Tes.
Setetes air mata menuruni pipi mulusnya. Dan jatuh tepat pada secarik kertas yang sedang ia pegang.
Tes. Tes.
Bulir bening itu kemudian muncul lagi dari kedua bola mata indahnya, yang kini semakin deras dan membuat alur di pipinya. Yang kembali menghujam secarik kertas itu dan membuat beberapa bagiannya menjadi basah karena air matanya.
Tiba-tiba seluruh bagian tubuhnya bergetar hebat dan kedua kaki jenjangnya melemas, setelah membacanya. Ia pun jatuh terduduk, karena kakinya tak kuat menahan beban tubuhnya saat itu.


..Kau seperti belukar yang meracuni pikiranku; jiwaku..


Kepalanya tertunduk ke arah lantai. Air mata masih bergulir menuruni pipinya. Ia juga masih menggenggam secarik kertas itu. Pemandangan yang kontras. Pasti siapa pun yang melihatnya berpikir bahwa gadis itu sedang shock, putus asa, dan menderita.


..Serta membawaku pada suatu hipotesa bahwa, aku menyukaimu..


Ya, secarik surat itu yang membuatnya begini. Makna kata demi kata yang terdapat di dalam surat itu menyayat hatinya dan menjebol pertahanan air matanya. Ia tak mengira bahwa, secarik surat yang ia pegang kini dapat membuat hatinya hancur menjadi kepingan-kepingan tak utuh.
Ya. Hanya secarik kertas, dan makna isinya.

.

.
Click
.

.
Document named Negasi Semu created by Kie2Kei
+under licensed from Crypton Future Media Inc., Yamaha Corp., INTERNET Co. Ltd., PowerFX, AH Software, and Sony Music Distribution Inc.

Warning. This document contains typos, some abalism words, etc. Because just readers who know exactly about it.

Do you want to read it?
If you don't wanna read, you can push the back button.

Click

.

.
Grekk!
Suara pintu geser yang berhimpitan dengan lantai kayu mengalahkan keheningan yang tercipta di sebuah ruangan. Sesosok gadis berpostur tubuh semampai, melenggangkan kakinya ke dalam ruangan luas yang minim cahaya.
Decitan halus yang disebabkan sepatu kulitnya yang bersinggungan dengan lantai, mengiringi langkahnya. Samar-samar, terdengar suara aneh seperti suara benda bergesekkan yang tertangkap di telinganya.
Iris azure-nya menyapu setiap objek yang terlihat diruangan tersebut. Walau samar, matanya dapat menangkap bayangan lemari-lemari brangkas yang menjulang dan bersemayam rapi di sekeliling dinding. Ia kemudian menyipitkan kedua matanya supaya dapat melihat ke arah sudut ruangan, dan memastikan apakah sesuatu yang ia cari berada di sana.
Tak usah membuang waktu, ia segera melangkahkan kakinya ke sudut ruangan di mana terdapat benda yang ia cari; saklar lampu. Ia pun menekan tombol di saklar lampu dengan ujung jari telunjuknya.
Pyassh!
Sinar dari beberapa lampu menyinari seluruh bagian ruangan. Kedua bola matanya mulai membiasakan diri dengan intensitas cahaya yang menerangi ruangan. Benda-benda di ruangan itu mulai nampak jelas setelah diterangi cahaya lampu.
Iris azure-nya kembali menangkap bayangan lemari-lemari besi yang menjulang, saklar lampu, sebuah laci brangkas yang terbuka, beberapa berkas dokumen berserakan di lantai, dan sesosok mahkluk biru-tepatnya berambut biru, yang sedang berjongkok di depan lemari brangkas sambil mendekap beberapa lembar dokumen dengan tubuh gemetar, bak tersiram air dingin.
Tunggu. Tunggu dulu. Mahkluk biru? Kenapa ada yang seperti itu di sini? Di ruang arsip data siswa dan arsip soal ujian, yang mana sangat tertutup untuk siswa. Singkatnya, siswa tak berkepentingan dilarang masuk.
Lalu kenapa gadis bermata azure ini bisa berada di sini juga?
Oh, ayolah, dia ini adalah ketua osis di sekolah ini. Ia berotak cemerlang dan sangat dipercaya guru sehingga, ia punya akses ke ruangan ini.
Walau begitu, ia menjadi pandai bukan karena mengandalkan lembar soal ujian yang tersimpan di sini, melainkan belajar dengan giat.

.
Nah, kembali ke si mahkluk biru aneh. Kenapa ia juga bisa berada di sini?
"Kau sedang apa di sini?" tanya gadis bermata azure itu menyelidik.
"..." Tak ada jawaban. Sepertinya ia benar-benar ketakutan.
"Jika kau tak mau menjawab, dengan sangat terpaksa aku akan mencantumkan namamu di lembar kenakalan siswa."
Nama? Bagaimana bisa gadis ini mengenali pemuda yang berada kurang lebih 3 meter dari hadapannya? Geez, ya tuhan. Dia mengenalinya, bahkan sangat hafal nama-nama seluruh siswa-siswi sekolah ini. Sial. Otaknya terlalu cemerlang.
Pemuda itu pun bergumam tak jelas. Mungkin ia merutukki kecemerlangan otak sang ketua setokai itu. Atau bisa juga ia merutukki dirinya yang sedang sial karena bertemu dengan ketua itu, dalam keadaan seperti ini. Sungguh ironis.
"Apakah indra pendengaranmu kurang berfungsi sehingga kau tak dapat mendengar apa yang kukatakan barusan?" tanya gadis itu dengan nada mengintimidasi.
Yep. Cacian halus, salah satu keahlian setokai yang satu ini. Sayangnya pemuda berambut biru itu tak bergeming. Gadis itu pun berkacak pinggang dengan meletakkan sebelah tangan kanannya. Dan ia memiringkan kepalanya ke sebelah kiri, yang membuat rambut sewarna permen kapasnya, bergerak tunduk mengikuti kepalanya.
Tanpa diduga untaian kata berikutnya milik gadis itu menghujam telinga pemuda berambut biru tersebut.

"Tolong jangan memaksaku untuk mengulang kembali pertanyaanku. Kaito Shion."


.

.
Output dari Kei:

Pendek? Karena ini baru intro *ngeles*.
Fic ini rikuesan dari Uchiha Ry-chan. Maaf kalo dibuat multi chap dan tidak memenuhi keinginanmu, ry-chwaaaan. orzorz

danapakahkaumasihingatpadaku?

.

.

Anyways, review?