Little blue

By : Ohirabo

Warning : AU, boyxboy, Yaoi, Typo (s), NC, alur ajaib/suka-suka.

Pairing : ChanBaek. Hunbaek.

Langkah kakinya dia bawa melangkah menapaki lantai marmer di bawahnya. Ketidak tertarikannya terpancar jelas, meskipun begitu ia masih mendapat tatapan penuh kekaguman sepanjang jalan memasuki ruangan pesta. Bisik-bisik terdengar, tentang bagaimana aura dominan terpancar jelas dari tubuhnya. Orang-orang tau siapa dia sebenarnya.

Ruangan pesta begitu megah dengan lampu gantung kristal ditengah ruangan. Menggantung dengan gagahnya, seolah memberi tau para tamu yang hadir bahwa yang mengadakan pesta bukan orang sembarangan.

Petinggi perusahaan atau seorang pejabat mungkin. Ia tak ambil pusing.

Tangga dengan model klasik membawanya ke lantai dansa dimana lautan manusia sedang menari mengikuti musik yang ada.

Iringan musik membuat pesta terkesan meriah, tapi ia tetap tak menunjukan rasa ketertarikannya.

Tangan ia bawa masuk kesaku celana, merasa kurang nyaman dengan suasana pesta yang menurutnya memuakan. Tawa dan senyum palsu menghiasi setiap wajah tamu yang hadir. Entah mengapa mereka suka berpura-pura.

Jika bukan karena paksaan untuk menghadiri pesta ini. Ia tak akan mau menjejakan kakinya disini.

Si tukang paksa yang sayangnya adalah kakak sepupunya sendiri dengan merangkap menjabat menjadi sekretaris perusahaan milik keluarga. Mengancam dengan alih-alih akan membuatnya terperangkap dengan kencan buta dan berhasil membuatnya selalu berkata 'ya' di setiap paksaan.

Seorang pelayan datang, menawarkan segelas vodka kepadanya. Ia tak menyukai vodka atau minuman beralkohol jenis apapun, tapi ini pesta dan dia harus meminumnya meski hanya segelas untuk menghormati si pembuat acara.

Minuman di tangannya tapi tak berniat untuk meminumnya. Matanya menyapu pandang ke semua arah, mencari si pembuat acara untuk basa-basi dan setelahnya pulang.

Ia sudah merencanakannya dari awal, datang, basa-basi dan pulang. Setidaknya ia sudah datang, meskipun dia berencana pulang cepat.

Hampir semua yang ia lihat disini tak ia kenal. Selebriti dan anak-anak orang kaya pikirnya, terlihat dari pakian-pakian yang mereka kenakan. Pesta ini begitu asing, karena tak seorang pun dikenalinya.

Mungkin karena selama ini ia tak pernah menghadiri acara seperti ini. Acara yang paling sering di hadirinya adalah acara makan malam yang kaku bersama kedua orang tuanya. Setidaknya itu lebih menyenangkan dari pada terjebak di pesta dengan orang-orang asing disekitarnya.

Wajah tanpa minatnya selalu menjadi objek bisik-bisik setiap orang yang melewatinya. Ia tak ambil pusing, sudah sering mengalami hal seperti itu. Pengaruh keluarga membuatnya lebih terkenal dari seorang artis dan dia tak menyukainya.

Matanya menatap sosok yang sedang menaiki penggung. Dengan setelan jas mahal yang menghiasi tubuh tingginya.

Si pembuat acara.

Oh Sehun.

Anak pemilik perusahaan otomotif yang terkenal akan wajah dingin tanpa ekspresi. Ia tau tuan muda dari keluarga Oh itu, karena beberapa kali membaca majalah otomotif yang berisi tentang keluaraga pemilik perusahaan itu. Dan sepupunya yang selalu terdengar marah setiap mendengar nama itu.

Hah. Akhirnya dia menemukan pembuat pesta, sebelum ia benar-benar mati karena bosan.

Oh, tidak salah yang datang kepesta ini adalah orang-orang kaya semua. Dia juga dikenal sering mengadakan pesta besar maupun kecil hampir setiap minggu selalu ada pesta dalam listnya.

Ia bahkan tak tau kenapa Oh Sehun itu membuat pesta sebesar dan semeriah ini. Ulang tahun kah? Dia terlalu tua untuk merayakan ulang tahun semeriah ini.

Lamunannya dibuyarkan oleh tepukan pada bahunya dan mendapatkan seorang pria berwajah putih dengan sebuah senyum menyapa.

