Saksi Hidup
Mirio Togata/Tamaki Amajiki
My Hero Academia ⓒ Horikoshi
Enjoy
.
.
.
"Selamat atas prestasi kalian!"
"Kalian hebat sekali bisa mengalahkan penjahat itu."
"Aku lihat nama kalian di berita, loh!"
Mirio, Nejire dan Tamaki yang baru saja membuka pintu kelas dikejutkan dengan berbagai pujian atas prestasi mereka yang memukau.
Wajah Mirio terlihat bersinar dan memancarkan aura keceriaan seperti biasanya, berbeda dengan Tamaki yang malah malu kemudian bersembunyi di balik pintu. Sementara Nejire dengan semangatnya langsung berterima kasih dan membaur dengan pembicaraan yang lain.
"Ah, tapi quirk kalian kan memang kuat, aku tidak kaget jika kalian berhasil mengalahkan penjahat ini." Salah seorang siswa mulai angkat bicara, dari nadanya terlihat jika ia sedikit iri dengan Mirio dan kawan-kawan.
"Benar juga," yang lain menimpali. "Mereka juga Big 3 kan? Pasti hal ini bukan masalah besar untuk mereka ya?"
Wajah Mirio yang semula memancarkan senyuman sedikit berubah, senyuman lebar itu hilang, digantikan oleh tawa terpaksa. "Ahaha, kalian bisa saja."
Tamaki sangat mengenal Mirio, tidak butuh waktu lama untuk menyadari jika Mirio sedikit tersinggung dengan perkataan teman-teman agak sulit, tapi cukup mudah baginya untuk menebak raut wajah Mirio. Tangan Tamaki terulur, menarik lengan Mirio. "Ayo," ucap Tamaki dengan sedikit berbisik.
"Kemana?" Mirio terlihat kebingungan tetapi Tamaki terlanjur sudah menariknya pergi dari kelas. Sekilas ia melihat teman sekelasnya menatap mereka dengan penuh tanda tanya sementara Nejire yang sudah paham langsung mengalihkan topik pembicaraan agar teman sekelas mereka tidak berpikir yang aneh-aneh.
Sepanjang jalan, Tamaki tidak sedikit pun menjawab pertanyaan Mirio, tapi Mirio tetap mengikuti Tamaki. Mereka berhenti di tangga, tempat paling sepi di Yuuei. "Yang tadi," Tamaki tidak melanjutkan kata-katanya.i
Mirio paham tanpa harus menunggu Tamaki menjelaskan. "Yah, orang-orang memang seperti itu kan? Mereka hanya melihat hasil dan seakan menutup mata dengan perjuangan di balik keberhasilan itu." Mirio terdiam sesaat, sering ia mendapatkan ucapan-ucapan seperti itu, seakan usaha dan kerja kerasnya selama ini tidak dihargai. "Kau sudah berjuang, Tamaki, tidak usah pikirkan perkataan mereka."
Tamaki sangat paham dengan perjuangan Mirio. Bukan tanpa sebab, tapi karena ia sudah bersama dengan Mirio sejak kecil, ia tentu melihat banyak kegagalan dan tangisan dibalik semua senyum yang ditampakkan Mirio di depan umum. 'Justru yang paling sakit saat mendangar ucapan-ucapan itu adalah orang yang berjuang paling keras, yaitu kau, Mirio.'
"Kau sudah berjuang," Tamaki membelakangi Mirio, ia menatap ke arah luar, menyembunyikan wajah semerah gurita, tidak, ia tidak memakan takoyaki sebelum ini, hanya malu karena memberanikan diri untuk menyemangati sahabatnya. Tangan Tamaki berusaha meraih puncak kepala Mirio, memberikan beberapa elusan di sana. "Kau sudah berjuang keras, Mirio."
Mirio terlihat sedikit terkejut kemudian senyum yang biasa ia pamerkan kembali. "Terima kasih Tamaki," ia langsung saja memeluk tubuh sahabatnya itu, membenamkan wajah di antara pundak Tamaki. "Terima kasih telah menjadi saksi hidup perjuanganku."
.
.
.
END
N/A: huuu dah lama banget gak nongol karena lebih sibuk gambar sekarang. Sempet ragu sih ada orang Jepang yang bakal komentar-komentar seperti itu tapi ya anggap saja teman sekelasnya Mirio itu orang Indonesia/y
Ok see you next time!
