LONELY WITHOUT YOU
.
.
Cerita ini adalah remake dari komik yang berjudul sama karya Chiba Kozue dengan penambahan dan pengurangan cerita dari saya
.
.
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin and another cast
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Rate : T
Warn : GS, typo(s), dsb
.
.
.
Aku ingin terbang bebas...
Tapi seorang diri rasanya sepi...
.
.
"Hei, hei, lihat! Dia melakukannya lagi!"
"Kali ini dia bermain air sambil berlarian ditengah lapangan!"
"Haah... Dasar pembuat onar! Mencari perhatian saja!"
Begitulah komentar teman-temanku tentang seorang namja yang akhir-akhir ini mencuri perhatianku.
"Hei! Cho Kyuhyun! Apa yang kau lakukan?"
"Apa? Coba saja ahjussi ikut melakukannya. Itu terasa sangat menyenangkan"
Pfftt... Lagi-lagi dia menjawab dengan seenaknya.
"Hei... Sebentar lagi kau akan mengikuti ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi. Daripada kau melakukan hal-hal tidak berguna seperti ini, lebih baik kau belajar"
Dan dia selalu membuat guru-guru naik darah karena kelakuannya.
"Aku tidak menerima ceramah" jawabnya sambil memeletkan lidahnya. "Maaf ya ahjussi, tapi aku hanya ingin melakukan apa yang ingin kulakukan. Bye"
"Yak! Cho Kyuhyun! Kau ini!"
Dan seperti apa yang teman-temanku katakan tadi. Dia benar-benar seenaknya.
Namanya Cho Kyuhyun... Rambutnya di cat dan dia bisa dikatakan sebagai satu-satunya siswa yang paling bandel disekolah. Tapi... Rasanya... Terkadang aku bisa melihat sayap di bahunya. Sayap yang begitu putih menyilaukan mata... Sayap kebebasan... Sayap besar yang terasa lembut dan menyenangkan jika disentuh.
Dan aku...
"Lihat yeoja itu! Lee Sungmin... Dia menulis sesuatu lagi dibuku itu"
"Iya... Dia selalu menulis sesuatu disana. Kira-kira dia menulis apa ya?"
"Anak penyendiri"
Ya... Aku Lee Suungmin... Anak yang sama sekali tidak populer... Anak yang selalu sendirian... Tapi tak apa... Aku sudah terbiasa sendirian seperti ini.
-000-
'Lebih baik aku menulis di atap saja. Sepertinya di atap tidak ada orang'
Kulangkahkan kakiku menuju lantai teratas gedung sekolahku ini. Ya... Aku sudah terbiasa sendiri... Dan disaat kesendirianku inilah aku selalu menuliskan apa yang ingin kuungkapkan pada buku kesayanganku ini. Sebuah buku sederhana berwarna soft pink yang sudah menemaniku 3 tahun belakangan ini.
"Mengapa kau ada disini?"
Eh? Cho Kyuhyun? Tidak...
Sret!
Ia mengangkat daguku secara paksa.
"Kenapa refleks menunduk begitu, hm? Kau ini... Kalau diajak berbicara pasti tidak menatap lawan bicaramu... Kenapa?"
Aku hanya diam sambil menatap matanya.
"Sesekali cobalah untuk menatap lawan bicaramu"
"Ti-tidak... Aku tidak bisa" Aku refleks menghindar darinya.
Kuputuskan untuk berlari menjauh darinya... Berlari keluar dari atap gedung itu...
Tidak... Aku benar-benar tidak bisa... Takut...
-000-
"Sayap kebebasan"
"Eh?" Aku tersadar dari lamunanku saat aku mendengar suara yang begitu familiar di telingaku.
Saat ini aku sedang berada di kelasku. Mood-ku tidak begitu bagus sejak kejadian dengan Cho Kyuhyun di atap tadi.