"Tumben aku lihat kau ke pesta seperti ini?!" Pria di depannya terkekeh dengan tangan memegangi gelas. "Apa yang membawamu kemari Chanyeol?"

Akhirnya ada seorang yang dikenalnya di pesta ini. "Aku dipaksa hyung..." Dia kembali menatap kearah panggung dimana sekarang Sehun sedang berkata tentang pestanya-entah Chanyeol tak terlalu mendengarkan.

Kim Junmyeon atau sering dipanggil Suho, anak pemilik rumah sakit terbesar di korea. Seorang dokter muda cerdas dan sedikit cerewet. Tapi setidaknya ia mengenal Suho cukup lama karena ayah Suho yang menjadi dokter keluarganya.

"Siapa yang berani memaksa seorang Park Chanyeol?" Lagi-lagi pria itu terkekeh, padahal tak ada yang lucu. Yah, Chanyeol tau jika Suho hyung memang memilki selera humor yang aneh. "Pasti itu Luhan hyung?" Lanjut Suho

Setelah tak mendapatkan respon apapun dari orang disebelahnya, Suho memperhatikan arah pandang Chanyeol sekarang.

"Apa yang kau lihat?" Suho bertanya saat tak menemukan sebuah objek yang menarik dari arah pandang Chanyeol.

"Siapa dia?"

Sekali lagi Suho mengikuti arah pandang Chanyeol dan mendapatkan sebuah objek yang berdiri dibelakang Sehun. "Baekhyun?" Seperti ragu jadi Suho menegaskan. "Kemeja baby blue itu?"

"Iya, dia tak seperti orang-orang dipesta ini, dia hanya menunduk sedari tadi..." Mata Chanyeol masih fokus menatap pria yang berdiri dibelakang Sehun dengan kepala menunduk dalam. Menyembunyikan wajah dibalik rambut kecoklatnya.

Pria berkemeja baby blue itu tak terlihat seperti orang-orang yang menghadiri pesta ini. Orang-orang yang terkesan angkuh dengan mengangkat tinggi-tinggi dagu mereka seakan menunjukan siapa sebenarnya mereka.

"Yah, dia hanya pembantu Sehun dan budak sex mungkin..." Suho berkata dengan sedikit ragu diakhir kalimat, sesekali meminum alkohol yang dari tadi dibawanya.

Chanyeol menoleh cepat dan memicingkan matanya, seakan tak percaya dengan perkataan Suho.

Merasa terintimidasi Suho berkata cepat. "Ini adalah pertama kali kau kepesta yang di adakan Sehun, bukan?" Suho bertanya dan di hadiahi anggukan singkat dari Chanyeol. "Dan kau tau aku sering datang kepesta seperti ini-" ada jeda beberapa saat karena Suho kembali meminum, minumannya. "Hal biasa saat menemukan orang seperti kita memiliki seorang maid yang selalu berada dibelakang kita dan mengurus keperluan kita-"

"Aku tidak!" Chanyeol memotong perkataan Suho.

"Ya, aku tau kau bung!" Suho berkata lagi sambil kembali meminum alkoholnya. "-keperluan itu termasuk sex, dan yah tugas Baekhyun adalah itu."

Seakan tak percaya perkataan Suho, Chanyeol hanya mengangguk sebagai jawaban setelahnya Suho pamit untuk menyapa teman-temannya dipesta itu.

Chanyeol tau, orang-orang seperti dirinya memang memiliki maid yang akan selalu berada dibelakang mereka untuk mememuhi semua kebutuhannya. Tapi Chanyeol terakhir kali memiliki maid saat di tahun pertama junior High School. Karena ayahnya ingin membuat Chanyeol menjadi anak mandiri bukan hanya tergantung kepada maidnya saja.

Maid menjadi budak sex? Lelucon macam apa itu?

Maid yang ia tau, hanya mengurus keperluan umum saja. Seperti menyiapkan makan, pakian dan keperluan yang terkesan biasa. Bukan keperluan yang terkesan pribadi seperti sex? Oh, apakah orang-orang kaya sekarang tidak bisa menghormati sesama manusia? Bahkan maid juga seorang manusia.

Saat Chanyeol memperhatikan lebih seksama, orang itu dari tadi hanya menunduk. Tubuhnya mungil, karena kemeja yang dikenakan itu terlihat kebesaran.

