Author : Park Jinjoo
DIFFRENT
.
.
.
Tidak suka silahkan Close saja
Mohon hargai karya saya
Terimakasih
.
.
.
'Memuakkan. Menyebalkan. Sampai kapan mereka akan begini? Tahan. Tahan. Tahan.'
Rasanya pikiran itu tak bisa lepas dariku. Memuakkan sungguh. Melihat begitu banyak kepalsuan yang menyelimuti manusia-manusia itu. Munafik. Tapi apa aku tidak? Aku manusia tentu saja, aku juga bagian dari mereka. Hanya saja…. Aku berbeda.
Ceklak… ceklaakk…. Ceklaak… ceklaaakkk…
Suara itu lagi, kutarik nafasku berat dan kubuang kasar berharap kekesalanku berkurang, dan suara itu menghilang.
Ceklak… ceklaakk…. Ceklaaakk…
'Oh ya ampun, dia ini sengaja atau apa?'Batinku. Kulirik dia yang masih asyik memainkan pensil mekanik milikku.
"Diam. Aku butuh ketenangan." Ucapku padanya.
Dia mengacuhkanku dan terus menikmati kegiatannya. Kulemparkan bantal disampingku ke arahnya yang sedang duduk di kursi meja belajarku. BUKK. Dia terkejut, dia menghentikan kegiatannya. Dan bantal itu mengenai lampu meja belajarku di depannya. Iya, bantal itu menembus melewati tubuhnya yang transparan. Dia menatapku tajam dan langsung melesat di depanku. Dia duduk bersila di depanku sambil menatapku kesal.
"Ya, Choi Hana. Apa kau tidak punya sopan santun? Setidaknya kau harus memberiku peringatan dulu atau apapun itu. Jangan main lempar begitu saja. Ingat, aku lebih tua darimu." Aku menatap lelaki di depanku ini.
"Kau juga jadi hantu harus tahu diri. Kau bukan hantu baru ahjussi." Ledekku padanya. Oh, astaga aku lupa dia hantu. Wajahnya mulai menyeramkan ketika dia kesal, "Baiklah baiklah. Oppa. Baekhyun oppa." Ucapku padanya.
Dia menarik kedua bibirnya dan menunjukkan giginya yang berbaris rapi. Dia selalu manis, Byun Baekhyun.
Dan selalu berisik, entah mengapa sejak pertama kali aku bertemu dengannya di rumah sakit tiga tahun lalu, dia mengikuti kemanapun. Tiap aku minta pergi, dia selalu menolak tapi tiap aku tanya mengapa dia mengikutiku, dia juga tidak mau menjawab. Aku juga tidak tahu kenapa.
"Berhenti bicara oppa. Telingaku ini panas mendengarmu bicara." Gumamku. Aku hanya tidak mau dianggap orang gila oleh orang-orang karena bicara sendiri.
"Mereka tidak mendengarku saja. Apa masalahnya?" Jawabnya sambil sesekali mengganggu orang yang bersimpangan denganku.
'Tapi aku mendengarmu.' Batinku.
"Aku mendengar itu Choi Hana." Tukasnya.
Dan begitulah pagiku, perjalananku menuju kampus akan selalu terganggu olehnya. Tidak hanya perjalananku, bahkan kehidupanku.
'Ah, ini…'Pikirku.
Sebuah energi asing mendekati kelasku. Aku tidak tahu, aku tidak bisa mendengar dengan jelas siapa yang mendekat karena terlalu banyak langkah kaki di luar ruang kelasku. Ku pejamkan mataku berusaha menahan energi yang semakin terasa, energi asing yang aku tidak tahu siapa pemiliknya hingga aku bisa mendengar suara langkah kaki yang berhenti di depan kelas. Kubuka mataku perlahan dan menatap pria jangkung yang sedang berdiri disana dengan senyum lebar.
"Park Chanyeol."
Aku reflek menoleh ke arah Baekhyun yang sedari tadi duduk di bangku kosong disampingku. Raut mukanya terlihat sendu dan terkejut, aku tidak pernah melihat ekspresinya yang seperti ini. Baekhyun yang menyebalkan terlihat, 'Kau mengenalnya?' Batinku. Baekhyun diam, matanya menatap rindu ke arah Chanyeol yang memperkenalkan dirinya sebagai dosen baru. Dan dia menghilang secara tiba-tiba.
