Disclaimer:
Masashi kishimoto
.
.
.
.
Regret
By: Momijy-kun
.
.
.
.
Spesial Request From Hanyou Dark :*
Aku harap kau suka :)
Terimakasih telah mau menjadi teman-ku selama ini.
.
.
.
.
.
Rate : M (untuk Lemon di chap mendatang)
.
.
Pairing : Gaara & Hinata H
.
.
.
Genre : Romance & hurt
Warning : OOC maybe?, typo (s) di mana-mana, AU, Ide pasaran, Tidak Sesuai EYD, Abal, Gak mutu.
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ!
NO FLAME!
Saya akan menerima kritik dan saran yang membangun tapi tidak untuk flame^^
.
.
.
Happy reading and enjoy! xD
.::Regret::.
Chapter 1
.
.
Seorang gadis berambut indigo panjang sepinggang berdiri bengong sendirian di depan sebuah minimalis. Dia mengenakan seragam Smu yang manis, dengan rok lipit tiga cm di atas lutut. ke atasannya gadis itu memakai blazer dengan logo bertulis-kan KSHS di dada kirinya. Sesekali gadis itu melirik ke arah pintu berwarna kecoklatan di belakangnya, berharap bahwa adanya seseorang yang ia tunggu keluar dari sana. Ia mencoba mengalihkan pandangan iris Lavendernya ke arah kendaraan yang berlalu lalang di sebrangnya.
Ceklek
Pintu berwarna colkat tua pun perlahan terbuka. Gadis indigo itu menoleh dengan antusias. Kepala bermahkotakan surai merah menyembul dari sana membuat senyum gadis itu semakin melebar.
"Ohayo Gaara…" tegurnya bersemangat senyum manis tak luntur dari wajahnya yang ayu.
Gadis itu hanya mendapatkan gumaman ambigu sebagai sahutan. Pemuda yang ia panggil Gaara berjalan perlahan ke arah-nya menimbulkan kesan dramatis bagi gadis itu.
Sesaat gadis itu menahan nafas ketika melihat penampilan Gaara. Rambut merah-nya acak-acakkan namun menimbulkan kesan keren pada pemuda itu dan tato 'AI'-nya yang berada di dahi. Seragam yang Gaara kenakan sama dengan-nya namun berbeda bawahannya—tentu saja. Ia rok sedangkan Gaara celana panjang.
'Tampannya aku tidak percaya pemuda itu adalah kekasih-ku' ujar tidak percaya Hinata dalam hati.
"Ayo Hinata." Suara baritone yang terkesan datar membuyarkan lamunannya. Ketika sadar gadis itu yang di ketahui bernama Hinata sudah ketinggalan beberapa langkah dari kekasihnya—Gaara.
"A-ah Gaara tunggu!" Hinata mengejar Gaara dengan sedikit berlari. Ia sedikit bingung mengapa pemuda itu cepat sekali.
Punggung Gaara terlihat begitu tegap dari belakang. Hinata menatap-nya dengan pandangan nanar padahal sebagai seorang kekasih pemuda itu. Ia berharap di perlakukan lebih hangat oleh Gaara. Bahkan saat ia menunggu-nya untuk berangkat sekolah bersama tidak ada yang ia dapatkan hanyalah sapaan dingin yang tidak berarti. Hinata memperlambat langkah kakinya. Kepala-nya menunduk mencoba untuk meresapi perasaan galau yang tiba-tiba muncul lagi.
'Apa artinya aku untuk-mu Gaara' batinnya miris.
.
.
.
.
.
.
Konoha Senior High School
"Gaara, Ohayo" tegur seorang pemuda berambut coklat yang memiliki tato merah di kedua pipi-nya ketika ia melihat temannya baru tiba.
"Hm.." Gaara berjalan ke arah bangku-nya yang berada di urutan pojok belakang tanpa memperdulikan tatapan memuja yang di arahkan ke padanya dari para sisiwi sekelasnya.
