Wedding Mistake

.

Disclaimer : Tadotoshi Fujimaki

Genre(s) : Romance, Humor

Rated : T

Pair : AoKaga, slight AkaKuro

Warning : OOC, AU, Typo(s), Shounen-Ai, Silahkan googling sendiri dengan nama-nama merk nya…

RnR please please please please

.

Happy Reading

KirigayaKyuu©

.

.


Minggu, 4 November 20XX


Kagami telah selesai mandi, dan sekarang lelaki ber surai merah-hitam itu sedang memilih pakaian yang akan di pakainya nanti.

Mungkin karena terlalu bingung memilih pakaian, akhirnya Kagami memilih membuka undangan terlebih dahulu untuk mencari dress code.

"Ehm…ah! Atta! Eh? Blue or Red? Dress code macam apa ini?" dengan hembusan nafas kesal, lelaki yang mudah marah itu mencari tuxedo berwarna merah tuanya.

Setelah beberapa menit mengorek-orek lemari pakaiannya, akhirnya, Kagami menemukan setelan tuxedo berwarna merah gelap bermerek 'Louis Vuitton'. Lengkap dengan bow tie yang berwarna hitam kemerah-merahan.

Sambil memakai kemeja dan tuxedo, Kagami terus menerus ngedumel "Aneh banget sih si-Akashi-teme itu! Pakai dress code kok kayak gini?!" dan tanpa sadar, Kagami sudah menggunakan seluruh pakaiannya.

"Kasihan Kuroko, harus menikah dengan Akashi-teme" Kagami sekarang sedang memakaian bow tie di lehernya.

Ya, hari ini adalah hari special untuk sahabatnya, Kuroko Tetsuya. Di hari yang cerah ini, Kuroko dan Akashi Seijuro –seseorang yang baru di kenal Kagami seminggu yang lalu, yang di cap Kagami sebagai psyco dan yandere- akan melangsungkan pernikahannya di Teiko Cathedral.

Dengan susah payah, Kuroko meminta (baca: memaksa) Kagami untuk menjadi pengiringnya. Dan dengan senang hati (baca: terpaksa) Kagami mau menjadi pengiring Kuroko.

Semua pakaian sudah di kenakannya, tinggal sedikit 'penyesuaian' lagi dan semuanya selesai. Kagami mengambil sisir dan menyisir rambutnya, walau ujung-ujungnya rambut Kagami tidak bisa rapih.

.

"Beep…Beep…" bunyi telepon Kagami.

"Ya, moshi-moshi?"

"Kagami-kun cepatlah datang kesini aku butuh pendapa-" sambungan orang di seberang langsung di putuskan Kagami.

.

"Ttaku, sabar sedikit lah, aku akan segera berangkat" Kagami mendumel.

Aroma Clive Christian No.1 yang menguar-nguar dari tubuhnya, dengan sepatu Berluti yang senada dengan rambutnya, Kagami berangkat dari apartemen elite-nya menuju Teiko Cathedral dengan menggunakan McLaren P1 berwarna merahnya. Dia melesat dengan amat cepat.

.

"Beep…Beep…" bunyi telepon Kagami.

"IYA KUROKO AKU SEDANG BERADA DI PERJALANAN!"

"Ehehehe, cepat sedikit ya Kagami-kun"

Dan Kagami memutuskan sambungan telepon-lagi.

Hanya dengan McLaren Kagami, 5 menit kemudian dia sudah sampai di Teiko Cathedral. Cepat sekali.

"Permisi, dimana tempat pengantin perempuan ya?" tanya Kagami pada salah satu pekerja di Cathedral.

"Um, apakah maksud anda Kuroko Tetsuya-sama?" Kagami mengangguk "Di sebelah sini, mari saya antar" dan pekerja tersebut mengantar Kagami lebih kedalam dari taman catherdral.

"woah, lumayan 'normal' pemandangan cathedral di sini. Aku kira akan penuh gantungan gunting, darah, bola basket, atau semacamnya. Haha, mungkin aku terlalu berharap kalau pernikahan ini akan menjadi pernikahan yang ter 'aneh'" Kagami mengomentari suasana cathedral dalam hatinya. Tapi dia berfikir. Apa tidak aneh kalau warna di sini serba putih akan di isi warna biru dan merah? Yah~ masa bodolah.

.

"Kagami-kun, doomo" ucap Kuroko.

