Title: EXO dorm.

.
Disclaimer: characters not mine.

Length:Chaptered

Rate: T+ (?)

Genre(s): Romance, Humor, Fluff, A Little Bit of Angst.

Pair: EXO COUPLES. Kaisoo. Taoris. Hunhan. Sulay. Baekyeol. Chenmin.

Warning: YAOI! AU. Typo(s).

.

.

.

Chapter 1:

.

Seorang namja berambut pirang cepak, menatap malas penjelasan seorang wanita paruh baya yang berdiri di depan white board. Wanita itu nampaknya sibuk menceritakan bagaimana cara menyelesaikan soal ini dengan rumus itu, atau bagaimana cara yang lebih cepat untuk menyesaikan soal tersebut.

Jujur, Kris sudah muak melihat semua yang berderet rapi di white board itu. Maupun yang berdiri di dekatnya. Angka angka soal, rumus rumus yang berbelit satu sama lain, yah, termasuk orang yang sedang menuliskan nya.

Wanita berseragam abu abu itu mengedarkan pandangan nya ke seisi kelas—sampai kesudut sudut tentunya. Ayolah, manusia mana yang tidak tahu bahwa seisi kelas ini bosan mempelajari mata pelajaran yang satu ini.

Ada yang saling mengobrol lewat surat-surat dari kertas kertas kecil—maupun lewat pesawat kertas—ada yang sibuk di alam mimpi, ada yang menatap papan tulis dengan tatapan kosong, tak jarang juga yang sok sibuk dengan mencoret coret buku catatan nya.

.

.

.

Termasuk Kris.

.

.

.

Yang setengah jiwanya di alam mimpi.

.

.

.

"Mr. Wu"

Oh nampaknya wanita paruh baya itu memanggil Kris.

"Mr. Wu?"

Apa dia baru saja mengulang panggilan nya?

"MR. WU?!"

"ha? Apa?" –lelaki blasteran Chinese-Canadian menjawab setengah sadar. Maksuku siapa yang menyangka dari sekitar 35 orang yang juga bermain main Kris adalah orang yang dipanggil.

"Mr. Wu, siapa yang memboleh kan mu tidur dalam kelas? Apa kau sama sekali tid—"

.

.

BZZT BZZZT BZZZT.

BZZT BZZT BZZZT.

Seorang di kamar berukuran sedang nampak terkaget kaget dengan getaran benda persegi di perutnya. Lelaki tinggi itu itu mengacak acak rambut pirang nya. Tubuh atletis nya hanya terbalut boxer hitam selutut, dan kaos V-neck tipis yang terlihat sangat kusut. Ia meraih benda persegi yang masih setia menggelitiki perutnya.

Kris mematikan alarm. Dan melihat angka yang terpampang pada smartphone nya yang masih dalam keadaan terkunci.

07:05 AM.

uh, masih lama, kuliah mulai satu jam lagi.

Kris memperbaiki posisi tubuhnya—dilantai samping tempat tidurnya.

Sepertinya aku terjatuh saat tertidur. Pikirnya sembari menyibak selimut yang tergulung di tidak rapi di atas tempat tidurnya.

Atau tidak?

Begitu Kris menyibak selimut biru tua nya, terpampang lah pemandangan yang tidak bisa di bilang indah, tapi tak pantas juga di sebut buruk. Kris menaikan satu alisnya.

2 buah gunung—maaf, maksudku bokong berisi yang terbalut celana dalam warna abu abu, menjadi pemandangan pertama Kris hari ini.

.

Bokong Tao.

.

.

Menggoda. Pikirnya.

"Tao, sayang. Bangunlah" Kris menepuk punggung Tao yang masih tertutup selimut (ingat, hanya bokong Tao yang terkspos.)

Tetapi lelaki berbokong seksi itu tak bergeming.

"Peach baby, kau sekolah kan hari ini? Bangunlah sayang" Kris menyibak seluruh selimut yang menutupi tubuh Tao, lalu menepuk pelan pipinya halusnya.

