Tittle : Sehun and Mr. Se Hoon?
Rated : T
Main Cast : Oh Sehun - Xi Luhan - Park Chanyeol - Byun Baekhyun.
Warning! Typo(s). Bahasa penulisan sendiri (Mohon di maklumi). Kalau ga suka jangan di baca :)
.
.
.
.
.
.
"Aishhh ya, jam berapa sekarang? Pasti bibi akan mengomeliku lagi"
Laki-laki manis bernama Luhan itu melirik jam tangannya dengan tergesa-gesa, kakinya terus mengayuh sepeda yang di kendarainya dengan kecepatan penuh. Hey Luhan, bukankah mengebut tanpa melihat-lihat itu berbahaya? kau bisa saja mena–
.
BRUUKKKK
–brak sesuatu yang ada di depanmu.
.
"Hyaaaaa, ini gawat!" Luhan itu buru-buru turun dari sepedanya lalu melihat sebuah mobil –yang baru saja dia tabrak– dengan keadaan sedikit lecet di bagian pintu pengemudinya.
"Haaa gawat sekali kalau orangnya sampai tahu, bisa-bisa aku di suruh ganti rugi.. lagipula tabunganku juga tak cukup untuk membayar mobil semewah ini T.T" Ujarnya sembari berjongkok dan berusaha menghapus goresan di mobil itu dengan menggesek-gesekkan jari telunjuknya.
"Hiks kenapa tidak hilang juga, melayang sudah uangku untuk hari ini" Keluhnya lagi dengan aura yang suram.
.
PUKK
.
"Hey"
Seketika tubuh Lhan langsung menegang, dia melirik sebuah tangan yang berada di pundaknya. Luhan menelan salivanya susah, tamatlah riwayatku sekarang TTATT.
"H-hey juga" Ujar Luhan 3G (Gugup, Gagap dan Gak berani).
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya seorang Pemuda dari pemilik tangan itu. Luhan langsung berdiri dan menaiki sepedanya
"NANTI KALAU AKU SUDAH PUNYA UANG PASTI AKU GANTIII!"
.
WUSSSSSHHHHH
.
Pemuda tersebut melongo melihat Luhan yang telah menghilang secepat kilat, di tambah teriakan Luhan yang membuat telinganya sedikit sakit.
"Kenapa dia? padahal aku hanya mau mengembalikan kalung miliknya" Ujar pemuda itu sambil melihat sebuah kalung di telapak tangannya, tepatnya milik Luhan. Dasar bodoh.
"LUHANNN! BIBI SUDAH MEMPERINGATKAN AGAR KAU SELALU MENYETEL ALARM-MU JAM 6 PAGI! JADI KAU TIDAK TERLAMBAT SEPERTI INI!"
Luhan mempoutkan bibirnya saat mendengar ocehan dari bibi kesayangan –mungkin menyebalkan– yang hampir dia dengar setiap hari.
.
Hei? Apa aku telah mengenalkan Luhan kepada Kalian? Belum kan? Baiklah seperti nya ini agak kurang menyenangkan.
Xi Luhan, Nama lengkap dari Luhan. Seorang namja yang sering di panggil 'Yeoja' saat dia duduk di bangku Sekolah Dasar. Iya juga sih, wajah Luhan yang cantik terkadang membuat semua orang salah mengira kalau dia itu adalah seorang Pria.
Itu adalah sisi positifnya. Sisi negatifnya, Luhan adalah namja yang sering terlambat. Di sekolah dia adalah pangerang terlambat –panggilan dari teman sekelasnya–. Entahlah, meskipun Luhan telah memasang beratus-ratus alarm di kamarnya, pasti dia tetap akan terlelap dan terbangun satu jam kemudian.
.
"Bibi, aku mohon jangan potong gaji-ku T.T aku mau makan pakai apa?" Ujar Luhan dengan nada memelas. Bibinya bertolak pinggang sambil membuang muka, cih seperti anak muda saja.