"Hei sobat, kau sudah mengerjakan tugas yang di suruh Iruka-sensei belum?" Tanya pemuda yang bernama Kiba setelah bersalaman dengan Gaara. "Ahaha aku malas sekali mengerjakannya soalnya tadi malam aku dengan akamaru- bla bla bla…" tanpa memperdulikan ocehan temannya pandangan Gaara terpaku pada seorang gadis yang baru memasuki kelas. Wajahnya terlihat sendu.
'Ada apa dengannya?' Tanya Gaara dalam hati.
Ia dan Hinata sudah berteman sejak kecil. Rumah mereka berdekatan. Dari kecil mereka selalu bersama. Mereka berteman dengan akrab. Gaara selalu beranggapan bahwa Hinata akan selalu berada di sampingnya jadi untuk apa ia perduli kepadannya toh gadis itu tidak akan kemana-mana.
Terlebih karna sebuah ikatan yang baru beberapa bulan mereka jalin. Jadi itu sudah membuktikan bahwa Hinata akan selalu berada di genggamannya.
Taukah kau Gaara sesuatu yang terlalu kau genggam pada akhirnya perlahan-lahan akan lepas juga. Seperti pasir… yang akan turun dari celah-celah tanganmu?
.
.
.
.
.
'Bruk'
Hinata menaruh tas-nya dengan asal di atas meja, membuat taman-temannya— ino dan Sakura menaikan alis bingung.
"Ada apa Hinata?" Tanya Ino. Sakura hanya diam tapi matanya memancarkan rasa keingintahuaan. Hinata duduk di samping Ino.
"Tidak" jawab Hinata pendek. ia terkulai lemas di atas mejanya, menjadikan tas yang baru ia taruh sebagai penopang kepalanya.
"Pasti si panda itu lagi!" pekik Ino dengan suara yang sedikit kencang membuat Hinata tersentak. Dengan cepat Hinata membungkam mulut Ino. Ia menengok dengan pandangan horror ke arah bangku belakang tempat Gaara berada.
Hinata mengela nafas lega saat melihat adanya earphone yang menyumbat kedua telinga pemuda itu. Hinata menarik kesimpulan bahwa Gaara tidak mendengar suara Ino barusan.
"Hmp hump" Ino menggapai-gapaikan tangannya ke arah wajah Hinata, karena tangan Hinata membuat ia sedikit kesusahan bernafas.
"E-eh gomen Ino" sesal Hinata. Sakura terkikik geli melihat Ino yang sedang mengatur nafasnya.
"Sudahlah ino" ucap Sakura yang melihat tatapan sinis Ino ke arah Hinata. Sedangkan Hinata hanya meringis kecil sebagai tanda penyesalannya. "Oke balik lagi ke topik semula. Jadi Hinata, ada apa dengan-mu tadi kau terlihat tidak bersemangat?"
"Gaara kan?" Ino bertanya sambil menarik tangan Hinata kemudian menggenggamnya hangat.
Hinata mengangguk pelan. Sakura menghela nafas.
"Kenapa sih dia masih saja bersikap dingin begitu kepadamu. Oke dia bisa saja bersikap seperti itu kepada orang lain tapi -helo kau itu kekasihnya Hinata.. bahkan aku tau kau dan dia sudah berteman sejak lama"cerocos ino. Ia menggeram karena kesal pada sahabatnya yang terlanjur sabar itu.
Hinata menunduk menyembunyikan cairan bening yang sudah menggenangi pelupuk matanya.
"Aku tau aku tidak berhak untuk mencampuri masalahmu dengannya, Hinata. Tapi kawan, apa kau kuat di perlakukan seperti itu terus" Sakura bertanya kalem.
"A-Aku—"
'Sreekk'
Perkataan Hinata terpotong oleh suara geseran pintu geser di kelas mereka. Di sana sudah berdiri seorang guru bermasker hitam.
"Pagi anak-anak" sapanya.