Tao mengerang pelan lalu, mengucek ngucek mata panda nya yang sangat menggemaskan. Tao menatap Kris, lalu tersenyum.

"Pagi Kris"

"Eits, Kris-ge kalau kita hanya berdua" ucap Kris mengoreksi, lalu mengacak ngacak rambut dark brown Tao.

"Ya, ya, ya. Pagi Kris-ge~" Ucap Tao dengan nada manja lalu memeluk lengan kokh Kris.

"Pagi Taozi, cepatlah kembali ke kamarmu, mandi lalu bersiap siap, hari ini kau sekolah kan?"

Tao hanya mengangguk lalu memungut kaos hitam nya yang tercecer di lantai. Lalu Tao tampak bingung memutar matanya mencari ke sudut kamar.

"Hey, Kris, mana celana ku? Kau tahu kan aku tidak bisa keluar hanya dengan celana dalam."

"Kubilang panggil aku Kris ge kalau kita berdua—celana mu?" Kris menghentika kegiatan mengecek Smartphone lalu mengedarkan pandangan nya.

"Oh di atas lemari buku" tunjuk Kris ke arah sebuah lemari buku yang kira kira setinggi leher Kris.

.

.

"Kau kasar tadi malam" ucap Tao sambil menaikkan resleting celana nya.

"Sakit tahu~" Tao mengerling nakal.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Tao lagi sambil memperbaiki tali pinggang nya.

Setelah terdiam cukup lama akhinya Kris mengeluarkan suara nya, menatap Tao yang berdiri di depan pintu kamar Kris, menunggu jawaban. Kris mengehal nafas, berdiri dan berjalan ke arah Tao.

"Maaf aku kasar, dan tidak"

"Aku hanya menginginkan mu, Taozi" ucapnya sambil meremas bokong Tao.

Tao hanya menatap nya dengan wajah penuh tanda tanya, Tao meraih tangan Kris yang masih bertengger di bokongnya, dengan tangan yang masih bertautan, Tao melumat bibir Kris pelan sebelum akhirnya benar benar keluar dari kamar Kris.

.

.

CEKLEK. BLAM.

.

.

Tao mengela nafas panjang lalu mulai berjalan ke kamarnya, kamar no. 1 di rumah yang bisa juga di sebut Dorm Gratis.

Tao masuk ke kamar nya, meraih handuk nya, lalu masuk ke kamar mandi yang tersedia di setiap Kamar. Tao mulai melepaskan pakaian nya satu per satu, Tao pun mandi dalam diam.

Tao keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggang dan lehernya. Ia memakai seragam khas SM High School, celana hitam, blazer merah marun dengan garis putih, kemeja putih dan dasi merah hitam. Tao keluar kamar sambil menenteng tas punggung khas gucci itu bermaksud ke dapur—sarapan—itu pun kalau masih ada roti yang tersisa.

Saat melewati kamar no. 2, tiba tiba saja pemiliknya keluar, sorang lelaki tinggi dengan rambut cepak berwarna soft brown, dan senyum satu juta watt miliknya. Lelaki itu menyapa Tao.

"Pagi peach." Ucapnya dengan senyum satu juta watt.

"Pagi Chanyeol" jawabnya singkat. Chanyeol menatap Tao dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"tumben jam segini belum berangkat" ucap Chanyeol lagi sambil menuang susu ke gelas bening miliknya. Tao tak menjawab, ia lebih tertarik dengan kegiatan mengoles roti dengan selai.

Tao memang biasanya berangkat lebih cepat di banding semua orang ang berada di Dorm, dan kalau ia belum berangkat seperti sekarang hanya ada satu alasan nya.

"Kris ya?" tebak Chanyeol lalu meminum susunya. Tao tetap tak menjawab.

"Apa lagi masalah nya?"

Setelah se kian lama akhirnya Tao menyahut. "Dia tidak bilang, di bilang dia hanya—"

Tao menatap 4 roti berselai coklat dan kacang itu, menghela nafas

"—ingin."

