Fanfiction

Cast : Jongin, Sehun

Genre : Romance, Drama

Warning : Sexual Content

Summary : Jongin bekerja paruh waktu sebagai penjaga gym yang buka dua puluh empat jam setiap shift malam pada liburan musim panas kali ini. Disana, Jongin bertemu dengan pria luar biasa tampan yang sering ia jadikan objek berfantasi. SeKai/HunKai/SeJong. Yaoi. One Shot.

One Shot.

Sebagai seorang siswa sekolah menengah atas, Kim Jongin sudah sewajarnya mengambil pekerjaan paruh waktu diwaktu senggangnya yang memang teramat senggang pada liburan musim panas tahun ini. Jongin bukan tipe anak yang suka ikut klub-klub atau memiliki segudang teman yang bisa selalu ia ajak pergi. Temannya hanya segelintir dan mereka semua sibuk, ada yang sibuk dengan ikut kegiatan sosial atau seni, ada juga yang berlibur jauh dari Seoul, ada juga yang sibuk bekerja sambilan, seperti dirinya.

Jadi disinilah Jongin, berada dibalik meja resepsionis disebuah tempat olahraga yang buka dua puluh empat jam untuk orang-orang sibuk yang nyaris tidak punya waktu untuk berolahraga disiang hari karena terlalu banyak kegiatan.

Tugas Jongin disini sangat mudah, hanya memindai barcode yang ada pada kartu anggota setiap pengunjung yang datang. Tentu saja pemuda tujuh belas tahun ini bisa melakukannya. Hanya satu yang tidak bisa Jongin lakukan, menahan kantuknya.

Shift Jongin yang dimulai pukul sepuluh malam dan berakhir pada pukul lima pagi ini memang sangat berat untuknya. Awalnya Jongin begitu semangat bekerja shift malam, yang berarti ia bisa menonton film pada televisi yang disediakan berjam-jam tanpa banyak yang mengganggu karena sedikitnya jumlah pendatang pada malam hari. Selain itu film yang diputar pada malam hari itu lebih keren-keren dari pada film yang diputar pada siang hari. Tapi setelah dua hari, Jongin mulai tidak kuat untuk begadang. Tubuhnya terus merengek untuk pulang dan tidur.

Inginnya sih resign dan mencari pekerjaan lain tapi ada sesuatu yang tidak bisa membuat Jongin resign begitu saja. Alasannya adalah seorang pelanggan bernama Oh Sehun, begitu nama yang tertera pada komputer begitu barcode kartu anggota pria itu ia pindai.

Oh Sehun adalah seorang pria berumur dua puluh delapan tahun dengan postur tubuh sempurna dan wajah tampan serta mata tajam yang membuatnya semakin mempesona dimata Sehun.

Dengan nakalnya, Jongin menggunakan komputer tempatnya bekerja paruh waktu untuk mencari informasi tentang Oh Sehun yang keren ini. Disana disebutkan nama, tanggal lahir dan alamat tempat tinggal. Hanya itu, namun itu sudah cukup bagi Jongin.

Oh Sehun baru datang pada hari ketiga Jongin bekerja yang berarti hampir empat hari Jongin menggunakan nyaris seluruh waktunya bekerja untuk mengamati kostumer itu. Berdasarkan pengamatan Jongin, Oh Sehun akan datang setiap pukul setengah dua belas malam dan meninggalkan gym pukul dua pagi. Olah raga yang dilakukannya selama ini adalah cardio, sedikit boxing, jumping rope, bench press—Jongin nyaris mengeluarkan liurnya melihat otot-otot lengan Sehun yang semakin terlihat seksi ketika pria itu menggunakan alat ini dan juga banyak sit up juga push up.

Jongin sering kali meninggalkan meja resepsionis untuk berjalan-jalan didalam gym, berpura-pura ke kamar mandi bahkan membersihkan gym hanya demi melihat Sehun berolah raga.

