Modoranai ka?
A code geass fanfiction by Schia Kepanasan
Disclaimer : Sunrise yg dengan tega bikin pembunuhan massal d Code Geass R2!!
Warning : AU. shonen-ai. Masi ga tau bakal ada lemon nya apa engga... rada2 angsty n gelap...character death!! SuzakuxLulu, LuluxRollo (one-sided), SuzakuxEuphimia (yg sebetulnya sangad dibenci sama author...), ...RivalxLulu mungkin?hwahahaha
Summary : 'Ia' menginginkan diriku. Tetapi aku menginginkan orang lain, yang tak menginginkanku. Aku tidak bisa apa2. Mengejarpun aku tak bisa. Karena aku telah 'terjerat' oleh'nya'.
Chapter 1 – and finally we meet...
--
"Kenapa...kenapa kamu tega..."
Mata violet itu tampak seperti danau yang tak terbendung. Air mata perlahan jatuh satu demi satu saat bola mata itu bertemu dengan bola mata hijau di seberangnya.
"Maafkan aku...Aku mencintainya..."
Warna hijau itu menghilang digantikan punggung yang tegap, yang membendung rasa bersalah. Mata violet itu hanya bisa terdiam. Terus mengalirkan air mata sementara sosok bermata hijau itu berjalan menjauh.
"Suzaku..."
Lelouch Lamperogue pun terjatuh dan menangis, menjerit dalam hati memanggil sosok bernama Suzaku Kururugi itu. Tapi, sekeras apapun ia memanggil, ksatria nya itu tak akan berbalik. Ia sudah berpaling pada orang lain.
Dan Lelouch hanya dapat menangis...
--
"Nii-san...Nii-san!!"
Lelouch terperanjat mendengar suara halus memanggilnya. Matanya perlahan terbuka dan bertemu dengan sosok mungil di hadapannya.
"Rollo..."
"Nii-san, sudah waktunya berangkat sekolah. Lagi2 ketiduran saat belajar?", tanya Rollo lembut pada 'kakak'nya.
Lelouch beranjak dari meja belajarnya. Tempat ia tadi terlelap. Masih tampak buku-buku fisika berserakan di atas meja itu. Di sebelahnya, sebuah figura terbaring tertutup. Penasaran, Rollo memandangi figura tersebut. Menerka-nerka foto siapakah yang ada di situ.
"Aku mandi dulu. Tunggu sepuluh menit ya."
Rollo mengangguk sambil menyaksikan kakaknya masuk ke dalam kamar mandi. Dilanda rasa penasaran yang dalam, ia meraih figura foto itu dan membaliknya.
"Nii-san..."
Mata Rollo menjadi sedih melihat foto dalam figura itu.
Lelouch. Dan Suzaku.
--
Ashford Academy, ruang osis
Lelouch dan Rollo berjalan memasuki ruang osis. Terdengar suara2 tawa dari dalam ruangan itu.
"Hoi, Lelouch! Rollo!", Rivalz yang berdiri paling dekat pintu berjalan menyambut Lelouch dan merangkul teman dekatnya itu.
"Hai, Rivalz, semuanya.", Lelouch memasuki ruangan dan duduk di kursi nya. Matanya berkeliling memperhatikan orang2 yang ada di dalam ruangan. Millay, Shirley, dan Kallen sedang sibuk menyiapkan minuman. Wajah mereka begitu ceria. "Ada apa ini?", tanya Lelouch penasaran.
Milley yang tadinya sibuk dengan gelas2 minuman berpaling dan tersenyum lebar kepada Lelouch, "Ne, ne... Kamu tahu, Lelouch? Hari ini kita kedatangan seseorang yang spesial!"
"Spesial?"
"Iya. Spesial. Kamu pasti suka!", Milley pun kembali sibuk bekerja. Lelouch memutuskan untuk membuka laptopnya dan bermain catur di laptop. Rollo duduk di sebelah Lelouch dan menonton kakaknya bermain. Sedangkan Rivalz masih lalu lalang tidak jelas. Mereka terus asyik dengan pekerjaan masing-masing sampai terdengar suara ketukan di pintu masuk.