"Dengan sayap kebebasan... Aku ingin terbang dengan leluasa... Tapi seorang diri rasanya sepi..."
I-ini...
"Eh? Itu puisi?"
"Kedengarannya sedih sekali ya? Apa Kyuhyun-ssi yang membuatnya?"
Itu kan... Tidak...
"Hentikan!"
-000-
Memalukan! Semuanya hancur!
"Hei... Sudah... Berhentilah menangis... Hei..."
Cho Kyuhyun terus mengikuti langkahku dari belakang. Tapi aku tidak peduli... Air mata yang sudah terlanjur turun ini benar-benar susah untuk dihentikan. Aku menangis disepanjang perjalanan pulangku bersama—Ah! Tidak! Dia saja yang mengikutiku sejak tadi.
"Memangnya aku sejahat itu ya?" celetuknya tanpa dosa.
Tentu saja! Dia sudah membacakan apa yang kutulis tadi dihadapan teman-teman sekelas kami. Memangnya siapa yang tidak marah dan malu jika dibegitukan?
"Hei... Kalau tidak menoleh kemari nanti bukumu tidak kukembalikan lho"
"Terserah! Aku tidak membutuhkannya lagi! Buang saja kalau kau mau!" Aku benar-benar emosi dengannya saat ini. "Lagipula lagu itu nantinya tidak akan ada yang mendengarkan. Jadi percuma saja"
"Eh? Jadi tulisan ini ada nadanya? Jadi kau menulis sebuah lagu?"
Mwo? Kenapa nada bicaranya tiba-tiba berubah?
"Kau... Ingin menjadi seorang penyanyi ya?"
Ukh... Bagaimana bisa...?
"Aku tidak mungkin bisa menjadi seorang penyanyi!" Kutolehkan wajahku untuk menatapnya.
Wajahnya tercengang menatapku...
Apa aku terlalu keras berteriak padanya? Atau...
"Akhirnya kau menoleh juga" ucapnya dengan wajah seperti biasa. "Ternyata kau bisa berteriak sekencang itu ya?" Ia berjalan mendekatiku. "Apa menjadi seorang penyanyi begitu besar artinya bagimu?" tanyanya saat wajahnya tepat berhadapan dengan wajahku.
Ah... Bagaimana ini? Sudah kubilang kan kalau aku tidak mau menatap matanya? Karena kalau sudah menatap matanya... Mata yang tajam ini... Aku tidak bisa lari lagi.
"Ayo! Bernyanyilah... Perdengarkan lagumu itu padaku"
"A-apa?"
Ya... Sejak kecil aku sangat suka mernyanyi. Banyak orang yang memuji suaraku dan itu membuatku begitu senang... Begitu bahagia... Aku jadi menyadari betapa menyenangkannya menyanyi demi orang lain. Tapi 3 tahun yang lalu semuanya berubah...
.
-Flashback-
"Apa? Kau mau pergi ke Seoul untuk menjadi penyanyi? Jangan bermimpi!"
Plakk!
"Tapi appa aku—"
"Jangan melarikan diri hanya karena tidak mau belajar!"
Plakk!
"Orang sepertimu mana mungkin bisa menjadi seorang penyanyi!"
Tolong... Tolong jangan ambil nyanyian dariku...
Aku tidak pandai bergaul...
Bagiku yang penyendiri ini... Nyanyian adalah segalanya...
Sayap kebebasanku... Hanya... Bernyanyi...
-Flashback end-
.
"Hei... Kenapa melamun? Ayo menyanyi! Sawah dan langit ini panggung yang sangat luas bukan?"
Aku tersenyum tipis mendengarnya... Ya... Dia benar... Disekeliling kami saat ini memang terbentang sawah di sisi kanan dan kiri jalan, dan langit yang membentang luas di atas kami. Tapi...
"Se-sekarang? Di tempat seperti ini? Di depan orang?"