'Byun Baekhyun! Ya, Byun Baekhyun. Dasar hantu, ditanya malah menghilang begitu saja.' Ocehku dalam hati. Aku kembali menatap ke depan dan memerhatikan Chanyeol yang mulai menjelaskan materi, pikiranku terus melayang ke arah Baekhyun dan Chanyeol. 'Siapa kau Park Gyosu?'
"Oppa. Kau tidak mau menjawabku? Oppa? OPPA!" Bibirku menurun seiring dengan moodku yang ikut turun melihat Baekhyun yang sedari tadi diam menatap ke arah gedung tinggi di depannya. "Menyebalkan. Huuuuftt. Kalau kau kesini hanya untuk mendiamkanku, lebih baik kau pergi saja oppa. Dasar hantu menyebalkan." Ucapku pada Baekhyun. Ku alihkan pandanganku ke atas lemari kamarku, "Kau juga termasuk. Pergilah." Ucapku pada sesosok hantu yang sedari tadi terduduk di atas lemari kamarku. Aku melangkah menjauhi pintu balkon kamarku dan menutupnya, membiarkan Baekhyun larut dengan pikirannya. "Kalian juga pergilah, aku sedang tidak ingin bermain." Ucapku lagi pada dua anak kecil – hantu- yang duduk di atas ranjangku. Pikiranku melayang, berjuta pertanyaan hadir mengenai hubungan Park Saem dengan Baekhyun. 'Sebenarnya apa yang aku tidak tahu?'
Tek tek tek tek...
Ketukan pada keyboard laptopku beradu dengan alunan musik ballad yang menemani malamku. Pikiranku terus melayang pada kejadian tadi siang.
-Flashback-
Udara musim panas memaksaku untuk membuka jaket kesayanganku dan menyimpannya dalam tas ranselku. Ku hela nafasku dan menatap sekitarku yang terlihat asyik dengan dunia mereka sendiri. Aku menoleh pada bangku sebelah kiriku yang kosong. Seakan mengetahui kegetiran hatiku, bibirku terkulum senyum yang mewakilinya. Bagian terburuknya, aku seperti bagian dari sebuah lukisan yang seharusnya tak ada tapi karena sebuah kesalahan aku disini. Sisi baiknya, aku seperti bintang utama dari sebuah pentas yang tersorot lampu dengan gelap disekeliling. Ku tundakkan kepalaku dengan senyum pahit yang masih menghiasi rupaku. Suara langkah kaki terdengar memasuki ruang kelasku dan keheningan menyerap kebisingan yang sedari tadi mengganggu pendengaranku. Kuraih tas ranselku dan mengambil catatan serta sebuah pena yang selalu menemani hariku. Aku terlalu sibuk dengan mencatat tanpa mencoba menatap dosen yang sedari tadi mencoba menjelaskan.
Hingga sebuah hawa lain menjalar keseluruh tubuhku. Ku dongakkan kepalaku cepat dan menatap lurus ke depan kelas. Mataku terbelalak mendapati pemandangan di depan kelasku. Bukan, Prof. Park yang sedang mengajar yang membuatku terkejut, tapi seseorang disampingnya.
"Byun Baekhyun." Lirihku.
Mataku perlahan melembut seiring dengan hembusan nafasku. Aku memerhatikan Baekhyun tanpa berkedip, 'apa yang dia lakukan disana?' Pikirku. Baekhyun tidak bergerak seincipun dari samping Prof. Park. Dia berdiri disana dan memandangi Prof. Park dengan ekspresi sedih, rindu?, aku pun tak tahu pasti. Dia masih disana sampai kuliah Prof. Park selesai. Mataku mengikuti pergerakannya yang mengikuti Prof. Park keluar kelas.
-Flashback End-
"Kenapa dia mengikuti gyosu-nim ?" gumamku penuh tanya.
.
.
TBC
.
.
Maaf kalau pendek hehehe...
Sampai berjumpa di Chapter selanjutnya
Ditunggu Kritik dan sarannya
Bye... Bye...
* gyosu = guru besar