"Berhentilah mengeluh luhan, kau harus mengubah sifat terlambatmu itu, hhhh padahal ibu dan ayahmu saja orang yang giat bekerja.. mungkin saja kau anak pungut" Ujar bibinya dengan kejam. Luhan siap-siap ingin melempar sebuah kursi.
"Bibiiii aku ini anak kandung , kenapa kau tega berbicara seperti itu eohh? Mukaku mirip dengan ibu kan bi?" Ujar Luhan sambil tersenyum lebar dan mengedipkan kedua matanya. Bibinya memutar bolamata malas.
"Aahh sudahlah, cepat ganti seragammu dan segera bekerja, merepotkan sekali.. ahh aku juga tak akan memotong gajimu"
Mata Luhan berbinar-binar saat bibinya mengatakan kalau gajinya tak akan di potong. Luhan menghela nafasnya lalu berjalan menuju ruangan khusus karyawan.
"Luhan, antarkan ini di meja nomor 10, aku ada urusan di meja 1" Ujar Baekhyun –teman Luhan– sambil buru-buru berjalan ke meja nomor 1. Luhan yang sedari tadi menganggur langsung membawakan nampan berisi satu piring burger dan minuman soda ke arah meja nomor 10.
"Ini pesanan anda tuan, Satu Burger dan Minuman soda" Ujar Luhan sambil meletakkan makanan dan minuman itu ke meja seorang pemuda, Namun Luhan sangat familiar dengan pemuda yang ada di meja nomor 10 itu.
'Gawat, dia yang tadi pagi aku tabrak mobilnya' Gumam Luhan membelakangi pemuda itu, Luhan sudah berkeringat dingin. Pemuda itu, dia memasang wajah bingung.
"Hey, berbalik..."
"Eh? kau yang tadi pagi bukan?!" Ujarnya dengan mata sedikit melebar, Luhan tersenyum paksa dan buru-buru mengambil nampannya kembali lalu berlari menuju dapur secepat mungkin, meninggalkan sang korban dengan tatapan aneh.
"Apa dia tak mau kalungnya aku kembalikan?" Pikirnya.
.
.
.
.
"Huhhh, Aku kaget sekali" Ujar Luhan menghela nafasnya. Luhan menatap dirinya di depan cermin yang ada di toilet khusus karyawan. Hmmm Luhan cukup tampan juga, heiii Luhan itu tampan, bukannya cantik!
Luhan tersenyum melihat wajahnya yang entah kenapa begitu TamTik(?). Namun senyumannya langsung menghilang saat merasakan ada yang ganjil dari bagian lehernya.
"Lho?! Kalung pemberian ibuku kemana?!" Ujar Luhan kaget sambil meraba leher sekitarnya, lalu meraba saku seragam dan celananya, namun tak ada kalungnya disana.
"Bagaimana ini? aishhh yaaa!" Luhan langsung berjongkok dan mencari di lantai serta di kolong-kolong, namun tak ada juga. Luhan memutuskan untuk mencarinya di ruangan khusus karyawan.
.
Beberapa menit kemudian..
BRAKKK BRUUKKK PRANGGG
.
"Aaahhh tidak adaaa! Dimana ya?" Ujar Luhan panik sambil berpikir, dia berjalan menuju dapur dan melirik seisi cafe itu, kemudian matanya berhenti di meja nomor 10, yaitu pemuda yang tadi.
Pemuda itu nampak sedang melihat sebuah benda, Luhan rasanya familiar dengan benda yang di pegang namja itu. kalau dia tidak salah yang di pegang pemuda itu adalah...–
KALUNGNYA!
"Hah?! Bagaimana bisa ada di dia?!" Ujar Luhan dengan muka memelas. Namun belum sempat Luhan berpikir panjang, Pemuda itu selesai dengan makanannya dan segera meninggalkan cafe itu dengan beberapa lembar uang di atas meja.
'Kalungkuuu T.T' Ujar Luhan menatap kalungnya yang di masukkan kembali ke saku pemuda itu.
Luhan melihat pemuda itu menaiki mobilnya. Luhan buru-buru berpikir sebelum akhirnya melirik sepedanya yang terparkir di halaman depan. Luhan menarik nafasnya dalam-dalam..