Yeah... Lama tidak menyanyi membuatku sangat takut berhadapan dengan orang lain selain orangtua dan diriku sendiri. Entahlah... Berbicara dengan mereka saja takut apalagi bernyanyi di depan mereka?
"Hei! Orang yang tidak bisa menyanyi di depan orang lain bagaimana bisa menjadi seorang penyanyi?" Ia mencengkeram kedua bahuku dan mengguncang tubuhku pelan. "Baiklah... Kemarilah kalau begitu"
Eh? Kenapa dia malah berjalan menuju sungai? Mau apa namja ini?
"Nah, sekarang kau jadi lebih percaya diri kan jika kau menyanyi disini?"
Kulirik keadaan disekelilingku... Ya... Tanpa sadar aku mengikuti langkahnya hingga ke tepian sungai ini... Jauh dari jalan yang kulalui bersamanya tadi, dan disini... Hanya ada aku... Dan dia...
"Aku juga akan membalikkan badanku membelakangimu agar kau tidak gugup karena melihat wajahku. Jadi sekarang, ayo menyanyi!" ucapnya sambil membalikkan badannya.
Lagi... Aku melihat sayap yang membentang indah di punggungnya... Begitu menyilaukan... Mengagumkan...
Baiklah... Kalau sekarang... Mungkin aku bisa menyanyi...
Sayap kebebasan...
Dengan sayap kebebasan, aku ingin terbang dengan bebas...
Tapi seorang diri rasanya sepi...
Ahh... Jika bisa terbang dengan seseorang dengan sayap ini...
Hati ini terassa sejuk selamanya...
Terbang ke langit... Ke langit yang tinggi...
"He-hebat! Lagu yang indah! Suaramu itu... Membuat langit serasa bergetar—"
"Hiks..."
"—Akh! Ada apa?"
"Lagu ini... Lagu ini adalah lagumu Kyuhyun-ssi... Aku selalu melihatmu bebas... Bebas melakukan sesuatu sesuai dengan keinginanmu... Aku begitu iri... Aku... Hiks... Kebebasan selalu menjadi angan-anganku... Tapi..."
"Ssttt... Uljima..." Ia membawaku ke dalam dekapan hangatnya dan mengelus rambutku dengan lembut.
Entahlah... Tapi aku merasa sangat nyaman berada dalam dekapannya. Aku menangis sepuasnya disana dan ia tetap memelukku sambil mengusap-usap kepala dan punggungku secara bergantian dengan lembut hingga aku berhenti menangis.
-000-
"Annyeong Sungmin-ssi! Tentang yang kemarin itu—"
"Ssttt... Kemari"
Kubekap mulutnya dan kutarik tubuhnya secara paksa ke ruang loker yang kebetulan kosong. Tidak ada orang di dalamnya selain kami berdua.
"Tentang yang kemarin, apa maksudnya?" tanyaku to the point.
"Eng... Aku hanya ingin mengatakan kalau lagumu bagus" jawabnya sambil mengelus tengkuknya.
"Tapi jangan mengatakan pada yang lainnya kalau aku menyanyi ya—"
"Hei! Lihat itu! Kenapa Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun berdiri berdua dipojok sana? Ada apa dengan mereka?"
Akh! Gawat! Ada yang melihat!
"Emm... Satu hal lagi. Lebih baik kau tidak mengajakku bicara saat kita sedang berada di sekolah seperti ini, Kyuhyun-ssi. Semua orang pasti akan merasa aneh dengan kita. Kau orang yang sangat populer, sedangkan aku adalah anak penyendiri, jadi—"
"Jangan membicarakan hal yang tidak-tidak. Ikut aku!"
"Yak! Kau mau apa?"
Tiba-tiba saja dia menarik tanganku, memaksaku untuk mengikuti langkahnya menuju—Oh! Tidak! Kelas...
Brakk!