"Ah! Pasti dia datang! Sebentar!", Milley menghampiri pintu dan dengan wajah gembira membuka pintu. Ia berbicara riang dengan orang di depan pintu dan mempersilahkan orang itu masuk. "Semuanya!! Dia sudah datang nih!"
Rambut kecokelatan terlihat dari belakang Millay.
"Selamat siang, semuanya!"
Seorang pemuda bermata hijau tersenyum ramah dan membunguk memberi salam.
Lelouch terperanjat. 'Suara itu...!', ia melihat ke arah pemuda itu dan terkejut melihat pemuda yang Millay bawa. Ia mengenali pemuda itu...
"Su...Suzaku...", katanya pelan.
"Hai Lelouch. Lama tidak ketemu...", Suzaku menyunggingkan senyum ramah ke arah Lelouch.
"Suzaku!! Apa kabar?!", Rivalz tiba-tiba menghambur dan merangkul Suzaku. Wajahnya tampak senang sekali.
"Teman-teman, setelah 1 tahun pergi belajar di Britannia, akhirnya Suzaku kembali lagi ke Jepang dan Ashford Academy!", sorak Millay gembira, disusul oleh tawa gembira yang lainnya.
Tetapi, Lelouch hanya duduk terpaku di atas kursinya. Matanya menerawang ke wajah Suzaku. Tampak sebersit rasa pahit di matanya.
"Nii-san?", tanya Rollo cemas.
Dengan segera, Lelouch memasang wajah kalemnya lagi. Ia berdiri dan tersenyum pada Rollo, "Aku tidak apa-apa. Ketua, tampaknya kita kekurangan kue. Biar aku belikan."
"Ah! Tolong ya, Lelouch! Thanks!", teriak Millay ke arah Lelouch yang menghilang di balik pintu. Sesaat sebelum keluar, Lelouch melirik ke arah Suzaku, tetapi ketika pandangan mata mereka bertemu, Lelouch mengalihkan muka dan berjalan lebih cepat keluar, tanpa tahu bahwa Suzaku memandanginya dengan mata sedih.
--
Ashford Academy, atap sekolah
Langit siang itu begitu cerah. Biru. Awan-awan putih melayang membentuk berbagai bentuk yang unik. Lelouch terbaring dan tersenyum melihat awan-awan itu.
'Awan yang itu...Mirip domba.', katanya pada diri sendiri. Lelouch mencoba memejamkan matanya, tetapi terusik ketika mendengar suara langkah kaki mendekat.
"Sudah kuduga, kamu ada di sini, Lelouch."
Lelouch menengok ke belakang dan menemukan Suzaku berdiri di belakangnya. Tersenyum lembut. "Boleh aku duduk di sebelahmu?"
Bibir mungil itu hanya terdiam. Ia tidak mengangguk maupun mengiyakan, namun Suzaku tetap duduk di sebelahnya dan ikut berbaring memandangi awan.
"Sedang apa kamu di sini?", tanya Lelouch dingin.
"Aku mencarimu. Kamu tidak kembali dari tadi, padahal kamu janji membelikan kue. Kupikir kamu ada di sini, dan ternyata aku benar.", kata Suzaku sambil tersenyum. Lelouch hanya terdiam. Suzaku kembali memperhatikan awan, awan yang sama dengan yang sedari tadi dilihat Lelouch.
"Ah! Awan yang itu mirip domba!", kata Suzaku riang. Lelouch terperanjat. Ia tidak menduga Suzaku berpikiran seperti itu juga. Suzaku hanya tersenyum melihat wajah kaget Lelouch dan berkata, "Kamu ingat? Waktu kecil kita berdua sering berbaring di atas rumput dan membayangkan bentuk-bentuk awan kan? Aku masih ingat waktu itu aku berpendapat kalau ada satu awan yang mirip anjing, tapi menurutmu awan itu malah mirip kuda."
"Suzaku...", panggil Lelouch kalem. Tapi Suzaku tidak mendengarkan dan terus melanjutkan ceritanya.
