FOLLY OF LOVE TO MY BROTHER MAN
Title : Folly Of Love Too My Brother Man
Author : Giaoneesan a.k.a Park Young Eun
Pairing : Jung Yunho, Kim Jaejoong, YOOSUMIN
Genre : Yaoi , Complikated, Family, Incest.
Rate : M
Leigh : Chapter
Happy reading^^
Chapter 1
Folly Of Love To My Brother Man
Giaoneesan
.
.
.
.
At Intenational Airport Soul
Tampak seorang namja cantik dengan kaos V neck dipadu celana jeans. Rambut almond kemerahannya sangat serasi dengan kulitnnya yang seputih susu, mata does yang besar dengan bola mata yang berwarna hitam penuh. Tak lupa dengan bibir yang semerah buah cherry dan sangat indah yang tak henti-hentinya mengerucut sebal sejak dua jam yang lalu.
Ya, dia sudah berdiri di bandara Seoul selama dua jam penuh, sambil memegang sebuah kertas nama yang diangkatnya tinggi-tinggi. Banyak orang baik namja maupun yeoja yang mencuri pandang kearahnya , bahkan ada yang menatapnya intens penuh kekaguman dan terpesona padanya. Dan kontan itu membuat namja cantik bernama lengkap Kim Jaejoong itu semakin mengerucutkan bibir cherrynya.
Seeett
Jaejoong tersentak, seseorang tiba-tiba menarik tanganya.
"Yak! Jigeum mwoaneungeoya?" Serunya dan menghempaskan genggaman tangan orang asing itu.
"Nuguseo?" Tanyanya lagi pada seorang namja tampan memakai kaca mata hitam menutupi wajahnya yang kecil. Tapi namja tampan serta tinggi itu tidak menjawab pertanyaan Jaejoong, melainkan melirik bag ranselnya yang terdapat sebuah gantungan kunci bernamtag. Jaejoong mengikuti arah pandangan namja berkacamata itu.
"OMO! Jung Yunho ssi?" Pekiknya terkejut, dan buru-buru melihat kertas nama yang dibawanya. `Benar sama` pikirnya dan tersenyum manis pada namja dihadapannya, yang justru mengerutkan kening tanpa menyunggingkan senyum dibibir berbentuk hatinya.
"Kajja , aku sudah menunggumu dua jam lebih dari tadi." Jaejoong menarik tangan namja bernama Yunho itu dan membawanya kepinggir jalan depan bandara Seoul.
"Chakkamanyo, aku akan mengambil mobilku." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Yunho.
Beberapa menit kemudian tampak mobil sport berwarna merah berhenti dihadapan Yunho.
"Yunho ssi, ayo naik." Serunya lagi-lagi tersenyum manis.
Yunho melirik namja cantik disampingnya, bukanya melajukan mobilnya dia malah tampak termenung lalu melepas seatbeltnya.
"Tunggu dulu." Ucapnya dan perlahan berpaling kearah Yunho.
Yunho tersentak, reflek dia memundurkan kepalanya.
Duuugghhh
Kepala Yunho membentur kaca mobil. Mata musangnya menatap Jaejoong seakan bertanya `apa yang mau kau lakukan?` Sementara Jaejoong semakin dekat, bahkan sekarang jarak diantara wajah meraka tinggal beberapa senti lagi. Mata Yunho semakin membelalak ditambah jantungnya yang berdebar tidak karuan. Perasaan apa ini? Kenapa aku berdebar-debar? batin Yunho. Dia menelan saliva begitu melihat dada putih milik Jaejoong yang terekspos karena kaos V neck yang dipakainya sedikit longgar.
Tubuh yunho terangsang ketika tangan Jaejoong terulur ke arah pundaknya, dan sikunya tanpa sengaja menyentuh perutnya. Tapi ia tetap mempertahankan tatapan musangnya.
Sreeeettttt
Ceklek!
