sasuke yang sekarang lebih dewasa di bandingkan saat TK dulu dia lebih manis, Hinata baru menyadari bahwa sahabatnya ini semakin tumbuh dewasa.
''Aku ikut!''
''Memangnya disana ada asrama perempuan?'' Tanya Naruto sambil menusuk-nusukkan pulpen ke pipi gembul Hinata. Pertanyaannya itu membuat Hinata sedikit kecewa.
''Ada namun terpisah dari asrama laki-laki''
Mata Hinata berbinar lagi.
''Aku juga! Kalau Hinata ikut, aku ikut!'' Naruto merangkul Hinata, yang membuat Sasuke sedikit kesal.
''Hei! Kalian! Cepat selesaikan tugasnya!''
''Baik sensei ''
.
Hinata baru saja akan melangkahkan kakinya untuk pulang namun ia urungkan niatnya saat melihat Sasuke dilapangan bersama seorang gadis, melihat seksama apa yang mereka lakukan.
''Sasuke-senpai maukah kau menjadi pacarku?'' Sasuke yang sedang memegang bola basket langsung memasukan bola itu ke ring-nya.
''Tidak'' dan berlalu begitu saja meninggalkan gadis manis yang mulai mengeluarkan air mata.
Hinata hanya tersenyum melihat apa yang di saksikannya lalu keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari menyusul Sasuke.
.
''Sasukeeee!''
Sasuke segera menengok ke belakang saat mendengar suara yang di kenalnya.
''Ada apa?''
''Aku ingin mengalahkanmu hari ini, sebelum kita lulus!''.
.
Hinata merenggut kesal saat mendengar berbagai ejekkan dari Sasuke, ia menyilangkan tangan di depan dada.
''Baru beberapa menit sudah tiga kosong!'' Sasuke terus men-dribble bolanya sambil mengejek Hinata yang mulai terpancing.
''Aku pasti bisa!'' dengan penuh semangat Hinata mulai mengejar ketertinggalannya, mereka bertarung sengit, ternyata semangat Hinata terlalu besar Sasuke mulai cemas akan skor serinya dia berusaha memutar otaknya hingga sebuah ide muncul dari otaknya.
''Habis kau Hyuuga!''
Tanpa Hinata sadari Sasuke bergerak cepat dan mengecup pipinya yang membuat seluruh tubuhnya kaku, dan dengan mudahnya Sasuke merebut bolanya dan memasukinya ke-ring. Dengan senyum penuh kemenangan Sasuke berjalan mendekati Hinata.
''Aku menang, kau ingat kan perjanjian kita? Kau harus mentraktirku''
''Kau curang!'' Hinata memukuli Sasuke bertubi-tubi hingga Sasuke mengaduh dan berusaha menghindar dari kejaran dan pukulan Hinata.
''Aku tidak akan mentratirmu!''
Mungkin ini merupakan salah satu kenangan bagi mereka sebelum mereka lulus, kenangan yang akan membuat mereka terus mengingatnya.
.
.
.
Hari ini Naruto dan Hinata berangkat bersama sebenarnya hanya sebuah kebetulan mereka bertemu di stasiun, Di awali dengan pembicaraan ringan mereka mulai terlihat asyik mengobrol hingga kereta datang. Kereta yang sangat ramai karena banyaknya pegawai dan anak sekolah yang memenuhinya.
Hinata terhimpit oleh Naruto yang berusaha memperjauh jaraknya diantara mereka berdua kedua tangannya berusaha menopang berat tubuhnya pada dinding kereta. Namun aroma Hinata yang menguar dari tubuhnya membuat Naruto tanpa sadar menekuk kedua tangan yang menopangnya sehingga mengeliminasi jarak diantara mereka. Hal itu membuat Hinata semakin risih.
''N-naruto bisa kau menjauh sedikit'' Naruto tersadar dalam buayannya dan meluruskan tangannya kembali.
''Maaf''
.
Sasuke terus melihat kearah Hinata yang sedari tadi terlihat sangat serius menulis. Dia terlihat sangat cantik dengan matahari menyinarinya. Rambutnya yang bergelombang, matanya yang teduh, sedikit rona merah di pipinya, dan struktur wajahnya yang tidak pernah bosan untuk di lihat, tanpa sadas dia tersenyum dan saat itu pula Hinata Menengok kearahnya dan tersenyum sambil memberikan buku yang sedari tadi ia tulis.
Tawanya hampir saja meledak jika saja ia tak menahannya, sebab buku yang Hinata kasih adalah gambar konyol dari guru yang ada di depan kelasnya sekarang.