"Waktu itu kita sampai bertengkar dan diam2an selama 2 hari. Lucu juga kalau dipikir-pikir sekarang. Konyol seka..."
"Suzaku!", panggil Lelouch lebih kencang. Suzaku akhirnya berhenti bercerita dan menengok ke arah Lelouch dengan masih tersenyum.
"Apa yang kamu mau?", tanya Lelouch sambil memandang Suzaku.
"Ha?", balas Suzaku.
"Kalau kamu ke sini cuma untuk memanggilku, tidak mungkin kamu ikut2an berbaring. Bilang saja, kamu mau apa?", tanya Lelouch dingin.
Suzaku menghela nafas. Ia memang tidak bisa menyembunyikan apapun di hadapan Lelouch. Ia menarik nafas panjang dan menatap Lelouch lurus. "Lelouch...aku mau minta maaf."
"Soal apa?", ekspresi suara Lelouch tetap dingin dan datar. "Semua hal itu sudah lewat. Aku sudah lupa."
"Lelouch...Aku mohon...Waktu itu aku benar2 bodoh. Aku benar2 bodoh untuk meninggalkanmu dan berpaling pada Euphie. Aku... Aku minta maaf!", mata Suzaku tegas. Tampak bahwa ia tidak main2. Tetapi Lelouch tetap menanggapinya dengan dingin.
"Oh. Soal itu sudah kumaafkan dari dulu. Aku sudah tidak peduli lagi."
'bohong', batin Lelouch, 'aku bohong. Sampai sekarang pun aku masih kepikiran bukan?'
"Lelouch...Aku sungguh2. Aku menyesal telah berpaling pada Euphie. Aku minta maaf!"
Lelouch menggigit bibirnya. Bingung antara memaafkan atau tidak. Suzaku telah menghancurkan hatinya. Permintaan maaf pun tak cukup untuk memperbaikinya. Tapi...
"Baiklah...", Lelouch berkata lirih, "Aku memaafkanmu. Sudah cukup?" Suzaku tersenyum gembira mendengar kata2 yang sudah 1 tahun ini ia nantikan untuk keluar dari bibir mungil itu. "Kalau cuma itu saja yg kamu ingin katakan, aku mau kembali dulu."
Lelouch berjalan ke arah pintu atap sekolah. Ingin sekali ia menengok ke belakang dan tinggal lebih lama dengan Suzaku. 'Tidak, Lelouch. Semua itu sudah lewat. Jangan berharap lagi. Dia hanya minta maaf. Dia hanya minta maaf...Tidak lebih.'
Tetapi, langkah Lelouch terhenti saat Suzaku menangkap tangan mungilnya. Ia terkejut dan menoleh menghadap Suzaku. Betapa kagetnya Lelouch melihat wajah serius Suzaku.
"Lelouch", katanya, "Ada satu lagi yang aku ingin katakan.", Suzaku maju mendekati Lelouch dan perlahan menunduk mengecup punggung tangan Lelouch. "Maukah kau kembali padaku?"
Lelouch terperanjat. Otaknya berhenti berpikir sesaat. 'Suzaku...memintaku kembali padanya?', "Ta, tapi bagaimana dengan Euphie? Bukankah kau bilang kau mencintai Euphie?!"
"Lelouch, aku...aku tidak mencintai Euphie. Sekarang aku sadar bahwa aku hanya menganggapnya sebagai adik. Yang kucintai hanya kamu, Lelouch..", kata Suzaku lirih. Ia menggenggam tangan Lelouch erat dan penuh harap.
Lelouch mengalihkan pandangannya. Ia tidak bisa membohongi diri. Ingin rasanya ia menyambut Suzaku dan berlari ke pelukannya. 'Tidak, Lelouch! Jangan banyak berharap! Ia telah mengkhianatimu. Apa jaminannya kalau ia tidak akan melakukannya untuk kedua kalinya?'
Dengan berat, Lelouch menepis tangan Suzaku. Ia tak berani memandang mata yang penuh rasa harap itu. "Berhenti Suzaku. Jangan beri aku harapan lebih banyak lagi. Semua di antara kita sudah berakhir. Lagipula aku yakin kau tidak mencintaiku."
