Disclaimer: Naruto ©Masashi Kishimoto

Rating: T untuk bahasa kasar dan adegan yang tidak disarankan untuk dibaca anak anak.

Genre: Humor, Parody

Warning: , AU, OOC tingkat dewa, Typo(s) sangat mungkin bertebaran, EYD ancur, abal, plot gak jelas, cerita ngawur. Judul dan summary ga nyambung, Non Yaoi!

a/n: Sebelumnya salam kenal untuk para senpai di FNI, saya newbie baru yang masih belajar, jadi harap maklum kalau fict ini memiliki tingkat keabalan yang sangat tinggi. Maaf kalau ide dan jalan cerita ada yang sama dengan fict senpai sekalian, tapi ini murni ide saya. RnR maybe? Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan, sekalipun dalam bentuk flame. Akhir kata: Happy reading minna.

(3G) Gara-Gara Goceng

Tanggal tua, tanggal yang dikenal sadis bagi semua orang, terutama bagi mahasiswa pas pas an macam jagoan kita Uchiha Itachi. Punya tampang orang kaya nya pun gak akan membantu banyak disaat tanggal tanggal mencekik seperti ini. Uang bulanan tinggal lima ribu, sedangkan kalender masih menunjukkan angka 23 Maret, salahkan Deidara yang ngajakin jalan disaat dompet udah kering kerontang, ahh... Andaikan KTP bisa digadai.

Itachi kini berdiri di depan sebuah kos kos an kecil pinggir jalan, berharap si penyewa kontrakan yang notabene adalah ketua geng nya punya solusi buat ngejalanin hidup 5 hari ke depan. Namun harapannya dihempaskan dengan adanya poster merah besar di pintu depan kontrakan yang bertuliskan 'Pein Awesome sedang tidak ada di kost an, silakan datang lagi lain kali.' Rambut hitamnya yang sekelam malam melambai tertiup angin, dan iris onyx nya menatap poster tersebut penuh minat.

'Norak,' batin Itachi.

'Mestinya dia pake warna pink, kan lebih unyu.' Lanjutnya lagi.

Salah gaul. . .

Akhirnya setelah semedi selama lima menit Itachi kembali melangkahkan kakinya menjauhi kost an nista sang leader, tujuannya hanya satu. Kost an sohibnya yang tiga tahun belakangan mewarnai hidupnya, yang tidak lain adalah seorang pria dengan tinggi hampir melebihi batas normal orang asia pada umumnya. Hoshigaki Kisame si manusia ikan. Kenapa manusia ikan? Bukan, bukan karena Kisame masih ada hubungan darah sama Deni Manusia Ikan yang tiap hari kerjanya cuma ngambang di pantai ancol, tapi karena kemanapun seorang Kisame melangkah, disitu pula bau ikan asin akan merebak. Entah doi males mandi atau mandinya pake rendeman ikan asin, hanya Tuhan yang tahu. Ditambah lagi tanda lahir menyerupai insang ikan di kedua pipiya membuat julukan manusia ikan sangat tepat untuknya.

Setelah 15 menit jalan kaki, 2 menit gelinding, 5 menit ngesot. Disinilah itachi, berdiri dengan gaya patung pancoran salah urat menatap sahabatnya dengan tatapan penuh pengharapan.

"Kis, gue mau . ."

"Gak punya, gue juga lagi bokek." Kisame memotong kalimat Itachi, padahal si empunya mulut belum sempat mengutarakan maksud dan tujuannya kesini.

"Minjem WC"

Hening...

Peraturan Uchiha pasal tiga ayat satu, selamatkan ego mu bagaimanapun caranya.

"Kost an lu kan ada Wc nya Chi." Ujar Kisame sambil ngupil pake kelingking, Itachi cuma bisa nyengir kuda.

"Wc nya rusak."

"Yaudah, masuk aja sorry berantakan." Itachi cuma bisa diem sambil melangkahkan kaki ke kamar mandi Kisame. Itachi cengok, Hidungnya tiba tiba disergap bebauan yang sangat semerbak laksana bunga bangkai yang siap panen. Penyebabnya cuma satu, kondisi Wc Kisame yang sangat tidak ber ke-pri Wc an. Buat lebih jelasnya mari kita lihat sama sama.