"WAAAAA- se-sejak kapan kau di sana?!" tanya Kagami yang langsung menutup mulutnya karena kaget

"Hidoi na Kagami-kun. Dengan baju seperti ini apa kau tidak bisa melihat ku?" tanya Kuroko dengan mata memelas tetapi dengan wajah datar (silahkan bayangin sendiri). "A-aku kira manekin…" Kagami menatap Kuroko dari atas sampai bawah

"Ka-Kagami-kun…tolong jangan berpikiran mesum, atau Akashi-kun akan mengoyak-ngoyak badanmu dengan guntingnya…" Kuroko mengatakan kalimat tersebut karena mengira Kagami akan langsung 'menerkam'nya dengan tampilan seperti itu "Waah, ge'er banget Kuroko… dan sadis sekali Akashi…" umpat Kagami dalam hati.

"Oh ya, ngomong-ngomong. Kalau kau tahu Akashi se 'sadis' itu mengapa kau mau menjadi pengantinnya? Itu bukan karena 'nafsu' semata kan?" tanya Kagami-sok-serius.

"Ti-tidak k-kok…" wajah Kuroko memerah bagai rambut Akashi, namun tetap dengan wajah datarnya (yuk bayangin sendiri) "…a-aku, mencintai ak-Akashi-kun…" merah deh sampai telinganya juga kena, masih dengan wajah datar tapi.

"Pffttt…" Kagami menahan tawanya, takut menyinggung Kuroko.

"Kagami-kun, aku menyuruhmu kesini bukan untuk menertawaiku." Kagami langsung terdiam bagai patung pancoran "Aku akan mengenalkanmu dengan seseorang nanti, sehabis upacara. Tetapi sekarang, aku ingin kau untuk berlatih menjadi pendamping ku!" ucap Kuroko tegas-tetap dengan wajah datar- seperti Akashi. Bedanya, Kagami masih mampu tertawa.

Dan mereka mengulang-ulang gerakan jalan-berjalannya itu. Yah, sekitar 1 menit + 2 detik X 453 tahun – 73 jam + 10 menit X (-69) detik + 10 tahun. Ehem. Sampai bunyi dentangan lonceng dari luar ruangan bergema.


"Ini saatnya" "Inilah saatnya" ucap Kuroko dan Akashi bersamaan walau berbeda tempat. (ciyee sehati ni yee)

Pengantin pria boleh keluar ruangan sebelum upacara pernikahan dimulai untuk menyambut tamu. Tetapi tidak untuk pengantin wanita. Katanya sih supaya kelihatan masih 'perawan' gituh.

"Hey Kuroko, siapa saja yang kau undang?" tanya Kagami mencoba menghilangkan rasa gugup Kuroko.

"E-eh i-itu ehm- a-ada An-anggota Ki-kiseki no s-sedai d-dan para pasang-annya, pa-para senpai tachi, or-orang tua kami, rekan bi-bisnis Akashi-kun, dan ma-masih bany-ak la-lala-la-la-la-la- aku sayang sekali… doraemon" ucap Kuroko plus nyanyi. Tentu dengan gugup, kelihatan dari cara bicaranya. Tetapi raut muka Kuroko saat mengatakan plus menyanyikan kalimat itu (yang gugup banget itu lho)…dengan wajah datarnya. Padahal keringat mengucur dari keningnya. Tetapi wajahnya itu datar!

Kagami sekarang mengerti kenapa Kuroko sampai se gugup itu. "Karena kalau dia salah gerak, pasti akan di 'hukum' Akashi kan? Ahaha, sabar ya Kuroko…" kata Kagami dengan sok tau-mode nya.

Yap. Semua orang sudah duduk dengan tenang (belom mati lho ya) di kursinya masing-masing. Menunggu sang pengantin wanita keluar dari sangkarnya.

"Tot net teret…Tot net teret.." (banyangin langu wedding" gitu deh! Biar kimochi) lagu dari piano sudah melantunkan nadanya.

Kuroko keluar dari sangkar untuk menemui pujaan hati.

"tuhan, douka semoga aku tidak membuat malu Akashi-kun…" Kuroko memanjatkan do'a. Kagami yang sepertinya bisa merasakan aura keteganggan dari bagian bawah Kuroko. Eh ralat. Kagami yang sepertinya bisa merasakan aura ketegangan dari wajah Kuroko, menyenggol pinggangnya

"Hoi, ga usah kaku gitu dong! Mukamu jadi jelek" hibur-hina Kagami. Beruntung, Kuroko sedang malas berdebat dengan Kagami.

