Pertama-tama, mau bilang terimakasih banyak buat yang udah review di Young & Beautiful. Semua sudah aku baca dan... apakah aku telah membuat kalian sedih? -hiks- aku juga jadi ikut sedih ... ;;;u;;;
Tapi fic kali ini lebih ringan karena cuma menyangkut romansa kehidupan sehari-hari.
Lagi pengen buat crack-pair. Dan buat yang suka pair nya silahkan baca~ yang nggak suka yasudah nggak papa :") Tapi siapa tahu malah jadi suka.
Terus buat the chosen angel...jujur saya juga udah kangen banget sama itu fic. Tapi saya bener-bener kena writer block sama fic itu (kayak ada yang masih nunggu aja)
Doakan saya cepet update fic itu dong (amin) (amin) (amin)
Dan...entah kenapa saya semangat sama fic ini, selamat membaca guys!
A&G
Author : ssnowish
Rated : T
Genre : Romance, Friendship, Family
Main Cast(s) : Sehun, Luhan,Kai, Suho
and all EXO member
Main Pairing(s) : KaiLu, SeHo
YAOI
.
A for Acacia - Hidden love
.
G for Gloxinia - Love at first sight
.
Di sebuah kota di Korea Selatan, ada kakak-beradik, laki-laki, yang hanya hidup berdua.
Tenang, ini hanyalah cerita ringan tentang kehidupan mereka berdua. Dengan sedikit -banyak- bumbu cinta tentunya.
~Selamat menikmati
xoxoxoxo
.
Author's POV
Panggil saja Luhan, pria berumur 21 tahun yang sekarang sedang sibuk berkuliah sekaligus kerja part-time di sebuah kafe ini mendudukkan tubuhnya dengan kasar di sebuah kursi besi tepat di perpustakaan kampusnya.
Jemari lentiknya membuka tiap lembaran buku didepannya dengan teliti, lalu memberi tanda halaman-halaman yang bakal ia gunakan untuk mengerjakan tugas nanti malam di rumah. Lalu ia menuliskan beberapa catatan kecil di buku note kecil kuning miliknya.
Mata-nya menangkap sesuatu yang terselip di buku note kecil itu.
Surat?
Ia membukanya perlahan.
"You wanna know who's amazing and has the cutest smile ever?
Read the first word again"
.
Luhan mengulum bibirnya membentuk senyuman membaca isi dari sepucuk surat itu.
Siapa gerangan yang bisa menyelipkan surat seperti ini di buku note nya? Dan lagi tidak ada nama ataupun inisial pengirim di surat itu.
Ini pertama kalinya ada yang berani mengirimi surat kepadanya. Bukannya tidak ada yang pernah mendekatinya –banyak malah- tetapi biasanya mereka akan langsung menyatakan cinta atau mendekati dengan tindakan.
Untuk pengirim surat ini, Luhan menyimpulkan bahwa orang ini pemalu. Luhan geli sendiri membayangkan siapa orang yang mengirim surat ini. Apakah dia hanya iseng?
Luhan hanya mengendikkan bahu lalu melipat kembali surat itu, menyimpannya dalam tas-nya, dan melanjutkan kegiatannya kembali di perpustakaan.
xoxoxoxo
.
Panggil saja Sehun, remaja berumur 17 tahun ini sedang serius memperhatikan penjelasan guru tentang sin cos tan yada yada di depan kelas hingga Tao –teman sebangkunya- menggeser sebuah buku ke hadapannya dengan kertas yang bertuliskan :
"Pulang sekolah ke rumahku? Aku ada video games baru"
Sehun mengangkat wajahnya melihat Tao lalu menyunggingkan cengiran tanda bahwa ia sangat setuju dengan ide itu.
Dan sepanjang sisa waktu pelajaran duo teman sebangku itu tidak ada yang fokus pada penjelasan guru di depan karena mereka telah sibuk dengan pikiran masing-masing.
Video games.
Tidak lama kemudian, bel pulang sekolah berbunyi keras mengembalikan setiap nyawa dari murid-murid yang ada di kelas.
Dan waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba, kini Sehun dan Tao tengah berjalan berdampingan menuju rumah Tao.
Pagar merah dengan sedikit corak hitam telah terlihat oleh mata Sehun, itu berarti mereka sudah sampai di kediaman Tao.
