C/N : Hola!! Kali ini gue keluar lagi dengan sebuah fic baru yang menggabungkan 2 komik. YGO dan DEATH NOTE! Yeah! Ini gara-gara gue ngeliat status milik Aljabar Tralala di FB, jadi sampe sini, deh. Terus, fic kali ini juga colab lagi, lho. Colab dengan siapa? Tentu dengan Aljabar Tralala. Hahaha! Duh, lagi musim colab, ya. Hahhaa! Dan chapter 1 ini spesial dibuat oleh Aljabar Tralala!

Disclaimer : YGO punya Kazuki Takahashi, sementara Death Note punya TOTO. Bukan Toto merek WC, tapi Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata.

Warning : Established puppyshipping dan LightxJou di chapter-chapter berikutnya. Sama mungkin ada MattxJou. Hahaha!! Hidup Matt!!

P.S.: Mungkin ini bakal gue pindah ke sub crossover? Gak tau, nih. Gue masih galau. Hahaha! #PLAK


Siang ini cerah. Tampak seorang lelaki remaja berjalan disekitar taman yang agak sepi. Sesekali dienyahkannya poni pirang yang menutupi pandangan matanya. Raut kebosanan tampak jelas pada wajahnya, namun sama sekali tidak mengurangi kesan manis yang melekat padanya. Lelaki bernama Jonouchi Katsuya itu sedang amat kesal pada pacarnya. Seorang CEO muda di sebuah perusahaan mainan dan console game ternama di kota mereka, Kaiba Corporation. Seto Kaiba. Seorang pemuda bermata lazuli dan rambut coklat yang seperti jamur menurut Jou itu, sudah membatalkan janjinya untuk jalan dengan Jou cuma untuk ikut rapat. Gimana dia ga ngambek coba?

'Kaiba bodoh, brengsek, nyebelin, jamur, tukang batalin janji, bego, pembohong' Jou mulai menggumamkan seluruh uneg-unegnya terhadap Kaiba. Pemuda bermata cokelat madu itu sudah capek berkeliling ditempat yang sama, sendirian pula. Jou berfikir sebentar 'Apa aku telfon Yugi aja ? Tapi dia kan udah ada janji sama Yami. Bakura bareng Ryou. Anzu pergi sama Honda. Marik? Gak bakal bisa diganggu kalo udah bareng Malik. Mokuba juga sibuk main game sama temen sesama hackernya.'

"Kenapa kalian meninggalkan aku sendiriiiiiii !!" dan Joupun mulai berteriak-teriak gaje, tapi untunglah taman ini sedang sepi. Kalau tidak, sudah bisa dipastikan Jou akan menanggung rasa malu yang amat sangat karena dikira orang gak waras.

Ternyata pacar yang batalin janji dengan seenaknya ditambah dengan teman yang pada gak setia kawan sukses membuat Jou melabil dengan sendirinya. Akhirnya Jou memnutuskan untuk tetap berjalan-jalan. Didekat sebuah air mancur, masih di taman yang sama. Jou melihat seorang ice cream vendor lengkap dengan gerobaknya. Jou berjalan mendekati sang vendor tersebut unutk membeli es krim, kebetulan dia sedang haus sekarang. Namun, Jou mulai merasakan ada aura-aura aneh ketika dia semakin mendekati si penjual es tersebut. Tampak seorang yang Jou belum tau gendernya apa, dengan rambut silver berkilau sepunggung memakai topi berwarna merah dan seragam khusus penjual es krim. 'Tunggu, sepertinya aku tau siapa ini' pikir Jou dalam hati. 'Dia kan…'

Belum sempat Jou menerka-nerka, sosok misterius tersebut sudah membalikkan badannya dengan gerakan anggun. "Joey-boy?"

Sedangkan yang disapa hanya bisa cengo. Sosok aneh itu melambaikan telapak tangan kanannya didepan wajah Jou. "Hualoo Joey-boy? Kau mendengarku?" dia menyapa Jou dengan suara yang dibuat secempreng mungkin, meniadakan fakta bahwa suaranya berat. Kelihatannya orang satu ini benar-benar niat jadi banci deh.

Akhirnya Jou sadar. "Pe-Pegasus-sensei?" tanya Jou tak percaya. Matanya terus menatap kearah banci bertubuh atletis bak binaragawan tersebut. "Kenapa Pegasus-sensei malah jualan es krim disini?"

