1st Meet, 1st Love, and Love at 1st Sight

Desclaimer : Sesungguhnya chara di fic ini milik Tuhan.

Fic perkenalan Ellesar, Hope you like it.

Cast : Yunjaeminyoosu (TVXQ), Siwon-Kibum-Hangeng-Heechul (Suju)

Pair : Yunjae

Rated : T masih K+

Warn : Ini BL, Yaoi/sho-ai, malexmale. Bagi yang alergi tolong segera tekan tombol x atau close. Berhubung fic Yunjae itu jumlahnya tidak sedikit, jika ada persamaan cerita pada fic ini sama sekali tidak di sengaja. Ini murni hasil mengkhayal saya, maksudnya murni hasil imajinasi serta pikiran saya. Jadi kalau berkenan silakan menikmati.

.

.

Di sebuah negara yang biasa kita sebut sebagai Negeri Ginseng -Korea-, terdapat dua bangsawan yang sama-sama pengusaha besar. Mereka membangun bercabang-cabang perusahaan, menanam saham yang jumlahnya tidak sedikit, bahkan berbagai usaha kecil pula mereka jalani. Mulai dari memiliki perkebunan milik mereka sendiri, tempat rekreasi milik mereka, maupun kafe-kafe di luar bisnis mereka. Tapi sayang sekali, kedua pengusaha itu yang kelihatannya bersahabat baik malah bersaing ketat di berbagai bidang. Hal ini dimulai ketika...

FLASHBACK

"Hei, Wonnie. Lihatlah ini istri ku, cantik bukan? Namanya Heechul." Kata seorang namja pada sahabatnya.

"Heechul imnida." Kata namja cantik itu tersenyum malu-malu.

"Jangan salah Hangeng, istriku jauh lebih cantik. Kibum-chagi." Seloroh namja kekar sambil membalas sahabat sombongnya itu. Aniya, bukankah mereka sama-sama percaya diri dan dengan sombongnya memamerkan namjachagi mereka?

"..." Hangeng diam, dalam hati ia merasa tersaingi. Ternyata bukan hanya dia yang mampu mendapatkan Ultimate Uke! Aishh! Mana harga diri? Apa dia sudah mengantonginya sebelum bertemu sahabat angkuhnya ini?

Siwon tersenyum evil, ya ia tahu. Sebelum mendapatkan si cantik Heechul itu, Hangeng telah menyatakan cintanya pada namja miliknya ini. Namun apa mau dikata jika Kibum malah mencintai Siwon sejak lama.

'A...AKU TIDAK AKAN KALAH LAGI, JUNG!'

FLASHBACK OFF

Ya, mereka berdua adalah kedua pengusaha berbeda bidang - Presiden direktur Jung Corp. Sang Penguasa bisnis ekonomi dan Kim Ent. Sang Penguasa bisnis hiburan- Jung Siwon dan Kim Leeteuk. Bersahabat tapi saling bersaing, terlihat akur tapi sebenarnya tidak, berteman tapi sering berkelahi.

.

~20 Years Later~

"Ne, Jae-oppa kapan kau akan mempromosikanku menjadi model di perusahaan milik keluargamu itu?" Tanya seorang yeoja cantik dengan rambut pirangnya yang hari ini ditata bergelombang dengan jepit pink menghiasi ujung poninya.

"Ahh, aku lupa. Bagaimana kalau malam ini, um?" Jawab namja can- upss! Tampan -bisa dibilang kelewat tampan hingga semua orang menganggapnya cantik-. Namja itu bermata doe indah dengan bibir cherry-nya yang terlihat kissable. Kulitnya indah, putih seputih salju dengan rambut hitam legam berponi miring yang membuat kulitnya semakin bersinar indah.

"Benarkah? Gomawo oppa~" Ujar gadis itu senang dan langsung melingkarkan tangannya di lengan namja cantik disebelahnya.

"Ah, aku harus mengantarkan Ahra dulu ke perpustakaan pusat, Jess." Ujar Jaejoong sang namja, sebenarnya sih itu cuma alasan saja untuk terpisah dari yeoja cantik ini.

Jessica, gadis barbie itu mem-poutkan bibirnya dan berpose aegyo pada Jaejoong untuk menahan sang kekasih.

