Title :

Kiseki48

Disclaimer :

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

48 Family © Aki-P

Story :
©Rall Freecss

Warning :

AU!Idol, GaJe, Typo Everywhere, Gender Bending Everywhere,Full OOC, etc :v

A/N :
Gender Bending bertaburan nih, Bahasanya ga baku alias ngawur, alurnya ga jelas begitupula jalan cerita /loh/ AU nih, menyangkut idol pula. Ga suka? jangan baca, makasih :3


"Kau yakin, Murasakibara-chan?"

"Ku pikir sudah saatnya untuk berubah,"

"Aku akan mendukungmu, pasti."

"Aku ingin kau ikut bersamaku, Kurochin."

"Tapi aku tidak yakin akan berhasil."

"Jika tidak bersamamu, aku tidak akan ikut."


Murasakibara Atsuko, seorang pelajar berusia 16 tahun, memiliki tinggi di atas rata-rata. Hobinya adalah basket dan ngemil, ia termasuk ke dalam jejeran gadis pemalas. Sangat berbeda dengan teman semasa kecilnya, Kuroko Tetsura yang terkenal sangat rajin dan bertubuh mungil.

"Murasakibara-chan," yang di panggil hanya menoleh dengan malas, tangannya masih sibuk meraih potato chips yang ada di pangkuannya.

"Kita pulang sekarang?" gadis bersurai aquamarine itu berjongkok, menyamakan tingginya dengan gadis dengan rambut tergulung yang kini duduk bersandar dengan dinding sambil terus menikmati potato chipsnya.

"Ou, kita pulang sekarang." Gadis itu beranjak dari tempat duduknya. Kuroko tersenyum kecil melihatnya, iapun berdiri dari jongkoknya dan langsung mengikuti langkah teman semasa kecilnya itu menuju gerbang sekolah.

"Apakah Murasakibara-chan sudah mendengar tentang audisi Kiseki48?" tanya Kuroko,

"Kurochin, kapan kau mau berhenti memanggilku dengan nama seperti itu?" ujar Murasakibara sambil memasukkan beberapa potato chips ke dalam mulutnya.

Kuroko menghela nafas, "Jangan mengganti topik seenaknya seperti itu, Murasakibara-chan."

Murasakibara menghela nafas, "Baiklah, aku belum pernah dengar."

"Murasakibara-chan memang benar-benar tidak peduli pada lingkungan sekitar ya." Kata Kuroko, Murasakibara cuek saja. Ia lebih tertarik dengan potato chips yang masih ia genggam itu.

"Murasakibara-chan, kalo ngemil terus nanti bisa gemuk loh." Nasihat Kuroko,

"Eeh? Tapi aku tidak bisa gemuk, Kurochin." Balas Murasakibara dengan nada malasnya, seperti biasa.

Kuroko menghela nafas, "Terserahlah."

Murasakibara menopang dagunya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan ia gunakan untuk memasukkan beberapa jelly ke dalam mulutnya.

Ia memandang malas sekelompok gadis yang asyik mengobrol di depannya.

"Apakah kau akan ikut audisinya?"

"Tentu saja,"

"Heee, aku juga mau ikut."

"Ah, kau mana mungkin terpilih."

"Heee, hidoii!"

Tak lama tawa mereka meledak di udara, betapa berisiknya mereka itu, begitulah yang ada di pikiran Murasakibara.

"Jadi.."

Kuroko menarik kursi yang berada di sebelah bangku Murasakibara dan mendudukinya.

"Apakah Murasakibara-chan akan mengikuti audisi itu?"

Murasakibara menggaruk pipinya yang sama sekali tak gatal itu. Ia sama sekali tak mengerti kenapa Kuroko sebegitu inginnya membuat ia mengikuti audisi yang sudah pasti melelahkan itu.

"Aku tidak tertarik, Kurochin." Murasakibara kembali memasukkan jelly berbentuk karakter itu ke dalam mulutnya. Sementara Kuroko hanya menghela nafas berat dan beranjak dari tempat duduknya.