Di dalam Wc berukuran satu kali satu meter yang dihiasi dengan cat abu abu luntur ini kelihatan normal, yaah standart Wc kos an lah, ada jamban, gayung, keran, dan bak mandi kecil. Tapi anehnya di bak mandi yang cuma secuil itu banyak kaus kaki ngambang, udah dekil bolong pula. Baunya? Jangan tanya, idung itachi yang katanya super sensitivehingga hampir menyamai idung Pakkun itu aja sampe hampir lepas gara gara gak kuat sama baunya yang mirip ikan asin kadaluarsa itu.

"Kis, cucian kaus kaki lu kelarin dulu tuh," Ujar Itachi yang langsung keluar dari wc laknat milik Kisame.

"Oh, itu cuman rendeman doang, gue males nyuci. Tau udah berapa bulan itu kaus kaki gue rendem." Jawab Kisame tanpa ada rasa bersalah sedikitpun, walau setitik.

'Setitik, tak akan kusentuh lagi dan tak akan kuminum lagi walau setetes,'

Woi, ini bukan lagi nyanyi lagu bang Oma!

Itachi diem, hatinya galau. Segalau cowok di iklan sebuah provider yang harus nyari sejuta bunga bangkai buat luluhin hati babenya sang wanita pujaan yang bernama Bangkai. Dalam hatinya dia pengen nanya sesuatu sama sang manusia ikan, tapi takut do'i tersinggung. Dan dengan pertimbangan yang masak, bahkan hampir kematengan. Pertanyaan yang sedari tadi ada di benak Itachi pun keluar juga.

"Lu mandi pake aer itu Kis?" Kisame Cuma ngangguk ngangguk kaya boneka anjing di dashboard mobil. Akhirnya, teka teki kenapa Kisame bisa bau ikan asin pun terpecahkan, dan andaikan berita ini tersebar luas. Maka julukan Kisame si Manusia Ikan pun akan berganti menjadi Kisame si Manusia Kaus Kaki, Itachi yakin itu.

"Chi, lo laper ga?" Tanya Kisame yang memecah keheningan yang sejenak tercipta diantara mereka.

"Laper, lo mau ngajak gue makan Kis?" Kisame lagi lagi cuma ngangguk, Itachi udah seneng, se-enggaknya makan siang hari ini gratis. 'Walaupun Kisame terkutuk dengan segala bau kaus kaki nya, ternyata doi anak yang baik dan perhatian, ga salah deh temenan sama Kisame sang Manusia Ikan' batin Itachi.

"Tapi lo yang bayar Chi." Seketika punah lah harapan si Uchiha sulung, abaikan pujian untuk Kisame barusan, Kisame hanyalah manusia ikan yang baunya semerbak kemana –mana. Terkutuk kau Kisame!

"Watdepak? Duit gue tinggal goceng-goceng nya Kis, mana bisa buat bayarin lo makan, buat makan sendiri aja gue susah!" Itachi misuh misuh sekalian curhat depan kisame, yang dicurhatin lagi lagi Cuma bisa ngangguk ngangguk kaya ayam mabuk.

"Bercanda Chi, gue tau tampang lu doang yang kaya orang beduit tapi kantong lu ga pernah ada isinya." Sekarang Itachi yang diem, di kepalanya ada rencana buat bikin Kisame bakar sambal balado kalau suatu saat dia udah ga kuat nahan laper.

"Yaudah, makan dulu yok, kebetulan gue baru dapet paketan rendang dari nyokap." Selain bau ikan dan suka ngejek, ternyata anak ini ada sisi baiknya juga, Itachi membatin. Dalam hati ia berjanji, jika suatu saat Itachi jadi orang sukses dia bakal ngasih kerjaan ke Kisame sebagai tukang sapu, itulah janji seorang Uchiha Itachi!

_*Awas ada Bajaj!*_

Selesai makan, perut kenyang tapi pikiran masih galau. Kembali ke permasalah utama seorang Itachi: dengan apa dia hidup selama lima hari ke depan?

"Kis, lo beneran ga punya duit?" Itachi memberanikan diri bertanya pada kisame yang lagi kumur kumur pake air dari bak yang tadi kita lihat.

"Beneran, ini rendang aja paling gue hemat hemat ampe seminggu ke depan, lo kenapa gak coba telepon bokap lo dulu, kirim lima puluh ribu kan lumayan ampe akhir bulan." Jawab kisame dengan mulut bau ikan khas milikknya.