"Nah! Begini baru benar. Yunho ssi, kau harus menggunakan seatbelt sebelum berkendara. Berbahaya. Kau tahu peraturan lalu lintas? Gunakan sabuk pengaman anda sebelum berkendara. Aku selalu mengingat itu, apalagi kalau sedang buru-buru." Cerocos namja cantik itu sambil memasang kembali seatbeltnya yang tadi sempat dilepasnya.
Yunho terperanggah.
Aish! Sial. Dia kan bisa bicara menyuruhku ,kenapa malah melakukannya sendiri. Hufft ! Membuatku merasa panas saja. Rutuk Yunho dalam hati. Tapi tadi dia benar-benar cantik. Ahh sebenarnya dia itu namja apa yeoja sih? Style rambutnya yang dicat berwarna almond, matanya bulat dan besar, hidungnya juga mancung, apalagi bibirnya.
Uggghhh..
Bibir cherry yang manis. Yunho kembali menelan saliva.
Kulit lehernya putih, bagaimana kalau aku mengecupnya dan meninggalkan kissmackku disana, pasti akan terlihat sangat jelas. Tunggu! Bukankah tadi aku sudah melihat dadanya, `rata`. Berarti dia benar-benar seorang namja. Ahhh... tapi dia sungguh cantik, bahkan jauh lebih cantik daripada yeoja yang sering kulihat.
"Jja, sudah sampai." Seru Jaejoong membuyarkan pergelutan dalam pikiran Yunho. Yunho mengangguk mencoba menutupi khayalan bodohnya tentang namja cantik yang sekarang keluar dari mobil sport merah miliknya.
Damn!
`Bodoh kau Jung Yunho, bisa-bisanya kau membayangkan mencium tubuh seorang namja. Lagi-lagi Yunho merutuk dirinya sendiri. Jaejoong membantu membawa kopor Yunho dan berjalan menuju tangga.
"Ini kamarmu, aku dengar dari appa Jung kau suka warna hijau. Jadi aku memilih cat serta badcover warna hijau. Kau suka?" Yunho hanya mengangguk. Jaejoong meletakkan kopor Yunho disamping meja nakas dekat tempat tidur.
"Kau istirahatlah. Aku akan membuat sesuatu untuk mengganjal perut,aku lapar sekali. Kau pasti juga lapar kan?" Jaejoong menarik kakinya dan melangkah keluar dari kamar Yunho,tapi mendadak berhenti tepat didepan pintu kamar dan berbalik.
"Yunho~ya. Aku panggil kau begitu saja ya, biar lebih akrab. Kau bisa memanggilku Jaejoongie. Tidak perlu memakai `hyung` kita kan hanya beda dua hari saja. Ah, ya kalau perlu sesuatu aku ada didapur. Geurigo , kamar kita bersebelahan jadi bisa cepat kalau kau butuh apa-apa. Aku pergi dulu nde?" Yunho termangu mendengar namja cantik itu bicara. Tapi dia akhirnya tersenyum.
`Jaejoongie` Ia masih tersenyum sambil menyebut nama itu , lalu melempar tubuhnya di tempat tidur dan akhirnya terlelap.
.
.
.
Matahari pagi bersinar cerah menerobos masuk ke celah tirai jendela sebuah kamar. Mengusik tidur seorang namja tampan bermata musang. Bukannya bangun, justru dia semakin mengeratkan pelukanya pada guling dan menutup hampir seluruh wajahnya dengan selimut.
Beberapa jam kemudian dia membuka mata setelah puas dengan acaranya bermalas-malasan, diliriknya jam diatas meja nakas samping tempat tidur. Pukul sepuluh pagi, lama juga dia tertidur setelah semalam menikmati berbagai macam makanan yang dihidangkan Jaejoong untuk menyambut kedatanganya dari Gwangju sekaligus merayakan kebersamaan mereka sebagai saudara baru, Yunho tersenyum kecut memikirkan kenyataan itu.
Memang benar appanya sekarang telah menikah lagi dengan wanita Seoul. Kim Seuh Yeong, seorang desainer terkenal, wanita yang cukup cantik menurut Yunho melihat anak laki-lakinya saja benar-benar cantik untuk ukkuran namja. Dan sekarang namja cantik itu menjadi saudaranya. Benar Kim Jaejoong adalah saudara tirinya.