Yak. Pegasus-sensei, seorang dosen aneh yang mengajar di kampus dimana Jou kuliah. Hampir satu kampus tidak suka dengannya. Gimana bisa suka? Dosen antik satu ini memakai jas dengan warna-warna norak untuk mengajar. Bahkan ia pernah membawa payung berwarna pink penuh renda ketika hujan. Bisa dipastikan satu universitas bakal mual melihat dia berlenggak-lenggok dengan anggunnya di koridor.

Yah. Anggap saja ada arwah seorang perempuan berambut silver yang sangat feminin dan berjiwa keibuan bersemayam didalam jiwanya. "Kenapa sensei bisa ada disini?" tanya Jou pada Pegasus.

"Oooh ini. Aku sedang kerja part time Joey-boy. Aku kasihan melihat anak-anak dipanti asuhan, gizi mereka tidak tercukupi sih. Jadi aku ingin membantu mereka." kata Pegasus sambil tersenyum. Niatnya sih pingin senyum lembut, tapi entah kenapa di mata Jou, senyumannya tampak nista.

Jou hanya mengiyakan perkataan Pegasus. Yah, walaupun dia aneh tapi tujuannya mulia kok. "Aku pesan satu es krim dong sensei, yang rasa vanilla pakai cone ya!" pesan Jou pada Pegasus.

Sang dosen pun mulai membuat es krim pesanan Jou dan menyerahkannya pada pemuda pirang itu. "Ini es krimmu Joey-boy!" ujar Pegasus tak lama kemudian.

Jou menerima es krim vanilla yang disodorkan Pegasus padanya. Diserahkannya selembar uang ke tangan dosennya. "Thanks sensei. Semangat buat part time-nya!" kata Jou menyemangati.

Tampak mata Pegasus berkaca-kaca setelah Jou menyemangatinya, sebulir air mata mengalir dengan cepat di pipinya. Terlihat deburan ombak yang sedang menghantam karang sebagai background. Pegasus mengepalkan tangannya, tubuh kekarnya gemetar hebat. Tiba-tiba matanya mengeluarkan api yang membara. Menggambarkan semangat semakin membara dalam hatinya.

Es krim vanilla-nya belum habis sedari tadi. Jou terus mengitari taman tersebut dan menemukan seorang pemuda yang dianggapnya Seto, pacarnya sendiri. Di hadapannya sekarang tampak seorang pemuda berambut coklat yang dari belakang mirip dengan Kaiba duduk disebuah bangku panjang. 'Lho? Kenapa Seto ada disini? Bukannya dia ada rapat? Yasudahlah, aku tegur saja dulu' pikir Jou.

"Seto?" Jou memanggil pemuda berambut coklat didepannya seraya memegang pundaknya.

Pria itu menoleh kebelakang, menoleh untuk mengetahui siapa yang memegang pundaknya.

Jou sontak menarik kembali tangan kanannya, ketika dia menyadari pria itu bukan Seto Kaiba, kekasihnya. "Maaf, tapi sepertinya aku salah orang. Su-Sumimasen..." sahut Jou sambil membungkuk dalam-dalam. Wajahnya memerah karena malu. Tunggu sampai Seto tahu dia mengalami kejadian seperti ini, pasti dia sudah ditertawakan habis-habisan oleh kantung uang jelek itu.

Pria yang baru saja ditegur oleh Jou itu hanya tersenyum. Dia tersenyum sambil menahan tawa melihat sepuhan pink di pipi Jou. "Ah, tidak apa-apa."

Jou yang sudah selesai membungkuk, menyodorkan tangannya pada pemuda ini. "Aku Jounochi Katsuya, panggil saja Jou. Senang berkenalan denganmu!" pipinya masih bersemu walaupun tidak semerah tadi.

Pria berambut cokelat itu menjabat tangan yang disodorkan padanya. "Aku Yagami Light. Senang berkenalan denganmu Jou." katanya kembali tersenyum.

Jou tersenyum ketika menatap Light. Sadar atau tidak, dia sudah terkena jeratan perangkap pemuda ini. Jou duduk di sebelah Light, matanya melirik pemuda berpakaian formal itu. "Light-san sudah bekerja ya? Kok pakai pakaian formal?" katanya sambil memiringkan kepalanya.

