Sipit Baekhyun menatap deretan foto wanita di layar laptopnya. Berkali-kali dirinya me-klik foto-foto tersebut agar terlihat lebih jelas. Namun dirinya selalu mendecak melihat wajah-wajah waanita-wanita tersebut yang tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka semua terlihat palsu. Ia menggigit bibir bawahnya, saat menyadari stock wanita-wanita tersebut telah hampir pada batasnya.

"Bagaimana, Baek. Kau sudah menemukan wanita yang harus ku ajak kencan buta?"

"Belum. Mereka semua tidak ada yang cocok denganmu."

Inilah pekerjaan setiap hari jumat Byun Baekhyun. Mengunjungi situs kencan buta untuk mencarikan wanita yang dapat diajak berkencan oleh Park Chanyeol, sahabatnya sejak kecil. Dan sudah sekitar satu tahun dia melakukan ini, Chanyeol tidak pernah melanjutkan hubungannya dengan para wanita yang telah di kencaninya. Walaupun dirinya pernah melanjutkan hubungannya, itu hanya bertahan selama dua minggu paling lama. Setelahnya Chanyeol aka menyuruhnya untuk mencarikan wanita lagi.

Sebenarnya dirinya pernah menolak, tapi ucapan Chanyeol selalu membuat dirinya luluh. Hanya karena ucapan, 'aku menyuruhmu karena aku percaya padamu, Baek. Kau 'kam tidak pernah mengecewakanku.' Kemudian Baekhyun luluh. Simple.

Pada urutan ke sepuluh terakhir wanita-wanita tersebut, Baekhyun mendecak senang saat melihat foto seorang wanita yang tersenyum sangat manis. Maniknya membaca nama yang terdapat di bawah foto tersebut.

Bang Minah

23 tahun

Aku mengikuti acara kencan buta ini karena aku ingin seorang lelaki menemani hari mingguku.

Yah... alasan yang sama dengan Chanyeol.

"Bagaimana?" Baekhyun menoleh, mendapati Chanyeol yang tengah menatap layar laptopnya dengan mata yang berbinar.

"Kau memang terbaik, Baek!" Chanyeol mengacak rambut Baekhuun kemudian berdiri. "Kau atur saja dengannya. Aku ingin mandi dulu."

Baekhyun mengangguk sambil menatap Chanyeol yang berjalan menuju kamar mandi. Setelah lelaki tinggi itu menghilang, Baekhyun menatap horor foto di layar laptopnya. Menatap dengan kesal foto wanita yang tidak di kenal olehnya.

"Terkutuk kau Bang Minah atau siapapun kau itu!"

Baekhyun kesal. Kesal dengan dirinya. Kesal dengan Chanyeol. Dan kesal dengan Bang Minah itu yang telah dengan manisnya berada di deretan foto wanita yang mengikuti kencan buta. Well, dirinya sangat dekat dengan Chanyeol. Kenapa lelaki itu tidak mengajaknya kencan saja?

.

When we meet again

ChanBaek

.

Perasaan Baekhyun kepada Chanyeol bukan sebuah perasaan terpendam yang di sembunyikan oleh Baekhyun. Tidak seperti drama-drama dimana seseorang menyembunyikan perasaanya pada teman kecilnya agar pertemanan mereka terselamatkan, Baekhyun malah menyatakan perasaannya terhadap Chanyeol.

Saat itu mereka tengah merayakan kelulusan dari Universitas. Baekhyun yang sudah tidak tahan menahan perasaannya sejak semasa sekolah mengajak Chanyeol datang kerumahnya setelah acara. Chanyeol mengikuti ucapannya dan datang kerumahnya pada hari yang sudah gelap. Tanpa basa-basi, Baekhyun menarik Chanyeol kedalam kamarnya kemudian membawa lelaki tinggi itu kedalam pagutannya. Tidak sampai situ, Baekhyun bahkan melumat bibir Chanyeol.

Walaupun tidak ada penolakan dari Chanyeol, Baekhyun tau lelaki itu sangat terkejut. Jadi dirinya melepaskan pagutan mereka kemudian menatap Chanyeol.

"Aku menyukaimu."

Setelah kalimat itu keluar dari bibir Baekhyun, Chanyeol mengarahkan kepalan tangannya untuk meninju rahang Baekhyun hingga lelaki itu terjatuh di lantai.

"Apa-apaan kau?"

Baekhyun menghela nafasnya kemudian kembali berdiri. Ia mengelus rahangnya yang terasa nyeri dan kembali menatap Chanyeol. "Aku menyukaimu. Makanya aku menciummu."