Tubuh Sehun yang sempurna selalu membuat terpana. Kaki panjangnya yang dibalut celana training selutut, lalu kaus tanpa lengan yang memamerkan lengan berotot yang dipenuhi keringat. Otot tubuh Sehun terlihat mengagumkan dalam setiap gerakan yang pria itu lakukan. Rambut cokelat tuanya basah dan berantakan.

Jadilah Jongin yang seumur hidupnya hanya pernah sekali punya kekasih—itu pun berkat paksaan temannya—tergila-gila pada sosok Oh Sehun yang jauh lebih tua darinya. Jongin lebih sering menyukai orang yang lebih tua darinya karena ia jadi dimanjakan dan sebenarnya…Jongin suka diatur-atur. Apalagi ketika diatas ranjang…

Jangan salah, Jongin masih perjaka dan perawan!

Kegiatan fisik paling jauh yang pernah ia lakukan hanyalah berciuman. Itu pun bukan ciuman panas yang mendalam. Hanya innocent kisses dengan mantan dua bulannya. Jongin tahu jika dirinya suka dikuasai berkat video porno.

Sebagai remaja pada umumnya, Jongin tentu saja sudah berkali-kali melihat video porno. Baik sendiri atau dengan temannya. Setelah ia perhatikan, ia ternyata sering sekali mencari video dimana si bottom sangatlah submissive dan pasrah akan perlakuan apapun yang diberikan oleh si top.

Jongin sering membayangkan jika dirinya berada dalam posisi si bottom yang sering ia tonton di video-video itu. Diperlakukan seperti princess atau diikat dengan dasi dikepala tempat tidur seraya lubangnya dihajar oleh sebuah dildo atau penis lalu si bottom akan memohon dan mendesah penuh nikmat. Jongin sangat terangsang oleh video yang seperti itu. Parahnya, semenjak ia bekerja paruh waktu di gym 24 jam ini, fantasi seksual Jongin semakin menjadi-jadi dengan dia dan Sehun menjadi pemeran utamanya.

Malam ini, sudah nyaris pukul setengah satu tapi customer seksi yang sering Jongin amati tidak juga muncul. Jongin merasa hatinya memberat. Sepertinya malam ini Oh Sehun tidak datang. Dengan malas Jongin menyalakan televisi dan melihat acara malam yang baginya kini membosankan.

Baru ada tiga customer yang datang malam ini dan ketiganya sudah pulang beberapa menit yang lalu. Jongin benar-benar bosan sekarang, pria yang menjadi alasan ia bertahan bekerja disini tidak datang, acara televisi sedang tidak bagus dan yang paling menyebalkan ponselnya nyaris mati! Jika terus begini bisa dipastikan Jongin akan tertidur kurang dari lima belas menit.

Tuk! Tuk!

"Ya..selamat datang. Mohon kartu anggotanya." Jongin merasa kesadarannya seolah dipaksa kembali ketika dua buah ketukan terdengar dari meja resepsionis tempatnya bekerja. Bibir penuhnya secara otomatis mengeluarkan kalimat yang sudah ia hapal diluar kepala.

"Maaf membangunkanmu."

Jongin mendongak untuk melihat pemilik suara yang terdengar berat ditelinganya. Bahkan baru suaranya saja kesadaran Jongin langsung kembali. Begitu melihat siapa pemilik suara itu, seluruh indra Jongin berada dalam kondisi siaga.

Oh Sehun.

"Eh, se-selamat datang Tuan Oh Sehun." Jongin begitu gugup melihat pria yang ia taksir berdiri didepannya dengan kaus tanpa lengan berwarna putih dan celana training hitam.

"Kau tahu namaku?" Oh Sehun terkejut pemuda didepannya tahu namanya.

