Yaaaa!!! Author gaje plus muka tembok ini muncul dan mulai ngerusuh fanfiction lagi. Karena ide gila yang udah numpuk dan nggak bisa kesampean terciptalah fanfic gaje seperti ini. Buat para reader dan reviewer sejati jangan marah ya kalau Hira memenuhi fanfiction dengan fanfic gaje seperti ini. Silakan membaca…. ^^v
xXx Pretty boy and the great detective xXx
Bleach © Tite Kubo
Pretty boy and the great detective © Hira-Hikashi
Pair : Hitsugaya Toushirou x Ayasegawa Yumichika
Rate : T (Tenang saja ini bukan rate M)
Warning : OOC
Disebuah kota bernama Karakura tinggal seorang pemuda yang agak terkucil karena penampilannya yang sedikit tidak normal. Ia tinggal sendiri dirumah sederhana yang hanya dihuni oleh dirinya sendiri. Sebenarnya ia adalah anak orang kaya, berpendidikan, baik pada semua orang dan pintar. Entah apa yang membuatnya jadi berpenampilan agak seperti perempuan. Semenjak ayah dan ibunya meninggal di salah satu insiden kecelakaan pesawat yang diduga disebabkan oleh sabotase seseorang yang entah dimana dan siapa, ia meninggalkan semua kemewahan yang ia punya dan memilih tinggal dirumah sederhana dengan memanfaatkan tabungan pribadinya dari hasil kerjanya selama ini.
Memang tidak banyak orang yang tahu bahwa Yumichika adalah orang kaya, sehingga ia selalu diejek, dijahili, dan selalu dibeda-bedakan. Posisinya sebagai pemimpin sebuah Agency Detective (dulu) membuatnya mengetahui berbagai cara mencari bukti kejahatan, mengotopsi mayat, dan menjinakkan bom lima tahun tepatnya ia menyelidiki kasus kematian ayah dan ibunya yang termasuk dalam kasus besar. Hanya saja usahaya terhenti setelah ada yang membunuh satu persatu anak buahnya dan membuat ia hanya tinggal dengan dua orang kepercayaannya. Ia takut bila kaki tangannya yang tersisa sampai ikut terbunuh karena membantunya.
Dan disuatu malam ia menemukan seorang anak yang kini menemaninya dirumah sederhana yang sekarang ia manis yang berumur sekitar tiga tahun, berambut putih salju, dengan mata berwarna zamrud atau emerald. Ia merawat anak kecil itu dan sampai sekarang anak itu ia anggap sebagai adiknya. Tentu saja kerena kegemaran Yumichika dengan hal berbau misteri dan apapun yang berhubungan dengan dunia detective ia senang sekali mengkoleksi buku dan peralatan detective, sampai-sampai anak kecil yang ia bawa pulang ke rumahnya itupun mempunyai hobi yang sama bahkan sudah bisa memecahkan permainan yang dibuat oleh Yumichika untuk detective pemula.
Flashback
"Hei!!!" Yumichika menepuk bahu kiri seorang anak berambut putih sedingin salju dan tersenyum kearah anak itu. "Kau sendirian?"
Anak itu menoleh, mata emeraldnya terlihat sangat lelah. "Umh." Jawabnya singkat. Tak lama ia roboh dan semuanya gelap.
"Hei, bangun!!!" Yumichika saking gugupnya mengguncang tubuh anak itu dan menangis. "Jangan mati!!!" teriakannya menggema di seluruh pelosok kota Karakura.
"Eeengh-hoammh…." anak itu membuka sedikit matanya dan menatap sinis kearah Yumichika. "kau mengganguku saja!!" omelnya.
"Ha??" Yumichika hanya melongo dan tersenyum setelahnya. "Anak yang aneh!!" ia langsung menggotong tubuh anak kecil itu dan membawa tubuh lemah itu kerumahnya.
--X--
Anak itu terbangun dari tidurnya. Ia mendapati dirinya berada dibawah sebuah selimut berwarna pink dengan motif bunga berwarna putih, tepatnya lagi ia sedang berada diatas sofa berwarna soft chocolate. Disampingnya terdampar semangkok sup dan segelas teh hangat. Yumichika yang baru saja turun dari lantai 2 rumahnya segera menghampiri anak kecil itu setelah ia melihatnya bangun.
"Adik kecil, siapa namamu?" Yumichika mengambil posisi tepat di samping kiri anak itu dan menyodorkan pakaian bersih padanya.
Anak itu meraih pakaian yang diberi Yumichika. "Hitsugaya Toushirou!"
"Namaku Ayasegawa Yumichika," senyumnya mengembang. "kenapa kamu sendirian? Orang tuamu ada dimana?"
"Mereka sudah pergi," ucap toushiro lirih. "sekarang Shiro hanya sendirian, rumah disita, perusahaan diambil alih, dan sisa uang dirampok."
"..." Yumichika menangis. "Kau... hiks... mau tinggal... hiks... denganku?" ucapnya sementara air matanya terus mengalir.
"Apa boleh?"
"Tentu saja, kau akan jadi seseorang yang hebat. Tapi, dari mana kau bisa tahu permasalahan perusahaan ayahmu itu? Apa ada yang menceritakannya padamu?" Yumichika terlihat penasaran dan menanti-nanti jawaban Hitsugaya.
