Author Note : Hallo. Dari bertahun - tahun mulai mengenal yang namanya dunia fanfiction, ini pertama kalinya saya meng-publish story buatan saya sendiri di sini. Bisa dibilang karena saya masih ragu dengan cerita dan pemilihan bahasa yang saya buat. Tapi, fanfict ini tetap menjadi fanfict debut saya di ffnet ( Yeeeee )
Jadi, jika ada kesalahan / typo mohon dimaklumi. Saya akan berusaha meng-edit kata yang salah pengetikkannya jika saya menyadarinya nanti/?
Kebetulan pair di fanfict ini adalah pair yang jarang banget di notice fans Eyeshield 21 lain. ShinWaka memang bukan pair real di anime maupun manga, tapi shinwaka tetep jadi pair nomor 1 saya. Setelah Akakuro dan AoKise tentu aja #StopMe2k15
Oh iya, disini mereka memanggil satu sama lain dengan nama pertama. Yaitu Seijuro dan Koharu. Karena mereka sudah menjadi sepasang kekasih disini. Maaf sekali lagi jika romancenya kurang srek karena jujur aja saya sedikit nervous saat menulis genre romance ;~;
Enjoy reading! Don't forget to comment when done. Kritik kalian juga bermanfaat loh. Jangan sungkan untuk menyatakannya tapi tentu dengan kata - kata yang sopan ya ^^
Tap tap tap
Sebuah suara langkah kaki terdengar jelas di lorong sekolah elite yang bernama Oujou itu. Tidak ada seorangpun terlihat kecuali seorang gadis mungil berkuncir kuda yang dengan cepatnya berjalan sambil membawa tugas tugasnya. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore yang membuat manager dari klub amefuto itu tergesa - gesa. Dia terlalu sibuk dengan tugas - tugasnya sampai melupakan latihan amefuto sore ini.
"Maaf aku terlambat!"
Semua mata tertuju pada gadis yang tiba-tiba membuka ruang gym dengan terburu-buru itu. Shogun yang merupakan pelatih dari klub amefuto tersebut hanya mengangguk dan melanjutkan pengecekan pada beberapa anggota. Beberapa dari mereka menatap heran ke pelatih yang sering dikenal sebagai orang yang disiplin waktu itu. Biasanya jika salah satu dari mereka terlambat sedikit saja, pelatih mereka akan memarahi orang itu dan memberi hukuman. Tapi sepertinya kali ini tidak. Tidak bagi manager mereka.
"Pelatih? Tidak biasanya kau menolerir keterlambatan. Apa ada yang terjadi di rumahmu? "
"Hm tidak. Kali ini dia aku beri kebebasan sedikit"
"Maksudmu pelatih?"
"Wakana sedang sibuk akhir - akhir ini. Aku sering melihatnya belajar di perpustakaan sendirian."
"Ah iya juga. Semester ini memang sibuk seperti biasa"
Setelah percakapan singkat itu, mereka melanjutkan aktivitasnya lagi dengan diam. Sedangkan gadis yang mereka bicarakan masih sibuk untuk mengatur tugas - tugasnya di salah satu meja. Dengan tidak sengaja, dia menyenggol kertas yang ditumpuknya disebelah hingga terjatuh ke lantai dan membuatnya mendengus kesal. Jujur saja badannya sangat lemas hari ini sampai menaiki tangga saja sulit. Belum lagi dia yang akan membersihkan ruang gym ini sampai malam. Mau jadi apa badannya nanti.
"Kau baik-baik saja Koharu?"
Suara itu berhasil membangunkan Koharu dari lamunannya. Ya mungkin hanya sedikit orang mengenal manager klub amefuto satu ini. Bukan seperti Mamori Anezaki dari Deimon, Juvia dari Bando Spider dan manager klub lain yang terlihat sangat dewasa, manager satu ini sangat mungil dan patut dilindungi. Dan lelaki di depannya adalah seorang pemain amefuto yang menerima gelar MVP dari banyaknya pemain amefuto berbakat di jepang. Dia adalah Shin Seijuro, Linebacker dari Oujo White Knight.
"A-ah aku baik - baik saja Sei. Lanjutkan latihanmu saja ya. Maaf menganggu"
Wakana mengambil kertas dari tangan Shin dan merapikannya lagi di meja. Tidak lupa dia tersenyum dengan manis
sehingga membuat orang didepannya ikut tersenyum kecil. Sebenarnya Shin tau apa yang di rasakan Ko- Wakana saat ini. Dia dapat melihat kelelahan di mata gadis itu tapi dia memilih diam saja. Karena sejujurnya dia tidak tau harus berbuat apa. Dia takut jika hal yang dilakukannya malah akan membuat Wakana makin terbebani. Hal itu yang terus dipikirkan Shin saat dia latihan push up dengan satu tangan dan training sehari-hari yang dilakukannya.