Mata bulat Chanyeol menyipit menatapnya. Lelaaki tinggi itu mengacak rambutnya kasar. "Aku tidak menyangka hal ini. Tapi aku tidak menyukaimu. Kau lelaki, Baekhyun. Demi Tuhan!"

"Aku tau. Maka dari itu aku semala ini menyembunyikan perasaanku."

"Tsh. Aku menyukai-"

"Aku tau kau menyukai perempuan, tidak sepertiku. Bahkan kau sering memasukkan penismu itu kedalam vagina mereka," Baekhyun mengangkat pundaknya acuh-tak acuh. "Aku hanya ingin mengatakan hal itu. Jadi kau boleh pergi dan terserah kepadamu masih mau menganggapku teman atau tidak."

Terdengar helaan nafas berat dari Chanyeol. Lelaki tinggi itu mendekat kepada Baekhyun kemudian mengacak rambut Baekhyun. "Aku tidak mau menjadi musuhmu karena hal ini. Aku juga tidak bisa menyalahkan perasaanmu, hanya saja cobalah untuk menghilangkan perasaan itu."

"Akan ku lakukan sebisaku."

Kemudian sejak saat itu tidak ada yang berbeda dengan keduanya. Mereka masih berteman seperti biasa tanpa ada perasaan canggung. Bahkan mereka memutuskan untuk tinggal bersama untuk menghemat biaya sewa. Walaupun perasaan Baekhyun tetap sama.

.

.

Hari minggu datang. Chanyeol telah siap dengan pakaian rapinya. Ia menyemprotkan sedikit parfum di pergelangan tangannya kemudian menggosokkannya. Maniknya melirik Baekhyun yang masih tertidur deengan nyenyaknya diatas kasur lipatnya. Ia terkekeh melihat pose tidur Baekhyun. Kedua kaki yang terbuka lebar dan tangan yang terbuka ke atas kepalanya. Mulutnya terbuka, mengeluarkan dengkuran halus. Musim panas memang membuat pose tidur seseorang menjadi berantakan.

Chanyeol mendekat dan berjongkok di depan Baekhyun.

"Hey, bangun smurft. Ini sudah siang."

"Eungh~" Baekhyun membuka matanya dan mendapati Chanyeol sudah rapi dengan pakaiannya. Ia baru sadar kalau ini hari minggu. "Kau sudah rapi?"

"Ya. Kau mengatur janjiku jam 11. Jadi aku tidak mau wanita itu menunggu."

Baekhyun mengangguk-angguk sambil menggaruk perutnya. Ia kembali mengambil guling kemudian memeluknya. "Sana pergi, aku ingin tidur lagi."

"Baiklah baiklah. Jangan bangun terlalu siang."

Baekhyun menjawab ucapan Chanyeol dengan gumaman. Ia memejamkan matanya sambil memeluk gulingnya. Hingga telinganya mendengar suara pintu yang di tutup, Baekhyun langsung meloncat dari tidurnya dan merapikan kasur lipatnya dengan cepat. Sambil menguuk dirinya yang telah lupa jika ini hari minggu, Baekhyun langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Well, dia harus mengawasi Chanyeol.

.

Seperti kencan-kencan Chanyeol biasanya. Ia akan menemui wanita pilihan Baekhyun dan memerlakukan mereka sebaik yang ia bisa. Seperti saat ini, dirinya menunggu wanita bernama Bang Minah di halte bus. Saat dirinya melihat wanita tersebut turun dari bus, Chanyeol kembali memeriksa foto wanita tersebut sebelum mendekatinya.

"Bang Minah?"

"Eoh? Park Chanyeol?" wanita cantik itu menunjukkan senyuman manisnya hingga kedua matanya membuat bulan sabit saat lelaki di depannya mengangguk. "Kau lebih tampan dari di foto."

Chanyeol tertawa canggung mendengar ucapan wanita yang baru pertama dirinya temui. Dan ia cukup terkejut karena wanita ini berbeda dengan wanita-wanita yang pernah ia kencani. Nada suaranya terdengar dewasa. Dan sikapnya juga tenang tidak seperti wanita yang lainnya, yang akan merona dan gugup saat melihat dirinya. Bahkan Chanyeol dibuat canggung oleh wanita di depannya ini.

"Ayo kita pergi," Chanyeol menggenggam tangan Minah, membawanya pergi meninggalkan halte bus. Menuju tempat pertama yang akan mereka kunjungi. "Kau ingin kemana hari ini?"