"Eh, i-itu karena…customer dimalam hari tidak begitu banyak jadi..jadi..saya lumayan hapal dengan pengunjung. Anda datang hampir setiap malam.." Jongin bersyukur dengan otaknya yang bisa diajak bekerja sama jadi ia tidak keceplosan mengatakan jika ia sudah memata-matai Sehun selama seminggu terakhir.

"Ah begitu. Maaf aku membangunkanmu." Sehun kembali meminta maaf dan mengambil kartu keanggotannya yang sudah selesai Jongin pindai.

"Tidak usah meminta maaf, saya yang harusnya minta maaf karena ketiduran dijam kerja." Jongin menunduk malu. Teringat jika kadang ia tidur bisa seperti orang mati dan juga posisi tidurnya yang sering…kurang enak dipandang mata, Jongin berharap tadi ia tidak jelek-jelek amat.

"Tidurlah lagi." Sehun memberikan senyumnya dan berjalan menuju ruang loker dimana para pengunjung menyimpan tas mereka. Jongin meringis malu karena disuruh tidur lagi, pasti tadi dia pulas sekali.

Setelah memastikan Sehun sudah masuk kedalam ruang loker, Jongin mengambil ponselnya untuk ia gunakan berkaca. Fiuh, dia tidak ngiler dan wajahnya tidak buruk-buruk amat.

Jantung Jongin masih berdetak cepat karena percakapan singkatnya dengan Sehun. Percakapan yang juga merupakan percakapan pertama mereka. Jongin sebenarnya sudah beberapa kali merencanakan untuk mengajak Sehun mengobrol. Misalnya dengan dia memberikan minum untuk Sehun atau dia pura-pura tersandung hingga jatuh tapi semua rencana itu hanya berputar-putar dalam kepalanya tanpa berani untuk ia realisasikan.

Suaranya sangat seksi. Berat, besar dan sedikit serak. God, kenapa Kau menciptakan makhluk sesempurna Oh Sehun? Pasti orang sesempurna dia sudah punya pacar, umurnya saja sudah dua puluh delapan tahun, mungkin dia juga sudah menikah.

Jongin menghela nafas panjang sambil meratapi nasibnya yang menyukai pria kelewat sempurna. Mana mungkin pria sekeren Sehun akan memperhatikan dia yang masih bocah ingusan.

Setelah sepuluh menit menggalau akan cintanya yang sepertinya bertepuk sebelah tangan—pendekatan aja belum udah yakin banget kali bertepuk sebelah tangan elah—Jongin memutuskan untuk kembali mengamati Sehun. Paling tidak matanya bisa terasa lebih sehat jika dengan melihat Sehun.

Dengan perlahan Jongin meninggalkan meja resepsionis menuju area dalam gym yang hanya digunakan oleh Sehun seorang. Jongin yang tubuhnya ramping dengan mudah bersembunyi dibalik tumbukan gym barbell yang beratnya mungkin kalau ditotal bisa lebih dari lima ratus kilo.

Beberapa meter dari tempat Jongin bersembunyi, Sehun sedang memulai olahraganya dengan mesin cardio. Jongin hanya bisa melihat tubuh bagian belakang Sehun yang berlari diatas treadmill.

Aku kenapa jadi seperti ini sih, bersembunyi dibalik besi-besi bau ini. Ayolah Jongin, mumpung kau sedang berdua saja dengan Sehun, ajak dia bicara jangan jadi pengecut. Kau adalah seorang pria! Sudah tujuh belas tahun pula!

Berkali-kali Jongin menyemangati dirinya agar mendekati Sehun yang kini sudah berpindah menuju peralatan gym yang lain, sebuah fitness bench. Mata Jongin terus mengekor pada sosok kekar itu, berharap ia bisa menghapus keringat yang mulai membasahi dahi dan lehernya.

Shit!

Jongin mengumpat dalam hati.

Sehun membuka kaosnya!

Pipi Jongin rasanya terbakar melihat pemandangan itu. Dada bidang dan punggung kekar yang terlihat sangat kokoh. Kulitnya yang putih bersih dan otot-otot pada bagian atas tubuh Sehun sangat sempurna.

