BED OF ROSES

Pairing: Yoonmin

Rating: M

Oneshot

.

.

.

.

Yoongi bukanlah type lelaki yang romantis. Dia tidak pernah sekalipun mengucapkan kata "I love you" tetapi Jimin tahu, bahwa Yoongi benar-benar mencintainya. Dia lebih sering berbuat daripada berbicara, seperti ketika Jimin sakit, Yoongi tidak berhenti mengirimkannya SMS sekedar menanyakan apakah dia sudah meminum obat, apakah dia sudah makan, walaupun singkat tetapi untuk Jimin itu sudah cukup dan ketika kaki Jimin terkilir membuatnya tidak bisa berjalan, Yoongi lah yang menjemputnya dan mengantarkan dia kemanapun dia pergi tanpa diminta.

Bahkan ketika mereka menikah, Yoongi tidak berubah. Mungkin bagi orang yang pertama kali mengenalnya, Yoongi terlihat cuek dan dingin, bahkan teman dekat Jimin, Jungkook, khawatir akan hubungan Jimin dan Yoongi hanya sepihak saja, namun Jimin berani menjamin bahwa hubungan mereka baik-baik saja.

Jimin dan Yoongi jarang bertengkar, mereka berjanji untuk menyelesaikan masalah dengan baik-baik tanpa harus berteriak, mengumpat dan saling memaki, Jimin setuju, karena dia tidak suka dibentak. Tetapi sekali mereka bertengkar, Jimin harus menginap di rumah Seokjin selama 3 hari membuat Namjoon, kekasih Seokjin kesal dan berusaha membuat mereka bertemu. Sebenarnya mereka berkelahi karena masalah kecil, Yoongi melihat tangan Hoseok, teman satu sanggar tari Jimin meraba-raba Jimin saat mereka mempraktekkan tango, Yoongi yang ternyata pencemburu, langsung merah melihat itu dan hampir menghajar Hoseok habis-habisan apabila Jimin tidak berada disitu. Namun mereka akhirnya berbicara dan saling meminta maaf, dan diakhiri dengan Make up sex terpanas yang pernah mereka lakukan.

Yoongi bukan type lelaki romantis, jadi ketika Jimin kembali dari sanggar tarinya dan melihat mawar dan lilin bertebaran dikarpet rumah mereka membentuk jalan kecil persis seperti di film romantis yang dia dan Seokjin pernah lihat, Jimin tertegun. Dia terdiam, perlahan Jimin menutup pintu dan menguncinya kembali. Jimin mengikuti mawar dan lilin itu, jantungnya berdegup kencang, nafasnya mulai sedikit cepat. Mawar dan lilin itu membawanya menuju ke kamar mereka, yang pintunya terbuka lebar dan dia kembali tertegun ketika melihat kuntum mawar merah memenuhi ranjang mereka, wangi vanilla dari lilin bercampur dengan wangi mawar membuat kepala Jimin menjadi ringan, dia menjatuhkan tasnya dilantai, seumur hidupnya dia tidak pernah membayangkan akan melihat pemandangan seperti ini.

Jimin hendak memutar dan mencari Yoongi ketika dia merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang "Hai" suara berat itu berbisik ditelinganya membuat rambut dibelakang leher Jimin berdiri "Apa kau suka?" Jimin membalikkan tubuhnya, melihat suaminya yang memakai kaus putih dan celana training hitam, Jimin tertawa, matanya berkaca-kaca menahan tangis bahagia yang ingin meluap "Seharusnya kau memakai piyama sutramu itu, bukan seperti ini" suaranya tesendat, Yoongi tertawa, dia menarik Jimin kedalam pelukannya "Lain kali aku akan memakainya, hmm? Bagaimana?" Jimin melepas dirinya dari pelukan Yoongi "Lain kali?" Yoongi mengangguk "Ya lain kali. Kemarin Seokjin dan aku membicarakan sesuatu…" Dahi Jimin mengerut mendengar itu "Kau tidak memberitahuku jika bertemu Seokjin hyung" Yoongi tersenyum, dia menangkup pipi Jimin kemudian mengecup bibirnya lembut "Kenapa, kau cemburu?" Jimin tertawa, kemudian memukul dada Yoongi "Tidak, karena jika kau berani mendekati Seokjin hyung yang jelas Namjoon hyung akan mengulitimu" Yoongi terkekeh "Mhhm, kau tahu, Seokjin bilang bahwa aku terlalu kaku, dan seharusnya sekali-kali aku memanjakanmu" Jimin menggeleng cepat "Tidak, kau tidak harus melakukan itu, aku sudah bilang aku tidak peduli hyung, asalkan kau ada disamping ku itu saja sudah membuat ku senang" jemari mungil Jimin menyentuh pipi Yoongi, Jimin menarik Yoongi mendekat, kemudian mencium bibir Yoongi dengan lembut, mereka saling melumat bibir masing-masing, hanya butuh waktu 1 menit untuk ciuman itu berubah menjadi panas dam semakin liar, membuat kedua lelaki itu mencoba untuk saling melucuti pakaian mereka.