"Perhatian semuanya" ucapnya dengan suara yang lantang. "Mulai hari ini, aku Cho Kyuhyun akan berteman dengan Lee Sungmin. Aku tidak akan memaafkan orang yang berani berbuat jahat pada Sungmin. Jadi, jangan macam-macam padanya. Ingat!"
"A-apa..." Aku hanya bisa menutup mulutku yang refleks terbuka karena tekejut dengan kedua telapak tanganku.
Cho Kyuhyun... Dia benar-benar hidup sesuai dengan keinginannya... Bicara apa adanya... Benar-benar orang yang bebas... Dan aku dengan orang ini sekarang... Berteman...
"Emm... Sungmin"
"Hm?"
"Pulang sekolah nanti kau mampir ke rumahku ne? Akan kuperlihatkan sesuatu yang menarik padamu sekaligus mengakrabkan diri kita yang sudah berteman ini. Bagaimana?"
Eh? Ke rumah Kyuhyun?
"Bagaimana? Kau mau kan?"
"Emm... Hmm... " Kuanggukkan kepalaku untuk menjawab pertanyaannya. Sungguh... Aku benar-benar senang saat ini... Aku dan dia sekarang... Berteman...
-000-
"Annyeong~"
Wah~ Rumahnya besar sekali~
"Annyeong" balas seorang yeoja.
Ahh... Pasti umma-nya Kyuhyun... Beliau cantik...
"Mmm... Annyeong ahjumma. Saya Lee Sungmin, teman sekelas Kyuhyun" ucapku memperkenalkan diri sambil membungkukkan badanku sekilas untuk memberi hormat.
"Ahh... Teman Kyuhyunnie?" ujar umma Kyuhyun dengan ekspresi kaget. "Ohh... Maaf... Ini karena pertama kalinya Kyuhyunnie membawa temannya ke rumah, ahjumma jadi sedikit kaget seperti ini. Maaf"
"Tidak apa-apa ahjumma" ucapku sambil mengulas senyumku.
"Sudah cukup. Aku akan membawanya ke lantai 2. Jangan mengganggu"
Eh? Kenapa nada bicara Kyuhyun menjadi dingin seperti ini?
"E-emm... Kyuhyun-ssi..."
"Hm?"
Ah... Bagaimana cara menanyakannya ya? Aku jadi takut...
"Eung... Kata umma-mu ini pertama kalinya kau membawa teman ke rumah ya? Kenapa? Bukankah temanmu banyak?"
Ukh! Kenapa jadi menanyakan ini? Lee Sungmin pabbo!
"Temanku memang banyak, tapi tidak ada yang benar-benar dekat denganku, jadi aku malas mengajak mereka main ke rumah" jawabnya cuek sambil membuka pintu ruangan—Ah... kurasa itu kamarnya. "Dan inilah yang ingin kutunjukkan padamu" ucapnya saat pintu kamarnya terbuka sempurna. "Pameran perdana... Khusus kuperlihatkan padamu Lee Sungmin" ucapnya sambil mengulas senyumnya.
"Whoaa~ Apa ini? Gitarnya banyak!" decakku kagum.
Yeah... Kamarnya bersih... Tidak berantakan sedikit pun... Tapi yang membuatku tertarik adalah beberapa gitar yang terkumpul di salah satu sudut kamar ini. Benar-benar menakjubkan!
"Ya... Sewaktu SMP aku memang sangat menyukai gitar, jadi aku mengoleksinya" ucapnya sambil melangkahkan kakinya masuk dan mengambil salah satu gitar. "Gitar listrik kesannya untuk rock atau musik keras, tapi ini juga bisa digunakan untuk musik yang indah" jelasnya sambil memetik gitarnya.
Wah... Dia benar... Nada yang dimainkan olehnya ini benar-benar indah... Tapi...
"Chakkaman! Nada yang tadi itu... Jangan-jangan..."