"Pagi juga Kakashi-sensei" sahut anak didik-nya malas-malasan.
"Baiklah anak-anak sekarang kalian buka buku paket Biologi kalian hal 96" perintah kakashi dengan lantang sambil berjalan ke arah meja guru.
.
.
.
"Kita lanjutkan nanti yahh" Sakura menengok ke belakang ke arah Hinata yang duduk dengan Ino. Suaranya setengah berbisik agar tidak di ketahui Kakashi yang sekarang sedang mengoceh di depan kelas.
Hinata tersenyum lemah.
Sakura menganggukkan kepalanya lalu berbalik lagi ke depan.
.
.
.
.
.:Regret:.
.
.
.
'Teettt Teettt Teettt'
Suara bel istirahat membuat murid-murid Konoha Senior High School bernafas lega.
.
.
"Ayo ke kantin" Ajak Ino kepada teman-temannya yang masih merapihkan buku dan alat tulis mereka.
"Gomen, Ino. Hari ini aku janjian akan makan bento bersama Sai di atap hehe" sahut Sakura kemudian berlari sambil memeluk dua bento ke arah pintu kelas yang terbuka tanpa memperdulikan Ino yang menatapnya dengan pandangan tidak percaya.
"Dasar forehead-" Ino berdecak kesal. Hinata memandang punggung Sakura yang semakin menjauh dengan pandangan iri sambil meremas sebuah bento yang berada di genggamannya. Kapan ia dan Gaara bisa semesra Sakura dan Sai. Hinata terhenyak. Hubungannya dan Gaara tidak mungkin dapat sampai seperti itu. Gaara berkata panjang lebar pun itu adalah sebuah keajaiban untuknya.
"-baiklah" Ino melirik ke arah bento yang berada di atas tangan sahabat indigo-nya tersebut. 'pasti untuk Gaara' pikir-nya malas.
"-aku akan ke kantin bersama shikamaru-kun saja kalau begitu" sambung Ino.
Hinata mengangguk.
"Kau dengan Gaara kan?" Tanya Ino seraya menunjuk ke arah bento Hinata.
Hinata menunduk untuk menyembunyikan rona merah yang mulai muncul dari kedua pipi-nya. Ino terdiam melihat Hinata. "Jaa~" pamit Ino sambil melambaikan tangan kanannya.
.
.
.
.
"G-Gaara aku membuatkan-mu bento" ucap Hinata yang sekarang sudah berada di hadapan Gaara.
Gaara menaikan alisnya. Ia sudah terbiasa pasti setiap hari Hinata selalu membuatkan-nya bento dan ha itu membuatnya sedikit bosan.
"Maaf aku tidak lapar" Gaara berkata datar kemudian berbalik meninggalkan Hinata yang termangu dan masih mencerna perkataan Gaara sendirian.
"B-Baiklah" Hinata mencoba menahan tangisannya yang mau meledak. Hinata berbalik untuk melihat Gaara apa ia masih berada di tempatnya semula atau tidak dan yang dapat iris lavender-nya tangkap hanyalah kelas yang kosong. Hati Hinata serasa di tusuk panah kasat mata, begitu perih dan sakit disaat yang bersamaan.
'Aku bukan malaikat Gaara, aku hanya manusia biasa yang menginginkan kehangatan dari seseorang.. dari orang yang ku cintai. Aku juga tidak kuat bila terus kau perlakukan seperti ini sakit rasanya. Sakit kau tau…' Batin Hinata.
Hinata menagis dalam diam lututnya tidak kuat menahan beban tubuhnya. Ia merosot dan jatuh terduduk.
.
.
Tangisan menyayat hati terus terdengar…
.
.
'Cukup! Aku tidak tahan!..' ucap Hinata dalam hati ia menghapus air matanya kasar.
.
.
.
.
.:Regret:.
.
.
.
Skip Time
Pelajaran telah usai murid-murid tengah bersiap-siap untuk pulang setelah guru mereka meninggalkan kelas.