.

.

.

"Hyu-hyunggggg" Jimin mendesah, tangannya dia benamkan di rambut hitam Yoongi, Jimin dan Yoongi sekarang berada diatas ranjang mereka yang dipenuhi bunga mawar itu, pakaian mereka entah berada dimana, beberapa bunga mawar sudah jatuh berserakan di lantai menyusul beberapa mawar lain, dia menggigit bibirnya melihat pemandangan dibawahnya, kepala Yoongi berada ditengah kakinya, dia dengan keras melumat milik Jimin dan jemarinya dengan gemulai melumasi lubang Jimin, dengan perlahan dia menggerakan jarinya didalam "Hyu-hyung kumohon, jangan menggoda-oh!" Jimin mengerang ketika Jari Yoongi menyentuh sweet spot nya, Yoongi melepas bibirnya, dia menyeringai mendengar Jimin mengerang, dia tidak merubah posisi jarinya dan berkali-kali menyentuh titik itu membuat Jimin mendengking, dia mencoba mendorong Yoongi dengan lututnya karena sungguh, jika Yoongi terus melakukan itu, dia akan 'datang' cepat dan dia tidak mau itu "Yoongi-Yoongi, stop-stop-kumohon ah!" Yoongi menggigit paha dalam Jimin dan perlahan mengeluarkan jarinya dari lubang Jimin.

Yoongi akan mengambil pengaman yang mereka simpan di meja nakas dekat kasur mereka saat tangan mungil Jimin menahannya, dia melihat kearah Jimin dan Jimin menggeleng "Aku..ingin merasakanmu seutuhnya hyung" cicit Jimin, membuat pipi Jimin yang merah makin memerah. Nafas Yoongi tercekat oh jangan salahkan Yoongi apabila Jimin tidak bisa menari besok.

"Jimin...maafkan aku" mendengar itu Jimin memiringkan kepalanya kesamping "Eh?-mmppphhhh" belum sempat Jimin bertanya, Yoongi melumat bibir tebal Jimin, dia melebarkan kaki Jimin agar dia bisa menempatkan dirinya ditengah. Dengan sekali hentakan, Yoongi memasukkan miliknya kedalam lubang Jimin, Yoongi mengerang, Jimin meneriakkan namanya. walaupun tiga jarinya sudah berada didalam sebelumnya, namun dia masih ketat "Jimin…" Yoongi mendesah, dia dengan perlahan menggerakan pinggulnya, dia dapat merasakan lelaki dibawahnya bergetar hebat "Hey, hey, shhh I got you babe." Yoongi menghapus airmata Jimin ini baru pertama kalinya dia melihat Jimin menangis sesenggukan saat mereka bercinta "Kau tidak apa-apa? Kita bisa berhenti jika-" Jimin memegang pundak Yoongi dengan cepat kemudian menggeleng "Tidak-tidak, aku tidak ingin berhenti, hanya saja-" Jimin menarik nafas dalam, dia masih merasakan Yoongi didalamnya "I'm a little overwhelmed" Yoongi menatap kekasihnya dengan lekat, tangannya kini mengkungkung kekasihnya, dia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ritme cepat, Jimin ingin mencengkram selimut dibawah mereka tetapi tangannya selalu mencengkram mawar membuat kuntum mawar itu hancur beterbaran.