Kuroko –yang tangannya bertautan dengan Kagami (tapi terus di pelototi Akashi)- berjalan dengan gugup. Semua orang yang sedang menghadap ke depan, langsung menengok ke arah Kuroko. Begitu juga Akashi, yang awalnya hanya memperhatikan Kagami.

Dengan gaun putih panjang, rambut yang tersisir rapih, dengan kain penutup wajah yang transparan. Di tangannya terpasang sarung tangan motor yang sudah terkontaminasi jigong Kagami-, ehem. Di tangannya terpasang sarung tangan putih sepanjang siku. Sepatunya terbuat dari kaca –yang sengaja di pesan Akashi dari anaknya cinderella yang jualan sepatu kaca- seperti milik cinderella, beruntung bukan high heels atau Kuroko akan mati di tengah jalan-karena malunya bertambah-. Tanpa dandanan yang berlebih di wajahnya. Hanya krim, dan bedak. Di bibirnya di poleskan lipgloss yang berperisa peach.

Akashi yang terlalu fokus dengan Kuroko sampai tidak sadar kalau mereka berdua mulai dekat. Oh, ngomong-ngomong dengan tamu…mereka semua memang datang. Satsuki Momoi, Midorima Shintarou, Takao Kazunari, Murasakibara Atsushi, Himuro Tatsuya, Kise Ryota, Hyuga Junpei, Kiyoshi Teppei, Koganei Shinji, Izuki Shun, Mitobe si pendiam, dan masih banyak lagi. Walau yang di kenal Kagami hanya para senpainya.

Sekarang, Kagami sudah mengantar Kuroko sampai ke samping Akashi. Degan cepat Akashi menarik tangan Kuroko –yang sempat di gandeng Kagami- ke sampingnya. Yang di lanjutkan dengan dengusan Kagami. "Le-lelaki itu siapa? K-kok aromanya…agak familiar ya?" tanya Kagami dalam hati melihat lelaki-yang diduga pendamping Akashi- yang berdiri di samping Akashi, sambil menatapnya. Ups. Mata mereka 'sempat' bertemu.

"Ya, tidak salah lagi…aroma ini…Kayu manis…ya, pasti. Burberry Brit" Kagami yakin itu bukan wangi Akashi. Ya sangat yakin. Soalnya Akashi itu baunya seperti tanah kuburan. Eh.

Entah kenapa Kagami ada rasa tertarik pada lelaki bersurai biru tua san berkulit tan exotic itu.

Dan pendeta memulai ucapan-ucapannya. Mari kita lewati. Dan menuju bagian klimaksnya


"Akashi Seijuro dan Kuroko Tetsuya, sungguhkah kalian dengan hati bebas, tulus dan ikhlas hendak meresmikan perkawaninan ini?" tanya sang pendeta

"Ya, sungguh" ucap sang mempelai bersamaan

"Selama menjalani perkawinan nanti, bersediakah kalian untuk saling mengasihi dan saling menghormati sepanjang hidup?"

"Ya, kami bersedia"

"Bersediakah kalian dengan penuh kasih sayang menerima anak-anak yang di anugrahkan Tuhan kepada kalian?"

"Ya, kami bersedia"

"Untuk mengikrarkan perkawinan ini, silahkan kalian saling berjabatan tangan dan menyatakan kesepakatan kalian di hadapan Tuhan dan Catherdal-Nya"

Kedua mempelai itu saling berhadapan, berjabat tangan kanan, dan memulai mengucapkan janji.

"Saya, Akashi Seijuro, memilih engkau, Kuroko Tetsuya, menjadi isteri saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya." Akashi mengucapkan janjinya. Di tatapnya Kuroko yang meneteskan air mata bahagia-namun dengan wajah datar-.

"Saya, Kuroko Tetsuya, memilih engkau, Akashi Seijuro, menjadi Suami saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya."

Sang pendeta tersenyum "Anda boleh mencium pengantin anda"

Mendengar kata 'mencium' Akashi langsung menyosor mulut Kuroko. Tidak dengan kasar, tetapi dengan lembut. Sangat lembut.


