Disclaimer Masashi Kishimoto

Story by Echyrtdm

pair Sasuke x FemNaruto

One

Semua berubah ketika mereka datang. Dengan persetujuannya, mereka membawa dia pergi. Entah menggunakan cara halus atau kekerasan sekalipun. Mereka tak ingin mendapat masalah.

Mereka membawa dia ke hutan Terlarang. Hutan terlarang yang hanya bisa di lalui oleh satu bangsa. Ya, hutan itu memang tak di huni manusia.

Hutan Terlarang merupakan perbatasan antara dunia mereka dengan dunia manusia. Ada dua pagar tua bersulur yang menjadi pintu masuk dunia mereka.

Tanpa mengucap mantra, mereka hanya mengulurkan telapak tangan ke arah pagar itu. Seberkas cahaya muncul melalui tanda pada masing-masing tangan mereka. Hanya cahaya merah yang pertama kali dia lihat ketika berada di dunia demon.

Dia mengerjap beberapa saat setelah menyadari tidak berada di dunianya lagi. Mereka membawa dia melesat ke suatu tempat.

Disana dia cukup takjub walau sebenarnya merasa takut. Dia semakin gugup ketika kakinya sudah menapak di tanah.

Matanya terbuka. Dan yang ia dengar pertama kali, suara bariton rendah itu...

"Welcome to the hell, My Queen."

ooooOooooOooooOooooOooooOooooOoooo

"Maaf jika kami membawamu datang kemari tanpa pemberitahuan apapun."

Lelaki itu mulai bersuara setelah keheningan yang begitu lama.

"Kenapa membawaku kemari? Aku bahkan tak mengenali siapa kalian, dan lagi ini bukan dunia manusia."

Gadis itu berbicara ketus. Dia sangat jengkel tapi juga takut. Bagaimanapun mereka yang ada di sana bukan manusia.

"Pangeran menginginkan anda pulang, My Queen."

"Pulang?"

Gadis itu menyeringai lalu mendecih.

"Rumahku di bumi! Bukan di Neraka! Apa kalian bercanda!"

Gadis itu akhirnya meledak juga. Lelaki di depannya menghela napas lalu mengorek telinganya yang berdenging.

"Anda memang masih manusia, My Queen. Tapi akan berbeda cerita ketika nanti saatnya tiba."

Ujar lelaki itu kalem.

"Apa maksudmu?"

"Anda akan tahu nanti, My Queen. Ah, silakan beristirahat di kamar yang sudah di siapkan. Saya tahu anda lelah."

Lelaki itu tersenyum palsu seperti biasa.

Beberapa pelayan wanita mengajak dia menuju kamar yang sudah disediakan. Itu lebih mirip disebut Apartment daripada sebuah kamar. Walau fungsinya sama. Tempat untuk beristirahat.

"Mereka membingungkan."

Gadis itu bergumam pelan.

"Sebenarnya apa yang mereka cari. Demi Tuhan aku manusia! Ugh..mereka membuatku pusing."

Perlahan kegelapan memenuhi kesadarannya.

ooooOooooOooooOooooOooooOooooOoooo

Lelaki itu menuju ke sebuah ruangan. Di depan ruangan itu ada dua laki-laki berbadan tegap.

"Prince ada di dalam?"

"Ada. Beliau sudah menunggu Anda."

Lelaki itu masuk. Ada seseorang dengan wajah serius sedang mengamati laporan didepannya.

"Bagaimana pekerjaanmu Sai?"

Prince tampaknya tak sabar.

"Berjalan lancar, Sepupu. Seleramu cukup bagus untuk dia yang seorang manusia."

"Dia bukan pilihanku. Aku tak pernah tertarik dengan demon atau manusia."

Prince mulai ketus.

"Hei tenang. Dia tidak jelek. Kurasa dia cukup cantik, Sasuke."

Sai menyeringai penuh arti.

"Terserah. Aku tidak peduli."

ooooOooooOooooOooooOooooOooooOoooo

Hutan Terlarang ramai ketika bulan penuh. Hutan itu dihuni oleh para penjaga dan rakyat neraka. Para penjaga terdiri dari kaum Zerk, Folk, Nolic, dan Azair. Sedangkan para rakyat neraka terdiri dari kaum Lounge, Murp, Minerv dan Buydn.