"Gaara, ayo pulang bersama," ajak Hinata kepada Gaara yang masih sibuk menyeletingkan tas hitam milik-nya.
"Hm, kau duluan saja aku ada latihan Basket." jawab Gaara tanpa menatap Hinata.
Hinata mengepalkan tangannya.
Gaara berjalan melewati Hinata setelah menepuk bahu-nya pelan. Sebelum Gaara pergi Hinata menarik pergelangan tangan Gaara membuat pemuda itu menghentikan langkahnya. Gaara berbalik untuk mendapatkan jawaban dari perlakuan Hinata yang tiba-tiba menarik tangannya sedikit kasar.
"Aku ingin bicara"
"Aku tidak punya waktu" Gaara akan segera berbalik namun sebuah suara mengintrupsinya.
"Sebentar! Hanya sembentar. Aku janji maka semuanya akan selesai…"
Gaara mengerutkan kening kata-kata Hinata 'Semuanya akan selesai' itu membuat perasaannya sedikit tidak enak.
"Hn"
.
.
.
.
.
Desiran angin di taman belakang sekolah membuat helaian-helaian rambut mereka bergoyang. Dua anak manisia itu saling terdiam. Mereka tengah sibuk tengan pemikiran mereka masing-masing.
Hinata tengah mencba menguatkan tekadnya… melepaskan orang yang ia cintai adalah hal yang susah.
"Gaara aku ingin hubungan kita berakhir sampai disini-"
Gaara terbelalak jantungnya seperti di hantam sesuatu membuat perasaannya menjadi linu.
"Aku yakin kau akan mendapatkan seseorang yang bisa menerima-mu apa adanya. Terima kasih kau telah mengisi hari-hari ku selama ini, selamat tinggal…"
Gaara terdiam. Ia masih mencoba mencerna kata-kata gadis yang ia cintai itu… ia tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut gadis yang diam-diam ia puja sejak kecil.
Hinata berbalik ia berusaha agar Gaara tidak melihat air mata yang sidah membasahi pipi-nya. Dengan langkah gemetar gadis itu berjalan meninggalkan Gaara. Keputusannya sudah bulat, ia berharap semuanya akan baik-baik saja..
"T-Tunggu apa alasannya?" Tanya Gaara. Pemuda itu masih berusaha menenangkan hatinya yang terasa sakit tak terkira.
"Pikirkan sendiri" jawab Hinata dingin. Setelah itu Hinata berlari meninggalkan Gaara membuat pemuda itu tersentak.
.
.
.
Gaara memandang kosong pada taman buatan yang berada di hadapannya.
"AARRGHHH.. Hinata!" pandangan iris jade itu menajam pikirannya kalut. Ia tidak menyangka bahwa gadis yang ia pikir akan selalu ada di sampingnya selamanya. Satu-satunya gadis yang ia terima keberadaannya. Meninggalkannya begitu saja. Ia berjanji apapun caranya. Suka tidak suka Hinata dengan cara yang ia lakukan. Sungguh ia tidak perduli, karena Hinata hanya untuknya…
TBC
(A/N)
Halo, Ji-kun di sini salam kenal semuanya~
Fic ini special ku persembahkan untuk Sahabat-ku tersayang Hanyou Dark, yang paling kucintai. Gimana sobat aku harap tidak mengecewakan..
(TT n TT)a karna jujur aku ngerjainnya ngebut.. Cuma 2 jam mamenn~ di warnet lagi jd tolong di maklum yah Han dan para readers sekalian.. jujur susah banget buat chara posessive *nyakar tembok*
Han ampuni aku bila kau tak puas.. suer aku punya banyak kantung mata saat mengerjakan fic ini hee Dx
Oke deh dari pada banyak cincong ji-kun minta reader-san yang sudah membaca memberikan ripiu.. ya~ unek-unek, kritik, saran atau yang ngajak kenalan juga boleh#plak!
Arigato sudah mampir~~