Yunho beranjak keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga masih dalam keadaan mengantuk. Mata musangnya tertuju pada sesuatu diatas meja makan. Seketika tampak senyuman tersungging di bibir berbentuk hatinya. `Rupanya dia membuatkan sarapan untukku` pandangan Yunho teralih dengan adanya sebuah memo disamping piring makan.
"Yunho~ya, aku tahu kau masih lelah, maaf aku buru-buru tadi. Jadi aku hanya bisa membuatkanmu sarapan seadanya. Ini nomor ponselku, aku pulang kuliah jam dua siang. Selamat menikmati. Jaejoongie, annyeong." Yunho memandang makanan dimeja makan dan terperanggah `apanya yang sedikit` pikirnya tertawa geli melihat isi meja makan itu. Ada paling tidak lima macam makanan, omurice, sandwich , jjangmiyong, tottoboki ,kimbab, dan jus apel. `Jus apel?` darimana dia tau aku suka jus ini? Tanya Yunho lebih pada dirinya sendiri`ah pasti appa yang memberitaunya` Dia menyeret kursi duduk dan mengamati satu persatu menu makanan yang tersaji diatas meja makan.
"Selamat makan!" Serunya dan mulai melahap semua makan itu.
Setelah menghabiskan semua makanan, Yunho meraih ponsel dalam saku celananya dan mengambil memo yang ditulis Jaejoong. Mengetik nomor namja cantik itu dan mensavenya. Beberapa saat Yunho termenung dan senyum kembali terlukis di sudut bibir hatinya. Ditekanya speed dial dalam ponselnya .
"Ya, Yoochun~na, eodiga?"
...
"Arraseo. Kirimkan alamatnya aku akan kesana segera." Yunho bangkit dan bergegas kembali kekamarnya lagi untuk menyegarkan tubuhnya. Begitu selesai, diraihnya jas warna hitam diatas kopor yang belum sempat dibongkarnya kemarin. Yunho memberhentikan taksi didepan rumahnya.
"Shin Ki University." Ucapnya pada supir taksi yang lansung melajukan taksinya.
.
.
.
"Yo! Yunho hyung." Seru seorang namja berjidat lebar dan berwajah cassanova saat Yunho baru turun dari taksi. Yunho berpaling mencari asal suara yang memanggil namanya,dan mengangkat tanganya kearah tempat parkir Shin ki University.
"Aku kira hyung akan menetap di Amerika begitu tau Jung adjjusi menikah lagi. Sejak kapan hyung kembali ke Seoul? Apa hyung juga pergi ke Gwangju?" Namja berjidad lebar yang tak lain bernama Park Yoochun,teman sekaligus junior Yunho waktu sama-sama bersekolah di Senior high school di Amerika itu langsung memberondong Yunho dengan pertanyaan.
"Ya, Yoochun~na,carikan aku motor. Sepertinya aku akan lama di Korea." Bukannya menjawab pertanyaan Yoochun, Yunho lebih memilih topik lain.
"Arraseo,besok aku jamin hyung langsung bisa menaikinya. Oh ya hyung, bagaimana kalau hyung melanjutkan kuliah di Shin Ki Uniersity saja. Nanti kita bisa satu kampus lagi. Ini kan kampus yang palling elite, dan kita bisa hangout bersama. Aku juga tau club yang bagus didaerah sini. Nanti aku kenalkan hyung dengan taman-teman wanitaku yang cantik-cantik." Ucap Yoochun panjang lebar, namun perhatian Yunho sudah teralih pada sosok namja cantik yang duduk di rerumputan bawah pohon flamboyan di taman kampus sambil memegang sebuah buku kecil tak lupa sebuah earphone yang terselip di kanan kiri telinganya. Yunho menyeringai evil dan merogoh ponsel disaku celananya. Menekan speed dial, menunggu sambungan telponnya. Yunho hanya diam tanpa bicara pada orang diujung sambungan lalu kembali mematikan ponselnya setelah mendengar ucapan salam dari seseorang yang baru saja dihubunginya.