"Shin? Kau kenapa? Tumben sekali tidak fokus seperti itu"
Shin berhenti sejenak dan melihat temannya yang seorang mantan idola disebelahnya itu. Dia hanya terdiam dan melihat Wakana yang sedang tenggelam dengan tumpukan kertas soal di meja kecil di pojok ruangan. Sakuraba yang mengikuti arah tatapan Shin pun mengerti dan menepuk bahu temannya itu
"Kau khawatir dengan manager kan ? "
"Tentu saja. Dia sudah seperti itu selama beberapa hari ini"
"Lalu kau tau apa yang harus kau lakukan Shin?"
Mendengar hal itu, Shin diam mematung dan berfikir dengan keras. Apa yang seharusnya dia lakukan sekarang?
"...Tidak" Sakuraba yang mendengar hal itu hanya bersweatdrop ria. Dia sudah tau apa yang akan dijawab Shin tidak akan membuatnya puas
"Bisakah kau membantuku Sakuraba? Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan."
"Tentu saja" Laki-laki berambut kuning itu tersenyum senang dan sudah mulai memikirkan rencana apa yang akan dia dan anggota lain lakukan.
Shin terdiam untuk kesekian kalinya. Kata - kata Sakuraba masih terngiang - ngiang di pikirannya.
"Hal pertama yang harus kau lakukan adalah perhatian. Bantu dia saat dia kesulitan. Gendong sampai rumah kalau perlu karena aku tau tugas itu membuat dia lelah."
Haruskah dia melakukannya ? Kalau dia melakukan itu pasti akan aneh di mata Wakana. Tapi kalau tidak, dia akan di cap sebagai pacar yang tidak perhatian. Masalah iya dan tidak itu terus berlanjut dengan sengit di kepala Shin sambil menunggu Wakana keluar dari ruang gym.
"Mau aneh atau tidak, aku akan tetap melakukannya." kata Shin di dalam hatinya. Toh itu juga merupakan kewajibannya sebagai seorang kekasih untuk perhatian dan membantu pasangan jika mengalami kesulitan. Apalagi mereka sudah mulai berpacaran lama. Memahami keadaan masing-masing sudah biasa kan?
"Maaf aku lama Sei"
Ucapan itu hanya dibalas anggukan oleh Shin. Lalu dia melihat Wakana yang kesulitan membawa banyak barang di tangannya. Berniat untuk membantu, Shin menyentuh tangan Wakana dan malah membuat Wakana kaget sehingga semua barang barangnya berjatuhan. Dia menghela nafas untuk kesekian kalinya sekarang
"M-maaf Sei aku kaget jadinya aku tidak sengaja-"
"Kau yakin tidak apa - apa?"
"E-eh? Maksudmu ?" Wakana kaget sekaligus heran. Jarang sekali Shin sangat perhatian seperti ini kepadanya. Biasanya dia cuma mengangguk dan mengantarnya pulang lalu melanjutkan lari nya sampai malam. Tapi kenapa hari ini sangat berbeda?
"Kau lebih ceroboh dari biasanya. Dan juga tolong berhenti meminta maaf. Kau tidak salah apa - apa" Ucap Shin sambil memunguti barang yang tadi dijatuhkan Wakana
"Iyakah? Mungkin karena aku sedikit lelah. Minggu ini tugasku sangat banyak" Wakana membantu mengambil barang yang jatuh tadi sampai tangan mereka bersentuhan. Shin dapat merasakan betapa dinginnya tangan Wakana dengan mengenggam tangan itu dan membuat pipi Wakana merona merah
"Biar aku saja yang bawa. Tasku masih muat untuk menaruh ini semua"
"K-kau yakin?"
Shin mengangguk lagi dan memasukkan barang-barang itu ke dalam tasnya. Wakana hanya memperhatikannya dalam diam sambil bersyukur dalam hati bahwa kekasihnya sangat peka kali ini. Dan semoga saja untuk nanti nanti juga.
Setelah Shin selesai memasukkan barang-barang itu, lalu dia membawa tasnya di dada bukan di punggung. Dia berjongkok di depan Wakana dan hal itu membuatnya sangat bingung.
