DESCLAIMER: MASASHI KISHIMOTO
RATED : T SEMI M
NOTE : INI FIC PERTAMA SAYA, TERIMA KASIH KEPADA OM MASASHI YANG TELAH MEMBUAT KARAKTER YANG KEREN-KEREN SEPERTI INI, OOC,TYPO. HAPPY READING
"ASTAGA" teriak seorang gadis yang baru bangun dari tidurnya. Matanya melotot memandangi jam yang berada did idnding kamar tidurnya
"NOOOOO" ia berlari menuju kamar mandi, dengan tergesa-gesa dan hanya menyikat gigi dan mencuci wajahnya selesai ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi dengan tergesa-gesa. Karna kurangnya keseimbangan dan kehatia-hatian gadis berambut pink sebahu itu terpeleset dan membentur lantai kamar mandi.
"AAWW" ringisnya, matanya sudah gelap dan ia tak lagi menyadari hal yang terjadi selanjutnya.
.
.
.
"ng?" gumam seorang lelaki berwajah baby face dari ruangan berbeda.
"suara apa itu?" gumamnya lagi, ia segera menuju sumber suara tersebut.
ia membuka pintu sebuah kamar yang menjadi asal sumber suara teriakan yang rupanya adalah kamar tidur adiknya, namun dirinya tak menemukan adiknya yang diketahui bernama sakura. "sakura?" panggil sasori. "apa kau a. . ." matanya terbelalak melihat tubuh adiknya yang tergeletak tak berdaya di lantai kamar mandi, yang lebih membuatnya terkejut lagi adalah darah yang keluar dari kepalanya.
"astaga sakura" ia langsung menggendong tubuh adiknya ke dalam mobil. "bertahanlah" gumam sasori cemas.
Ia pun langsung melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi.
'CKIIIITTT'
Suara gas mobil yang melaju cukup cepat menerobos lampu yang baru berubah warna jadi hijau, sasori sudah tak perduli lagi jika memang ada polisi yang akan mengejarnya, yang ia fikirkan hanya adiknya. Adiknya yang dalam keadaan sekarat. Sekitar 5 menit ia sampai di rumah sakit, segera ia menggendong tubuh adiknya itu.
"suster,tolong adik saya" ucapnya panic. Beberapa perawat langsung meletakkan sakura di atas tempat tidur dan membawanya masuk kedalam UGD.
"maaf tuan, tapi tuan harus menunggu diluar" ucap perawat tersebut, sasori pun akhirnya menunggu di depan pintu UGD dengan cemas. Tampak beberapa dokter masuk kedalam ruang UGD tersebut. Di depan pintu UGD dengan cemas dan khawatir sakura mondar mandir seperti setrikaan, sesekali ia mencoba melirik mencari celah untuk melihat keadaan sakura, tapi hasilnya nihil, ia tak bisa menemukan celah walau sedikitpun.
Kurang lebih 10 menit seorang perawat keluar dari ruang UGD, "apa tuan keluarga dari nona tadi?" Tanya perawat tersebut.
"iya, saya keluarganya" jawab sasori. "maaf tuan , nona sakura harus dirawat diruang ICU, beliau kehabisa banyak darah, dan ada beberapa luka dalam di bagian otaknya, tapi itu tidak memerlukan operasi tuan" jelas perawat tersebut.
"baiklah terima kasih" ucap sasori. Ia menarik rambutnya dengan gusar. Namun dalam hatinya ia lega karna tak ada hal yang fatal menimpa adik kesayangannya itu.
.
.
.
"ng" sakura mengerjapkan matanya. Diperhatikan ruangan di sekitarnya, ini warna cat putih, warna cat dinding yang berbeda dengan kamarnya yang bercat hijau muda 'dimana ini' batinnya.
Ia mlihat sasori yang tertidur dengaan kepala yang berada di tas kedua tangan yang ia lipat.
'tit…tit…tit…tit" ia melihat didekat sasori ada meja dan diatasnya ada sebuah monitor pemantau detak jantung, ia merasa risih di area hidungnya, seperti ada benda yang terpasang disana, ia pun meraba benda itu. Rupanya sebuah selang oksigen.
"kakak" gumamnya.
"kau sudah bangun ya" suara itu terdengar asing di telinga sakura. Ia perhatikan kakak berambut merahnya itu masih tertidur nyenyak. Lalu suara dari mana itu?
Ia pun menoleh kearah jendela yang berada 2 meter di sebelah kirinya.
"kau siapa?" Tanya sakura heran.
"hm, anggap saja aku malaikat pencabut nyawamu?" ucapnya tenang dengan memasukkan tangannya di saku celananya.
"APA?" teriak sakura.
"ada apa sakura?" ternyata sasori di kagetkan dengan teriakan sakura barusan. Sakura pun menoleh kearah kakaknya.
"eh,kakak sudah bangun"ucap sakura tersenyum. "uhm yeah, bagaimana keadaanmu?" Tanya sasori membelai kepala adik satu-satunya itu.
"aku merasa baik kak, tapi kepalaku masih sakit" keluh sakura.