"Hm..." Minah bergumam pelan. Ia melirik kearah atas dengan jari telunjuk di depan dagunya. "Hari sedang panas sekali, bagaimana kalau bingsoo?"

"Ide bagus. Aku tau tempat bingsoo yang enak di dekat sini," ucap Chanyeol kemudian menggenggam tangan Minah lebih erat.

Minah menganggukkan kepalanya dengan senyumannya. Ia mengikuti langkah Chanyeol hingga mereka telah sampai pada kedai bingsoo yang tidak terlalu jauh dari halte bus. Sikap gentle Chanyeol yang menarikkan kursi untuknya meembuatnya tidak dapat menyembunyikan kekehannya. Keduanya duduk berhadapan, kemudian memesan pesanan mereka dengan cepat.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, keduanya tidak hanya diam. Melainkan saling berbincang.

"Kenapa kau ikut kencan buta ini? Padahal setelah ku lihat kau sangat cantik."

"Mungkin alasannya sama denganmu," Minah terkikik pelan bersamaan dengan tangannya yang menyelipkan rambut di belakang daun telinga. "Aku hanya... iseng. Lagipula aku sudah menulis itu di biodataku. Kau tidak membacanya?"

Chanyeol mengedipkan kedua matanya cepat. Ia tersenyum lebar sambil menggaruk belakang kepalanya dengan canggung. "Ah... aku baca kok."

"Lalu kenapa kau bertanya?"

"Hanya ingin mendengarnya langsung dari mulutmu."

"Kau lucu sekali, Chanyeol."

Chanyeol tertawa canggung. Ia mengalihkan pandangannya dari wanita di depannya sambil menggigit bibir bawahnya karena merasa bingung. Ini tidak seperti dirinya yang bingung memulai pembicaraan dengan perempuan.

'Sial.'

"Apa kesibukanmu, Chanyeol?"

"Eoh?" seperti orang bodoh, Chanyeol tersentak saat mendapatkan pertanyaan dari Minah. Menhela nafasnya pelan, Chanyeol mencoba menenangkan dirinya dari degupan gila di dadanya. "Aku seoraang kameramen di salah satu tv nasional."

"Woah~" wajah semangat Minah membuat Chanyeol terpaku. "Kau pasti hebat menggambil gambar!"

"Yeah. Itu pekerjaanku."

Minah menganggukkan kepalanya paham dengan senyuman khas dirinya yang ia berikan untuk Chanyeol. "Aku memiliki toko roti dan setiap hari membuat roti. Kapan-kapan datanglah ke tokoku."

"Tentu. Aku akan merekam saat kau membuat roti."

"Ide bagus!"

Keduanya tertawa, bersamaan dengan itu pesanan mereka datang. Sambil melanjutkan perbincangan ringan, keduanya menyantap bingsoo mereka. Setelah selesai dengan bingsoo, keduanya memutuskan untuk mengunjungi tempat karaoke dan menghabiskan waktu mereka disana.

.

Selesai dengan karaoke, Chanyeol dan Minah memutuskan mengunjungi kafe terdekat untuk membasahi tengorokan mereka. Chanyeol membiarkan Minah untuk duduk sedangkan dirinya mengantri memesan minuman. Tidak membutuhkan waktu yang lama karena antrian tidak terlalu panjang, Chanyeol kembali menghampiri Minah dan duduk di hadapan wanita itu.

Saat ia mendudukkan dirinya di kursi, maniknya mendapati sosok yang tidak asing untuknya. Byun Baekhyun. Chanyeol melebarkan senyumannya sambil melambaikan tangannya. Tidak lupa dirinya sedikit berteriak memanggil sahabatnya itu.

"Baekhyun!"

Sedangkan tanpa diketahui oleh Chanyeol, Baekhyun yang sudah sebisa mungkin menutupi dirinya meringis kecil. Ia menoleh kearah Chanyeol dan tersenyum canggung dengan lambaian kecil. Maniknya membulat melihat Chanyeol yang menyuruhnya agar mendekat. Jadi mau tidak mau Baekhyun mendekat pada lelaki itu.

Ia duduk di kursi samping Chanyeol dan tersenyum canggung pada wanita di depan Chanyeol. "Hei, Chan."

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Hm... menunggu teman," bohong Baekhyun. Karena tidak mungkin dirinya memberitahu bahwa ia menjadi mata-mata Chanyeol saat lelaki itu tengah berkencan.

"Ah..." Chanyeol mengangguk sambil mengacak poni Baekhyun. "Minah, kenalkan ini Byun Baekhyun. Sahabatku."

