Free © KyoAni
Warning: OOC, Typos, Yaoi/ Shonen-ai, AU sedikit modifate canon, RinHaru, dll
.
.
Haru tau, dia begitu senang dengan adanya Rin kembali. Walau Rin tetap berada di sekolahnya, setidaknya mereka tidak saling berjauhan kembali. Dia bisa bersama Rin lagi. Melihat pemuda berambut merah itu tertawa dan sedikit menunjukkan taringnya saat menyeringai melihatnya. Melihat Rin yang berakting di depan kelas seperti dulu saat pertama kali menjadi siswa pindahan membuat memorinya berputar ulang.
Melihat pemuda itu sedang mendapatkan ledekan dari Makoto ataupun Nagisa membuatnya semakin tersenyum. Sekarang dia bisa tersenyum lagi, sambil berada di sisi pemuda penyandang julukan shark itu.
Biarkan orang-orang yang akan menyebutnya aneh atau apa.
Tapi, ini 'lah yang dirasakannya.
Dia tau hal ini saat berhasil berenang bersama dengan Rin kembali. Saat detik-detik melihat dan mendengar Rin yang meneraki namanya saat dia melompat ke air. Berenang dengan begitu indahnya—seperti yang diucapkan sahabat-sahabatnya dia berenang begitu cantik bagaikan lumba-lumba yang bebas.
Berhasil memenangkan perlombaan dan saling merangkul seperti dulu.
Hatinya menghangat saat mendapatkan pelukan pertama dari Rin.
Ya, dia mengetahui semua itu.
...dia mempunyai perasaan spesial pada pemuda berambut merah itu.
...dia menyukai pemuda itu.
Itulah alasan dulu dia begitu terluka saat melihat pemuda itu menangis. Selalu berusaha keras untuk membuat pemuda itu kembali dan bersama-sama berenang kembali.
Bolehkan sekarang dia tersenyum mengingat masa yang begitu menyakitkan saat berusaha membuat pemuda itu kembali berenang? Bolehkan dia sekarang tertawa saat melihat pemuda itu menangis untuk kedua kalinya di atas tubuhnya—dia depan pohon yang menjadi janji mereka?
.
.
Di depan kelas, Rin yang sedang berteriak kesal karena diledek oleh Nagisa dan Makoto melirikkan matanya kepada pemuda yang duduk di bangku belakang. Melihat pemuda itu tersenyum padanya, Rin juga tidak bisa menahan rasa hangat di dadanya. Dia begitu bodoh dulu saat menganggap Haru menjadi rivalnya. Karena buktinya, Haru adalah panutannya.
...semangatnya saat berenang.
Lumba-lumbanya.
Bolehkah dia memberikan nama itu untuk pemuda berambut biru itu?
Rin mengeringai melihat Haru yang tersentak karena bertatapan mata dengannya. Melihat kulit putih pada pipi Haru itu menjadi merona dan Haru yang segera memalingkan wajahnya.
Biarlah ini semua menjadi rahasianya.
Yang terpenting, dia bisa kembali berenang dan bersama dengan pemuda itu. Tanpa adanya persaingan atau perbedaan pendapat yang dulu selalu diungkitnya.
.
.
.
"Teman-teman mau sampai kapan kalian disini!? Aku sudah mencari kalian dari tadi!" Gou berteriak di ambang pintu bersama dengan Nitori dan Rei.
"Matsuoka senpai! Yang lain sudah menunggu dari tadi!" Nagisa berteriak sambil tersenyum padanya.
"Senpai kita akan mengadakan latihan bersama, ayo cepat!" Rei menimpali.
Ah, mungkin ini memang awal yang baik untuknya. Setidaknya—Rin melihat Haru—dia bisa bersama dengan lumba-lumbanya. Rin menunjukkan senyum tulusnya.
Dengan malas Rin hanya menjawab, "Iya-iya,"
Di susul dengan yang lain di belakangnya.
.
.
.
End~