"Hyung siapa yang kau lihat?" Pertanyaan Yoochun mengalihkan perhatian Yunho. Yoochun mengikuti arah pandangan Yunho dan ikut melihat sosok yang duduk di taman kampus dibawah pohon flamboyan.
"Ooohhhh..." Helaannya membuat Yunho mengerutkan kening.
"Kau mengenalnya?" Mengarahkan dagunya kearah namja cantik itu.
"Of Course! Siapa yang tidak mengenal Jae hyung. Dikampus ini hampir semua orang tau dirinya." Tuturnya sambil berkacak pinggang melihat penampilannya lewat mobil audi ditempat parkir.
"Memangnya orang seperti apa dia?" Tanya Yunho lagi.
"Namanya Kim Jaejoong, mahasiswa design dan arsitektur. Kau tau hyung, dia itu sangat pintar bukan hanya dalam design tapi pelajaran yang lainya juga. Bahasa asingnya sangat bagus. Dia juga pandai pelajaran berhitung. Satu set dengan Shim Changmin. Ahh, mereka benar orang-orang pilihan." Gumanyanya yang disertai anggukan mengertu Yunho.
"Tunggu. Nuguya? Camin?"
"Shim Changmin. Aku dengar dia junior yang berhasil naik kesemester yang yang sama dengan Jae hyung. Kemanapun Jae hyung pergi selalu ada Shim Changmin."
Yunho kembali manatap namja cantik itu yang kini dihampiri dua orang yeoja.
"Sedang apa mereka?" Tanya Yunho penasaran pada yeoja yang menghampiri Jaejoong sambil cekikikan."
"Banyak mahasiswa dari fakultas lain yang mencarinya sekedar minta bantuan." Yoochun bergerak kearah telinga Yunho.
"Dia digilai yeoja maupun namja dikampus ini."
"Mwo? Apa dia gay?"
"Mollayo, aku dengar dia menggantung semua jawaban dari yeoja maupun namja yang menyatakan perasaan kepadanya." Sekali lagi Yunho mengangguk mengerti. Mata musangnya terus menatap namja cantik yang sepertinya sedang memberi penjelasan pada dua orang yeoja yang justru sibuk memperhatikan dirinya , bahkan ada yang sembunyi-sembunyi mengambil fotonya.
"Hyung, ayo kita pergi ke club. Aku sedang bebas sekarang."Ucap Yoochun dan membuka pintu mobil ferrari miliknya.
"Kau pergilah. Aku ada urusan sebentar" Yoochun mengangguk dan meninggalkan tempat parkir universitas Shin Ki.
.
.
.
Seet
`Eh` seseorang menarik tangan Jaejoong hingga buku yang dipegangnya terjatuh. Membuat Jaejoong tertegun dan tiga orang yeoja disampingnya menghentikan aktifitasnya mencuri foto Jaejoong diam-diam.
"Jaejoong oppa kami pergi. Gamsahamnida atas bantuanya." Yeoja-yeoja itu melesat pergi.
"Apa yang kau la... Oh! Yunho~ya. Bagaimana bisa?" Jaejoong bangkit dan berdiri menatap tidak percaya pada Yunho,mengabaikan rasa marahnya dan kini justru tersenyum pada namja dihadapannya.
"Kau mendaftar kuliah disini? Tap ... iii" Pertanyaan Jaejoong terhenti begitu melihat Yunho dengan teliti.
"Mana ranselmu? Kau tidak membawa berkas-berkas atau surat pindah universitas? Ah eottokhe?" Yunho melihat ekspresi diwajah itu,wajah yang sedang berfikir, bibir yang mengerucut itu. Lucu, manis, aaarggh... aku benar-benar jadi gila.
"Hmmm... ayo. Aku akan mengantarmu pulang. Kita ambil keperluanmu." Ajak Jaejoong dan membuyarkan lamunan Yunho. Jaejoong menarik tangan Yunho menuju tempat parkir.