"Naik."
"E-eh?!"
"Aku tau kakimu sudah lemas. Daripada jatuh di jalan, lebih baik aku gendong kan? Di hitung - hitung bisa jadi salah satu bahan latihan ku"
Mendengar hal itu membuat pipi Wakana merona lebih merah dan membuatnya salah tingkah. Dia tentu ingin digendong seperti itu. Tetapi ya memang Shin adalah orang yang terlalu polos jadi dia tidak terlalu banyak melakukan PDA. Bahkan Wakana berani bertaruh kalau Shin tidak tau apa itu PDA. Dan tentu saja hal yang terjadi sekarang membuatnya sangat senang sekaligus gugup
"B-baik"
Dengan perlahan, Wakana menaiki punggung Shin dan seketika rasa hangat menjalari seluruh tubuhnya. Tangannya memeluk leher Shin dengan hati-hati. Tidak ingin membuat Shin terasa tercekik karena pelukan di lehernya yang terlalu kuat
Shin yang merasa Wakana sudah menaiki punggungnya pun berdiri dan membuat posisi Wakana nyaman dipunggungnya. Setelah merasa cukup, Shin pun mulai berlari pelan sambil menggendong Wakana di punggungnya. Hari yang sudah hampir malam membuat jalan perlahan - lahan menjadi sepi. Tapi tidak dengan kawasan rumah Wakana yang memang selalu ramai karena wilayahnya yang terbuka dan banyak pedagang. Shin tidak heran Wakana tidak takut pulang sendirian ke rumah apabila Shin ada latihan tambahan.
"Seijuro ?"
"Hn?" Jawab Shin sambil terus berlari. Banyak orang melintas yang melihat mereka berdua sambil tersenyum ataupun berbisik dengan teman atau pasangan masing-masing. Entah karena mereka merasa senang melihat sepasang kekasih itu ataupun malah sebaliknya
"Terima Kasih"
Shin tersenyum dan berhenti berlari. Dia menoleh ke samping untuk melihat Wakana tapi tiba-tiba gadis itu mencium pipinya dengan lembut dan mengelus rambutya dengan penuh kasih sayang
"Terima kasih karena telah membantuku selama ini"
Dengan sedikit kesulitan, Wakana mencoba turun dari punggung kekasihnya. Ini merupakan moment paling langka dalam sejarah hubungan mereka. Jadi dengan sebisa mungkin dia ingin melewatinya dengan istimewa pula.
"Aku juga berterima kasih kepadamu akan hal yang sama. Aku tidak menyesal sedikitpun karena telah membagi kecintaanku kepada amefuto. Karena aku telah menemukan hal yang patut aku lindungi dan perjuangkan, yaitu kau Koharu. "
Shin tersenyum dan mengangkat tubuh Wakana dengan tangan kirinya sampai wajah mereka sejajar satu sama lain. Shin mulai memperkecil jarak antar wajah mereka sehingga hidung mereka berdua saling bersentuhan. Wakana dengan lembut memegang kedua pipi Shin yang mulai dingin dengan tangannya dan membisikkan suatu kata yang sangat jarang mereka ucapkan ke satu sama lain.
"愛してる, 進 清十郎 "*
"私も愛してる, 若菜小春 "**
Semua perasaan yang ingin mereka ucapkan tertuang seluruhnya saat ini. Ciuman yang lembut dan penuh kasih sayang itu pun dapat menjelaskan seberapa berharganya Wakana bagi Shin dan begitu juga sebaliknya.
"Stay with me, okay?"
"Okay."
OMAKE :
"Aku tidak tau kenapa aku setuju melakukan ini dengan kalian."
Dibalik semak-semak, terlihat semua anggota Oujou White Knight yang sedang mencuri-curi pandang ke arah ShinWaka yang sedang bermesraan itu. Yang tentu saja diketuai oleh Sakuraba. Dan diikuti oleh Otawara, Ikari, beberapa anggota lainnya dan anehnya Takami juga ikut. Mereka melihat semua kejadian dari awal sampai akhir dengan puas. Terlebih lagi Sakuraba.
"BHAHAHA, jiwa muda memang tidak bisa dihentikan ya"
"Cara pertama sukses. Tunggu caraku selanjutnya Shin!"
"Kalian benar - benar ya. . ."
* = Aku menyayangimu, Shin Seijuro
** = Aku juga menyayangimu, Koharu Wakana
.
.
.
.
- Chapter 1 : done -