"Ya... Karena nadanya mudah diingat, jadi aku mencoba memainkan gitarku se-irama dengan lagu yang kau buat itu Sungmin-ssi. Bagaimana? Mau mencoba menyanyikannya dengan iringan gitarku ini?" tawarnya sambil mengerlingkan sebelah matanya padaku.
"Se-sekarang? Di... sini?" tanyaku tergagap.
Yah... Tentu saja. Entahlah... Setiap ada yang memintaku menyanyi, aku pasti akan merasakan gugup yang teramat sangat seperti ini.
"Sudah kubilang kan? Orang yang tidak bisa menyanyi di depan orang lain bagaimana bisa menjadi seorang penyanyi? Kau ini..." ucapnya sambil mengacak pelan rambutku.
"Uh... Baiklah..." anggukku pelan sambil membenahi rambutku yang sedikit berantakan karena ulahnya. " Sebenarnya... Lanjutan untuk lagu yang kemarin juga sudah jadi sedikit... Aku..."
"Nyanyikan saja kalau begitu. Aku ingin dengar. Biar aku yang mengiringi lagumu dengan petikan gitarku ini" ucapnya sambil mengacungkan gitarnya.
"Emm... Baiklah..." ucapku sedikit ragu.
Ide membuat lagu ini adalah karena aku melihat Kyuhyun... Aku ingin menyanyi... Akan kudapatkan kembali kebahagiaanku dengan menyanyi...
Sayap kebebasan...
Dengan sayap kebebasan, aku ingin terbang dengan bebas...
Tapi seorang diri rasanya sepi...
Ahh... Jika bisa terbang dengan seseorang dengan sayap ini...
Hati ini terassa sejuk selamanya...
Terbang ke langit... Ke langit yang tinggi...
Sayap kebebasan... Walau sarat dengan luka...
Tapi ketika bertemu denganmu, semua akan terlahir baru kembali...
Aku dapat terbang lebih tinggi lagi...
Aku percaya dengan keajaiban ini...
"Ng... Hanya sampai disini" ucapku setelah menyanyikan bagian terakhir yang berhasil kubuat.
"Hebat!" Kyuhyun meletakkan kembali gitarnya ke tempat semula dan bertepuk tangan. "Kata 'bertemu denganmu' itu maksudnya... Bertemu denganku kan?"
Eh?
"Kau... Mau menyatakan cinta padaku ya?"
Eh? Kenapa dia berkata seperti itu?
"Ya~ Kau ini... Aku hanya bercanda. Jangan sampai melotot seperti itu" Kyuhyun mengacak pelan rambutku sambil tersenyum padaku.
"O-emm... Bercanda ya? Aku..."
"Ah! Aku punya rencana! Setelah lulus SMA nanti, bagaimana kalau kita pergi ke Seoul? Kita akan mengikuti audisi disana. Aku memainkan gitarku dan kau menyanyi. Bagaimana? Kau mau kan?" tanyanya dengan mata berbinar. "Lee Sungmin... Kita berdua... Ayo kita menjadi musisi profesional!"
M-mwo? Musisi... Profesional?... Berdua?... Bagaikan mimpi...
"Aku pasti mau!"
"Baiklah... Jadi kita—"
"Tapi... Orangtuaku keras"
"—eh?" Kyuhyun menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Mereka sangat keras. Aku pasti ditentang" ucapku lirih. "Keinginanku ini tidak akan pernah mereka dengar. 3 tahun yang lalu saat aku bilang ingin menjadi penyanyi, aku ditampar dan dipukuli... Hiks..."
"Kenapa... Begitu?" Kyuhyun menatapku dengan pandangan tak percaya.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku sambil menggigit bibir bawahku untuk meredam isakan yang terus mendesak keluar.
Sakit... Setap kali aku mengingat kejadian 3 tahun yang lalu, hatiku sakit... Rasanya dadaku sangat sesak hingga bernafas saja sulit... Lalu airmata dan isakan ini otomatis akan keluar dengan sendirinya tanpa kuperintah...