Light tersenyum lagi. Dia benar-benar telah jatuh cinta pada pemuda pirang dihadapannya. Mata cokelat madu yang dipadukan dengan rambut pirang tebal ditambah dengan tubuh ramping dan paras yang imut, telah sukses membuat jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

"Iya, aku membantu para polisi memecahkan kasus. Yah, seperti detektif lah." katanya santai.

Mata Jou membesar. "Detektif ? Kereeen ! Pantas, wajah Light-san berwibawa. Ehehe..."

Light cuma bisa kembali tersenyum karena mendapat pujian dari pemuda manis disampingnya. Padahal di dalam hatinya dia udah lompat-lompat gaje saking senangnya. Tapi dia sadar dia harus jaim,nanti kalau dia lompat beneran dikhawatirkan Jou bakal cengo dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Ah, pikiran Light mulai ngaco. Dia kira Jou bakal rabies apa. Jou kan bukan anjing. Yah, walaupun Jou itu anjing menurut Kaiba.

Sebelum mulut Light hendak terbuka untuk melanjutkan pembicaraan mereka. Terdengar suara aneh.

GRUUUUUKKKK~~!!

Wajah Jou makin memerah ketika disadarinya perutnya mulai mengeluarkan suara aneh karena produksi asam di lambungnya meningkat. Jou menundukkan kepalanya, poninya menutupi sebagian wajahnya. Sungguh dia malu sekali hari ini, lagi-lagi imagenya terlihat buruk. 'Udah salah tegur, perut bunyi lagi! Haduuh! Baka baka!' kutuk Jou pada dirinya sendiri. Untunglah dia menahan dirinya untuk headbang ke benda keras yang ada di sekitarnya.

Menyadari Jou yang sudah salting dan tidak bisa berkata apa-apa. Light mencoba bicara. "Lapar ya? Kebetulan aku tau satu kafe di sekitar sini. Mau makan disana?" tanyanya pada Jou.

Jou mengangkat kepalanya, menatap pemuda di hadapannya dengan mata berbinar-binar. "Boleh !" katanya antusias. Sepertinya rasa lapar sudah mengalahkan petuah ayahnya padanya yang berbunyi : "Jangan bicara atau pergi dengan orang yang tidak kau kenal,"

"Pergi sekarang?" tanya Light seraya berdiri dan mengulurkan tangannya pada Jou.

Jou menerima tangan berkulit putih itu dengan senang hati. Sungguh, dia tidak merasa bosan hari ini. Dan ini cuma karena pemuda berambut coklat dan berpakaian formal bernama Yagami Light.


Sesampainya di kafe, Light memilih untuk duduk di meja bagian pojok di kafe tersebut. Setelah mereka duduk. Kedua pemuda bermata cokelat itu memesan makanan mereka masing-masing. Seorang pelayan datang untuk mengambil pesanan dan mengatakan pada mereka untuk menunggu sebentar. Waktu sebelum makanan diantarkan digunakan Light untuk pedekate pada Jou. Mulai dari menanyakan apa makanan favoritmu, yang langsung dijawab nasi kari dengan mantap oleh Jou. Warna kesukaan, hobi, sampai tanggal lahir. Oh, sungguh tidak penting sekali.

Tak lama, pesanan mereka datang. Jou makan dengan lahap sampai-sampai dia tidak menyadari ada nasi yang menempel di sekitar bibirnya. Light yang menyadarinya hanya memberi isyarat pada Jou untuk diam. Diambilnya selembar tisu dan diusapkannya tisu itu dibibir Jou, unutuk mengenyahkan nasi yang menempel. "Ada nasi yang menempel," katanya lembut.

Wajah Jou kembali memerah, bibirnya bergumam pelan. "Terima kasih."

Setelah keduanya selesai makan. Light kembali melancarkan serangan. "Hei, umm Jou..." sahutnya pada pemuda penggila Red Eyes Black Dragon ini.

Jou menoleh. "Kenapa Light-san?"

"Boleh aku minta emailmu ? Bagiku, kau uhm... Teman ngobrol yang asyik. Mungkin kita bisa bertemu lagi kapan-kapan?" tanya Light agak gugup.