Tao tertawa melihat Sehun yang berjalan semangat di depannya. Rupanya temannya itu sudah tidak sabar untuk mencoba video games baru miliknya itu.
"Hey ayo cepat!"
"Iya-iya, yasudah ayo masuk", Tao melepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu. "Kau tahu, video games itu oleh-oleh kakak sepupuku yang baru pulang dari Jepang"
Sehun yang baru melepas kaus kaki itu mengangkat alisnya, "Wow benarkah? Asli jepang? Kau memang yang terbaik Tao!"
Tao hanya memberikan cengiran yang berarti 'tentu saja aku kan huang zitao'
"Loh Tao sudah pulang?"
Tao menoleh ke arah suara lembut yang menyebut namanya tadi. "Oh hyung!"
"Aku tidak tahu kau pulang jam segini, tapi aku sudah menyiapkan makan siang untukmu. Dan oh- kau membawa teman?"
Tao langsung menarik Sehun mendekat ke arah pria yang baru saja turun dari tangga tersebut. "Iya, ini teman sekelasku hyung, namanya Sehun!"
Pria itu tertawa kecil. "Baiklah, hai Sehun, aku kakak sepupunya Tao"
Sehun hanya melongo lalu membungkuk kecil. Tao heran dengan sikap temannya ini.
"Oh aku harus segera pergi Tao, kau jaga rumah ya", ucap pria itu sambil mengacak rambut Tao.
"Siap hyung!", Tao melambaikan tangannya saat kakak sepupunya itu berlari keluar rumah. Sepertinya terburu-buru sekali.
"Sehun-ah, ayo segera ke kamar ku!"
Satu detik.
"Sehun?"
Dua detik.
"Hun kau kenapa diam saja?"
Tiga detik.
"Hei Tao"
"Ha?"
"Katakan, siapa nama kakak sepupumu tadi"
xoxoxoxoxo
.
Luhan melemparkan tas nya sembarang ke sofa , dia tidak peduli bagaimana nasib alat tulisnya setelah itu. Ia hanya sangat lelah setelah lima jam berada di perpustakaan dengan tumpukan buku tebal, lalu ditambah ia tertinggal kereta sehingga harus menunggu selama setengah jam lebih di stasiun.
Badannya terasa sangat pegal, rasanya ia malas sekali untuk sekedar mengganti baju. Ia hampir menutup matanya saat ia merasakan getaran di ponselnya menandakan pesan masuk.
"Apa kau lelah? Aku rasa ini waktunya kau istirahat, mungkin lemon hangat bisa menyegarkan pikiranmu. Good night"
-from xxx809788
Luhan mengernyitkan dahi. Dari siapa pesan ini? Nomornya juga tidak dikenal. Apa hanya salah sambung?
Lagi-lagi Luhan hanya mengendikkan bahu. Tadi surat, lalu sekarang pesan misterius. Apa orang yang sama? Ah sudahlah lebih baik kau bersihkan dirimu dan membuat lemon hangat. Lemon hangat? Hei sepertinya ide yang bagus juga.
Perlahan Luhan tersenyum menyetujui ide dari pengirim misterius itu.
Tidak buruk juga,
Luhan membuka laci dapur berharap menemukan kotak teh lemon , tetapi nihil. Ia mendecak kesal.
"Ah masa' sudah habis. Apa aku suruh Sehun membelinya saja, ah tapi anak itu belum pulang juga. Pasti masih bermain games di tempat Tao. Tsk dasar"
Akhirnya Luhan hanya menuangkan air hangat ke dalam gelasnya. Paling tidak lumayan menghangatkan tenggorokan dan membuat pikirannya sedikit tenang.
Ia mendengar suara bel berbunyi. Pasti itu Sehun.
Setelah menaruh gelasnya di meja ia segera beranjak untuk membukakan pintu.
"Hyuuu~ng!"
Luhan disambut Sehun yang langsung menerjang badannya, memeluknya erat.
"Hei hei ada apa ini", Luhan berusaha melepaskan diri dari Sehun tapi pada akhirnya ia hanya tersenyum dan mengelus rambut adiknya.
"Tidak apa-apa hyung, aku hanya sedang senang saja hari ini"
Sehun masih mengeratkan pelukannya pada Luhan. Luhan hanya geleng-geleng kepala.
"Lalu kenapa sampai selarut ini di rumah Tao-nya?"