"Ayolah, Jess. Ini resiko menjadi selingkuhanku yang kelima, eotte? Jadi jangan coba untuk memonopoliku." Lanjut Jaejoong blak-blakan sambil mengernyit melihat kelakuan aneh kekasihnya. Aneh? Bukankah itu imut, Jae?

"Ya, sudah! Tapi jangan lupakan kencan kita, oppa! Saranghe!" Gerutu Jessica cemberut segera berdiri dan merapikan rok mini pinknya kemudian meninggalkan Jaejoong, tak lupa ia mencuri kecupan singkat di bibir cherry namja itu.

Jaejoong menatap tajam kepergian Jessica -yang tentunya tak disadari yeoja itu-, ia mengelap kasar bibirnya dan meludah kesal.

'Cih! Menyebalkan!' Batin Jaejoong.

.

"Appo umma..." Gumam seorang namja tampan yang dianugerahi tubuh sexy nan manly.

BLETAK

"Ish, siapa suruh kau berkelahi lagi Yunho-ya!" Gerutu namja cantik yang tadi dipanggil umma oleh anak lelaki tampannya.

"Aku tidak berkelahi umma, tadi ada seorang kakek yang ditodong makanya aku membela kakek itu, umma." Jelas Yunho tak lupa dengan kernyitan karena berkali-kali ummanya mengoleskan salep itu dengan kesal.

"Umma..." Lirih Yunho. "Mianhe...seharusnya aku tak perlu terlibat hal seperti ini." Lanjut Yunho terlihat sesal di mata musangnya.

"Ne, kalau begitu kau harus lebih kuat untuk dapat melindungi orang lain, Yunho-ya! Jangan sampai umma melihat wajah tampanmu ini terluka lagi." Ujar namja cantik itu mengusap rambut coklat gelap panjang Yunho.

"Gomawo, umma." Sahut Yunho berbinar-binar.

"Nah, kalau begitu kau harus bersiap. Kita akan ke rumah sahabat Appa untuk makan siang bersama."

"Sahabat? Siapa umma? Park Ahjussi?" Tanya Yunho, wajar saja ia bingung. Ini hari ketiga ia pindah ke negara asalnya sebelum mereka sekeluarga berpindah-pindah negara demi bisnis sang ayah yang semakin menjamur dimana-mana. Salahkan ummanya yang tak mau berpisah dengan suami serta anaknya, jadi mau tak mau -atas paksaan sang umma- mereka selalu bertiga layaknya keluarga idaman.

"Bukan chagi-ya, sahabat lama appa. Kim Hangeng-shi sekeluarga." Jelas sang umma.

"Ne, umma." Jawab Yunho tersenyum lebar kemudian mulai bersiap untuk lunch time bersama keluarga Kim.

.

.

"Jae, tersenyumlah sedikit. Wajahmu itu menakutkan."

"Umma, memang wajahku begini kok!" Gerutu Jaejoong kepada ummanya. Mata doe Jaejoong menyipit tajam dengan dahi mengerut serta rahangnya yang terkatup keras. Yak! Sebuah kecupan dari yeoja tadi rupanya sukses membuat mood Jaejoong berada di titik terendah.

Heechul mendengus kesal dan membuang wajah cantiknya ke arah sang suami yang kini tengah asik menyeruput kopi hitam.

"Mereka datang." Bisik Hangeng menaruh pelan cangkir kopi kemudian mengelap mulutnya dengan kain putih yang disediakan restoran mahal itu.

"Wonnie-ah!" Sapa Hangeng menyambut sahabat lamanya yang telah lama pergi sekian tahun.

"Hangeng! Lama tak bertemu!" Ujar Siwon langsung memeluk serta menepuk pelan punggung sahabatnya.

"Hannie, Chullie." Sapa Kibum juga ikut memeluk sahabatnya satu persatu dan mengecup pipi mulus Heechul singkat.

"Bummie! Lama tak bertemu! Rindu sekali..." Ujar Heechul heboh memandang takjub namja manis di depannya.

"Kau tak berubah, Chullie." Ujar Kibum tersenyum tulus.

