Hope It's You

Disclaimer: Naruto miliknya Masashi Kishimoto dan bukan milik saya

Rated : T

Genre : Romance, dll. Nilai sendiri lah genrenya apa apa aja :D

Warning: OOC, typo bertaburan, DLDR

Chapter1

Sakura POV

Aku duduk diam di bangku ke 2 deretan ke 2 dari pintu kelas 3 IPA 1..

Sambil termenung aku memainkan pulpen di tanganku dan pandangan kosongku terarah ke pulpen yang aku putar-putar dengan jari-jariku..

Di pikiranku sekarang hanya ada tanda tanya tentang kesalahan semester kemarin. Peringkat 5 ? itu yang selalu membebani pikiranku, bagaimana bisa aku dapat peringkat 5. Biasanya kan peringkat 4, ya walaupun hanya satu tingkat menurunnya nilaiku tapi tetap saja aku tak dapat menerimanya..tau sendiri orang yang menjadi peringkat 4 sekarang itu cewek sok pinter dan tukang iri dan anehnya cewek itu iri 'hanya' kepadaku saja. Dari dulu yang peringkat pertama pasti si manusia berIQ tinggi a.k.a Shikamaru, diposisi kedua Hinata, ketiga Shino, dan yang seharusnya diposisi 4 adalah aku! Tapi kenapa harus nenek sihir itu? Hm..aku harus belajar dengan giat untuk menggapai impianku,, setelah lulus aku ingin kuliah tapi tidak dengan membebani ayah...yah, aku ingin mendapatkan beasiswa untuk kuliah nanti..

"Hei! Sakura apa yang kau hayalkan ? Apa tentang bagaimana cara menggunakan pulpen itu ?" pertanyaan Ino yang kini duduk di bangku sebelahku membuat pikiranku terlonjak kembali ke tempat di mana aku berada

-End Sakura's P.O.V-

Sakura memandangi orang yang ada di sebelah kanannya dengan senyuman tanpa menjawab pertanyaan orang itu

"apa kau sedih kita naik kelas ?"

"heh? Tidak! aku senang kok"

"benarkah ? lalu kenapa pagi-pagi begini kau melamun? Tidak seperti biasanya..apa karena liburanmu tidak menyenangkan ?"

"hm. tidak" dengan senyum cerah ceria tanpa beban

Tiba-tiba ada suara yang tidak asing mendobrak pintu yang tidak tertutup alias terbuka lebar..

"wuahahaa~~ di mana tempat dudukku ? aku ingin duduk di bangku paling pertamaaaaa~..."

Suara berisik si pemuda maniak ramen terngiang di kelas...

"hah, selalu saja ingin duduk di bangku paling depan, bukan karena mau serius belajar tapi untuk mengerjai guru-guru yang akan mengajar,, tidak ada jerahnya. untung dia bisa naik kelas" kata-kata Ino yang ia keluarkan dengan sinis, sedang orang yang dibicarakan itu berkelahi dengan si Mayat idup merebut bangku pertama di deretan bangku Ino dan Sakura..

"haha.. Sai juga ingin duduk di paling depan agar dapat melihat dengan jelas ibu guru yang cantik saat mengajar dan tentunya melihat siswi yg maju mengerjakan soal di papan untuk dilukis" Ucap Sakura yang tak sadar gadis disebelahnya merasa hatinya panas mendengarnya.

"humm, tapi untuk apa mereka berkelahi, kan mereka bisa satu meja, lagian di situ ada dua kursi kan ?" pertanyaan Ino terdengar ke organ pendengaran 2 pemuda yang sedang berkelahi dengan konyol di hadapan mereka. Mata Sai langsung tertuju kepada Ino dan menghampiri Ino dengan gaya gentleman (?) "wah~ Ino kau sangat cerdas dibandingkan apapun. Arigatou" sambil berdiri di samping Ino, Sai memegang tangan Ino dan hendak mencium punggung tangan Ino, dan...

Plakkkk! Kejadian tak terduga terjadi.

Jam 08:00 pm di kediaman Sakura

Tililit-tililit-tililit! Telepon rumah Sakura berbunyi "Moshi-moshi..iya ini saya sendiri"

Penelepon : (...)

"oh. Baiklah" hhssh~ desahnya setelah menutup telepon

"telepon dari siapa sayang ?"

"wali kelas"

"ada masalah apa ? "

"hem. Aku disuruh untuk tidak masuk kelas besok" jawabnya lesuh, sambil berjalan menuju kamarnya yang hanya 3 meter dari tempat ia berdiri

"hei, jawab dulu kalau ditanya"

Tanpa perduli Sakura masuk kamarnya dan menggeser rapat pintu kamarnya yang terbuat dari kayu. Rumah Sakura sangat kejepangan (?) alias tradisonal dan sederhana.

"sayang~..ada apa? Apa gara-gara nenek kemarin tidak sengaja menumpahkan semur jengkol di meja guru" pertanyaan Obasan Sakura dengan suara agak kencang dari ruang tamu.