"Semuanya 510 yen,"

Murasakibarapun segera menyerahkan uangnya dan mengambil kantong belanjaannya.

"Uangnya pas, terimakasih sudah berbelanja di sini." Penjaga kasir itu membungkuk sebentar. Sebelum akhirnya kembali berdiri tegak tepat setelah Murasakibara keluar dari minimarket itu.

Gadis dengan surai ungu sebahu itu berjalan sambil mengemut permen loli yang baru saja ia beli itu. Matanya menatap kosong langit malam yang di taburi bintang-bintang.

Lampu berwarna-warni yang menghiasi gedung-gedung yang ada tampak tak ingin kalah dengan keindahan sang bintang. Bersinar seterang mungkin, berjuang untuk menjadi yang paling terang.

Mata Murasakibara menatap sekeliling, memandangi papan reklame dengan ukuran beragam yang berlomba-lomba mempromosikan produk masing-masing. Hingga akhirnya iris violet itu tertuju pada sebuah kalimat yang tercetak dengan ukuran cukup besar pada sebuah papan reklame.

'Kami Ingin Bertemu Dengan Dirimu yang Sebenarnya'

Murasakibara menghentikan langkahnya, perhatiannya benar-benar di fokuskan pada papan reklame tersebut.

"Kiseki48, kah?" gumam Murasakibara, matanya menelusuri setiap tulisan yang ada di papan reklame itu.

"Kagami-P?" Dahinya sedikit berkerut, "Siapa dia?" pikir Murasakibara.

Gadis Libra itu meraih ponselnya, berniat mengambil gambar dari papan reklame itu.

JEPRET! Sebuah gambar tertangkap dengan sempurna. Setelah mengembalikan ponsel berwarna ungu itu ke sakunya, Murasakibarapun melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

.

.

.

.

"Ne, Oka-sama. Kagami-P itu siapa?" tanya Murasakibara di tengah-tengah acara makan malam bersama keluarganya itu.

Sang ibu yang di tanyai oleh putri bungsunya itu meletakkan sumpitnya dan menyengritkan dahinya.

"Memangnya ada apa, At-chan?" sang ibu balik bertanya pada putrinya itu.

"Aku.. nom.. akan mengikuti audisi Kiseki48... nom.." jawab Murasakibara sambil terus mengunyah makannya. Hening seketika. Sumpit yang tadinya di genggam erat oleh kepala keluarga Murasakibara itu jatuh begitu saja membentur lantai.

"Apa kau bilang, At-chan?"

Murasakibara menghela nafas, kemudian membalas tatapan aneh yang di tujukan ayah dan ibu serta para saudaranya kepadanya dengan sorot mata datar dan terkesan tanpa ekspresi. Seperti milik Kuroko, tatapan yang selalu jadi andalannya itu.

"Oi, At-chan, kepalamu tak terbentur apapunkan?" tanya putra kedua, Murasakibara Atsuno.

"Apakah kau sakit?" sahut putra ketiga, Murasakibara Atsuho.

Beda reaksi dari para kakak laki-lakinya, beda pula reaksi dari sang kakak perempuan. Yang mana Murasakibara Akira langsung memeluk adik besarnya itu dengan eratnya.

"Syukurlah, akhirnya matamu terbuka~!" soraknya kegirangan.

"Untung saja, Atsuo-nii-san sedang bekerja. Jika dia ada di sini, dia pasti akan langsung meloncat-loncat kegirangan, sambil bilang 'At-chan sudah jadi wanita dewasa yaa'" ujar Atsuno sambil menirukan gaya bicara sang kakak tertua, Murasakibara Atsuo.

Atsuho dan Akira mengangguk, "Atsuo-nii-san sangat menyayangi At-chan'sih." Tanggap keduanya kompak. Sementara keluarganya ber-heboh ria. Yang di bicarakan terus melanjutkan acara makannya.