Dari empat kaum penjaga hanya satu yang ditugaskan di Hutan Terlarang. Mereka kaum penjaga yang paling perasa di antara kaum penjaga lainnya. Mereka tidak pernah mengganggu rakyat. Mereka melindungi Hutan Terlarang atas nama Zerk. Mereka makhluk yang loyal.

Tapi saat bulan penuh, Hutan Terlarang adalah tempat bagi siapapun berkumpul. Banyak bangsawan yang datang kesana ketika tengah malam. Karena saat tengah malam kekuatan mereka pada puncaknya.

Sosok bertudung itu memasuki Hutan Terlarang. Ia melesat seperti cahaya. Tak ada yang melihat pergerakannya kecuali mereka-yang-lebih. Dia Sama sekali tak ingin memperlihatkan sosoknya. Di seberang, ia melihat penjual bunga. Bunga Neraka yang berwarna biru kehitaman dan berbau citrus.

Ia mendekat. Menggenggam satu ikat bunga lalu memberi lima koin emas kepada si penjual.

"Tuan , ini terlalu banyak untuk satu ikat bunga. Anda hanya perlu memberiku duabelas koin perunggu untuk itu." Nenek penjual bunga dari kaum Lounge itu berujar sopan.

"Simpan untukmu."

Belum sempat sang Nenek mengucap terimakasih tapi sosok itu sudah lenyap dari pandangannya.

"Terimakasih, anak muda." Nenek bersuara dalam keheningan.

Sosok itu melesat menjauhi keramaian. Ia masih berada di wilayah Hutan Terlarang. Ia menuju ke bukit dekat lembah. Sudah tujuh minggu ia tak berkunjung kesana. Pemandangan indah padang rumput tak hilang walau malam menjelang. Tak ada siapapun kecuali dirinya disana.

Dia berhenti tepat di depan sebuah pohon cemara tua. Disana ada sebuah batu nisan. Batu itu tampak lapuk dan berlubang. Tapi nama itu melekat indah disana. Seakan tak tersentuh angin malam dan embun pegunungan.

Dia menatap lekat batu nisan itu. Lalu meletakkan bunga yang ia bawa. Ia memejamkan mata kemudian berkata...

"Selamat ulang tahun kaasan.."

Sosok itu menghilang kembali setelah itu. Secepat ia datang, secepat pula ia pergi.

Ketika sosok itu pergi, ada sosok lain yang datang. Ia sama menggunakan tudung hitam. Ia tersenyum ketika melihat seikat bunga Neraka tergeletak disana. Ada yang sudah datang lebih dulu daripada dirinya.

"Kau selalu menjadi orang yang pertama kali datang kemari ketika Ibumu ulang tahun. Dasar anak nakal." ujar sosok tersebut sembari terkekeh.

ooooOooooOooooOooooOooooOooooOoooo

"Kau darimana saja,Sepupu? My Lord mencarimu." Sai mulai mencerca.

"Untuk apa tousan mencariku?"

"Entahlah, mungkin ada kaitannya dengan penobatanmu sebagai My lord yang baru? Atau mengenai My Queen barangkali."

"Jangan menyebutnya dihadapanku, Sai. Aku muak." Sasuke sangat sensitif hanya untuk sebuah kata.

"Hei tenanglah sepupu. Bagaimanapun juga kau tak bisa menolaknya. Salahkan saja mengapa diantara ratusan penguasa Neraka dan kau yang terpilih menjadi My lord? Aaa...lebih tepatnya King. Itu sudah menjadi takdirmu Sasuke, menolak pun akan percuma bukan?"

Sai berbicara panjang lebar walau Sasuke tak begitu memperhatikan.

"Hei, kau masih hidup, Sepupu?"

"Tutup mulutmu atau Aku yang pergi!" Sasuke mulai kesal dengan kejahilan yang dibuat sepupunya.

"Ck..Kau memang tidak keren." Sai menghela napas. Lagi. Lalu pergi meninggalkan Prince sendirian didalam ruangannya.

TBC

Story ini bukan 100% berlatar pada anime Naruto. Aku menambahkan sedikit fantasy dan demon story didalamnya. Ini story sudah ku publish di watty dengan judul Virgo. Happy reading minna san...RnR please