Shit! Shit! Shit! Terima kasih Tuhan sudah memberikanku pemandangan seindah ini! Sial! Bagian atas tubuhnya sempurna sekali! Apa bagian bawahnya juga ya? Akh! Jangan berpikir aneh-aneh dijam kerja Kim Jongin!

Jongin rasanya ingin pingsan dengan pemandangan yang ia lihat selanjutnya yaitu pemandangan Sehun push-up tanpa atasan. Pikirannya melayang kemana-mana, berharap ia bisa menyentuh lengan kokoh itu atau punggung kekar itu atau lebih baik lagi dia berada dibawah tubuh Sehun yang sedang kekar dan mungkin dia bisa mendengar deru nafas Sehun yang seksi ketika sedang berolahraga.

Otak Jongin jadi teringat akan salah satu video porno yang ia lihat beberapa hari lalu. Seorang trainer fitness yang bercinta dengan muridnya diatas fitness bench. God! Jongin benar-benar remaja pria kelebihan hormon!

Hanya dalam beberapa menit penis Jongin sudah mulai menegang. Sehun masih belum selesai dengan kegiatan push up-nya sementara Jongin mulai menggesekkan pahanya agar penisnya tidak semakin tegang.

Usai dengan push up, Sehun melakukan kegiatan lain yang lebih berbahaya untuk imaginasi Jongin yaitu sit up. Penis Jongin keras sempurna melihat Sehun berbaring diatas fitness bench dan memulai sit up-nya.

Fuck! Fuck! Fuck!

Jongin terus mengumpat didalam hatinya. Khayalannya semakin meliar melihat bulge Sehun yang tidak tegang saja sudah menonjol besar seperti itu. Jongin ingin sekali duduk diatas paha kokoh Sehun lalu menggesek tonjolan itu dengan pantatnya sambil menelusuri perut berotot Sehun dengan tangannya.

Benda diantara kaki Jongin terasa menyakitkan padahal Jongin tidak memakai celana dalam, hanya boxer lalu celana training yang longgar. Sorot mata Jongin juga sudah mulai sayu, bibirnya sesekali ia gigit agar tidak mengeluarkan desahan ketika ia menggesekkan pahanya.

Jongin mungkin masih perawan dan perjaka, tapi pengetahuannya tentang seks sudah sangat luas. Semua berkat teman-teman mesumnya yang selalu dengan murah hati membagi file video porno hingga majalah-majalah dewasa. Jongin juga tidak baru lagi dengan onani bahkan dalam seminggu ia bisa beronani hampir lima kali.

Permainan solo itu lumayan menyenangkan untuk pemuda single seperti Jongin, permainan yang sedang Jongin lakukan sekarang dengan pemandangan seksi yang sudah beberapa malam terus Jongin mimpikan.

"Hmmhh.." Jongin mendesah tertahan. Tangannya dibawah tidak berani masuk kedalam celana apalagi menurunkan celananya. Alhasil ia hanya meremas-remas penisnya yang terbalut kain.

"God, dia benar-benar seksi.." Jongin mendesis pelan merasakan penisnya yang semakin berkedut karena tubuh sempurna Sehun sudah bermandikan keringat. Tangannya semakin kuat memijat penisnya, nafasnya mulai terengah-engah dan kakinya sudah gemetar tidak mampu menahan beban tubuhnya.

Jongin memang tidak pernah bertahan lama ketika beronani.

Mata Jongin menutup merasakan perutnya yang sudah terasa mengetat. Tangannya mencengkram barbell didepannya berharap dia tidak akan jatuh keatas lantai dan mengejutkan Sehun atau lebih baru menjatuhkan barbell—meskipun tidak mungkin, Jongin menganggkat galon saja tidak kuat.