Yoongi ingin rasanya mengambil ponselnya dan mengabadikan momen ini, kekasihnya sungguh cantik dengan mawar berada disekitarnya yang kontras dengan kulitnya, matanya sayu, mulutnya terbuka, rambutnya yang berwarna abu-abu tenggelam dalam mawar merah, Jimin tidak hentinya menjeritkan nama Yoongi bagaikan mantra yang membuatnya tetap hidup, desahan kecil yang keluar dari mulut Jimin bagaikan musik di telinga Yoongi, tubuhnya melengkung setiap kali Yoongi menghantam sweet spotnya, jemari kakinya menekuk merasakan kenikmatan yang menjalar di tubuhnya.

"Jimin..Jimin.." Yoongi membisikan nama Jimin di telinganya, Jimin memeluk Yoongi, kuku-kukunya mencakar punggung pucat Yoongi meninggalkan bekas berwarna kemerahan "Hyung-aku-oh-hh hyung!" Jimin mengerang saat dia mencapai puncaknya, menggenlinjang dengan tidak karuan meneriakkan nama Yoongi. Yoongi yang melihat pemandangan dibawahnya membuatnya menggerakkan pinggulnya dengan ritme berantakan, Jimin yang oversensitive dari kegiatan mereka tadi sesenggukan, dia mencakar punggung Yoongi lebih dalam dia sudah pasrah dibawah Yoongi, matanya sudah setengah tertutup, rasanya saat ini dia tengah melayang di awan. Yoongi menggeram rendah saat dia mencapai puncaknya, nafasnya terengah-engah, dadanya dengan cepat naik turun, rambut hitamnya basah dengan keringat, dia menarik miliknya keluar dari tubuh Jimin, dan menidurkan dirinya disamping suaminya. Jimin langsung menidurkan kepalanya diatas dada telanjang Yoongi, dia dapat mendengarkan detak jantung Yoongi yang berdetak cepat.

"Jadi…kau suka?" mendengar pertanyaan Yoongi, Jimin bengong sebelum akhirnya tertawa dengan keras "Hyung, kita sudah bercinta tadi dan kau masih bertanya apa aku suka atau tidak?" Jimin mencubit dada Yoongi gemas, Yoongi mengaduh memukul tangan Jimin "Hey, aku hanya ingin memastikan bahwa kau senang, Jiminnie" Jimin mendengus geli, "Tentu saja aku senang hyung, apapun yang kau berikan untukku aku pasti menyukainya."

.

.

.

.

.

Omake.

Yoongi menggumam, dia membuang dua kantong besar mawar layu di tempat sampah luar rumah mereka karena didalam terlalu kecil. Mereka berdua dengan susah payah membersihkan mawar yang berserekan di kamar dan ruang tamu mereka dan lilin yang menyala semalaman di kamar mereka untung saja tidak membakar rumah mereka. sialnya Yoongi memilih duvet warna putih, sehingga mawar merah tersebut yang basah terkena keringat mereka meninggalkan bekas warna pink tua di duvet itu, bahkan rambut Jimin menjadi korbannya, sekarang rambut Jimin terdapat semburat pink menyebabkan Jimin mengamuk padanya untuk merusak duvet putih kesayangannya juga rambutnya "Ugh, aku tidak akan membeli mawar lagi jika akhirnya seperti ini" gerutu Yoongi saat dia berjalan kembali ke rumah mereka. Well, setidaknya ini menjadi pelajaran untuk Yoongi agar tidak membeli mawar lagi.


Hallo! Kyukubi disini! Ini FF NC pertama aku jadi mohon maaf yaa kalo awkward karena saya nggak pandai buat beginian (?) ga tau kenapa tiba-tiba aja terinspirasi buat nulis ginian. Dan mohon maaf untuk typo dan kegajean, semua itu milik saya TT.

And as always don't forget to review! Kritik dan saran sangat-sangat diterima! Byes!