"Kenapa tiba-tiba berkeputusan seperti itu, At-chan?" tanya sang ibu,

"Bukankah saat ini kau sedang fokus pada basket?" tambah sang ayah yang akhirnya buka suara.

"Kurochin yang menyarankan," jawab Murasakibara yang paling bungsu, "—lagipula tidak ada salahnya mencoba, bukan?"

"Maa, kau ada benarnya sih." Tanggap Atsuno,

"Semoga sukses ya," kata sang ibu sambil mengusap-usap kepala putrinya yang paling muda itu.

"Kalau sudah terkenal jangan lupakan aku ya!" pesan Atsuho,

"Atsuho-nii-san benar! Jangan lupakan kami kalau sudah terkenal ya!" sahut Akari.

"Kalian berlebihan, mana mungkin aku melupakan kalian."

Murasakibara meletakkan sumpitnya, ia menyeka bibirnya dengan serbet yang ada.

"Gochisosama." Ujarnya seraya meninggalkan meja makan yang masih di penuhi oleh anggota keluarganya yang sedang sibuk membicarakan keputusannya untuk mengikuti audisi itu.

Apakah ini adalah keputusan yang benar?


"Jadi, kau akan mengikutinya ya?" Kuroko muncul secara tiba-tiba, seperti biasanya. Murasakibara hanya mengangguk kecil sebagai respon dari pertanyaan Kuroko barusan.

Melihat anggukan itu, gadis aquarius itu tersenyum kecil. "Syukurlah,"

Murasakibara mengangkat alisnya sebelah, "Kurochin juga ikutkan?"

"Tidak, aku tidak ikut." Jawab Kuroko, mendengarnya, lantas Murasakibara langsung menghentikan acara makannya. "Kenapa?"

Kuroko kembali tersenyum, "Aku tidak bisa menjadi idol. Idol macam apa yang hawa keberadaannya tipis seperti aku." Jelas Kuroko sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal itu.

Angin tiba-tiba saja berhembus kencang, membuat surai aquamarine Kuroko yang panjang menari-nari di udara. Sungguh, menambah kesan dramatis.

"Tapi kalau Kurochin tidak ikut, aku juga batal ikut." Kata Murasakibara.

Untuk pertama kalinya, kalimat yang di lontarkan Murasakibara mengandung emosi yang pekat. Bahkan Kurokopun di buat terkejut olehnya. Setelah lama berteman, untuk pertama kalinya ia melihat Murasakibara mengeluarkan ekpresi memilukan seperti itu.

"Ayolah, tidak perlu berwajah seperti itu'kan." Kuroko berusaha menenagkan Murasakibara,

"Tidak, Kurochin harus ikut!" Murasakibara tetap ngotot,

"Tapi aku..."

"Kurochin harus ikut audisi itu juga! HARUS!"


Yeaay~ Akhirnya chapter 1 dari fanfic gaje ini selesai~ Banzai~ Banzai~

Padahal akunya masih punya utang nih di fandom yang sama. Tapi yah, ga apalah ohoohohoho. Abisnya tiba-tiba ide nista untuk membuat fic ini muncul secara tiba-tiba setelah melihat pic Murasakibara berpakaian ala 48Family dan Dyah-nee-chan bilang 'Murasakibara Atsuko, kayanya bagus tuh buat nama Murasakibara versi cewek.' [atau semacam itulah] dan berkat dua hal itu, lahirlah fic dengan bahasa berantakan dan absurd seperti ini, yeaay~ Banzai~ Banzai~ :DD

Ah, saya kebanyakan curhat ya? Maaf deh, maa, pokonya makasih ya uda mau bacaa~ :* Kalo ada yang review juga saya ucapin terimakasih~ Buat yang nge-follow dan nge-favorit'in fic ini juga makasih banyak~ Kalopun emang ga ada, maka saya berarap bakal ada, lol.

Ah, pokoknya makasih banyak yaa :DD