"Dasar Kris." Ucap Chanyeol lalu mengabiskan susunya dan mencomot roti berselai kacang.

.

.

Memang bukan rahasia lagi bagi para penghuni Dorm bahwa Kris dan Tao adalah partner seks. Kris biasanya lebih sering mengundang Tao kekamarnya untuk menghilangkan beban nya, dibanding Tao mengundang Kris ke kamar miliknya. Kejadian ini sudah terjadi sejak awal Tao SMP Kelas 3.

Usia yang sangat muda memang.

Saat itu Kris sudah berada di Dorm Gratis ini. Dan penghuni lain memang sering melihat Kris membawa seorang lelaki berseragam SMP itu kedalam kamarnya, lalu tak lama kemudian, desahan dan erangan terdengar.

Saat Tao menginjak bangku SMA, ia masuk ke SMA yang sama dengan Kris—SM HighSchool—yang menjadikan nya bagian dari Dorm Gratis itu. Sejak saat itu, Kris lebih sering melakukan'nya'.

Dari sudut orang awam, menyakitkan memang menjadi seorang pemuas nafsu semata, tapi setiap di tanya apakah Tao tidak merasa sakit hati mejadi seorang pemuas nafsu? Tidak pernahkan terbesit rasa cinta? Bukan kah sama saja dengan pelacur?

Setiap petanyaan macam itu terlontar. Terlontar pula jawaban yang sama.

Tidak. Tao tidak pernah sakit hati setelah mereka berhubungan. Toh, tidak ada cinta diantara Kris dan Tao.

Setidaknya Tao berfikir begitu.

Dan dia bukan pelacur. Tao tidak pernah di bayar oleh Kris, dan dia tidak pernah tidur dengan orang lain selain Kris.

Seperti kekasih memang. Tapi Bukan.

.

.

.

"Hey, Tao. Sehun dan Chen sudah menunggu di luar, kau ikut berangkat bersama kan?" Chanyeol menyadarkan Tao dari lamunan nya.

"Ah iya, tentu saja" senyumnya mengembang, Tao meraih tas punggung nya dan lalu memakai sepatu nya saat sudah di depan Dorm. Sebelum benar benar pergi, Tao mengecek penampilan nya di kaca yang terletak di pintu masuk Dorm.

Seragam. Rapi dan lengkap.

Buku. Sudah beres dari semalam.

Rambut. Ah yang itu biar saja.

.

.

.

"HEEYYY, PANDAA CEPATLAH."

"AYO HYUNG AKU TIDAK INGIN TERLAMBAT."

2 suara cempreng—di ikuti dengan suara tertawa yang nge bass, Chanyeol—tiba tiba memenuhi gendang telinga Tao. Sehun dan Chen.

Tao menoleh dan langsung terburu buru menghampiri teman teman nya.

Chen menatap teman teman nya sembari mengecek penampilan mereka.

"Hey, mana Baek—"

BRAK

"CHANNIE~~~" suara tinggi terdengar dari atas—coret—lantai dua Dorm Gratis ini. Refleks semua mengalihkan pandangan nya pada kamar pojok kanan lantai 2—kamar no. 7—kamar Baekhyun.

"CHANNIE, KAU TAU? AKU TERLIHAT BAGUS SAAT TELANJANG~!" teriak Baekhyun dengan pakaian lengkap—untungnya—dari jendela kamarnya.

Sekarang Chanyeol benar benar speechless, bagaimana bisa kekasihnya itu mengumbar kemolekan tubuhnya begitu saja. Orang orang yang lewat memandang dengan tatapan penuh selidik ke arah Dorm.

"HEEEYY, HYUNG BERHENTI MEMUJI TUBUHMU! CEPATLAH TURUN AKU TIDAK INGIN TERLAMBAT." Kali ini Sehun yang bersuara.