"Bukankah kau bilang pulang kuliah nanti jam dua siang?" Untuk pertama kalinya Yunho bicara pada Jaejoong,namja cantik itu tersenyum akhirnya dia bisa mendengar suara bass milik saudara tirinya.
"Gwenchana,sebenarnya aku sudah selesai setengah jam yang lalu. Tapi aku harus membeli beberapa buku sekaligus ke minimarket. Bahan makanan sudah habis di lemari pendingin." Jawab Jaejoong menghela nafas sambil membuka pintu mobil. Tiba-tiba saja ada yang menarik baju kemejanya dari belakang.
"Oppa! Jaejoong oppa?" Jaejoong berbalik,begitu juga Yunho yang menatap tajam yeoja berambut lurus dan panjang itu.
"Nuguseo?" Tanya Jaejoong heran karena merasa tidak mengenal yeoja dihadapanya itu.
Chuup...
Jaejoong terkesima, sedangkan Yunho melotot semakin menatap tajam yeoja yang telah mencium pipi kiri Jaejoong yang tampak shok sekarang memegang pipinya.
"Mianhe" Guman yeoja itu sambil menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah yang menghiasi wajahnya karena menahan malu.
"Dangsineun nuguya? Wae?" Tanya Jaejoong melihat ekspresi yeoja itu membuatnya mengurungkan niat untuk marah.
Pertanyaan Jaejoong yang diucapkannya dengan lembut membuat yeoja itu berani mengangkat wajahnya.
"Mianhe oppa, mereka mengambil bukuku. Kalau aku ingin mendapatkannya kembali , aku harus...harus mencium seorang namja bernama Kim Jaejoong." Yunho mengangkat alis memperhatikan yeoja itu yang sedang memberi penjelasan pada Jaejoong.
Ada yang aneh dengan yeoja ini, dia tidak seperti gadis lemah pikir saja penampilannya yang bisa dibilang wah. Yunho mengamati penampilan yeoja yang memakai rok mini ketat dipadu kaos berkerah lebar menyamping sehingga memperlihatkan belahan dadanya yang cukup berisi itu.
"Oh...ya namaku Kang Hye Rin. Aku akan mentraktirmu oppa, sebagai permintaan maafku. Uhmm...bolehkah aku meminta no ponselmu oppa?" Yunho mendengus. Taktik lama,kalau kau menggunakan taktik itu padaku tidak akan pernah mempan. `Dasar yeoja murahan` guman Yunho meremehkan, yang untungnya tidak didengar Jaejoong maupun yeoja bernama Hye rin itu.
Yunho sudah menatap Jaejoong , menunggu reaksi namja cantik. Sementara Jaejoong terlihat sedang berfikir dan perlahan senyum berkembang disudut bibir cherrynya.
"Mianhe Hye rin ssi. Aku sudah memaafkanmu. Tapi jangan diulangi lagi nde, gureogo... mian aku tidak memberikan nomor ponselku pada orang lain. Hanya untuk sahabat dekat dan keluarga saja, mungkin nanti kalau kau menjadi teman dekat."
Yunho menyeringai licik pada yeoja yang sekarangmemanyunkan wajahnya. Tampak muka yang sebenarnya yeoja itu, batin Yunho. Tapi buru-buru yeoja itu tersenyum pada Jaejoong.
"Mianhe..." Ucap Jaejoong lagi, sementara yeoja itu menghela nafas berat terlihat sangat kecewa.
"Gwenchanna oppa, mungkin lain kali. Gomawo oppa. Annyeong ." Jaejoong mengangguk dan kembali tersenyum.
"Dia cantik, kenapa tidak memberinya no saja." Celetuk Yunho begitu mereka masuk mobil sport milik Jaejoong. Jaejoong hanya mengangkat bahu menjawab ucapan Yunho.
`Siapa ya... yang menghubungiku tadi? Kenapa malah dimatikan` guman namja cantik itu namun masih bisa didengar Yunho.
"Itu no ponselku. Tadi aku ingin memastikan apa orang yang kulihat benar-benar kau." Jawab Yunho tiba-tiba, membuat Jaejoong memandang ke arahnya.