Sekarang giliran Itachi yang angguk-angguk membenarkan ucapan Kisame sekaligus merasa kenapa dirinya begitu bodoh sampai solusi semudah itu tidak terpikirkan olehnya sedari tadi. Tanpa ba bi bu lagi Itachi langsung menhambil ponsel kebanggaannya. Ponsel maha dahsyat yang konon katanya lebih kuat dibanding batu karang, ponsel tiada tanding yang mampu membuat palu milik Thor sekalipun terlihat bagai mainan bayi bila disandingkan dengan ponsel milik Uchiha Itachi ini. Dan ketika ponsel itu keluar dari kantung celana miliknya, langit yang tadinya cerah tiba tiba berubah mendung, guntur menggelegar membelah langit gelap ditambah hujan deras yang turun disertai angin badai. Sungguh dahsyat sekali kekuatan ponsel Itachi ini, inilah ponsel legendaris yang hanya dimiliki oleh seorang Uchiha Itachi, No*kia 3310 dengan layar monochorome dan ringtone monophonic yang konon mampu membuat dunia atas berguncang dengan sangat tidak elitnya.

"Hp lo jadul banget Chi," Skak! Celetukan kisame dengan sangat sempurnanya menghancurkan image ponsel terdahsyat sepanjang abad yang sudah susah susah saya buat.

"Jamban lo kis!" Itachi cuman bisa manyun, gimanapun juga yang dibilang oleh Kisame itu sebuah fakta yang tak ter elakkan lagi.

Dengan jempol seksi miliknya itachi segera men dial nomer yang sudah dia hapal di luar kepala, bukan, bukan karena dia nyatet itu nomer di jidad nya. Dia memang hapal nomor itu, dah itu aja, paham? Okeh kita lanjut, lagi lagi harapannya untuk menyelamatkan diri dari mati kelaparan dihempaskan oleh suara serak serak basah nan menggoda milik operator.

Itachi membatu di tempat, ponsel kebanggaannya langsung terhempas ke arah kasur milik Kisame, maklum HP satu satunya. Wajah yang biasa stoic itu kini memucat, matanya menunjukkan kepedihan yang amat dalam, tubuhnya bergetar hebat seakan tak mampu menahan beban yang ditanggungnya. Kisame yang melihat sahabatnya menderita sedemikian parah hanya mampu bertanya.

"Lo kenapa Chi?"

Raut wajah Itachi langsung berubah sendu, dan perlahan air mata meluncur dari kedua bola matanya. Dan kata kata itupun terlontar dari mulut itachi.

"Gue... ga punya pulsa"

Kisame cengo di tempat, menatap sang Uchiha sulung yang kini sedang meratapi nasipnya sambil jongkok di sudut kamar. Walaupun sekilas tak ada yang berubah dari mimik muka Itachi, tapi Kisame tahu bahwa temannya yang satu ini sedang benar benar galau. Terbukti dari air mata dan aliran sungai yang sedari tadi terbentuk di bawah hidungnya , pernah liat orang nangis dengan muka stoic? Nah seperti itulah kira kira wajah Itachi saat ini.

_*Awas ada Bajaj!*_

"Udah Chi jangan sedih, lo masih bisa numpang makan dimari lagi kok." Ucap Kisame yang mencoba menenangkan kegalauan hati Itachi.

"Lagian lo juga si pake maen ama Deidara, udah tau tarif doi mahal." Twitch, urat nadi di pelipis Itachi mendadak menegang. Matanya yang berubah menjadi semerah darah menatap Kisame penuh dendam.

"Lu kata gue apaan hah! Gini gini gue masih normal jamban!" sepertinya Kisame berhasil membangkitkan mood Itachi buat misuh misuh lagi, gak sedih lagi, yang penting semuaa Happy!

Eits, itu scriptnya si Desta buat di OVJ,

"Maksud gue kan kalo jalan ama Dei pasti ngeluarin biaya banyak, udah tau doi kalo jalan ke tempat yang rada mahal, gak cocok buat kantong kita yang notabene mahasiswa perantauan." Sahut Kisame bijak, dalam hati Itachi membenarkan ucapan temannya yang satu ini.

"Ditambah lagi kan lo kere berat Chi, masih aja maksain diri buat ngikut." Lajut Kisame lagi, entah nasihat entah hinaan yang kali ini terlontar dari mulut ikan asin miliknya tersebut.

"Gembel lu Chi," Sekarang Kisame mulai memprovokasi Itachi.