"Tenang saja... Kalau kau dipukl lagi, aku akan membalas pukulannya. Jangan mengalah pada orangtua" Kyuhyun menangkup kedua pipiku dan menatapku dalam. "Kau sendiri yang menciptakan dan menyanyikan lirik 'ingin terbang dengan bebas' dan 'akan terlahir baru kembali' kan? Jangan ditahan lagi! Jangan menyerah!"
Ya... Dia benar... Tapi...
"Apa kau tidak ingin terbang lebih tinggi?"
"Eh?" Apa maksudnya?
"Sungmin... Kalau 'seorang diri rasanya sepi', aku akan terbang bersamamu"
Ya... Benar... Jika seorang diri... Aku takut, aku tidak sanggup memohon agar impianku terkabul... Tapi jika berdua... Mungkin aku bisa menggapainya...
-000-
Malam itu kami benar-benar bertindak cepat... Aku pulang ke rumahku bersama Kyuhyun untuk membicarakan hal ini pada kedua orangtuaku...
Ya... Aku tidak bisa berdiam diri lagi... Aku tak sabar lagi...
"Lee Sungmin! Sebenarnya apa maumu?"
"Appa..."
"Ahjussi, ahjumma, Sungmin ingin menjadi penyanyi. Jadi setelah lulus dari SMA, aku berencana pergi ke Seoul bersama Sungmin"
Aku... Tidak seorang diri lagi... Aku...
PLAK!
"APPA!" Aku begitu terkejut ketika appa tiba-tiba menampar Kyuhyun dengan begitu keras hingga tubuh Kyuhyun limbung dan jatuh terduduk di lantai.
"Apa yang sudah kau lakukan pada putriku? Dasar berandal!"
Kyuhyun... Astaga... Apa yang sudah appa katakan? Kyuhyun tidak seperti itu...
"Pergi! Keluar kau dari sini!"
Tidak! Kumohon... Kyuhyun... Jangan dengarkan appa...
"Dan jangan pernah dekati putriku lagi!"
Ap... a...? Tidak!... Tidak!...
"Sungmin... Sungmin..." Appa terus menyeret Kyuhyun keluar dari rumah ini.
"Dan kau Sungmin... Appa tidak tahu kau ada hubungan apa dengan namja itu... Tapi ternyata kau belum menyerah juga dengan impian bodohmu untuk menjadi seorang penyanyi..."
Sebenarnya... Apa yang kuharapkan?... Bisa-bisanya aku berpikir bahwa keadaan pada waktu itu bisa berubah...
Aku... Mana mungkin bisa menjadi seorang penyanyi?
"Appa... Jahat!"
Aku benar-benar tidak tahan dengan semua ini...
"Kenapa appa tidak mau mengerti? Apa keinginanku untuk menjadi seorang penyanyi adalah hal yang aneh? Apa appa tidak punya suatu hal yang ingin appa capai? Suatu hal yang sangat disukai hingga rasanya ingin mati jika hal tersebut tidak dicapai... Apa appa tidak punya hal yang seperti itu?
Bertemu dengan lagu... Bertemu dengan Kyuhyun...
"Aku sangat suka menyanyi!"
Ketika kupikir akhirnya aku bisa terbang...
"Sungmin!" Appa tiba-tiba membentakku. "Lulus SMA, masuk kuliah lalu mencari kerja. Semua orang sama dan itu sudah seharusnya. Ingin menjadi penyanyi adalah impian yang bodoh!"
Lagi... Dia mengatakannya lagi...
"Cukup sudah! BUKA MATAMU!"
"Hiks... Hiks..."
Pertahananku hilang sudah... Rasa sakit itu kembali datang menyerang... Bahkan berkali-kali lipat lebih sakit dari yang sebelumnya...
Aku... Mungkin... Sudah kalah...
-000-
Brukk!
"A-appa..."