"Sekarang kalian berdua adalah Suami dan Istri" ucap sang pendeta dengan lantang. Semua tamu langsung berdiri dan menepuk tangan. Ada beberapa yang bahkan menangis melihatnya. Contoh: Midorima

"Shin-chan…masa ga nangis? Ini sedih lho…" ucap Takao yang menangis di samping Midorima

"Eng-enggak lah! Buat apa menangis!" Midorima mengelak "Itu ada air mata di matamu" Takao menunjuk matanya

"I-ini kelilipan debu –Nanodayo . Kalau pun aku menangis itu bukan karena peduli –nanodayo!" tsundere no jutsu milik Midorima, sudah di 'kai'

Kembali ke altar. Kagami yang melihat adegan itu sedikit meneteskan air mata.

lelaki bersurai biru itu melihat ke arah Kagami "Hoi, gitu aja nangis. Cengeng" Kagami ingin meninju orang itu. Tapi ya…melihat Kuroko yang sebahagia ini-dengan wajah datar tentunya- jadi niatanya hilang.

"Saatnya bertukar cincin" ucap sang pendeta. Suasana tidak terlalu berisik lagi. Akashi memasangkan cincin-yang di bawa oleh lelaki bersurai biru itu-. Setelah itu, Kuroko memasangkan cincin-yang di bawa Kagami-. Cincinnya tidak terlalu mewah. Simpel malah. Cincin polos dengan satu batu berlian yang tidak menonjol. Dengan ukiran nama 'Seijuro & Tetsuya' di bagian dalam cincinnya.


.

"Kagami-kun. Aku ingin mengenalkan mu dengan teman Akashi-kun." Akashi datang membawa (baca: menggeret) seorang lelaki.

"Ini" ucap Akashi memberi (baca: melempar) lelaki itu ke hadapan Kagami.

"Tuxedo Louis Vuitton berwarna biru tua, sepatu Air Jordan? Wow, dia pemain basket rupanya. Eh, tunggu. Emang dengan sepatu itu diperboleh kan masuk ya? Masa bodo lah. Dan, Parfum Burberry Brit. Hm, bukan selera yang buruk."

"Ayo berjabat tangan" ucap Kuroko.

"Ehm, aku Kagami Taiga. Yoroshiku" ucap Kagami

"Um, aku Aomine Daiki. Yoroshiku mo. Dan soal yang tadi, maaf ya." Dia- Aomine menjabat tangan Kagami.

"No Probs"

.

Sekarang hampir semua tamu berdiri. Menunggu kedua mempelai melempar bunga. Dan entah kenapa. Kagami dan Aomine juga berada diantara mereka semua.

"Minna~~Siap?" tanya Kuroko dari atas gedung-balkon lantai dua- bukan atap ya.

"Siaaaapppp!" teriak mereka semua termasuk Kagami.

Kuroko mengangguk ke arah Akashi. Membalikan badannya dan melempar bunga tersebut.

Sayang seribu sayang, Kagami tidak melihat bunga terbang itu, karena badannya terdorong-dorong arus manusia.

"Ugh, eh? Gomen" pipi Kagami memerah sekarang. Badannya tengah di papah Aomine.

"Um, daijobu" Aomine mengalihkan matanya. Pipinya juga memerah.

Bunga itu terus melayang. Sampai…

"Hup!" bunga itu jatuh tepat di tangan Kagami.

"Eh? EEEEEEEEHHHHHHH?!" tentu. Kaget. Dia tidak merasa akan mendapatkan bunga, tetapi malah dia mendapatkannya?!

"Hey yang disana! Selamat. Mungkin sebentar lagi kau akan segera menikah dengan orang si samping mu itu!" teriak Akashi.

Mau Aomine, mau Kagami. Wajah mereka semerah tomat sekarang.

.

.

Emangnya mereka berdua bakal jadi? Haha. Entahlah

.

~TBC~


A/n:

Hai! Kyuu kembali nih! bukannya update make you alive malah ngetik cerita baru-_-

oh iya, cerita ini mau di lanjutin engga? itu sih terserah kalian... mari review saja...

sola merek-merek silahkan gugeling sendiri. disini kagami itu sangat kaya ya! ha,

maap deh kalo humornya ga kerasa :v

nanti juga mungkin-mungkin ya- akan ada slight akakuronya.. itu juga tergantung kalian lho.. tapi ingat! main pair adalah AoKaga!

yaudah segini dulu.

RnR please~~

.

Sonja,

Kirigaya Kyuu