"AKU HARUS MENGEJARNYAAAA!"
Sehun mengendarai mobilnya sambil melihat kalung di tangannya. Kalung ini sangat bagus karena berbentuk hati dan bisa di buka, di dalamnya ada foto pemilik kalung ini dan kedua orang tuanya. Sehun menatap jalanan di depannya.
'Bagaimana caranya aku mengembalikan kalung ini ke pemiliknya? dia saja selalu kabur-kaburan jika melihatku' Pikirnya.
Bagaimana dengan Luhan?
"HEYYY TUNGGUUU!" Luhan mengayuh sepedanya dengan kecepatan yang tak bisa di perkirakan, namun mobil di hadapannya tak kunjung menyadarinya.
"TUNGGU AKU!" Luhan mengayuh sepedanya lebih cepat lagi, dan berhasil menyusul mobil putih itu. Segera Luhan berhenti di hadapan mobil itu agar mobilnya berhenti.
.
CKITTTT!
.
Mobil itu berhenti dengan sempurna, Luhan menutup matanya karena takut kena tabrak. Sehun keluar dari mobil dengan tatapan khawatir.
"Kau tak apa-apa kan?! apa kau terluka?" Tanya Sehun. Luhan menatap Sehun dengan tatapan '-_-'
'Dasar bodoh, yang menyuruhnya berhenti kan aku, kenapa dia bertanya seolah-olah dia yang menabrakku -_-' pikir Luhan.
"Ah aku tidak apa-apa, hehe" Ujar Luhan tersenyum paksa.
"Ah! Kau pemilik kalung itu kan? Kenapa kau selalu kabur huh? padahal niatku ingin mengembalikan kalungmu itu" Ujar Sehun seraya mengeluarkan kalung milik Luhan lalu memberikannya ke Luhan.
"Huaaaa T^T Akhirnya aku temukan juga kalung milik ibuku, terimakasih ya.. umm.." Luhan berhenti sejenak dengan tatapan 'Dasar bodoh, aku belum tahu namanya'.
"Haha, namaku Sehun.."
"Terimakasih Sehun, eumm.. maafkan aku juga ya.." Ujar Luhan dengan nada gugup.
"Untuk?"
"A-aku menggores mobilmu tadi pagi.." Ujar Luhan, telunjuknya menunjuk goresan bekas sepedanya tadi pagi. Sehun melirik goresan tersebut
"Ohaha, tak apa-apa, cukup dengan menggunakan ini" Sehun mengeluarkan sebuah lotion(?) lalu mengoleskannya tepat di goresan tersebut, lalu membersihkannya dengan sebuah sapu tangan..–
...–Dan goresan itu.. HILANG.
"HAH?! H-HI-HILANG? TTATT" Ujar Luhan dengan wajah kaget.
"Yasudah, aku duluan ya, Luhan^^" Sehun menaiki mobilnya lalu menjalankan mobilnya meninggalkan Luhan yang masih terbengong.
"Tunggu! dia tahu darimana namaku? Wahh apa dia bisa membaca pikiran orang?" Gumam Luhan mengantongi kalungnya lalu kembali menaikki sepedanya untuk bekerja kembali. Luhan terus berpikir bagaimana Sehun bisa mengetahui namanya.
Dasar bodoh, di seragam-mu ada Nama-mu! Luhan!
"Tuan, sepertinya dia masih belum bisa membayar hutang-hutang ayahnya.. Bagaimana?"
"Kita main-main dulu saja, lebih baik kalian urusi Pria yang semalam mengangguku itu!"
"Baiklah.."
Pria bertopeng itu tersenyum sinis sambil menatap banyak foto di mejanya, lalu mengambil salah satu dari banyak foto-foto tersebut.
"Kau, targetku yang pertama.."
.
.
.
To Be Continue.
A/N : Hai, Aku newbie disini. Pertama-tama aku minta maaf kalau misalkan bahasanya kurang menyenangkan atau tak enak di baca, karena aku pake bahasa sendiri :) yang kalau memang keberatan aku bisa memperbaiki di chapter selanjutnya.
Kamsahamnida (/.\)