"Ayo, silakan duduk. Kenalkan ini putraku, Jaejoong." Ujar Hangeng sambil memperkenalkan Jaejoong pada sahabatnya.

"Jaejoong imnida." Ujar Jaejoong acuh tetap dengan wajah seramnya.

TAK

"Sopanlah sedikit, Jae!" Gerutu Heechul kesal setelah menjitak putra semata wayangnya.

"Tak apa Chullie, santai saja." Ujar Kibum menengahi.

"Cih." Jaejoong tak peduli, ia mengerucutkan bibirnya dan berdiri.

Tepat ketika ia mendongakkan kepala, matanya telah terpaku pada tajamnya oniks yang terbingkai indah layaknya mata elang. Tajam dan menusuk. Berbanding terbalik dengan bibir hatinya yang tersenyum, menampakkan sesosok namja tampan dengan pesonanya yang menawan.

"Jung Yunho, imnida." Ujar Yunho tanpa di komandoi siapapun, tetap menatap lurus pada namja cantik di depannya. 'Nde, ini namja? Kenapa cantik sekali?' Batin Yunho terjerat pesona Kim Jaejoong.

Jaejoong mengangguk gugup dan menyambut tangan kekar yang tergantung ke arahnya. Entah mengapa sekarang moodnya kembali membaik begitu mendengar suara bass ceria yang sexy dari namja ini.

"Jae-ah / Yunho-ah" Panggil umma mereka.

"MWO?!" Jaejoong tersentak dan menarik kasar tangannya. "A..aku pergi dulu!" Lanjut Jaejoong gugup sambil menyambar kunci mobilnya yang ia taruh di meja makan.

"Wae?" Gumam Yunho bingung melihat tingkah Jaejoong.

"JAE-AH! KEMBALI ATAU KU POTONG JATAH BULANANMU!" Teriak sang umma kalap, namun Jaejoong tetap acuh dan melanjutkan langkahnya.

"Kau harus lebih tegas mengajarinya sopan santun, yeobo! Lihat kelakuan anakmu itu! Memalukan!" Omel Heechul benar-benar malu atas sikap putranya.

"Gwenchana Ahjumma, Ahjussi. Sepertinya Jaejoong sedang terburu-buru. Lalu kenapa kita tidak melanjutkan makan siang kita?" Ujar Yunho sopan.

Mata Heechul berbinar-binar, 'Anak ini, sopan sekali... Seandainya Jae seperti dia...' Batin Heechul miris.

Sedangkan alis Hangeng berkedut kesal, ia kalah telak akibat sikap tidak sopan sang anak. Siwon tersenyum bangga dan melirik Hangeng yang kini telah menekuk wajahnya.

'AWAS KAU JAE-AH, HUKUMAN MENANTIMU!'

'Bagus Yunho! Aku menang lagi, Hangeng~. Hahahaha.'

.

.

"Oppa, aku mau sepatu ini. Lihat, bagus bukan?" Ujar Jessica menggelayut manja di Bum Club milik keluarga Kim yang telah resmi atas namanya. Yeoja itu menunjukkan gambar sepatu high heels mahal yang terpampang di dalam majalah.

"Kalau mau beli saja." Jawab Jaejoong cuek.

"Benarkah? Oppa akan membelikannya untukku?" Pancing Jessica senang.

"Hah? Aku? Kalau kau ingin ya beli tentu saja pakai uangmu sendiri, Jess." Ucap Jaejoong enteng kemudian meneguk minuman beralkoholnya.

JLEGERRR

'MWO?! A...aku pikir Jae-oppa mau membelikannya untukku...' Batin Jessica miris, kemudian ia menutup majalahnya dan duduk gelisah. Malu serta canggung menjadi satu. Apa salahnya berharap lebih pada playboy di hadapannya ini meski ia hanya berstatus pacar kelima?

"Jaejoong-shi?" Sapa sebuah suara bass sexy yang tanpa sengaja terekam diingatan Jaejoong.

Jaejoong menoleh dan tersenyum sekilas. Hanya sekilas, tapi mampu menjungkirbalikkan namja sexy di hadapannya ini.

"Yunho-shi, kau kemari?" Balas Jaejoong.