"Fuckhh..hhh..ahhh..Se-sehunhhh.." Jongin berusaha sekuat tenaga agar desahannya tidak keluar. Kepalanya menunduk memandang celananya yang sudah basah oleh cairan precumnya sendiri.

"Ya?"

Suara itu.

Jongin membuka matanya dan melihat sepasang kaki lain yang berada disebelah kakinya.

"Ada apa? Kenapa kau memanggilku?"

Jongin mendongakkan kepalanya dan menemukan Sehun berada disampingnya dengan kaus tersampir dibahunya. Sorot matanya bersinar-sinar jahil dan juga seringai menghiasi wajahnya.

"Se-sehun.." Jongin merasa seluruh aliran darahnya berhenti. Sepertinya tadi Sehun masih berada diatas fitness bench? Kenapa tiba-tiba sudah ada disebelahnya? Dan kenapa Sehun bisa tahu keberadaannya disini?

"Ya?"

"Sa-saya.." Jongin gelagapan. Cengkraman pada penisnya dilepas. Matanya memandang takut ke arah Sehun yang masih menunggunya memberi penjelasan. Hanya saja otak Jongin seperti ponsel yang rusak karena tenggelam kedalam laut dalam kasus ini Jongin tenggelam dalam rasa malu.

"Kau perlu bantuan?" Sehun dengan santainya menjatuhkan kaus dan botol minum yang bawa diatas karpet yang melapisi lantai.

"A-apa?" Bukan hanya otak Jongin yang berhenti bekerja, tapi indra pendengarannya juga sedikit bermasalah akibat kejadian yang sedang ia alami. Belum sempat otak Jongin memproses ucapan Sehun, tangan Sehun menarik tangannya untuk duduk diatas salah satu fitness bench yang paling dekat dengannya.

"Jadi, siapa namamu?" Sehun berdiri dihadapan Jongin dengan berkacak pinggang.

"K-kim Jongin." Jongin menjawab dengan suara bergetar. Ereksinya dibawah masih terasa menyakitkan, tapi yang paling penting sekarang adalah bagaimana menghadapi Sehun.

"Baiklah Kim Jongin, apa kau tadi sedang beronani sambil melihat diriku berolah raga?" Sehun bertanya dengan sorot mata tajam.

Jongin mengangguk, ia takut sekali sekarang.

Sehun terkekeh pelan.

"Ja-jangan bilang atasan saya tolong.." Jongin memandang Sehun dengan wajah berkaca-kaca. Ketakutan Jongin bukan karena ia bisa dipecat, ia bisa mencari pekerjaan sampingan lain toh dia bekerja untuk mengisi waktu luang, tapi Jongin akan dipermalukan seumur hidupnya jika orang lain tahu kelakuan nakalnya barusan.

"Tentu saja tidak, ini akan jadi rahasia kecil kita." Sehun tersenyum lebar seraya berjongkok didepan Jongin. "Jangan terlalu formal padaku dirty boy, panggil aku hyung saja. Dan tolong buka kakimu."

"H-huh, ke-kenapa aku harus membuka kakiku?" Jongin mendelik mendengar perintah Sehun. Bukannya membuka kakinya, Jongin malah semakin merapatkannya dan menutupi bagian celananya yang sudah sangat basah.

"Lakukan atau ku katakan pada bosmu."

Jongin pun menyerah. Ia membuka kakinya perlahan-lahan, membiarkan Sehun melihat gundukan diantara kakinya yang sudah sangat basah. Pipi Jongin rasanya panas sekali akan tatapan tajam Sehun pada selangkangannya.

"Ckck, what a dirty boy you are Kim Jongin." Sehun menjilat bibirnya melihat pemandangan menggairahkan didepannya. "Kau sudah mau sampai puncak tadi?"

Jongin diam saja, menggigit bibirnya. Malu menjawabnya.

"Jawab Kim Jongin."