"Oh, aku akan menyimpanya." Jaejoong mengambil ponselnya dan memainkanya. Lagi-lagi Yunho menelan salivanya. Ekspresi wajah Jaejoong yang sedang mengetik sambil memproutkan bibirnya, lalu tersenyum puas. Segera Yunho pura-pura memandang ke depan kaca saat Jaejoong kembali menghadapinya.
" Jja kita pulang ..." Seru Jaejoong dan melajukan mobilnya.
.
.
Folly Of Love To My Brother Man
Giaoneesan
.
.
"Eotte? Kau berhasil mendapatkan no Jaejoong oppa?" Seru seorang yeoja berambut ikal sebahu dan kelihatan manja Jang Eun Ji.
"Eopseoo!" Jawab Hye rin. Dan semua yeoja yang ada disitu menghela nafas.
"Eottokhe? Huft... susah sekali mendekati Jaejoong oppa." Sahut yeoja bernama Shin Neul mi.
"Justru sekarang Jae oppa punya seorang bodyguard." Celetuk Hyerin membuat semua yeoja terperanggah.
"Mwo? Jongmaliyo?" Hyerin mengangguk dan menerawangkan pandangannya.
`membayangkan wajah tampan seorang Jung Yunho eoh?`
"Seorang namja bermata musang, bibirnya sexy, dan berbentuk hati. Dia sangat tampan, berkulit kecoklatan. Tapi auranya menakutkan. Seperti dia siap menerkam siapa saja yang mendekati Jaejoong oppa. Deatglare nya benar-benar mengerikan. Ucap Hyerin penuh ekspresi.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang diam-diam mendengarkan setiap perbincangan mereka.
.
.
.
Jaejoong dan Yunho sampai didepan halaman rumah.
"Omo! Yunho~ya kau lupa mengunci pintu?" Pekik Jaejoong begitu melihat pintu rumah yang pintunya terbuka sedikit.
"Aniyo. Aku menguncinya." Jawab Yunho datar dan menyodorkan sebuah kunci ketangan Jaejoong yang dahinya berkerut .
"Omo!! " Pekiknya lagi dan menghambur masuk mengacuhkan Yunho yang berjalan dengan santai ke dalam rumah. Dilihatnya Jaejoong yang yang sudah berdiri di ruang tengah sembari mengerucutkan bibirnya, menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri, ke bawah kolong-kolong meja dan sova.
"Kau. Apa yang ..." Pertanyaan Yunho terhenti kala Jaejoong berteriak keras.
"Jiji~ya ...!" Serunya berlari ke arah dapur.
"Jiji~ya, bogoshipoyo. Oh gwenchanayo? Apa eomma menelantarkanmu eoh? Kau makan setiap hari kan?" Yunho penasaran siapa yang diajak bicara Jaejoong. Dia baru akan menghampiri Jaejoong, ketika namja cantik itu beranjak berdiri dan berbalik menghampirinya.
`meoooongg` seketika mata Yunho membelalak saking terkejutnya.
"Oh . Yunho~ya, kau belum berkenalan dengan teman rumahku. Ini Jiji."
Meoonggg...
Meongg...
Jaejoong tertawa ranyah dan mencium seekor kucing berwarna abu-abu gelap dalam pelukannya. Yunho terduduk lemas di sova ruang tengah sembari memperhatikan Jaejoong yang menuangkan sekotak sereal daging serta segelas susu diatas piring makan kucingnya. Sudah kesekian kalinya Yunho menelan saliva melihat namja cantik itu memproutkan bibir cherrynya.
Arrggghh geram Yunho dalam hati. Ingin rasanya ia meraup bibir cherry itu, pasti rasanya manis. Namja cantik itu sudah membuat gila pikiran Yunho padahal mereka baru saja bertemu kemarin, dan lebih parahnya lagi dia itu seorang namja... ya namja.
Yunho memejamkan manik musangnya dan menyenderkan kepalanya di atas bantalan sova. Penglihatan dan pikirannya dipenuhi namja cantik Kim Jaejoong itu.