"Ahjumma menyarankanku kemari jika mencarimu." Ujar Yunho ceria, senyum di bibir hatinya terpatri sempurna di wajah tampannya.

"Umma ku?"

Yunho mengangguk dan duduk berhadapan dengan Jaejoong. Ia mengangguk sebentar menyalami sang yeoja yang terpesona ketampanan Jung Yunho.

"Lalu, ada urusan apa kau mencariku?" Tanya Jaejoong, dahinya mengernyit tidak suka melihat Jessica yang merona melihat Yunho, meski Yunho sendiri kini tak dapat mengalihkan perhatian darinya.

"Ahjumma pikir, mungkin sikapmu bisa lebih baik jika berteman denganku." Jawab Yunho tanpa rasa bersalah dengan senyum malaikatnya yang terpampang lebar.

"Yak! Umma..." Gerutu Jaejoong menepuk dahinya. Yah, ummanya memang selalu berlebihan dan tentu saja heboh menanggapi sesuatu. Jaejoong sama sekali tidak heran.

"Ah, Jess. Sepertinya aku harus pulang." Jaejoong kini merasa jengah melihat Jessica yang bertingkah sok imut apalagi melirik-lirik Yunho dengan mata nakalnya. Jaejoong berdiri dan meninggalkan Jessica beserta Yunho yang kebingungan lagi.

Yunho mengejar Jaejoong. Tak sulit mengingat kaki jenjangnya dapat mensejajari langkah Jaejoong.

"Dia siapa?" Tanya Yunho.

"Untuk apa kau bertanya?"

"Hanya ingin tahu..."

"Tak penting."

"Kau mencampakkannya?"

"Salahkan para yeoja itu yang mau menjadi mainanku!"

"Kau jahat sekali Jongie."

Jaejoong berhenti dan menatap manik musang Yunho. Seketika poker face-nya hancur, tembok tinggi yang ia pasang di hatinya roboh. Jaejoong meleleh.

"Kau tidak boleh seperti itu. Mulai sekarang aku adalah satu-satunya kekasihmu, mengerti?"

"Hah?"

'Kekasih? Aku tidak salah dengarkan?'

Otak Jaejoong entah kenapa bergerak lambat kali ini, mungkin perlu ganti oli atau diberi pelumas #plaakkk. Mian, kembali ke cerita. Jaejoong masih mencerna kata-kata Yunho, sedangkan Yunho sendiri tersenyum penuh percaya diri.

"OMO?! Apa maksudmu, Jung Yunho-ah?!" Jaejoong kaget, ia tak dapat lagi memasang tampang coolnya. Kali ini wajahnya memerah sempurna.

Yunho mengangguk senang, rambut panjangnya yang terikat ke belakang terayun-ayun membelai tengkuknya. Semakin memperlihatkan leher kokoh dan sexy itu.

"Ja...jangan main-main denganku! Aku bukan gay seperti kedua orang tuaku!" Ujar Jaejoong panik, gugup, malu.

"Kau malu dengan keadaan mereka, Joongie?" Mata Yunho berubah tegas, air mukanya menjadi kaku. "Mereka orang tuamu, Joongie! Ahjumma yang melahirkanmu dengan mempertaruhkan nyawanya dan memberikanmu segalanya padamu, Jongie-ah! Setidaknya hargai dia!" Yunho menarik dagu Jaejoong agar mata doenya bertabrakan dengan tajamnya mata musang Yunho.

"Jangan pernah kau malu dengan keadaan mereka, Jaejoong-shi." Yunho memagut singkat bibir lembut Jaejoong, dan meninggalkannya dengan bisikan, "Kau kekasih ku, ingat itu!"

Jaejoong masih berdiri terpaku di depan pintu club, jantungnya berdegup amat keras hingga menulikan pendengarannya. Tak ia sadari Jessica tergesa-gesa menghampirinya.

"Wae oppa? Kau bertengkar dengan namja tampan itu?" Tanya Jessica melihat kepergian Yunho dengan Audi metalik terbaru.

"..." Jaejoong tak menjawab, ia masih terpaku merasakan sensasi aneh yang hinggap di hatinya.