"I-iya." Jongin menjawaba. Aura dan suara Sehun sangatlah berwibawa dan menuntut. Jongin menyukai hal itu karena membuatnya merasa lemah dan rentan, ia jadi ingin menyerahkan diri seutuhnya untuk lelaki didepannya.

"Kau mau ku bantu? Ini terlihat sangat menyakitkan." Sehun berkata seraya menyentuh tonjolan kecil milik Jongin. Jangan salahkan Sehun bersikap kurang ajar seperti ini, salahkan Jongin yang terlalu manis dan menggoda.

"Hngghh…" Jongin mengeluarkan desahan serta pekikan kecil saat tangan Sehun melakukan kontak dengan bagian terintimnya.

Sehun merasa diberi ijin dengan desahan kecil yang dikeluarkan Jongin. Sebenarnya sudah sejak awal Sehun merasa aneh dengan Jongin yang bersembunyi dibalik barbell, lalu matanya bisa melihat pria itu menggesekkan tangan dan tonjolan disana. Sehun langsung tahu jika Jongin sedang beronani dengan ia sebagai objeknya.

Seolah memenangkan undian jutaan dollar, Sehun baru menyadari jika gym hanya berisi dirinya dan Jongin. Kesempatan sempurna untuk bermain sedikit dengan pemuda manis yang sejak awal melihat sudah ia kagumi akan kemanisannya.

"Kau menyukainya Kim Jongin? Kau suka sentuhanku?" Sehun berkata dengan suara rendah sambil terus menekan-nekan penis Jongin dari balik celananya. Sehun berdecak pelan merasakan betapa basahnya celana itu.

"Celanamu sangat basah Kim Jongin. Kau yakin belum orgasme? Atau jangan-jangan kau mengencingi celanamu?" Sehun bertanya nakal dan mulai meremas tonjolan Jongin. Melihat celana seorang pemuda manis yang basah karena membuat libido Sehun naik, belum lagi wajah sensual yang dipasang Jongin saat ini.

"Mhhmmm…a-aku tidak…uhhh…" Jongin mencoba menjawab tapi bibirnya sibuk mendesah. Seumur hidupnya baru kali ini ada yang menyentuh penisnya seperti ini dan Jongin melayang tinggi. Tangan Sehun sangat besar dan terasa kokoh, ia yakin ia bisa dengan mudah orgasme hanya dengan pijatan kecil seperti ini.

Mata Sehun terpaku pada wajah sensual Jongin, tubuh Jongin yang belum sepenuhnya mengalami pubertas terlihat ramping dan menawan. Kaus lengan pendek yang digunakan Jongin tidak banyak menyembunyikan betapa langsingnya tubuh Jongin yang nyaris tanpa otot.

"Hyunghh..le-lepashh..uhh..akuhhh..shhh.." Jongin berusaha menyingkirkan tangan Sehun penisnya yang sudah siap menyemburkan sperma.

"Sudah akan keluar? Wow!" Sehun terbelalak kaget kemudian terkekeh pelan. Dijauhkan tangannya dari bagian basah dan menonjol celana Jongin lalu ia genggam kuat pergelangan tangan Jongin.

"Hyung apa ya—akkkhhh! Hyunghh..akkhh…shhh.." Mata Jongin membesar melihat Sehun yang tadi sudah berhenti menggodanya kini malah menciumi tonjolan celananya dengan begitu semangat.

"Hyunghh..hentikanhh..hentikanhh…uhhh…ngghh…akkhhh…" Jongin mencoba meronta tapi ia lemah, bukan hanya karena tubuhnya yang jauh lebih kecil dari pada Sehun tapi juga karena kenikmatan yang ia dapat membuatnya lemah.

"Uhhh…no..no…aku bisa kelu—uuhhh…aaahh…mmmhhmmm.."

"Hyungh..oh my Godhhh…shithh..shithh…Hyunghhh!"

"Hyunghh..aku akanhhh…aaaakkkhhhh!" Pinggang Jongin bergerak berantakan ketika seluruh cairan yang ada didalam penisnya keluar dengan deras, membuat celana yang ia pakai semakin terlihat basah.