"hm, apa yang kau ingat sebelum berada disini?" Tanya sasori menatap adiknya itu. Karna ia belum tau kenapa adiknya bisa sampai terjatuh dan membuat cidera yang mungkin berakibat fatal.
"um, yang aku ingat , aku terjatuh di kamar mandi karna kepleset, aku buru-buru karna waktu itu adalah acara hari pengumuman ketua BEM, dan aku di calonkan, yah sebagai calon aku harus datang pagi-pagi, tapi ternyata aku telat" jelas sakura.
Dirinya dipilih sebagai ketua BEM, tentu saja karna dia itu pandai sekali dalam memimpin dan berdiploma, ia juga gadis menarik secara fisik, tapi yang tak bisa di tolerir adalah sifatnya yang polos itu.
"hm, lain kali kau harus lebih berhati-hati ya" sasori mencubit pipi adiknya pelan. Sakura hanya tersenyum. Karna penjelasan sakura tadi sakura jadi mengingat seusatu.
'benar, aku terbentur di lantai kamar mandi, sepertinya ada yang salah di otakku' batinnya.
"tidak ada yang salah dengan otakmu, semua baik-baik saja, aku memang malaikat pencabut nyawamu" ucap pria misterius tersebut dengan tawa penuh kemenangan, seperti membaca isi pikiran sakura.
"HENTIKAN SEMUA LELUCONMU ITU" teriak sakura dengan mata melotot yang meyeramkan.
"sakura, lelucon siapa?" Tanya sasori yang bingung dengan tingkah adiknya .
"eh, kakak. Itu, pria yang berdiri disitu sungguh menyebalkan" tunjuk sakura kearah jendela. Sasori melihat arah telunjuk adiknya, tapi ia tak menemukan siapa-siapa disana.
"pria? Disini hanya kita berdua sakura, tidak ada siapa-siapa" sasori tampak khawatir, bagaimana kalau, kalau. .
"tentu saja dia tak bisa melihatku, hanya kau saja yang bisa melihat ku, karna aku yang menyabut nyawamu" ucap pria itu.
"sial" umpat sakura kesal. "sebentar ya sakura" ucap sasori lalu pergi meninggalkan ruangan sakura.
"hey kau, apa yang kau mau, kenapa hanya aku yang dapat melihatmu" omel sakura dengan kekesalan tingkat tinggi.
"tenang-tenang, kau akan meninggal dalam waktu 2 minggu lagi. Aku lah malaikat yang ditugaskan mencabut nyawamu" ucap pria tersebut dengan tatapan yang tenang. Diperhatikannya pria tersebut. Rambut keperakannya yang melawan gravitasi, kedua mata yang setajam elang, warna matanya yang sebelah kanan berwarna hitam sedangkan yang satunya lagi berwarna merah, tubuh yang proposional lebih disebut sixpack dengan balutan tuxedo berwarna putih. Kulitnya juga seputih porselin, rahang yang tegas dan hidung yang mancung. Astaga dia sangat tampan. Tapi, apa benar pria yang tampan ini akan mencabut nyawanya.
'kukira tampang malaikat pencabut nyawa akan sangat menyeramkan' batin sakura.
"kau ini, tau darimana malaikat pencabut nyawa itu bertampang mengerikan, kau menganggap aku tampan ya" canda pria tersebut oke lebih tepatnya makhluk tersebut.
"berhenti membaca pikiranku" celutuk sakura. "oya namaku kakashi, kakashi hatake" ucap makhluk itu dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.
"malaikat juga punya nama?" Tanya sakura yang terkejut dengan perkenalan makhluk tampan di sebelahnya.
"yeah. Tentu saja, itu untuk mempermudah kami dalam bertugas" ucap kakashi.
"apa kabar nona haruno. Apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang dokter yang masuk keruangannya bersama sasaori yang membuntututi dokter tersebut dari belakang.
"ya dokter, saya baik-baik saja" ucap ayumi dengan senyumannya yang manis. "wah bagus kalau begitu, kita cek dulu ya keadaanmu" dokter lelaki berumuran sekitar tiga puluhan itu pun memeriksa kondisi sakura.
'minato namikaze' batin sakura membaca name tag di jas dokter yang memeriksanya.
Flash back on
'TOK TOK TOK'
"ya silahkan masuk" ucap dokter yang berada di dalam ruangan.
"permisi dokter" ucap sasori sopan.
"ya ada apa tuan haruno?" Tanya dokter di depan sasori.
"begini dokter, sakura baru saja siuman, tapi anehnya ia bilang pada saya bahwa didalam ruanganmya ada seorang pria yang berdiri di dekat jendela, ia juga meneriaki orang tersebutt, tapi dokter saya tak melihat satupun manusia yang ia maksud, dengan kata lain hanya ada kami berdua di dalam sana, apa adikku baik-baik saja dokter?" Tanya sasori dengan tenang, namun tetap terlihat cemas.
"anda tenang saja tuan haruno, saya akan mengecek adik anda" ucap dokter berambut kuning seperti durian itu. Ia pun menuju ruang ICU tempat sakura dirawat.