Ia sentuh pelan bibir cherrynya dengan gugup. Deg. Deg. Deg. Sensasi aneh itu menggelitik aneh di dadanya

"Oppa?" Jessica bingung.

"Cukup Jessie, kita sudahi ini. Aku...lelah." Kata Jaejoong dengan wajah sayu dan beranjak meninggalkan Jessica. 'Aku lelah terus berpura-pura...'

.

.

"Joong Hoon! Sudah berapa kali umma bilang jangan bermain dengannya! Dia itu menjijikkan lahir dari rahim seorang namja!"

"Tapi umma, Jae-chagi anak baik..."

"A...apa katamu?! Ch...chagi?"

PLAKKK

"UMMA?!"

"HEH, ANAK ABNORMAL! JANGAN DEKATI ANAKKU LAGI! JANGAN SAMPAI VIRUS GAY MU TERTULAR PADA ANAKKU!"

"A...appo...hiiiks..."

"Umma.."

"KITA PINDAH! UMMA JIJIK PUNYA TETANGGA ABNORMAL SEPERTI MEREKA!"

"Jae...Jae...JAE..!"

.

"Hyung! Apa yang kau lakukan, hm? Melamun?" Sebuah suara menginterupsi Jaejoong, ia angkat kepala hingga menemukan wajah polos sahabatnya.

"Junnie, gwenchana." Jawab Jaejoong kembali memperhatikan Seosangnim yang sedang menjelaskan mata kuliah hari ini.

"Kau memikirkan apa, hyung?" Tanya namja berwajah polos itu.

"Ani, hanya sedikit mengantuk." Bisik Jaejoong.

Mata kuliah telah usai, tinggal menunggu satu jam lagi untuk kuliah selanjutnya. Ada baiknya ia meminum jus apel kesukaannya di kantin sambil mendinginkan otak.

"Jongie-ya!" Suara baritone serta wajah tampan yang ceria tiba-tiba menghadang langkahnya di pintu masuk.

"Yu..yunnie?" Jaejoong kaget.

Yunho berbinar-binar mendengar panggilan barunya. "Yunnie?" Ulangnya senang.

Jaejoong membekap mululutnya, wajahnya sudah memerah layaknya buah kesukaan Yunho. Sedangkan Junsu yang sedari tadi bersama Jaejoong memandang takjub sahabatnya yang baru kali ini ia lihat merona.

"Ma...mau apa kau?" Tanya Jaejoong berusaha menutupi malunya.

"Jongie-ya kekasihku, sudah sewajarnya aku menjemputmu." Jawab Yunho menatap lurus ke mata bulat Jaejoong, ia tahu. Jaejoong selalu tak dapat mengelak dari tatapan setajam elangnya.

"Y...Yunho-shi..." Panggil Jaejoong berusaha mengelak. "A..aku sudah bilang aku tidak akan menjadi gay!" Lanjut Jaejoong berusaha tetap pada pendiriannya meski tiba-tiba ia merasa nyeri di hati begitu melihat tatapan terluka Yunho.

"Oppa?" Sapa suara seorang gadis cantik.

"Ahra." Balas Jaejoong langsung menarik Ahra dalam pelukannya.

Yunho menatap Jaejoong datar, kemudian ia tersenyum lebar kembali. Ahra merona hebat melihat namja di depannya, namja manly dengan tubuh tegap dan kekar. Berbeda dengan Jaejoong yang ia sendiri akui lebih cantik darinya.

"Jung Yunho imnida." Yunho mengajak Ahra berkenalan yang disambut antusias malu-malu kucing yeoja itu.

"Go Ah..."

"Aku lapar!" Gusar Jaejoong menarik kasar Ahra. Yunho tersenyum dan mengekori pasangan cantik itu bersama Junsu.

"Kim Junsu imnida." Junsu memperkenalkan dirinya sambil berjalan serta mendongakkan kepalanya. Tinggi Yunho jauh berbeda dengannya yang imut-imut ini.

"Jung Yunho imnida. Kekasih dari Kim Jaejoong." Balas Yunho ceria.

Jaejoong duduk di sebelah Ahra, yang sialnya jadi berhadapan dengan Yunho. Ini buruk.