Lalu terdengar suara jendela di tutup. Dan tak lama keluarlah lelaki mungil berambut dirty blonde, dengan pakaian yang sama dengan Chanyeol, Sehun, Chen dan Tao—namun agak berantakan. Ia langsung meraih lengan Tao dan Chanyeol.

"Tunggu apa lagi? Ayo berangkat!" Baekhyun menarik lengan Tao dan Chanyeol—yang masih terdiam.

.

.

"Kalian baru berangkat?" Tanya sebuah suara lembut sambil mengacak ngacak rambut dark brown nya. Chen terlihat gugup sekarang.

"H-ha ya begitulah M-minseok hyung" jawab Chen sedikit tergagap.

"Tidak takut terlambat?" Tanya suara yang satunya

"P-pagi Luhan hyung" ucap sehun, sambil melambai kaku. Tao memutar bola mata nya malas.

"Sebenarnya kami hampir terlambat Luhan-ge" Tao mejawab pertanyaan sebenarnya lelaki berambut oranye terang itu. Lalu melenggang pergi menyusul Baekhyun dan Chanyeol, meninggalkan Chen dan Sehun.

"E-Eh? Tunggu kami!" ucap mereka bersamaan.

.

.

Skip Time

.

.

"Aku Pulaaang~" sehun melepaskan sepatu nya lalu menaruhnya di rak sepatu. Sepertinya ia yang pertama pulang.

"Halo Sehun" Jawab seorang lelaki berambut coklat.

"Ah, Lay hyung, baru pulang?" jawab sehunsambil berjalan ke dapur dengan Lay.

"Ya, begitulah." Lay membuka kulkas mencari minuman yang tadi di beli nya—sekedar mendinginkan.

"Bagaimana China?" Sehun duduk di meja makan besar.

"Tidak berubah kurasa, hahaha" Lay tertawa.

"Bagaimana D.O? masih belum keluar juga anak itu?" tanya Lay sedikit bercanda dengan suara pelan.

"Kyungsoo hyung? Belum, dari kau pergi sampai kau pulang dari China dia belum keluar juga, Hyung" jawab Sehun.

"Sekolah mu?" Tanya Lay.

"tadi ada murid baru, errr, kalau tidak salah pindahan dari Jepang" Sehun menenggak minuman yang di sodorkan Lay. Lay hanya mengangguk ngangguk mendengar cerita sehun.

"Ah iya, Lay hyung, Suho hyung mana?" tanya sehun.

Lay menelan minuman nya. "Suho? Di kamarnya mungkin"


TOK TOK TOK.

"siapa?"

"Ini aku hyung, Sehun"

"Oh, masuklah" Sehun memutar kenop pintu kamar Suho. Terlihatlah Suho yang sibuk dengan kertas kertasnya.

"Ada apa sehun?" tanya Suho. Sehun menggeser kertas kertas yang berserakan di tempat tidur Suho, mecari tempat duduk.

"Anu, tadi ada murid pindahan dari Jepang di kelas ku" ucap Sehun sambil menatap kertas kertas Suho.

"Lalu?" sahut Suho masi terfokus pada kertas kertas nya.

"dia tidak mau tinggal di dorm gedung, sementara dorm rumah sudah penuh semua—"

"Oh, suruh dia tinggal di sini, kamar no. 9 kosong kan?" potong Suho tanpa menoleh ke Sehun.

"Ah itulah yang ingin aku bicarakan tadi"

"Oh, yasudah, kapan dia masuk?" tanya Suho lagi.

"katanya secepatnya" Sehun berusaha menginga ingat.

"Terima kasih hyung!" Sehun berdiri, hendak keluar dari kamar Suho.

"Hey, Sehun." Panggil Suho. Sehun menoleh.

"Dia anak baik baik kan?" Suho melirik sehun di antara kertas kertas di tangan nya,

"Kurasa, wajahnya terlihat seperti anak baik baik..." jawab Sehun. Sehun juga sudah terbiasa dengan kebiasaan hyung nya menanyai setiap orang yang akan masuk Dorm miliknya ini.

"nama?"