"Lelouch! Aku benar-benar mencintaimu! Aku-aku memang bersalah meninggalkanmu demi Euphie. Tapi aku kini sadar bahwa aku hanya mencintaimu! Lagipula Euphie telah meninggal...", Suzaku berusaha meyakinkan Lelouch. Ingin sekali ia kembali pada Lelouch. Tanpa sadar, ia memeluk Lelouch.
"!!", Lelouch terkejut saat ia merasakan pelukan tiba2 Suzaku. Ia merasakan kehangatan yang telah lama ia rindukan, wangi cologne Suzaku, dan lengan Suzaku yang kuat. Lelouch memejamkan mata. Ingin ia terlena dalam suasana itu. Ingin ia menyerah dan kembali pada Suzaku. Tapi, kalimat terakhir Suzaku terngiang di benak Lelouch.
"Lagipula, Euphie telah meninggal"
Seketika, Lelouch mendorong Suzaku menjauh dan berteriak pelan, "Begitu...Kamu hanya bingung dan kesepian karena Euphie meninggal! Kamu hanya mencariku sebagai pengganti Euphie! Pasti sehabis ini, kau akan mencari Euphie yang lainnya! Kallen, mungkin?"
Mata hijau jernih itu terbelalak. Tak pernah ia sangka Lelouch akan berkata demikian. "Bukan begitu Lelouch! Dengarkan aku dulu!", tetapi terlambat. Sebelum Suzaku menyelesaikan penjelasannya, Lelouch telah berlari masuk ke dalam gedung. Suzaku hanya bisa menatap lantai dan memanggil nama Lelouch dengan lirih.
--
Lelouch, yang tidak ingin ada orang melihatnya menangis, bersembunyi di dalam ruang locker pria. Ia menangis dalam diam di sudut ruangan.
"Seharusnya kamu tahu Lelouch. Omongannya tidak dapat dipercaya...", Lelouch menangis dan memeluk dirinya, "Tapi...tangan itu, suara itu, mata itu...aku merindukannya...Suzaku..."
Tanpa disadari, pintu ruang locker terbuka dan masuklah Rollo ke ruangan itu. "Nii-san...", kata Rollo sedih saat melihat kakaknya menangis di sudut ruangan. Ia menghampiri Lelouch dan memeluknya perlahan, setelah sempat ragu sebelumnya.
"...Rollo...?", tanya Lelouch pelan ketika merasakan lengan Rollo melingkari pundaknya. Rollo meletakkan dahi Lelouch di bahunya dan menepuk kepala Lelouch perlahan. Air mata justru makin tak terbendung. Lelouch balas memeluk Rollo sambil menangis tersedu-sedu.
"Kenapa...kenapa justru sekarang ia kembali? Padahal aku kira aku sudah melupakannya. Tapi..."
Rollo menepuk kepala Lelouch lembut dan berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa...nii-san pasti bisa melupakannya..."
"Dia...dia telah menghancurkan hatiku dan melukaiku...apa dia datang ke sini lagi hanya untuk melukaiku untuk kedua kalinya?"
Rollo melepas pelukannya dan mengusap air mata Lelouch perlahan. Tangannya mengelus tangan Lelouch dengan gerakan menenangkan. "Tenang saja. Bila dia berani menyakiti mu, aku akan melindungi mu, nii-san..."
'Ya. Tidak akan kubiarkan seorangpun melukai nii-san dan merebutnya dariku...'
...to be continued...
A/N : nyuehehehe...akhirnya...rencana balas dendam no.1 ke Suzaku terlaksana juga...liad aja Suzaku...bakal gue buat lo menderita. Dodol sih lo jadi seme! Liat aja, lo bakal kena kutukan para fujoshi di ffic ini...hehehe. Anyway, review please! Gw lanjut ato engga, semua tergantung review kalian! XD (betewe, bahasa gw terlalu formal ga sih??kalo ada yg ngerasa ga nyaman n pingin baca pake bahasa gaul, bilang aja. Tar d chapter brkutnya gw ganti deh.)