Yunho tetap memasang senyumnya dan selalu menatap lurus ke arah Jaejoong. Namja itu pun menunduk malu, tak ia hiraukan Ahra yang bergelayut manja padanya sambil mencuri-curi perhatian Yunho.

"Kau kenapa ada di kampusku?" Tanya Jaejoong datar begitu pesanan mereka tiba dan langsung menyeruput jus apelnya.

"Aku kuliah disini, jurusan ekonomi." tetap ^_^.

"Kau murid pindahan?" Junsu menyahut.

"Yap. Aku tahu Jongie kuliah disini, makanya aku juga..." Jawab Yunho semangat.

"Cih." Jaejoong mendecih memotong ucapan Yunho dan membuang mukanya.

"Jongie-ya, kau tak makan?" Tanya Yunho kalem sambil menggulung ramyun-nya.

"Bukan urusanmu!" Gerutu Jaejoong berusaha menetralkan degup jantungnya mendengar suara Yunho penuh kelembutan bertanya padanya.

"Ne, kalau begitu. Aaaa..." Yunho menyodorkan garpunya yang berisi ramyun tepat ke bibir kissable Jaejoong.

Jaejoong mendelik ke arah Yunho, tapi sayangnya Yunho telah menatap lurus doe Jaejoong hingga tanpa sadar Jaejoong membuka mulutnya malu-malu dan menerima ramyun dari Yunho.

"Kau manis sekali." Ujar Yunho senang.

BLUSSSHHHH

Yak! Dunia terasa milik berdua, hn? Sementara Ahra dan Junsu menatap Yunjae dengan pandangan tak terbaca. Kaget, speechless, sweatdrop (khusus Ahra).

"Oppa!" Sentak Ahra mengalihkan perhatian Jaejoong. "Ku dengar kau memutuskan Jessica. Apa ini artinya aku satu-satunya milikmu?" Tanya Ahra manja dengan tatapan puppy eyesnya. Satu-satunya? Oh, ayolah Ahra! Jaejoong itu masih punya tiga simpanan lagi di belakangmu! Umm, mungkin empat dan yang keempat itu saat ini berada di hadapanmu.

Jaejoong jengah, ia mengernyit tak suka. "Tidak, aku juga mau memutuskanmu, kok." Jawab Jaejoong santai.

"Jongie! Kau tak boleh berkata seperti itu!" Kata Yunho menengahi, sementara Ahra sudah mengernyit kesal. Ayolah, ia ini kan juga The Most Lady yang diincar di kampus ini! Tak masalah sebenarnya jika berkurang satu. Tapi di depak oleh pria tertampan (baca:tercantik) membuatnya cukup kesal bukan? Yah, tak apa juga sih, kan sekarang ia mengincar namja super tampan dan manly yang membelanya tadi.

"Mian, Ahra-ssi. Jongie sudah menjadi milikku, makanya aku meminta ia memutuskan pacar-pacarnya." Kata Yunho lembut, tapi selembut-lembutnya perkataan Yunho tetap berdampak pada Ahra.

"NDE?!" Ahra memucat, setelah diputuskan dengan tidak elit kini ia telah gagal sebelum bertempur?

"Ka...Kalian Jahat Sekali!" Ahra berdiri dan berlari menjauh meninggalkan Yunjaesu.

Junsu masih O.O

"Jangan besar kepala Jung-ssi! Aku memutuskan mereka bukan karena dirimu!" Jaejoong ikut berdiri dan juga meninggalkan Yunho. Mau tak mau Junsu mengikuti sahabatnya itu setelah membungkuk sopan pada Yunho.

Yunho tersenyum evil. "Menarik! Bibirmu yang cantik itu selalu mengeluarkan kata-kata pedas, un?" Ia lanjutkan memakan ramyunnya, sesekali meminum jus apel yang ditinggalkan Jaejoong.

"Yunho? Kau Jung Yunho kan?" Seorang namja bersuara husky dengan wajah tampan mendekatinya.

"Park Yoochun?" Yunho mengerjapkan mata musangnya.

Namja itu tersenyum dan menepuk pundak Yunho. "Wah, senang bertemu denganmu lagi!" Park Yoochun adalah sulung keluarga Park yang setahun lalu menyambangi rumah mereka saat masih di Canada.