"Oh, Hai."

Baekhyun membalas sapaan wanita tersebut dengan canggung. Senyuman dari Minah membuat Baekhyun tidak nyaman, pasalnya wanita itu menatapnya dengan lekat. Namun Baekhyun tidak dapat pergi karena Chanyeol yang terus menahannya.

Lama ketiganya berbincang, Baekhyun memutuskan untuk undur diri dengan alasan temannya yang telah menunggu di lain tempat. Walaupun sempat mendapatkan tatapan selidik dari Chanyeol, Baekhyun meremas tangan Chanyeol dan menepuk pundak Minah sebelum dirinya pergi. Sebenarnya Baekhyun tidak benar-benar pergi, melainkan menunggu di samping bangunan Cafe. Tidak lama setelahnya, Chanyeol dan Minah keluar dari cafe dan Baekhyun kembali mengikuti kedua orang tersebut dengan masker hitam dan kacamata hitamnya.

Namun langkah Baekhyun terhenti saat melihat kemana kedua orang tersebut masuk kedalam sebuah gedung dengan lampu warna-warni di depannya. Karena hari juga mulai gelap, memang sudah waktu yang tepat untuk mendatangi tempat tersebut. Baekhyun memutuskan untuk membalikkan tubuhnya, kembali pulang ke rumahnya dan Chanyeol.

"Sepertinya wanita pilihanku saat ini sangat bagus ya. Sampai kau mengajaknya ke Motel," gumamnya dengan senyuman miris.

.

Malam semakin larut, namun belum ada tanda-tada Chanyeol untuk pulang. Baekhyun yang telah merevahkan dirinya diatas kasur lipatnya menatap langit-langit kamarnya. Untuk beberapa bulan Chanyeol berkencan buta, baru kali ini Chanyeol kembali mengajak wanitanya mengunjungi motel. Well, jika sudah begitu,itu tandanya Chanyeol tertarik dengan Minah.

Klik

Suara dari pintu membuat Baekhyun memejamkan matanya. Dirinya menyadari kehadiran Chanyeol di dalam kamar mereka, namun ia tetap tidak mau membuka matanya. Berpura-pura tertidur.

"Baek, kau sudah tidur?"

Tidak mengindahkan panggilan Chanyeol, Baekhyun terus memejamkan matanya dan mengatir nafasnya agar lebih tenang. Meyakinkan Chanyeol bahwa dirinya telah tertidur. Baelhyun dapat mendengar helaan nafas Chanyeol dan juga suara berisik di sebelahnya. Chanyeol merebahkan tubuhnya di sampingnya. Bukan hal yang aneh, karena mereka memang selalu tidur seperti ini.

"Hei, Baek. Wanita pilihanmu kali ini benar-benar menakjubkan. Minah sangat cantik dan dewasa. Sepertinya aku menyukainya."

Baekhyun memutar posisi tidurnya menjadi membelakangi Chanyeol untuk memeluk gulingnya. Di tengah kegelapan kamarnya, Baekhyun meringis pelan dengan bibir bawah yang ia gigit. Matanya terbuka saat merasakan elusan di belakang kepalanya.

"Good night, Baek."

Senyuman miris Baekhyun terlihat di balik kegelapan. Bagaimana dirinya dapat menghilangkan perasaannya jika Chanyeol memperlakukannya seperti ini...

.

.

Baekhyun tidak mengerti dengan apa yang tengah terjadi saat ini. Bagaimana dirinya dapat berakhir di dalam kamar wanita yang menjadi teman kencan Chanyeol di hari minggu kemarin. Lebih tepatnya ia tidak mengerti dengan apa yang ada di pikirannya. Baekhyun ingat betul dengan setiap potongan kejadian yang membawanya kemari, namun dia tidak dapat meluruskan jalan pikiran kepalanya.

Baekhyun yang berniat pulang dari studio lukisnya memutuskan untuk membeli roti saat melihat kedai roti di jalannya pulang. Saat dirinya masuk, ia tidak menyangka bahwa akan menemukan Minah yang melayaninya. Wanita itu bergaya santai dengan rambut yang diikat kuda. Ia juga mengenakan apron di tubuhnya. Keduanya terlibat perbincangan santai, dari situ Baekhyun mengetahui bahwa toko roti tersebut ternyata milik Minah.

Singkatnya, Baekhyun menyetujui ajakan Minah yang mengajaknya minum teh di rumahnya yang berada di atas toko. Dan akhirnya keduanya terjebak di dalam kamar Minah dengan Baekhyun yang memangku si wanita di atas ranjang.