"Chi, lu denger gue gak?"

"Oi, bang keriput tapi bolot."

Itachi hanya diam dan berlalu menuju Wc laknat milik Kisame, sejurus kemudian iapun keluar dengan membawa sesuatu yang sulit didefinisikan dengan kata kata.

"Apaan Kis?" Tanya Itachi dengan penuh intimidasi.

"Errr,,, ga jadi Chi, ehehe." Kisame yang melihat kemarahan sang Uchiha Sulung hanya mampu cengengesan tanpa alasan yang jelas.

"Tadi lo ngatain gue apaan Kis?" Lagi lagi Itachi bertanya dengan penuh Intimidasi, andaikan ini dunia ninja, kalian pasti melihat sebuah bayangan hitam membungkus tubuh Itachi.

"Kagaak, gue kagak ngatain lu, lu salah denger kali Chi," Kisame masih mencoba berkelit dari kemarahan sang Uchiha, sudah jadi rahasia umum betapa menyeramkannya kemarahan sang Uchiha sulung. Bahkan menurut rumor yang tersebar di kampus, seorang Uchiha Itachi yang sedang marah kekuatannya sama dengan seekor kerbau yang mengamuk. Oleh karena itu terkadang tenaga Itachi dimanfaatkan untuk membajak sawah belakang kampus, tanpa bayaran tentunya. Hitung hitung pelampiasan emosi, begitu kata Itachi saat ditanya mengapa dia mau melakukan hal tersebut.

"Banyak alesan lo cepot, makan nih! Aah mate la su!" Tiba tiba sebuah kaus kaki berwarna hitam membungkus mulut Kisame yang sedang menatap Itachi dengan horor. Tangan Itachi tak tinggal diam, ia mendorong kaus kaki tersebut ke dalam mulut seorang Hoshigaki Kisame hingga mulut itu tersumpal dengan sempurna.

"Makan tuh kaus kaki!" Ucap Itachi penuh kemenangan, seakan akan dirinya baru saja mengalahkan seorang Chris John dengan sekali pukul. Namun rupanya kali ini seorang Itachi salah besar, tak lama kemudian Kisame bangkit dengan wajah marah dan menggumamkan sesuatu yang terdengar seperti 'sialan, emang lo doang yang bisa' dan 'awas lo ntar gue bales lo chi'.

Kedua orang itu masih bergeming di tempat masing masing, sekarang mereka terlihat seperti rival yang siap untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Semilir angin yang berasal dari kipas tua mengibarkan rambut mereka masing masing, kost an kecil itu akan menjadi saksi bisu pertarungan hebat dari dua orang sahabat, di tengah tengah mereka bak kecil berdiameter delapan puluh centimeter yang entah kapan berada disana dengan setia menunggu aksi mereka. Kisame lebih dulu mengambil ancang-ancang menyerang, dengan bermodalkan kaus kaki yang berada di mulutnya.

"Suiton, bakushui shoha!" Kaus kaki yang tadinya berada di mulut kisame meluncur cepat menuju arah Itachi, dengan cepat Itachi melompat ke samping untuk menghindari kaus kaki yang sudah terselubungi oleh air liur kisame tersebut.

Mata Itachi terbelalak, serangan yang barusan Kisame lancarkan barusan memang hanya mengenai tembok di belakangnya tapi ledakan bau kaus kaki tersebut membuat keringat dingin Itachi mengalir deras, andaikan saja tadi ia gagal menghindar sudah dapat dipastikan dirinya akan mati tercekik bau nista tersebut.

"Susan o'on!" Teriak Itachi penuh kemarahan, dan tiba tiba tubuh Itachi sudah terbungkus oleh boneka ondel-ondel berwarna hitam yang entah darimana ia dapatkan.

"Sekarang lo ga bisa berkutik lagi Kis, mending lo nyerah untuk mengakui ke awesome an gue dan tarik semua kata kata lo tadi." Perintah Itachi sambil memperlihatkan evil smirk terbaiknya, yang tentu saja tidak terlihat oleh Kisame, orang Itachi nya aja ada di dalem ondel ondel.