"Yah, kau masih ingat padaku rupanya." Ujar Yunho basa-basi.

Yoochun hanya tersenyum sebagai balasan, dan dari belakangnya muncul namja cantik dengan wajah hampir mirip namjachagi-nya. Hampir.

"Yunho-hyung!" Namja itu langsung menubruk Yunho.

"Karam." Yunho balas tersenyum tapi melepaskan pelukan Karam, entah mengapa ia merasa risih pada adik dongsaengnya ini.

"Kapan tiba di Korea? Kenapa kau tidak langsung mencariku, um? Apa kau rindu padaku?" Tanya Karam memberondong. Yoochun akhirnya duduk di depan Yunho dan melipat kedua tangannya di meja sambil sesekali mengedipkan mata pada yeoja maupun namja yang memandanginya. Yeah, casanova boy.

"Ini hari keempat aku pindah, rencananya umma dan appa akan mengadakan pesta kepulangan kami minggu ini. Jadi ya ku kira kita dapat bertemu disana." Jelas Yunho, sambil melepaskan tangan Karam yang melingkar erat dilengannya, ia mengambil sebuah handphone putih di depan Yoochun dan memainkannya sebagai alasan menghindari genggaman Karam.

"Bagaimana kabar ahjumma dan ahjussi, hyung?" Yoochun mengalihkan perhatian Yunho yang kelihatannya terganggu dengan tingkah Karam.

"Mereka baik. Appa sibuk mengambil alih perusahaan yang ia tinggal. Sedangkan umma sibuk mendekor ulang rumah kami." Jawab Yunho.

Tiba-tiba Jaejoong datang dengan tampang super kesal, ia menatap Yunho sinis. "HP ku tertinggal!" Ujarnya sambil mendelik ke arah Yunho. Tangan putihnya terkatung di depan Yunho meminta handphone yang kini berada di genggaman Yunho.

"Jongie-ah." Yunho menggenggam tangan Jaejoong dan membuat sang namja tambah mendelik. "Sebentar, ku perkenalkan pada sahabatku."

"Apa peduli ku?" Sinis Jaejoong ia melirik Karam yang menatapnya tak suka. Entah kenapa Jaejoong merasa tak suka pada namja ini, apalagi saat ia melihat Yunho digelayuti manja.

"Jongie-ya..."

"Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu. Dan ingat! Aku bukan gay sepertimu, ataupun DIA!" Jaejoong semakin tak terkontrol, ia menyentak tangan Yunho hingga terlepas dan menunjuk wajah Karam yang kini memerah kesal.

"Jaga bicaramu, namja berwajah wanita!" Karam membalas, ia berdiri mensejajari Jaejoong.

"Heh, aku mengatakan fakta, namja jadi-jadian! Dan apa itu tadi? Berwajah wanita? Bukannya itu kau?!" Jaejoong membalas, dasarnya keras kepala memang tak mau kalah.

"Ka..kalian ini kenapa berkelahi?" Yunho menengahi Jaejoong dan Karam yang mulai bertengkar.

"Kau itu yang berwajah wanita! Terlalu cantik sampai menyakiti mata!"

"Ca...cantik? Enak saja! Kau tak lihat aku ini tampan? Kau yang cantik! Aku tampan!" Jaejoong masih tak mau kalah.

"Dasar namja jadi-jadian! Muka wanita!" Balas Karam sengit.

"Hah! Kau itu yang namja jadi-jadian! Aku tak yakin kau memiliki *piiiiiip* di bawah situ!" Jaejoong menunjuk bagian bawah Karam.

"A...apa?" Karam memerah, ia kini benar-benar kesal dipermalukan Jaejoong yang notabenenya sama-sama memiliki wajah cantik.

Yunho dan Yoochun yang berada di tengah-tengah pertengkaran para uke hanya mendesah lelah sambil tersenyum lemah dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

'Bukankah mereka sama-sama namja cantik yaa?'

.

.

"Siapa sih dia! Menyebalkan sekali!" Jaejoong masih kesal akibat pertengkaran di kampusnya tadi siang. Kini ia berada di kafe miliknya -Coffee Cojjee-, mengawasi dan terkadang ikut melayani pelanggan.