Matanya yang sempat terpejam tadi kini terjaga begitu mendengar suara merdu tidak jauh darinya.
"Yeobseo, eomma! Kau dan appa Jung ada dimana sekarang? Apa eomma merasa terganggu , lalu memulangkan jiji? Sudah kubilang jangan bawa jiji kan. Eomma, kenapa jiji jadi kurus begitu? Aku hampir saja tidak bisa makan seminggu karna memikirkannya." Yunho memperhatikan obrolan ibu dan anak itu sembari tersenyum.
"Yak! Kenapa kau malah memperhatikan jiji dari pada eomma eoh? Tarik kembali kata-kata mu Kim Jaejoong! " teriak Kim Seuh young di seberang telepon, membuat namja cantik itu menja jarak antara telpon dan telinganya. Yunho terkekeh melihatnya.
"Shiero!! Yah eomma, kau sudah ada yang menyayangi dan memikirkan. Bukankah appa Jung selalu disampingmu eoh? " Tidak ada jawaban, lalu Jaejoong berjalan kearah Yunho dan duduk disamping namja bermata musang itu.
"Tapi kan eomma menginginkan perhatian dari Joongie"
" Andwee... perhatian Joongie sekarang untuk jiji dan Yunnie."
Deg
`Yunnie` astaga barusan Jaejoong menyebutnya Yunnie, dia tidak salah dengar kan? Yunho mengerjapkan mata beberapa kali.
Deg
Deg
Deg
Yunho menahan nafasnya. Bagaimana tidak namja cantik itu sekarang menyandarkan kepalanya kepundak Yunho, seakan bahu kekar itu adalah sandaran yang nyaman untuk kepala belakang Jaejoong. Sementara kakinya berselujuran di atas sova.
"Yunnie? Nugu ? " Tanya Seuh Young yang merasa asing dengan nama itu.
"Jung Yunho. Putra tiri eomma, kata halmonie kita harus memberikan nama untuk orang yang dekat dan disayangi kan? Karena Joongie sayang pada Yunho, jadi Joongie panggil Yunnie hahaha..."
"Oh. geureo. Bisa eomma bicara pada Yunnie?"
"Arraseo !" jaejoong menyodorkan ponselnya pada Yunho yang menatap Jaejoong seakan bertanya `apa` dengan bahasa mata.
" Eomma ingin bicara." Balas Jaejoong mengangkat wajahnya dan berbisik hingga wajahnya hanya beberapa senti dari wajah Yunho yang sudah memerah. Segera Yunho meraih ponsel Jaejoong.
" Yeobseo, nde ajjuhma, Yunho imnida." Jaejoong terkikik dan mendapatkan deatglare gratis dari Yunho.
"Ah Yunho~ya, waeyo? kau tidak mau memanggil ku eomma? " Ucapan Seuh Yeong membuat Yunho tersentak.
"Ah, mianhe ajjh ... er eom-ma! " Jawab Yunho sedikit ragu. Ada rasa aneh ketika mengucapkan kata eomma pada wanita itu.
"Eomma titipkan Jaejoong pada mu Yunho, jaga dia, kau tenang saja, Jonggie sangat pandai memasak kauu tidak akan kelaparan dirumah. Ha ha ha ..." Yunho tersenyum dan mengingat kembali malam kemarin saat Jaejoong memasak beraneka hidangan untuk menyambutnya dan menghabiskan semua bahan makanan dalam lemari pendingin.
" Nde, eomma, masakan Jaejoong sangat lezat." Ujarnya dan didengarnya Seuh young tertawa.
" Tentu saja. Eh, Yunho~ya, appa mu sedang sibuk, dia baru saja keluar memesan makanan. Apa kau mau menunggunya?"
"Ani. Eomma dan appa selamat menikmati bulan madu. Aku dan Joongie akan baik-baik di rumah."
" Baiklah kalau begitu eomma tutup dulu telponya nde?"
"Nde eomma annyeong... "
Pip
"Ini pon ... sellll ... muuuu ..."
.
.
.
Tbc