"Kim Jong In." Jawab sehun singkat.

.

.


.

.

Dorm Gratis.

Ya kurang lebih begitu sebutan nya. SMHS memiliki kurang lebih 25 dorm. 15 dorm gedung—berbentuk seperti dorm apartemen—dan 10 Dorm rumah. Dorm Gratis adalah jenis Dorm rumah, awalnya Dorm ini adalah Dorm milik SM High School (SMHS) yang sebenarnya sama seperti dorm lain nya.

Kau sekolah di SMHS. Maka kau harus tinggal di dorm. Kau lulus? Angkat kaki dari dorm.

Simple sebenarnya.

Sampai seorang murid yang terlalu betah tinnggal di salah satu dorm—dorm 21. Ia tidak ingin pergi. Akhirnya dia membeli Dorm itu.

.

Kutekan kan sekali lagi.

.

MEMBELI DORM ITU.

.

.

Dan orang itu tak lain tak bukan adalah seseorang yang pernah menjabat sebagai ketua osis SMHS.

.

.

.

Kim

.

Joon.

.

Myun.

Seseorang yang di sebut sebut bahkan bisa meludah uang—ini hanya julukan sebenarnya.

Dan tinggal di Dorm berarti kau harus membayar iuran Dorm tiap bulan nya. Dan karena Dorm 21 atau Dorm gratis dibeli oleh tuan besar Kim Joonmyun, maka kau tidak perlu membayar iuran dorm.

Sungguh malaikat.

Tapi aneh nya Joonmyun agak pilih pilih teman, tidak semua murid bisa tinggal di Dorm miliknya, Dorm 21. Terkesan sombong memang.

Biasanya 1 Dorm rumah bisa memuat 20 orang. Tidak sebanyak Dorm gedung. Tapi seorang Kim Joonmyun merenovasi dorm 21, dan menjadi kan nya hanya muat untuk 12 orang. Kalau kau ingin tinggal di Dorm 21, cukup mudah sebenarnya, cukup bicara denga Suho, meminta izin.

Tapi bagia para siswa SMHS itulah yang sulit, lagi pula setiap mendengar Dorm 21, pasti akan langsung terbayang, sebuah Dorm rumah yang di isi murid pintar tapi bandel. Mulai dari yang sudah lulus maupun yang masih bersekolah. Yang suka meniduri orang lain, yang dengan sesuka hattinya mengganti warna rambutnya, atau yang bahkan hanya masuk sekolah selama 2 minnggu dalam 3 bulan.

dan orang yang bisa berada di dorm itu adalah:

.

.

Lantai 1:

Kamar No.1: Huang Zi Tao (Tao)

Seperti nomornya kamar Tao, berada paling depan. Agak jauh dari dapur dan tangga. Tapi dekat pintu masuk. Penghuni nya seperti apa? Tao adalah seorang siswa kelas 2 SMA. Dan dia sangat aktif di Klub bela diri, wushu. Dan Tao aslinya seorang warga negara China.

.

Kamar No. 2: Park Chan Yeol (Chanyeol)

Kamarnya tepat di sebelah kamar Tao. Warga negara Korea. Kelas 3 SMA. Merupakan gitaris sebuah band—yang terkadang bisa jadi Drummer atau Bassist. Seorang yang aktif dan ceria dengan senyum satu juta watt.

.

Kamar No. 3: Do Kyungsoo (D.O)

Warga negara Korea. Seseorang yang paling misterius di Dorm 21. Dia jarang ke sekolah, Kyungsoo hanya ke sekolah untuk mencukupi absen nya saja. Jarang sekali keluar kamar. Seorang siswa Kelas 2 SMA, dengan suara emas nya dan ke jeniusan nya untuk membuat lagu dalam waktu kurang dari 5 menit.

.