"Hm, enak." Sehun mengecupi rembesan sperma pada celana Jongin. "Kau manis Kim Jongin."

Jongin masih tidak fokus. Jiwanya belum menyatu dengan raganya akibat orgasme ternikmat yang pernah ia dapatkan seumur hidupnya. Ternyata dibuat orgasme oleh orang lain itu jauh lebih nikmat dari sekedar orgasme karena tangannya sendiri.

"Sial, dia seksi sekali habis orgasme." Sehun bergumam pelan melihat Jongin yang masih terengah-engah diatas fitness bench. Penisnya didalam sana yang sudah terbangun jadi semakin keras.

"H-hyung ja-jangan lagi.." Jongin mendesah lemah merasakan sesuatu menyentuh penisnya yang sensitif dan kini terasa sangat lengket oleh spermanya.

"Such a dirty boy. Lihat celanamu basah oleh spermamu sendiri. Aku penasaran bagaimana berantakan dan lengketnya didalam sana." Sehun tetap mengelus-elus bagian terintim Jongin dengan jahil.

Pipi Jongin memerah lagi.

Dia merasa seperti pemeran utama video porno yang biasa ia tonton.

Dibuat orgasme oleh pria yang nyaris tidak ia kenal, ditempat umum seperti ini, dan dengan pakaian yang tertempel lengkap ditubuhnya. Jongin dengan sangat berat hati mengakui jika ia menyukai hal gila yang baru saja ia lakukan.

"Show me your gratitude, Kim Jongin." Tangan Sehun meraba naik kedalam kaos yang dikenakan Jongin. Damn, perut Jongin lembut sekali. Tidak bisa menahan dirinya, jari-jari Sehun menyentuh tonjolan kecil milik Jongin.

"Mhhmm!" Jongin mengerang.

"C'mon, you still have some works to do." Sehun menarik tubuh Jongin agar duduk. Jongin tentu saja tahu apa maksud dari 'works' yang Sehun katakan. Sehun ingin dia memanjakannya seperti Sehun memanjakannya tadi. Biasanya itu yang terjadi dalam video porno, batin Jongin.

"Open up." Suara berat Sehun seolah menyihir Jongin. Tangan lentik Jongin segera bekerja pada celana training Sehun dan menurunkannya hingga paha. Didalam sana sebuah tonjolan besar terbungkus celana dalam hitam yang ketat.

"Wow.." Bibir Jongin tidak bisa menahan kekagumannya akan kejantanan Sehun yang terlihat begitu menantang.

"Kau bahkan melihat semuanya dirty boy.." Sehun tersenyum bangga. Dengan mata bersemangat Jongin menurunkan celana dalam Sehun dan tiba-tiba sesuatu menampar pipinya.

"Be-besarnya.." Jongin sudah lupa jika didepannya adalah seorang pria yang tidak ia kenal dan baru saling bicara satu jam yang lalu. Kini ia tanpa malu mengagumi kegagahan kejantanan pria itu.

"Suck it dirty boy. Make your mouth dirty." Sehun dengan sedikit tidak sabar menampar-nampar pipi tembam Jongin dengan penisnya. Pipi Jongin kembali memerah, ia suka sekali diperlakukan seperti ini.

Sehun juga tidak tahu dari mana datangnya keberanian untuk melakukan hal seperti ini pada pemuda didepannya. Sehun bukan tipe pria yang suka bercinta begitu saja dengan segala jenis pria atau wanita.

Setidaknya Sehun harus mengenal mereka, berkencan beberapa kali atau paling tidak mengetahui jika partner seks-nya 'bersih'. Sehun kan tidak mau terkena penyakit dan ia juga selalu menggunakan pengaman karena gaya hidupnya yang bisa dibilang modern meskipun dia bukan player yang mudah membawa orang keatas tempat tidurnya.