"Sementara ini kau dilarang keluar rumah! Jangan pernah bertemu dengan namja berandalan itu lagi! Kau mengerti?"
"Ta-tapi appa... Aku..."
Blam!
Klik!
"Appa... Kumohon buka pintunya... Jangan mengunciku di dalam kamar seperti ini appa... Kumohon... Buka pintunya!"
Kupukul pintu kamarku dengan airmata yang kembali turun membasahi kedua pipiku yang sudah terasa sangat lengket ini.
"Waktunya tepat. Liburan akan dimulai lusa. Besok tidak usah masuk sekolah saja. Leeteuk-ah, kau jaga dia. Jangan biarkan dia berhubungan dengan namja berandalan itu selama liburan. Arra?"
"A-arraseo... Tapi Kangin-ah..."
"Tugas orangtua adalah menjaga dan mendidik anaknya. Bukankah begitu?"
"Kangin-ah..."
Hiks... Kyuhyun... Kalau saja aku bertukar nomor ponsel dengannya...
Sejak aku dibelikan ponsel oleh orangtuaku, aku belum pernah bertukar nomor dengan siapapun. Seperti yang kukatakan... Aku tidak memiliki teman seorang pun... Dan Kyuhyun adalah satu-satunya teman yang kumiliki saat ini...
-000-
Ting tong!
Cklek!
"An—Eh?"
"Annyeong ahjumma... Kudengar Sungmin sakit. Benarkah?"
"E-ehh... N-ne..."
"Bolehkah aku menitip surat ini? Tolong berikan pada Sungmin"
"N-ne... Tentu saja... Nanti ahjumma akan berikan padanya"
"Baiklah ahjumma. Terima kasih banyak. Saya pamit"
Blam!
"Surat ya? Hmm... Baiklah..."
.
Tok, tok, tok
"Chagi... Buka pintunya nak"
Cklek!
"Umma..."
Umma tersenyum lembut sambil mengelus lembut kepalaku. "Ini... Ada surat dari temanmu" Umma menunjukkan sebuah amplop berwarna cokelat padaku.
"Teman? Siapa?" tanyaku heran.
Tentu saja... Sudah kubilang kan? Aku ini penyendiri dan tidak punya teman. Tentu saja aku merasa heran.
"Namja yang kemarin" ucap umma sambil membuka amplop tersebut.
Eoh? Kyuhyun?
"Tapi aneh sekali... Umma sama sekali tidak menemukan sepotong kertas pun di dalam sini... Yang ada hanya bulu burung ini" Umma mengeluarkan bulu burung yang ia maksud dari dalam amplop cokelat tersebut.
Eo?... Bulu... Burung?
"Maafkan umma chagi... Appa-mu menyuruh umma untuk melarangmu bertemu dengan teman namja-mu itu... Jadi umma hanya bisa menerima amplop surat ini saja darinya dan memberikannya padamu"
Aku menyunggingkan senyumanku. "Gwenchana umma... Tidak apa-apa... Terima kasih sudah memberikan amplop titipannya ini padaku"
Umma membalas senyumanku. "Kalau begitu umma kembali ke dapur dulu ne? Umma harus sudah selesai menyiapkan makan siang kita sebelum appa-mu datang"
"Ne umma" ucapku sebelum menutup kembali pintu kamarku.
Hufth... Apa maksudnya ini? Kenapa hanya ada sehelai bulu burung? Apa benar amplop itu tidak berisi apa pun lagi selain bulu burung ini?
Kuambil amplop itu dan kubolak-balikkan...
"Hmm... Benar-benar tidak ada apa pun lagi di dalam sini... Tapi... Ah! Tunggu! Ini... Jangan-jangan..."
Segera kuambil ponselku dan mengetikkan apa yang tertera di bagian dalam amplop tersebut.
Tuuutt...
"Tersambung!" lonjakku senang.