"Shiro sering ikut ayah ke perusahaannya dan ketika malam sebelum ayah… dibunuh," Toushirou menjawab dengan ragu-ragu. "Shiro membaca semua berkas penting milik ayah."
'Gila!!! Anak ini sebenarnya siapa? Sekecil ini sudah bisa mencerna permasalahan orang dewasa.' Batin Yumichika.
"Be-berapa umurmu?"
"Tiga tahun, empat bulan lebih dua hari."
'Detail sekali.' Batin Yumichika sekali lagi. Tapi ia sambil menghitung-hitung kapan tepatnya Hitsugaya berulang tahun.
"20 desember?" Yumichika melirik kearah Hitsugaya lalu beralih kearah sup yang tadi sudah ia siapkan. "Akh,supnya… ayo cepat makan supnya."
"Umh." Bersegera tangan mungil Hitsugaya menjangkau mangkok yang terisi penuh sup yang masih panas.
"Ya sudah, malam ini kau bisa tidur di lantai atas, kamar pertama dari tangga."
"Umh."Hitsugaya menjawab sambil terus memakan sup buatan Yumichika, dan tentunya dengan mulut belepotan.
Yumichika tersenyum geli melihat Hitsugaya yang menyerumput sup dan teh hangat dengan tergesa-gesa.
--X--
Mata emeraldnya membulat sempurna setelah menatapi koleksi buku Yumichika. Ia memilihi satu persatu buku yang tersusun rapi di rak yang mirip perpustakaan itu dengan matanya. Entah itu adalah kebiasaannya atau ia hanya sedang iseng saja menatapi dengan pandangan 'lapar mata' kepada semua buku yang ketebalannya hampir menyamai kamus itu.
"Bolehkah Shiro meminjam beberapa buku ini?" tanyanya pada Yumichika yang sedang minum teh sambil mendengarkan musik klasik kesukaannya lewat i-pod yang ia punya.
"..." seperti biasa Yumichika hanya tersenyum seperlunya. Gayanya itu sudah hampir mengalahkan anggunnya seorang wanita normal.
"Mmh. Yang ini," tangan Hitsugaya mulai menjelajahi rak buku yang sanggup dijangkaunya. Maklum saja, ia masih berumur tiga tahunan. "mungkin ini saja dulu."
"Hei, apa kau mengerti bacaan orang dewasa? Jangan sampai kau dewasa sebelum waktunya. Dasar adik kecil." Yumichika hanya mengolok sedikit Hitsugaya dan kembali menyerumput teh hijau yang sebelumnya telah ia minum.
"Jangan panggil Shiro adik kecil!!" di dahi Hitsugaya muncul penampakan urat yang sedang menegang. "Badan Shiro memang kecil tapi Shiro sudah mulai dewasa!!"
Yumichika hanya melongo tidak percaya. 'Anak sekecil itu bicara seakan-akan ia orang dewasa saja' batin Yumichika merespon longoannya sendiri.
"Baik… baik…"
"Kenapa kak Yumi bisa berpenampilan seperti itu?" Hitsugaya menunjuk kearah bulu mata palsu milik Yumichika yang menghias salah satu bingkai matanya.
"Ehem," terdengar deheman Yumichika yang cukup keras. Agak menunjukkan masih ada sedikit sifat laki-laki yang ia punyai. "sudah, baca saja buku yang kau pinjam tadi!!!"
End of Flashback
Lima tahun semenjak Yumichika memutuskan merawat anak kecil bernama Hitsugaya Toushirou ia mulai kembali mempunyai semangat baru. Keinginannya menuntaskan kasus kematian ayah dan ibunya itu mulai muncul setelah ia menyaksikan perkembangan Hitsugaya yang sangat menguasai buku-buku petunjuk miliknya. Ia pun mengajak Hitsugaya ke Agency Detective milik ayahnya yang sekarang sudah jadi miliknya. Ia membuka kembali jasa pengusutan kasus apapun dan tidak perlu menunggu lama, sudah ada beberapa orang yang tertarik menggunakan jasanya dan Hitsugaya.
"Kak Yumi," Hitsugaya memanggil Yumichika dari balik pintu ruang kerja Yumichika. "ada kasus!!"
"Apa??" terdengar suara Yumichika yang ternyata sedang berada di toilet setengah berteriak karena tidak percaya. "Jangan bohong kau ya!!!"
KRIEEETT
"Ini." Hitsugaya menyerahkan beberapa lembar berkas dan identitas client kepada Yumichika.
"Ohh… apa???" bola mata Yumichika terbelalak menghasilkan pemandangan mata yang hampir berpisah dari tempatnya. "Kasus ini kan…" lanjutnya.
"Iya," Hitsugaya tersenyum tipis dan ekspresi wajahnya berubah serius.
xXx To be Continued xXx
Ya ampun, gaje banget. Udah pendek, gaje, belum ada kasusnya lagi. Yah, karena sistem ngetiknya ngebut dalam 4 jam jadi begini deh, tugas bahasa juga belum selesai pastinya hal itu jangan DITIRU!!! Pelajar yang baik seharusnya ngerjain tugas dulu kan? Jadi maaf kalau Hira memberikan contoh yang amat sangat tidak bagus –author dijedukin ke tembok- yang jelas para reviewer yang pengen request jenis kasus pertama cantumkan pada review kalian… Please, REVIEW!!!! ^3^
*Klik yang ada dibawah*