"Hmmh.." Sehun mengerang pelan merasakan lidah Jongin menjilat-jilat penisnya dengan kaku dan ragu. Begitu Jongin mengulum penisnya, Sehun langsung tahu jika pemuda didepannya ini belum pernah mengulum penis sama sekali.

Jongin yang duduk diatas fitness bench berusaha sebaik mungkin mengulum penis besar Sehun. Berdasarkan video yang ia lihat dan juga tips-tips mengulum penis yang ia baca diinternet, Jongin menyedot dan menjilati penis Sehun sepenuh hati.

"Gunakan tanganmu baby dan longgarkan kerongkonganmu." Sehun memberi arahan dan Jongin langsung merasa minder hingga tanpa sadar melepaskan kulumannya pada penis Sehun.

"A-apa tidak enak?" Jongin bertanya dengan sorot mata polos.

"Bukan tidak enak, kau hanya belum terbiasa." Sehun terkekeh pelan mendengar pertanyaan Jongin. Ia tidak tahu pemuda seperti apa Jongin ini, sepertinya polos sepertinya juga tidak. "Ayo kulum lagi, akan ku ajari kau mengulum penis yang benar."

Jongin malu-malu meraih penis Sehun dan mengocoknya perlahan sebelum ia masukkan kedalam mulut hangatnya. Jongin menatap mata Sehun untuk melihat apakah pria itu merasakan kenikmatan.

"Good boy…good boy…" Sehun mendesis pelan. Puas dengan kuluman Jongin. "Terus seperti itu Kim Jongin, telan sebanyak mungkin penisku."

Dan Jongin pun menyiapkan dirinya untuk lebih banyak penis dimulutnya.

"Akhhh!" Sehun mendesah dan Jongin tidak tahan untuk tidak merasa puas. "Jilat kepalanya baby, fuck! Fuck!"

Jongin semakin bersemangat mendengar desahan Sehun, tangan Sehun yang berada dibelakang kepalanya juga membuatnya mengulum penis itu sedalam-dalamnya. Ah, jadi begini rasanya penis. Nikmat sekali, apalagi kalau penisnya sebesar ini. Aku ingin merasakan sperma, ayo cepat datang…ayo cepat datang…

"SHITHH AHH!" Sehun menekan kepala Jongin dalam-dalam ketika orgasmenya datang. Jongin tersedak dan tidak bisa bernafas karenanya apalagi tiba-tiba cairan hangat dan kental memenuhi rongga mulutnya begitu banyak. Jongin yang terkejut tidak sengaja memuntahkan cairan itu hingga dagu, leher dan bagian depan kausnya kotor oleh sperma.

Mata Sehun menatap nyalang Jongin yang kotor oleh spermanya. Pemandangan yang cantik dan menggairahkan. Tatapan mata Jongin yang terkesan polos meskipun sikapnya sama sekali tidak polos. Tubuh Jongin, bibir Jongin, jemari Jongin, semua yang ada pada pemuda itu membuat Sehun kehilangan akal sehatnya.

Ia harus membawa Jongin pulang dan menidurinya sampai ia puas.

"Come home with me." Sehun berbisik pelan sambil mengelap spermanya yang mengotori bibir penuh Jongin.

TBC or END?

Ini adalah penebusan akibat belum update Toy kemarin maljum wkwk

Maunya sih sampe enaena eh tapi udah 3,5k aja hehe

Kalo responnya bagus Author kasih lanjutannya deh hihi

Btw, Author bukannya ngelanjutin seri yang lain malah bikin one shot *plak* :(

Bahkan epilog-nya First Sight aja ga kelar-kelar karena banyak ide baru kalo ngga keburu ditulis entar lupa wkwk

Untuk yang non-M habis gini Dream Comes True yaa, lagi on progress^^

Jangan lupa tinggalkan review, kritik dan saran yaaa^^

Gomawo!