"Yeoboseyo"
"A-ahh... Yeoboseyo... Kyu—"
"Sepertinya usaha kita berhasil ya? Hahahaha..."
"Mwo? Apa maksudnya? Hei! Kenapa kau tertawa seperti itu?"
"Ayo kita coba ke usaha yang selanjutnya, Sungmin-ah!"
"Eoh? Maksudmu?" Aku mengerutkan keningku. Tidak mengerti...
"Besok liburan dimulai kan? Jadi... Ayo kita coba pergi ke Seoul! Kita mencari penginapan disana lalu mencoba-coba mengikuti berberapa audisi yang diadakan. Bagaimana? Kau mau kan?"
"Tapi Kyuhyun-ssi... Orangtua—"
"Jangan mengatakannya pada mereka!"
"Eehh? Tapi..."
"Kalau kau mengatakannya pada mereka, kau tentu tidak akan diijinkan untuk pergi, bukan? Karena itu... Pergilah secara diam-diam. Jangan beritahukan mereka tentang apa pun. Kau mengerti? Jangan beralasan orangtua terus!"
Eh?
"Kalau kau mau menyerah, terserah saja... Tapi aku... Aku tidak akan mau menyerah. Tidak peduli dengan semua pandangan dan kritikan orang terhadapku, aku akan terus melangkah maju sesuai dengan kehendakku sendiri. Aku suka bermain gitar dan aku pastinya ingin mengiringi lagu yang kau ciptakan dan nyanyikan. Kau bilang kau ingin terbang dengan bebas kan? Tapi bisa terbang atau tidak, itu semua tergantung pada dirimu sendiri"
Kyuhyun-ssi...
"Pelaksanaannya besok, jam 7 malam. Datanglah ke stasiun kalau kau memang bersungguh-sungguh"
-000-
Kriet...
Brak! Bruk! Brak! Bruk! Bruukk!
"Kangin-ah! Suara apa itu?"
"Sepertinya dari kamar Sungmin. Coba kita cek kesana"
Pasangan suami istri itu melangkahkan kaki mereka ke arah kamar putri semata wayang mereka dengan perasaan was-was.
"Sungmin? Suara apa itu tadi?" teriak sang appa di depan pintu kamar putri mereka.
"..." Tidak ada suara yang menyahut dari dalam.
Sang umma mengerutkan dahinya. "Sungminnie... Chagi... Kau dengar umma nak?"
"..." Lagi-lagi tidak ada yang menyahut dari dalam.
Pasangan suami istri itu saling berpandangan sebentar sebelum membuka pintu kamar putri mereka.
"Sungminnie..."
"Dia... Jendelanya..."
"Kangin-ah, lihat ini! Surat!"
.
-Untuk umma dan appa-
.
Umma... Appa... Aku mohon maaf...
Bagaimana pun, aku suka menyanyi... Aku pergi dengan Kyuhyun...
Tapi walau seorang diri pun... Aku tetap ingin terbang dengan kekuatan sendiri...
.
-Sungmin-
.
.
"Kereta dengan tujuan Seoul akan berangkat dari rel nomor 5"
"Haahh... Haahh... Akhirnya sampai juga"
Aku mengusap peluh yang membanjiri dahiku sambil mengedarkan pandanganku ke sekelilingku.
"Sungmin-ah! Disini!"
"Ah! Kyuhyun-ssi! Tunggu aku!"
Dengan demikian... Kami melompat ke kereta tujuan Seoul...
.
.
.
.
.
Annyeong~ ^0^
Kali ini Mei datang bawa ff remake dari komik yang baru aja Mei baca. Hehe :p
Gimana?
Suka?
Yang suka review ne?
Kalau review-nya lumayan banyak (menurut Mei), Mei bakal lanjutin...
Tapi kalau ga, ya udah... Mei delete aja fict ini... ;-)
Gamshahamnida~ *bow*
.
-Mei Hyun-
.