Sakura merebahkan tubuhnya ke atas ranjangnya alias kasur tanpa ranjang yg ukurannya untuk satu orang.

"sumur jengkol?"

"iya kemarin nenek ke sekolahmu untuk membawakan bento, dan resep kali ini nenek nonton di saluran tipi amrik"

"amrik?"

"iya amrik, bahasanya yg nenek ingat seperti ini 'well- to the well well well'"

"..."

"gomen, nenek kemarin khilaf menumpahkan bento di atas meja guru di kelasmu saat kelasmu kosong" dengan nada sedih tersedu-sedu alias lebay

"aku masuk dalam Final kompetisi anggar antar sekolah"

Sontak nenek Sakura menerobos kamar Sakura lalu mengguncang-guncang bahu Sakura dan memeluk Sakura yang kini terduduk di atas kasur karena kaget neneknya masuk tiba-tiba.

"kenapa tidak beritahu lebih awal, dan kenapa tidak senang ikut kompetisi itu ? kan nenek sekarang yg menjadi orang tua kamu semenjak Kaasan kamu meninggal dan Otousan kmu kerja di Kota. Apakah nenek kurang memperhatikanmu jadi kamu tidak sayang lagi sama nenek? "

"Kenapa pembicaraannya sampai ke sini ?" Tanya sakura dalam batinnya

"aduuhh..nenek, infonya jg baru aku tau tadi pas ditelpon dan aku hanya tidak mau harus ketinggalan pelajaran dan ulangan besok lagi" jawabnya penuh kecewa dan menekan kata lagi "terus tempat kompetisinya jauh, untung aku sudah ke Kota itu 4 kali waktu liburan musim semi sama Ayah, jadi aku lumayan tau tempat-tempat terkenal atau jalanannya tapi kompetisinya ini di-" sambungnya lagi tapi terpotong oleh sang wanita tua gaol bernama Chio, nenek Chio

"bukannya bagus dapat bertemu Ayahmu nanti setelah pulang kompetisi ?"

"Ayah kan la-" belum sempat sakura menyelesaikan kalimatnya neneknya memotongnya 'la-gi' "O iya ya, kan otousanmu lagi di desa Suna untuk urusan pekerjaannya, dugaan nenek ni ada sangkut pautnya sama proyek Hambalang" Ucapnya dengan memasang muka serius tapi menurut Sakura itu tampang sok tau

"saran nenek ni, pergi saja lah kan paling nanti ada ulangan susulan dan nenek akan memberimu uang untuk les private pada liburan musim semi bulan depan untuk persiapan UN mu..Okay? Oyasumi minasai" Sambung nenek Sakura yang bersifat keputusan yang tidak dapat diganggu gugat tanpa mendengar jawaban sakura ia langsung mematikan lampu kamar sakura dan menggeser pintu kamar Sakura untuk menutupnya.

Sakura hanya pasrah mendengar hal itu dan langsung menjatuhkan badannya tidur di atas tilam empuknya

"Nilaiku memburuk akhir-akhir ini dan, hahhh~ aku harus ikut kompetisi anggar lagi? Walaupun final tapi kan tetap saja ulangan besok..hiks harus tertinggal lagi? Dan kenapa tempat kompetisinya harus di Tokyo?" Kesalnya sendiri dalam hati dan memaksa menutup matanya untuk tidur

-Jam 07:00 a.m-

Tttktringggggg! Trrriingg!

"Nngg.."

"Yabaii! sudah jam segini ?"

Sakura pun langsung bergegas menyambar handuk biru tuanya dan masuk ke kamar mandi daannn—

Kepeleset. Lupa ngerem sangking buru2nya

Kira-kira 30 menit sakura selesai mandi. Itu adalah rekor tercepat dihidupnya untuk mandi 'hanya' 30 menit karena biasanya 45 menit 5 detik adalah waktu tercepat ia mandi jadi paling lama 1 jam.

Setelah sakura mengikat tinggi rambut pinknya dengan ikat rambut warna hitam, memakai seragam warna creamnya dengan dasi warna hitam, jas sekolah berwarna merah maroon dan rok di atas lutut berwarna hitam bergaris-garis abu-abu, dan kaos kaki abu-abu tua pekat bisa dibilang sedikit menuju ke warna hitam yang tingginya sekelingking dibawah lutut. "nenek, sakura berangkat dulu yaa?" pamitnya setelah mengikatkan tali sepatunya dengan tali yang masih belum kuat simpulnya karena terburu-buru, tak perduli akan hal itu ia segera berlari menuju halte bus

"siapa orang itu?" gadis berambut pink itu mendekati objek asing di depannya dan berniat duduk jongkok disamping kiri menghadap objek itu, tapi—

DEGG..DEEEGG!

Mata emerald sakura membelalak sempurna melototi mata pria yakni objek yang sedang menolongnya mungkin (?)

"KYAAAAA! LEPASS, LEPASKAN AKU !"

Mind To Review ?