Jou bengong sejenak, sejurus kemudian senyum kembali terukir di bibir merahnya. "Tentu saja!"

Light mengepalkan tangannya, berusaha menahan keluarnya darah dari hidungnya ketika melihat keimutan Jou. Obsesinya untuk menjadikan Jou sebagai ukenya semakin besar. Lupakan L. Lupakan Misa. Keimutan Jou berlipat-lipat lebih dahsyat dari keimutan dua orang barusan!

Keduanya sama-sama mengambil handphone mereka dari dalam saku. Setelah saling bertukar email, tiba-tiba keduanya dikejutkan oleh nada dering yang dipakai Jou.

Marukaite Chikyuu~

Marukaite Chikyuu~

Marukaite Chikyuu~

Chugoku aru yo !

"Ah maaf Light-san, aku angkat telpon dulu." katanya sambil berlari keluar kafe.

Light mengangguk. Dia tidak percaya Jou suka Hetalia, apalagi ringtone-nya 'Marukaite Chikyuu China Version'. Sungguh sangat cocok dengan Light yang memakai ringtone 'Marukaite Chikyuu Russia Version'. 'Sepertinya Jou memang uke yang diberikan Kami-sama padaku sebagai jodoh' dan Light pun mulai kembali OOC.

Setelah dia berpikir seperti itu. Jou kembali ke meja mereka. Raut mukanya kembali tidak enak. "Light-san. Aku pulang dulu ya." katanya dengan sopan.

Light mengerutkan dahinya. Kenapa malaikatnya harus pergi disaat seperti ini? Tapi Light hanya mengangguk. "Nanti malam aku kirim email!" katanya agak keras.

Jou hanya mengangguk, senyuman manis kembali ditargetkannya pada Jou. Tangannya melambai kearah mantan Kira itu.


Jou sudah kembali berada di taman tempat dia bertemu dengan Light tadi. Kaiba bilang dia akan menjemput Jou disini. Tak lama, sebuah mobil limousine bergerak mendekatinya. Seto Kaiba dengan perlahan-lahan menurunkan kaca mobilnya. "Kau mau terus diam disitu atau masuk kedalam mobil mutt ?" tanyanya dengan nada dingin.

Jou masuk ke dalam mobil sambil mengerucutkan bibir tanda sedang kesal. Matanya kembali menampakkan kebosanan di dalamnya. "Ngapain jemput sih? Tadi katanya ada rapat?" kata Jou agak ketus. Kaiba menaikkan satu alisnya, kelihatannya puppynya masih marah padanya. Bola mata berwara biru lazulinya kini menatap lurus kedalam bola mata cokelat madu kepunyaan Jou.

"Kau masih marah, pup?" tanya Seto seraya mendekatkan tubuh mereka berdua.

Jou juga semakin mendekatkan tubuh mereka. "Jelas. Siapa yang tidak marah kalau pacarmu membatalkan janjinya padamu hanya karena dia harus menghadiri sebuah rapat bodoh ?"

Seto terkekeh pelan sambil memainkan helaian rambut pirang milik Jou. "Jadi, apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku? hm, anjing kecilku?"

"Kiss me," Jou meminta dengan pelan.

Seto menyeringai sebentar. "As you wish, pup."

Seto kemudian mengecup lembut bibir Jou agak lama. Jou menarik bibirnya dari ciuman tersebut, sebelum Seto kehilangan kendali dan melupakan tujuannya menjemput Jou. Pulang ke Kaiba mansion.

"Sudah Seto." kata Jou sambil mencoba mendorong tubuh Seto yang sekarang sudah menindih dan menciumi lehernya perlahan.

Seto mengangkat kepalanya dan bertanya kepada anjingnya. "Jadi kau sudah memaafkanku Katsuya?"

Jou hanya tersenyum kecil dan memberikan ciuman kecil di pipi kekasihnya dan menjawab pelan. "Tentu saja."

"Thank's pup." Seto mengembalikan ciuman Jou dengan kecupan di dahu pria blonde itu dengan puas. Kemudian ia menghidupkan mesin mobilnya kembali dan melajukannya kearah Kaiba Mansion.


C/N : Oke!! Dimohon review, ya. Dan gue sebenernya masih bingung. Ini masuk crossover atau nggak, ya? Kalo iya, update berikutnya berarti di crossover...