Chalice : Aduh... chalice kok belum tobat-tobat ya? Baru kemaren buat Fic baru multichap lagi, sekarang nambah satu multi chap... Aduh...*pundung*
Kagemi : *sweadropped*
Aoi : Abaikan saja Chalice yang lagi pundung XD.
Kageha & Aoki : *ngibarin sebuah spanduk bertulis sesuatu :*
*Disclaimer : Vocaloid selama-lama-lama-lamanya bukan lah milik chalice tapi Yamaha dan crypton future media
Warning : GAJE, SArap, kaga jelas, Abal, aneh, Lebay, TYPO, tidak memenuhi syarat EYD, dll.*
~Happy Reading~
Chapter zero : Prologue~
di sebuah tempat bernuasa kuno alias jaman dahulu punya,
Malam hari tepat jam 12 tepat ada bulan purnama.
Di sebuah rumah bermodel rumah tradisional dan perkarangan rumahnya luas mirip yang punya nih rumah seorang Bangsawan pada di jaman itu.
Di dalam rumah terlihat seseorang pemuda berambut Honey blonde, bermata azure, rambut diikat ponytail, memakai yukata(yukata atau Hakama sih yang buat cowo? chalice lupa =3= *di bunuh*) Yang kelihatannya dari kain yang bagus, Pemuda itu bertekuk lutut (kaya lututnya di taruh di lantai itu lho) Sambil memegang perutnya yang mengeluarkan cairan merah yang segar.
Di depan pemuda itu terlihat gadis berambut sama dengannya dan bermata sama dengannya, memakai pita hitam di kepalanya, Memakai Kimono yang mewah sepertinya gadis itu juga seorang bangsawan hanya di lihat dari pakaiannya, memegang sebuah pisau yang berlumuran cairan merah, menatap pemuda itu dengan tatapan kosong.
"Kenapa... Rin...Kenapa kau mau me...mbunuhku?...bukannya...kita...," Ucap Pemuda itu menatap gadis itu dengan tatapan tidak percaya.
"Teman masa kecil? sahabat? atau pacar? Apapun kau menganggapku, itu berbeda dengan tanggapan ku, Aku menganggapmu hanya lelaki lemah dan gampang di bunuh di tanganku karena kebodohanmu, Len," ucap gadis itu dengan tatapan dingin.
Pemuda itu menatap gadis itu dengan tatapan tidak percaya apa yang ia dengar dari 'orang yang ia cintai dan teman masa kecilnya' itu.
"Ta, Tapi kenapa kau mau membunuhku, Rin? apakah kau benci kepadaku? sehingga mau membunuhku? apa aku punya salah kepadamu, Rin?" tanya Pemuda itu.
"Tidak, tidak ada, Aku membunuhmu hanya kesenangan" ucap Gadis itu dengan santainya.
"Itu bukan jawaban yang tepat... kenapa... kau... ingin... membunuhku?" tanya Pemuda itu dengan nafas terengah-engah.
Kelihatannya Lelaki itu mulai kehabisan darah karena lukanya cukup dalam.
"Sudah ku katakan ini hanya membunuh kebosananku dengan cara membunuhmu, Len," ucap Gadis itu dengan santai.
"Kelihatannya kau sebentar lagi mati, Len Kagamine," Lanjut gadis itu dengan seringai setelah melihat Pemuda itu terengah-engah.
Tepat setelah gadis selesai mengatakan itu, Pemuda itu jatuh berbaring di lantai dengan nafas terengah-engah.
"Ri...n...ken...apa...padah...al...aku...me...nyuka...imu...," Ucap pemuda itu dengan nafas terputus-putus.
"Aku hanya bilang untuk membuang kebosanan," Ucap gadis itu dan membalikkan badannya dan berjalan ke pintu keluar ruangan itu.
"Ri...n...," Panggil pemuda itu sambil mengandahkan tangannya ke arah Pintu yang perlahan-lahan mau di tutup gadis itu.
Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah Pemuda itu sebelum dia menutup pintu tersebut.
"..." Gadis itu menatap Pemuda itu dengan tatapan kebingungan dan sedih...
"Oyasumi... Len Kagamine" ucap gadis itu dan setelah mengatakan itu pintu tertutup.
BLAM!
Pemuda hanya diam saja sambil menatap Pintu itu dengan tatapan kesakitan...
Ya...
Pemuda itu hatinya sakit...
Karena dia di hianatin oleh kekasihnya sendiri.
Kenapa?! kenapa kau melakukan ini kepadaku, Rin?!, batin pemuda itu.
''Aku berjanji akan membunuhmu terus walau kau berenkernasi aku akan mencarimu dan membunuhmu terus..., RIN KAGAHIMEEE!'' Teriak Pemuda itu dengan dendam sambil mengepalkan tangannya di lantai.
perlahan-lahan dia menutup matanya, tangannya yang awalanya mengepal kini terkulai lemas di lantai.
Pemuda itu sudah mengutuk gadis itu...
Berjanji dia akan membunuh gadis itu...
Walau mereka berenkernasi...
Dia akan terus membunuh gadis itu...
Berapa kalipun sampai dia berhasil menghapuskan rasa sakit, dendam, rasa di hianatin oleh orang yang ia cintai, dan sedih.
Dia akan terus membunuh gadis itu...
Selamanya... sampai ia puas membunuh gadis itu...
-Prologue End-
~BERSAMBUNG~
chalice : Pendek? maklum ini baru prologue kok =3=, makanya pendek... tapi chap depan juga aku kaga janji bakal panjang juga sih... *di bunuh reader* entah kenapa chalice bisa ada ide percintaan se aneh dan segila ini... =3=...
Kagemi : Tapi intinya...
Aoi : REVIEW YA XD.
Mind To Review?