Tapi dia juga tak terlalu ambil pusing, karena itu bukan urusannya. Jam pada tangan kanan ia lihat, sudah hampir tengah malam dan Chanyeol memutuskan untuk pergi, pesta seperti ini cukup membosankan untuknya.

Chanyeol memutuskan pergi dari pesta itu, tanpa menyapa si pembuat acara seperti rencana awalnya. Tangannya bisa terkontaminasi ketidak sopanan setelah mengetahui fakta jika tuan muda Oh itu memiliki maid sexnya sendiri.

Langkahnya ia bawa menaiki tangga, saat kakinya sudah akan sampai di anak tangga teratas, sebuah tawa beberapa orang terdengar, mendominasi musik yang sedang diputar.

Penasaran Chanyeol memutar tubuhnya dan mendapatkan beberapa orang melingar dan pria berkemeja baby blue berada di tengah-tengah. Tubuhnya gemetar. Sehun juga berada disana wajah dinginnya masih tercetak jelas.

Chanyol masih memperhatikan hal tersebut di tempatnya, dengan tangan yang ia silangkan di depan dada.

"Hei Sehun, bolehkah aku meminjamnya semalam?" Pria dengan kemeja hitam itu berseru dengan tangan kurang ajarnya meremas bokong Baekhyun. Chanyeol dapat melihat jemari Baekhyun memerah karena remasan pada jari-jarinya sendiri.

Dan Chanyeol mendapat satu fakta, bahwa pria berkemeja baby blue tak menyukai perlakuan seperti itu tapi dia hanya diam menerima perlakuan itu.

"Tentu.." Sebuah seringai terpatri di wajah tuan muda itu. "...tapi malam ini aku yang ingin memakainya..." Sehun berkata sambil jemarinya dibawa untuk membuat Baekhyun mendongak kepadanya. Untuk pertama kalinya Chanyeol melihat wajah pria itu, matanya yang berkaca-kaca dengan wajah mulus tanpa celah. Chanyeol tidak yakin bahwa dia itu seorang pria.

Sehun tanpa aba-aba melumat kasar bibir pria di depannya membuat sorakan para tamu menjadi pengiring ciuman panas itu. Haning suasana seketika saat suara liur dan dan lidah terdengar mendominasi. Saat tangan Sehun sudah mulai naik dan melepas satu persatu kancing kemeja Baekhyun. Baekhyun ter-egah tangan mungilnya ia bawa untuk memukul dada Sehun.

Perut Chanyeol seakan diobrak-abrik oleh sesuatu, mual seketika dirasakannya. Saat mendapat nontonan kelewat vulgar didepannya. Ratusan tamu yang hadir seakan menikmati nontonan vulgar itu tanpa ada yang menyuarakan protesnya.

Sebelum ciuman sepihak itu semakin panas, atau bahkan berubah menjadi pemerkosaan. Chanyeol berjalan cepat ke arah dimana tindakan pelecehan itu terjadi. Tangannya mengambil segelas minuman dari seorang pelayan yang lewat dan melangkah semakin cepat sebelum pakian pria mungil itu habis dilucuti.

Tubuh Chanyeol yang lebih tinggi memudahkan Chanyeol untuk menyiramkan alkohol di gelas yang dia bawa keatas kepala Sehun.

Sontak Sehun kaget dan berteriak karena acaranya diganggu. Semua orang termasuk Sehun menatap tak percaya kepada si pelaku penyiraman.

"Setidaknya kau memiliki sopan santun untuk tidak melakukan hal itu ditempat seperti ini." Nada datar terucap membuat hening seketika.

"Bangsat! Apa urusanmu, sialan!" Sehun mengumpat dengan penuh amarah terpampang jelas di wajahnya. Chanyeol tak menanggapi, ia hanya memperhatikan pria yang sekarang sedang mengancing kembali kemejanya. Wajahnya sudah dipenuhi lelehan air mata.

"Security!" Sehun berteriak memanggil beberapa pria berbadan besar berjas hitam. "Seret keluar tamu tak diundang ini!" Perintahnya sebelum Chanyeol melempar sebuah undangan kearah Sehun.

"Kau yang mengundangku Sehun-ssi" Chanyeol berkata dengan senyum miring sambil membawa tangannya kearah kerah jas yang dikenakan Sehun, mengibaskan tangannya berpura-pura membersihkan debu disana.

Dirasanya tubuh Sehun menegang saat membaca segaris nama yang ia hafal betul diluar kepala.

"Park Chanyeol?!"

to be continue

Ohi : gue kangen moment chanbaek T.T