"Sebenarnya aku lebih menyukaimu, dibandingkan dengan Chanyeol."

Mendengar itu, Baekhyun merasakan setitik rasa bangga di sana. Pasalnya, biasanya Chanyeol selalu menaklukan para wanita, dan kali ini baru Minah yang mengucapkan kata suka kepadanya.

Baekhyun masih memikirkan Chanyeol, bahkan saat Minah melumat bibirnya Baekhyun juga masih memikirkan Chanyeol. Ia hanya dapat memejamkan matanya saat merasakan kejantanannya mendapatkan sentuhan hangat yang mendamba. Maniknya terpejam menikmati sentuhan tersebut, tanpa sadar miliknya menegang dengan perlahan.

Hingga saat batang penisnya merasakan remasan kuat, Baekhyun tersadar dari lamunannya bahwa dirinya telah berada di dalam tubuh Minah.

'S-sial.'

.

.

Baekhyun duduk di lantai dengan bersandar pada dinding kamarnya. Satu kakinya ia selonjorkan kedepan, sedangkan yang satu lagi ia tekuk untuk menjadi tumpuan tangannya yang tengah memegang botol bir yang di belinya di toko di bawah flatnya. Maniknya menatap langit-langit kamarnya dengan sesekali meneguk minuman beralkohol tersebut. Keningnya mengernyit saat merasakan rasa panas minuman tersebut melewati tenggorokkannya.

Kepalanya menoleh saat mendengar suara pintu di buka. Ia tersenyum miring melihat Chanyeol yang masuk kedalam kamar mereka.

"Kau minum seorang diri, Baek? Jahat sekali tidak mengajakku."

Tidak menjawab ucapan Chanyeol, Baekhyun kembali meneguk bir tersebut hingga dirinya dapat langsung menghabiskan sisanya yang telah setengah botol. Baekhyun terbatuk-batuk membuat Chanyeol khawatir dan langsung mendekati Baekhyun.

"Baek, kau tidak apa?"

Baekhyun kembali tidak menjawab. Kali ini ia memeluk tubuh Chanyeol dengan erat. Wajahnya ia tenggelamkan di perpotongan leher Chanyeol. "Kau tau, aku sudah bercinta dengan seorang wanita."

"Benarkah? Selamat untukmu."

"Tapi ini rasanya aneh," Baekhyun melepaskan pelukannya untuk menatap wajah Chanyeol. "Karena aku selalu membayangkan wajahmu saat kami melakukannya."

Chanyeol menghela nafasnya pelan. Ia mengusap punggung Baekhyun. "Hentikan. Kau sudah mabuk," ia menjauhkan dirinya dari Baekhyun.

"Tidak. Aku belum cukup mabuk!" Baekhyun menarik tubuh Chanyeol agar lelaki itu tidak menjauh darinya. "Aku tidak bisa menghilangkan perasaanku, Chan. Selama ini tidak bisa. Aku benar-benar sudah jatuh sinta padamu," Baekhyun menggigit bibir bawahnya. "Kau tidak ingin dengan laki-laki? Aku bisa melakukan operasi untuk menjadi perempuan untukmu."

"Cukup, Baekhyun!"

Baekhyun meremas kemeja yang di pakai oleh Chanyeol. Ia menggelengkan kepalanya, kedua matanya telah mengeluarkan airmata yang membasahi seluruh wajahnya. Setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya, Baekhyun menarik Chanyeol mendekat dan menempelkan bibirnya dengan bibir Chanyeol.

Ciumannya tidak berlangsung lama, pasalnya Chanyeol langsung mendorong tubuhnya dan memberikan tonjokan di wajahnya. Baekhyun mmenundukkan kepalanya, ia dapat merasakan rasa anyir dari sudut bibirnya yang terluka.

"Cukup, Baekhyun," Chanyeol mengepalkan kedua tangannya. "Aku tidak mau lagi bertemu denganmu. Jangan lagi mencariku. Kita sudah selesai."

Setelahnya Chanyeol keluar dari kamar mereka, meninggalkan Baekhyun yang duduk lesu di lantai dengan airmata yang terus membanjir wajahnya.

Sejak saat itu, Baekhyun tidak pernah lagi bertemu dengan Chanyeol. Tidak tau apa yang dilakukan lelaki itu, apa yang terjadi dengan lelaki itu. Yang Baekhyun tau, hanya Chanyeol pergi militer setelah itu.

.

oOo

.

Short-ff baru. Sekitr 5/6 Chapter~

Jangan lupa kasih review ya. Thankseu^^