Sehun malah memberikan cengiran lebarnya, "Karena aku menunggu malaikatku"
Luhan dibuat cengo dengan jawaban Sehun tersebut.
.
.
.
"Ha?"
xoxoxoxo
.
Tao menyentil dahi teman didepannya itu dengan –untungnya- tidak begitu keras.
"Bodoh! Bodoh!"
Yang disentil langsung mengusap dahi-nya, sambil melengos, "Argh! Jangan sembarangan menyentil dahiku! Aish..sakit tahu"
Tao mengulurkan jari telunjuknya tepat di depan hidung temannya itu, "Kau ini bodoh atau bagaimana. Kau sudah ada kesempatan, kenapa malah tidak menyertakan namamu di surat dan di pesan yang kau kirim! Ah kau bodoh sekali!"
Sehun menghela nafas melihat pertengkaran kedua temannya itu. Ia cuma berharap penghuni kantin tidak akan terganggu dengan keributan ini.
"Yang Tao katakan benar. Aku sudah membantumu menyelipkan surat ke buku kakakku, dan memberimu nomor ponselnya dengan cuma-cuma. Tapi kenapa malah tidak menyebutkan nama! Ah kau ini tidak gentle", Sehun akhirnya ikut berkomentar juga.
Yang daritadi menjadi tersangka hanya mengacak rambutnya dan menunduk.
"Kalian kan tahu aku ini pemalu….. Aku tidak berani…"
Tao dan Sehun sama-sama menghela nafas panjang melihat kelakuan teman mereka ini.
"Pokoknya setelah ini, kau harus berani dan menyebutkan namamu"
"Kau mengerti?"
Ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tao tiba-tiba berdiri dan menggebrak meja. "Siapa namamu anak muda?!"
"K-kim…"
"JAWAB DENGAN LANTANG!"
"KIM JONGIN!"
"Siapa yang kau sukai dan akan kau dapatkan hatinya dengan sikap yang gentle!"
"LU-LUHAN HYUNG!"
Tao menepuk tangannya lalu kembali duduk, "Bagus", ia lalu tersenyum puas, tidak menghiraukan murid di kantin yang melihatnya dengan tatapan –sangat- terkejut.
Sehun hanya bisa lemas melihat kelakuan dua temannya itu.
Oh God, kenapa dia bisa berteman dengan orang-orang seperti ini.
xoxoxoxoxo
.
Pria berkulit sangat putih namun bertubuh pendek –untuk ukuran laki-laki- ini sedang menangkupkan kedua tangannya pada wajahnya.
Ia terduduk di kursi taman kampusnya.
"Loh….kau sedang apa disini?"
Pria itu akhirnya membuka telapak tangannya dan mendongak melihat orang yang bertanya padanya tadi.
"Oh Kris….aku..tidak sedang apa-apa kok"
Kris memiringkan kepalanya dan masih memasang wajah penasaran. "Lalu kenapa wajahmu merah begitu?"
Pria itu seakan ragu untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Kris, ia hanya memainkan ujung kemejanya.
"Kim Junmyeon? Kau masih ada di dunia ini kan?", Kris melambaikan tangan di depan wajah Junmyeon.
"A-ah iya"
Kris mengerutkan alisnya. "Kau kenapa sih?"
Junmyeon menatap Kris dengan berkaca-kaca. Sedangkan yang ditatap malah makin heran dengan tingkah temannya itu.
"Hueeee Kris bagaimana ini aku digoda oleh anak SMA! Hueeeee"
Kris makin mengernyitkan dahi. "Ha?"
Lalu ia melihat sebuah pesan yang terbaca di layar ponsel Junmyeon.
"My Angel, hyung, besok kita akan bertemu lagi. Bersiaplah aku akan ke rumah Tao sepulang sekolah. Bye :*"
from : -Sehun-
"Teman adik sepupumu?"
Junmyeon mengangguk.
"Lalu kau juga menyukainya?"
Junmyeon hampir saja mengangguk tapi ia langsung cepat-cepat menggeleng. "Kita baru bertemu tadi malam! Bagaimana mungkin! Lagipula dia masih SMA!"
Kris tertawa , "Lalu kenapa wajahmu sangat merah?"
Dan Junmyeon tidak dapat menjawab pertanyaan Kris yang satu itu.
.
Iya
.
Kenapa ya?
To Be Continued