"Sudahlah Jongie, ini ku belikan es krim vanila." Yunho yang sedari tadi siang terus mengekorinya kini duduk berhadapan dengan Jaejoong di meja bartender sambil menyodorkan ice cup pada Jaejoong.

"Umm, aku tak suka vanila!" Seloroh Jaejoong masih kesal, sebenarnya ia hanya malas menerima es krim dari Yunho.

"Benarkah? Ah, mian..aku hanya membeli yang rasa vanila. Punyaku juga rasa vanila. Jeongmal Jongie." Yunho merasa tidak enak dan menarik tangannya.

"Apa kau suka es krim vanila?" Tanya Jaejoong yang sebenarnya cuma untuk basa-basi

"Suka! Suka sekali!" Yunho tersenyum seperti anak kecil sambil menyendoki es krimnya.

'Kenapa laki-laki ini terlihat manis sekali!?'Jaejoong terpesona lagi. See, ia baru tahu sikap Yunho yang lainnya. Benar-benar berwarna, kadang terlihat cool, berkharisma, dan manly kini di hadapannya Yunho terlihat begitu lucu dan sangat kekanakan meski sama sekali tak mengurangi ketampanan di wajahnya.

"Mana?" Jaejoong menengadahkan tangannya ke depan wajah Yunho. "Es krimnya tadi, sayang kalau dibuang!" Lanjutnya dengan wajah memerah sempurna, tak lupa bibir kissable itu ter-pout sempurna dengan mata doe lebar yang terkesan malu-malu.

Yunho tersenyum lebar, inikah wajah asli Jaejoong dibalik poker face-nya? Imut! Sangat menggemaskan! Yunho hampir tak bisa menahan dirinya untuk berubah menjadi beruang buas dan menerkam Jaejoong saat ini juga.

Yunho memberikan es krim vanila milik Jaejoong, dengan gerakan malas Jaejoong menikmati es krim vanila kesukaan Yunho. Mereka menikmati es krim itu saling berhadapan, dengan mata Yunho yang tak pernah lepas dari Jaejoong. Yunho benar-benar telah terpikat oleh Jaejoong.

'Padahal ini hanya es krim vanila biasa, kenapa rasanya jadi jauh lebih enak?' Batin Jaejoong, sepertinya mulai saat ini es krim vanila menjadi favorite-nya juga.

Fin ? / TBC ?

Halo readerdeul...kenalkan saya Ellesar! Ini fic pertama saya di fandom screenplays tema YUNJAE..yeah! Sebelum mengenal Yunjae ini saya hanya seorang fujoshi biasa yang sebenarnya tidak begitu tertarik pada dunia KPop, kebetulan juga saya nonton banjun drama mereka yang Dangerous Love! Dan akhirnya semakin penasaran, cari tahu, searching, surfing! Astaga! Mereka sweet banget! Penasaranlah sama lagu mereka, dan yang membuat saya jatuh cinta pertama kali pada TVXQ adalah Balloons MV. Lagunya simpel tapi berkesan. Apalagi Yunppa kelihatan tetep cool meski pakai bando dan ada boneka di pundaknya! Meski baru tiga bulan ini terpikat pesona mereka dan meresmikan diri menjadi anak mereka #ditendangreaders -emang siapa yang ngeresmiin?- saya mencoba membuat fic Yunjae. Gugup sih, cuma tangan ini gatal buat Yunjae fic. XD

Kenapa disini rambutnya Yunho yang panjang? Ahh, saya terpesona sm Yunho pas dia manjangin rambutnya! OMG! Sumpah, itu ganteng banget! Apa lagi waktu nge-dance, aduhh rasanya kok saya jd gak bisa nafas ya...pokoknya jatuh cintalah sama Yunppa / dan Jaemma rambut hitam legam pendek berponi miring karena buat saya, dia cocok dengan potongan itu (Mirotic mv) terlihat sangat bersinar, cantik seperti malaikat.

Nah, gimana? Fic ini mau lanjut atau tidak? Tergantung review nyaaaan...:3

Salam peluk,

Ellesar Berry