Aku terus berlari, dan berlalu diantara angin. Mengepakkan sayap malaikat yang tak terlihat. Tanpa meninggalkan jejak, selain kenangan korban. Melakukan setiap hal dengan taruhan nyawa. Jika berhasil kau hidup, jika gagal maka kau mati. Peperangan kasap mata yang tak pernah disadari oleh orang. Berkecimpung di dunia politik yang sangat kejam, kau mati atau hidup tak ada yang peduli, semua hanya demi keuntungan sendiri.
Terlahir di dunia yang keras dan penuh kepalsuan, membuat setiap langkah harus melibatkan kebohongan. Walaupun terkadang aku muak, tapi tak akan ada yang pernah peduli. Terkadang aku merasa tuhan tidak adil. Persetan, dengan semuanya. Asalkan aku bias melakukan apa yang aku inginkan. Tak akan ada yang pernah tau, who I'm?.
Seorang anak kantor ternama yang bekerja sebagai pembunuh bayaran, tak terduga bukan? Bukannya kurang bersyukur, hanya saja semua untuk bersenang-senang. Jika saat di depan public aku adalah seorang yang manis, sopan serta ramah, maka lain lagi jika aku telah memegang senjata dan menjadi pembunuh sadis yang kejam dengan julukan Red Evil yang selalu menjai buronan polisi.
"Kau melakukannya dengan baik, Red. Pastikan tidak ada yang tahu rencana ini!"
"Hn, kau tenang saja. Siapkan saja jumlah yang kau punya!"
"Tak perlu khawatir, 2 miliyar sudah didepan matamu!"
"Menyuruhku membunuh seorang saingan dihargai hanya 2 miliyar? Kau bercanda? Berikan aku 7 dan kau terjamin aman!"
"K-kau.. gila! Itu sangat banyak!"
"terserah, akan ku bocorkan rahasia-mu!"
"tunggu-.. aku akan berikan apa yang kau inginkan!"
####
Sosok itu lalu menghilang di gelap malam. Sebuah seringai terlukis indah pada bibir cantiknya. Sosok itu melompat dari satu atap kea tap yang lain, mencari pijakan tepat untuk menyerang mangsa. hawa malam membelai kulit halusnya. Sesekali ia menghela nafas memikirkan apa yang akan dilakukannya. Setiap hari persoalan yang diterimanya selalu sama. Tak ada yang menarik, itulah kata yang cocok. Meskipun telah melakukan banyak kejahatan, pada akhirnya ia akan tetap merasa bosan. menurutya, semua yang dilakuknnya kurang menantang. Jadi, apa yang harus dia lakukan?
Langkahnya terheti, ia merasakan aura gelap yang menarik sempat ia lewati. Dengan mengendapendap ia bersembunyi. memandangi dari jauh menemukan pemilik aura tersebut. Sampai matanya terpaku pada sosok pemuda yang berdiri tegap sambil mengacungkan pistol. 'Sepertinya aku mengenal orang itu' batinnya.
"Ah, ternyata.. sepertinya aku harus menunda pembunuhanku dulu." ujarnya lirih. Dari atas pohon yang tinggi ini bisa melihat siapa orang yang akan mati tertembak. Seorang pejabat yang telah menyuruhya membunuh. Namun yang menarik perhatiannya adalah seorang pemuda asing dengan rambut raven berkibar dan kegelapan yang dipihaknya membbuat ia tak dapat melihat sosok tersebut. ia coba mengingat kembali seorang pemuda berambut raven, yang memiliki mata yang sangat gelap, tapi bisa seterang ini.
"Mungkinkah..."
#see you next time