Kamar No. 4: Kim Joon Myun (Suho)

Sang pemilik Dorm 21. Seseorang yang membeli Dorm 21 dengan harga yang tidak bisa dibilang murah. Seorang mahasiswa jurusan Bisnis—yang seharusnya sudah angkat kaki kalau saja ia tidak membeli Dorm 21. Mahasiswa yang terkenal dengan senyuman malaikat nya sehingga lebih sering di panggil SuhoGuardian Angel.

.

Kamar No. 5: Wu Yi Fan (Kris)

Teman seangkatan Suho yang terkenal suka meniduri banyak wanita maupun lelaki—sebelum ia bertemu dengan Tao tentunya. Mahasiswa jurusan perfilman yang sebenarnya warga negara China, namun besar di Vancouver, Kanada. Dulu nya siswa SMHS.

.

Kamar No. 6: Zhang Yi Xing (Lay)

'Teman' tuan besar Suho. Seorang lelaki China manis berlesung pipi, yang sebenarnya bukan mantan siswa SMHS. Ia datang ke Korea hanya untuk kuliah. Mhasiswa jurusan Seni. Ia berteman dengan Suho yang lalu mengajaknya untuk tinggal di Dorm 21. Dan tanpa sepengetahuannya menjadi pujaan hati seorang Kim Joon Myun.

.

.

Lantai 2:

Kamar No. 7: Byun Baek Hyun

Siswa kelas 3 SMHS yang hiperaktif dan kelewat ceria—tetapi tidak mengalahkan Chanyeol. Satu satunya orang yang dapat membuat seorang Chanyeol—yang notabene nya bising—bungkam dengan kata kata manis dan manja nya. Baekhyun punya hobi membuat animasi khas kartun Jepang yang menurutnya keren.

.

Kamar No. 8: Lu Han

Mahasiswa manis asal China yang bahkan dapat mencuri hati yeoja maupun namja manapun hanya dengan sekali kibasan poni atau sebuah lekukan senyum. Ciri ciri seseorang yang terkena Virus pesona Luhan...ya dpat kau lihat nanti di bawah... Mahasiswa jurusan Pisikologi yang sudah tinggal di Korea sejak SMA, lulusan SMHS.

.

Kamar no. 9: Kosong (Rencana nya akan di huni Kim Jongin)

.

Kamar No. 10: Kim Min Seok (Xiu Min)

Namja berpipi Chubby yang merupakan teman bermain bola Luhan. Biasanya kalau sedang hari dimaan ia kuliah pagi, ia akan memebuat 22 roti panggang—masing masing 2—untuk semua orang Dorm 21. Xiumin tidak suka di sebut umma Dorm 21, ia lebih suka di sebut Big Brother Dorm 21. Mahasiswa jurusan Ekonomi—pindahan dari China setahun lalu.

.

Kamar No. 11: Kim Jong Dae (Chen)

Siswa kelas 3 SMA yang sekelas dengan Chanyeol. Namja dengan suara yang kelewat tinggi—mengalahkan tinggi badan nya, Kata Chanyeol. Walaupun masih SMA ia sudah menerbitkan beberapa novel dengan kisa menakjubkan, dan sangking menkjubkan nya tidak ada orang yang tidak menangis setelah membaca novelnya—tidak pernah ada Happy Ending di dalam novelnya—dan merupakan pindahan dari China waktu kelas 1.

.

Kamar No. 12: Oh Sehun.

Korban kibasan poni dan lekukan senyum Luhan. Siswa kelas 1 SMA yang pekerjaan nya me remix lagu maupun lagu lagu tanpa lirik—seperti lagu David Guetta atau Avicii—atau bisa di sebut DJ. Lelaki yang merubah warna rambutnya setiap hari ini bisa di bilang benar benar gila karena Luhan—cukup pantas di sebut stalker sebenarnya. Luhan No. 1 Fans—Kata Kris.


tbc or end?


halo semua nya, kai kembali dengan fic gaje (lagi).

tentang untitled makasih banyak buat readers-nim yang udah mau baca^^ itu fanfic pertama kai, jadi maaf kalo alurnya kecepetan susah di mengerti hehe

last, review please?

-kai