''Hyuuga Hinata! Coba artikan yang ada di papan tulis.'' mendengar suara gurunya itu Sasuke langsung menutup buku Hinata.
''Eh?''
''Iya kamu!'' Hinata memberi isyarat kepada Sasuke agar memberitaunya. Namun, sepertinya Sasuke sedang pelit dia hanya menghiraukan bisikannya.
''Tidak tau sensei '' Hinata menunduk. Guru tua berambut putih tersebut hanya menggelengkan kepalanya.
''Hinata, sebentar lagi kau akan mengikuti ujian akhir tidak ada yang membantumu, nilai bahasa inggrismu sangat buruk coba kau perhatikan ketika guru menerangkan''
''Baik sensei...''
''Silahkan duduk kembali'' Hinata kembali duduk dengan wajah di tekuk. Sasuke mengembalikan buku Hinata yang sempat menghiburnya tadi yang di terima oleh pemiliknya dengan kasar. Sasuke hanya tersenyum kecil, ia tau bahwa Hinata sedang -tiba ada sebuah kertas yang jatuh diatas meja Sasuke.
'Aku membencimu'
Sasuke melirik Hinata yang pura-pura memperhatikan pelajaran. Dia pun membalas kertas tersebut dan melemparnya kembali.
'Terima kasih'
Hinata kembali membalas kertas tersebut.
'Aku sangat membencimu! Sasuke bodoh!'
'Terima kasih banyak :) '
Baru saja Hinata ingin membalas suara gurunya kembali menyebut namanya yang membuatnya harus memperhatikan pelajarannya. Sasuke hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya ini.
.
.
.
Setelah beberapa minggu yang lalu mereka mengikuti upacara kelulusan yang sangat membosankan itu, sekaran mereka harus mengikuti upacara penerimaan siswa baru di SMA Kaijou yang sangat membosankan. Naruto terus menguap sepanjang acara ini.
''Sekarang mari kita sambut siswi teladan Haruno Sakura''
Seorang gadis berambut pink berjalan dengan anggun menuju altar, memberikan decak kagum dari beberapa Siswa maupun siswi. Sepertinya namanya sangat cocok dengan pemiliknya.
Sakura memberikan sambutan-sambutan yang tidak begitu panjang. Matanya tanpa sengaja menangkap Sasuke, dan entah kenapa membuat jantungnya berdegub kencang. Semuanya merasa heran ketika ia secara tiba-tiba menghentikan pidatonya termasuk Sasuke. Hingga jantungnya kembali normal ia langsung melanjutkannya.
.
''Tadi sangat membosankan'' Naruto merenggangkan tubuhnya karena tadi ia sempat tertidur.
''Tadi, kenapa gadis itu berhenti bicara ya?''
''Yang aku tau tadi dia menatapku dan berhenti bicara''
Naruto dan Hinata sontak menatap Sasuke penuh selidik.
''Ada apa dengan kalian?''
''Kau mengenalnya Sasuke?'' Sasuke menautkan dua alisnya. Jelas-jelas ia tidak mengenalnya dia hanya bermain dengan mereka berdua saja bukan.
''Tidak sama sekali''
.
Setelah upacara selesai masing-masing siswa menempati asrama dan mengemas barang yang mereka bawa.
Sasuke membuka pintu kamarnya. Dia merasa nyaman di kamar yang baru saja ia pijak, tidak terlalu luas namun sangat nyaman dan masing-masing ruangan terdiri dari dua orang.
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampilkan laki-laki berambut seperti nanas dan memakai tindikan di salah satu telinganya.
''Nara Shikamaru''
''Uchiha Sasuke''
.
Naruto sepertinya sangat tidak nyaman dengan teman sekamarnya yang sangat menyeramkan, dengan rambut merah nyala dan lingkaran hitam di matanya serta tato yang sangat manis di dahinya.
''Namikaze Naruto''
''Sabaku Gaara''
.
Hinata sepertinya sangat senang mempunyai teman sekamar yang sangat mengerti wanita, dia cantik, tinggi dan baik walau wajahnya terlihat sombong.
''Wah! Kau sangat cantik Ino''
''Kau juga manis Hinata''
.
.
.
Sepertinya jalan hidup mereka sedikit di putar saat di SMA ini, keegoisan dan persaingan akan dijalani mereka kedepannya, apakah waktu akan mengubahnya?
.
.
.
Tbc
fic baru lagi padahal masih ada yang belom kelar. Kayaknya Hinata sama Sasukenya OOC ya?
Review please...!