Flash back off
"tampaknya anda sudah sehat ya nona haruno setelah 2 hari koma" ucap dokter minato. " tapi anda harus menunggu 2 hari lagi ya, sore ini anda sudah boleh di pindahkan ke ruang perawatan" ucap minato menjelaskan. Dokter yang menangani sakura pun pergi dari ruang ICU diikuti beberapa perawat dan juga sasori.
"bagaimana dokter?" Tanya sasori setelah berada di luar ruang ICU.
"keadaannya baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda cidera otak ataupun mental yang terganggu" jelas minato.
"begitu ya dokter" ucap sasori pelan hampir tak kedengaran."kalau begitu terima kasih banyak dokter" ucap sasori membungkkukan badan.
"ya sama-sama tuan haruno, permisi" minato pun pergi meninggalkan sasori setelah *berojigi.
.
.
.
"jadi kau akan mengikuti ku kemana pun aku pergi?" Tanya sakura masih tak percaya dengan apa yang dia alami.
"ya tentu saja" ucap kakashi. Mau tak mau sakura mulai merinding dan teringat dengan waktu yang hanya tinggal 2 minggu lagi. Bagaimana dengan kakaknya , bagaimana dengan ino, bagaimana dengan yang lainnya, bagaimana dengan cita-citanya, pernikahan yang ia impi-impikan, keluarga kecil bahagia yang menjadi impian orang-orang, bagaimana dengan dirinya sendiri. Sakura mulai depresi. Mau tak mau dia harus percaya pada pria yang bernama kakashi itu. Karna semua dokter yang ada di ruangan itu tak menghiraukan keberadaan kakashi. tapi tunggu, bagaimana kalau ini hanya sebuah lelucon yang dibuat kakaknya mengingat ulang tahunnya yang jatuh 2 minggu lagi.
'YAP'
"haha, aku tak percaya padamu tuan, kau hanya bekerja sama dengan kakaku untuk mengerjaiku kan" ucap sakura dengan nada mengejek.
"kau masih tak percaya?" ungkap kakashi, ia berjalan kearah sakura, dan menembus tempat tidur sakura bahkan tubuh sakura.
"lihat? Kau masih tak percaya?" tukas kakashi dengan senyuman penuh kemenangan.
Jantung sakura hampir copot dibuat makhluk itu. Menembus benda bahkan dirinya. Tiba-tiba pria itu mengeluarkan sepasang sayap berbulu putih di belakang punggungnya.
"oh tidak, kau bahkan punya sayap" sakura kagum dengan keindahan sayap yang dimiliki kakashi.
"kau percayakan?"
Raut wajah sakura berubah seketika menjadi horror kembali. 2 minggu, itu waktu yang sangat singkat. Dia mulai berfikir bagaimana menyampaikan salam perpisahan dengan kakaknya yang berwajah baby face, ia membayangkan tak ada lagi kebersamaanya dengan kakak tersayangnya itu, ia juga mulai membayangkan ino yang menagis tersedu-sedu karna mendengarkan perkataan sakura tentang dirinya yang akan pergi meninggalkan dunia ini.
"sebaiknya kau berbuat kebaikan bukan malah membayangkan salam perpisahan" ucap kakashi tegas membuyarkan lamunan sakura.
'astaga lelaki ini, tidak makhluk ini' batin sakura.
"sakura" sasori masuk dengan membawakan makanan untuk sakura.
"ayo makan dulu" ucap sasori. Ia pun membuka bungkus makanan tersebut,nasi goring kesuakaan sakura, ia pun menyupai sakura. Tapi sakura makan dengan nafsu yang tak kunjung muncul.
"makanannya tidak enak?" Tanya sasori melihat adiknya makan dengan perlahan.
"tidak kak, ini enak, aku hanya sedang tak nafsu makan, mungkin karna aku sedang sakit" ucap sakura berbohong.
"kakak" panggil sakurra.
"ya sakura" sasori menatap adiknya dengan lembut.
"m-m, bagaimana kalau misalnya. .misalnya."
"misalnya?"
"misalnya kalau saku mati, apa kakak akan mengilkhlaskan sakura?" Tanya sakura pelan.
"ya mana ada seorang kakak yang ikhlas jika adiknya meninggal, kakak tidak ikhlas, hm, kenapa? Bicaramu aneh sekali sakura" sasori tampak aneh melihat adiknya itu, dia bicara seolah-olah akan mati.
"begitu, tapi kan itu takdir kak, mana bisa diubah" sanggah sakura lagi.
"sudahlah sakura, jangan berfikir seperti itu, yang penting pikirkan kesehatanmu dulu" nasehat saori, ia mengelus kepala sakura yang tak dililit kain perban.
Sakura hanya tertunduk merenungkan nasibnya yang hanya tinggal 2 minggu lagi. Oh tuhan, inikah takdirmu.
TBC
maaf maaf, kalau banyak kesalahan, mohon saran nya maklum saya masih newbe. mohon reviewnya yaa :) terimakasih banyak