Kisame yang sudah tersulut amarahnya pun hanya mampu tertawa,

"Jangan mimpi Chi, keriput lo entar tambah bany..." belum sempat Kisame menyelesaikan kata-katanya, tangan ondel ondel milik Itachi yang terbalut kaus kaki bau tersebut menyerang kisame dengan brutal. Beruntung Kisame sempat menghindar, jadi bau yang diterimanya tidak begitu parah. Setelah berhasil menghindar dari serangan mematikan dari ondel-ondel milik Itachi, Kisame pun kembali mengambil kuda-kuda menyerang. Kuda-kuda yang sangat dikenal oleh Itachi, karena dengan kuda kuda itulah dulu Kisame mengusir mbak Orochi –bencong yang suka ngamen di depan kost-an Kisame-.

"Goshoukan gue!" Teriak Kisame sambil meluncurkan lima ekor(?) benda random dari tangannya, bila diperhatikan benda random tersebut terdiri dari sebuah setrika atau yang dikenal juga sebagai gosokan, dan 4 buah kaus kaki buluk yang tadi berada di dalam bak milik Kisame.

Setrika yang dilempar kisame menghantam tubuh ondel-ondel milik Itachi dengan keras, guncangan yang ditimbulkannya mampu membuat ondel ondel itu oleng. Disusul dengan kaus kaki yang berbentuk gulungan seperti bola lagi lagi menghantam tubuh ondel-ondel itu dengan sangat kuat, ditambah lagi ledakan bau yang mampu menggoyahkan iman(?) Itachi yang berada di dalam ondel-ondel tersebut. Runtuhlah sudah jurus pertahanan kebanggaan klan Uchiha, yang menurut kabar burung adalah pertahanan terkuat klan tersebut.

Itachi yang sudah tak mampu lagi menahan beban tubuh ondel-ondel tersebut hanya mampu pasrah ketika tubuh beserta ondel-ondelnya oleng ke belakang. Dengan sisa sisa tenaga miliknya dan bermodalkan dinding di belakangnya sebagai pijakan Itachi mencoba mengempaskan tubuhnya ke depan, setidaknya inilah yang bisa Itachi lakukan untuk tetap melawan dan tidak kehilangan martabatnya sebagai seorang Uchiha. Sekilas tubuh susan o'on a.k.a ondel-ondel milik Itachi tersebut terlihat melayang beberapa puluh centimeter dan melaju tepat menuju ke arah Kisame. Karena tidak siap akan serangan dadakan seperti ini, dirinya pun tak mampu menghindari serangan final milik seorang Uchiha Itachi.

_*Awas Ada Bajaj!*_

'Brakkk!' Suara tabrakan yang cukup keras terdengar dari arah kamar Kisame, Hidan yang sedang khusyu' menyembah Jashin sambil kayang pun terkaget kaget mendengarnya. Dengan tergesa-gesa, Hidan segera menuju kamar Kisame yang hanya berjarak beberapa meter dari kamarnya tersebut.

"Woi berisik Jamban! Lagi ngapain si lo Kis?" Tanya hidan yang sekarang berada di depan pintu kamar Kisame, dan tanpa ijin membuka pintu sang pemilik kamar.

"Bangkek! Busuk bangat ini kamar!" Teriak Hidan setelah memasuki kamar Kisame, namun teriakan itu berganti menjadi tatapan kaget. Bagaimana tidak, sekarang yang ada di hadapan Hidan adalah seonggok kamar berantakan penuh kaus kaki basah dan sesosok manusia yang sedang tertindih ondel-ondel.

"Anjrit, dasar manusia ikan! Ondel-ondel masih lu embat juga! Istigpar lu kis, Ya Jashin, dosa lu!" Ceramah ustadz Hidan, dengan ajaran yang sesat tentunya.

Itachi yang masih berada di dalam ondel-ondel pun langsung keluar dari sosok yang selama ini melindunginya dari serangan serangan Kisame. Sedangkan Kisame sendiri hanya bisa terduduk lesu, pandangannya mengarah pada satu titik. Yaitu sepiring rendang yang kini telah bercampur dengan kaus kaki buluk miliknya.

"Rendang gue..." Ratap Kisame,

"Alamakjang, makanan gratis gue!" teriak Itachi histeris setelah mengetahui bagaimana rupa jaminan hidupnya lima hari ke depan saat ini.

Dan Hidan? Dia lagi nari tor-tor untuk merayakan kesengsaraan kedua temannya ini, sungguh teman yang kejam. Dapatkah Itachi dan Kisame bertahan hidup hanya dengan selembar uang lima ribu untuk lima hari ke depan? Kita Tanya Galileo. *plakk*