Warning : gaje, segaje pembuat cerita, penuh typo. Genderswitch. dll.
Disclamer : Suju selamanya milik diri mereka sendiri dan Tuhan.
Rated : T semi M.
Pairing : Siwon-Kibum
Gendre : Suspene. Romance. Supernatural.
Inspired by : Twiligt-Sthepenie Meyer. Black Chery- Yuuki D'Gray. Akkay Yuki-Cake factory
The Embrace OF Night
Summary: "Aku mencintainya. Aku mencintainya dengan penuh hasrat, amat sangat, dari jiwaku yang terdalam, dan dengan setiap degup jantungku. Saat itulah, aku merasa sanggup, dengan senang hati untuk menyerahkan kehidupan ini untuk bersamanya selamanya."
Dracula My Love_Syrie James
chapter 1.
Siwon melangkahkan kakinya memasuki sebuah ruangan yang relative lebar, ada banyak barang-barang yang dipajang di lemari. Dilihatnya kekasihnya yang berambut coklat panjang bergelombang sedang menyiapkan makanan, hanya terdengar suara talenan yang beradu dengan pisau, dan juga suara sayuran yang terpotong.
Kibum menolehkan kepalanya, tersenyum menatap seorang pemuda yang sedang memeluk pinggangnya dari belakang.
"Oppa, kau mau membantuku memasak ini?"
"Hn…" Siwon meletakkan dagu nya di atas bahu Kibum yang ramping, mencoba menghirup sedalam mungkin aroma bunga Kibum dan hujan yang membaur menjadi satu menguar dari tubuh Kibum. Bau yang membuat tenggorokan nya menjadi semakin panas.
"Wonnie… hentikan, apa kau tidak melihat aku sedang sibuk?" Kibum melenguh tertahan saat merasakan lidah Siwon menyapu permukaan lehernya yang sensitive.
"Aku menginginkanmu chagiya." Suara Siwon yang berat terdengar semakin menggoda.
Siwon mulai mengecup perlahan permukaan leher Kibum dan sesekali menggigitnya lembut hingga menimbulkan bercak kemerahan.
Kibum membalikan tubuhnya menghadap Siwon, melingkarkan kedua lengannya di leher pemuda itu, wajah Siwon nampak datar seperti biasa, namun kali ini berbeda, ada sesuatu yang lain—yang berkobar di matanya yang sekelam malam. Hasrat yang tertahan, ada gelora yang tidak tersampaikan, gairah, seketika Kibum merasa terjebak dan tidak ingin melepaskan diri.
Siwon membelai lembut permukaan wajah Kibum, membuat gadis itu memejamkan matanya menikmati sentuhan Siwon di kulitnya. Saat Kibum membuka mata, Siwon menyentuhkan permukaan bibirnya dengan bibir Kibum, mengulum pelan, menggigiti bibir bagian atas, meminta ijin untuk akses masuk. Segera saja lidah Siwon menjelajahi bagian dalam mulut Kibum yang hangat dan basah, tidak disia-siakannya kesempatan itu, benda lunak itu bergerak menginvasi seluruh bagian tanpa ampun, mengabsen satu persatu gigi Kibum yang berbaris rapi. Lidah mereka saling membelit satu sama lain.
Siwon tidak berhenti sampai disitu saja, saat Kibum melepaskan diri karena membutuhkan pasokan oksigen, Siwon menurunkan ciuman nya ke sekitar leher, menjilatinya dengan penuh nafsu sementara Kibum meremas helaian rambut Siwon dengan gemas.
Entah bagaimana terjadi, giginya yang setajam silet sudah menembus lapisan kulit gadisnya yang tipis. Kibum mengerang, bukan karena nikmat, tapi karena merasakan adanya benda tajam yang menancap di lehernya.
"Arrrggghhh…" Kibum mencoba mendorong Siwon ke belakang, namun nihil, Siwon tetap pada posisinya semula.
Segera saja aliran darah berpindah secara paksa, terdengar suara-suara aneh yang menegakkan bulu roma. Suara darah yang dihisap secara paksa.
"Oppa lepaskan. Sakit…." Kibum memohon sambil berusaha melepaskan diri dengan meletakkan kedua tangganya di permukaan dada Siwon yang bidang.
Siwon seakan tidak mendengar, dia malah dengan refleks mengetatkan kedua lengannya yang melingkari pinggang Kibum. Dia sudah tidak bisa memikirkan apa-apa lagi, tidak juga Kim Kibum—gadis yang dicintainya—yang sekarang sedang menangis memohon untuk dilepaskan. Nafsu dan rasa haus yang selama ini ditahannya akhirnya membuncah hingga dia kehilangan seluruh akal sehatnya.
Siwon semakin tidak perduli, pemuda tampan itu justru malah dengan semakin beringas menghisap darah dari dalam tubuh yang sekarang sudah diam tidak bergerak, dan baru berhenti setelah rasa panas yang menggerogoti kerongkongan nya berganti menjadi rasa lega. Tubuhnya terasa sesak akibat banyaknya cairan yang masuk ke dalam tubuh.
Saat itulah akal sehat kembali merasuk, saat Siwon menyadari apa yang telah dilakukannya saat itulah pula-lah penyesalan tidak akan pernah bisa mengembalikan apa yang telah terjadi. Dirasakannya tubuh Kibum yang mulai mendingin dipelukkannya, gadis itu diam tidak bergerak, pucat tidak bernyawa, tidak pernah bisa melihatnya merona lagi.
"Bummie….!" Siwon menyenandungkan nama kekasihnya lirih. "Maafkan aku, chagi."
Apa yang selama ini menjadi ketakutan Siwon akhirnya menjadi kenyataan, yang terburuk sama sekali bukan tentang kematian yang menjadi jurang pemisah diantara hubungan mereka, bukanlah saat mendengar Kibum menjerit kesakitan—semua ingatan mengerikan itu akan dia bawa seumur hidupnya. Yang paling parah adalah mengetahui bahwa dia tidak bisa berhenti. Suatu saat dia percaya bahwa dirinya sendirilah yang akan menjadi penyebabnya lenyapnya Kibum dari hidupnya.
Rasa sakit di dadanya bermetamorfosa menjadi nyata saat tiga titik tomoe di leher kirinya tiba-tiba mengeluarkan rasa panas yang menusuk. Siwon mengerang saat rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya hingga ia merasa lebih baik mati daripada merasakan sakit yang begitu luar biasa menyiksanya.
"Aaarrrgghhhh…." Teriakan kesakitan Siwon membahana ke seluruh kamar hingga membuat Kibum yang tidur disampingnya terbangun dan panic mendapati kekasihnya seperti orang yang sangat menderita.
"Oppa…. Wonnie…." Kibum berusaha membangunkan Siwon yang berteriak-teriak kesakitan sambil tangannya memegang bahu kirinya dengan kencang.
Diguncang-guncangnya tubuh yang dipenuhi oleh keringat dingin yang mulai membanjir, Kibum mulai merasa panik.
"Oppa bangun. Kau kenapa?"
Mata Siwon membelalak terbuka dengan tiba-tiba, rasa panas itu masih menjalari seluruh tubuhnya. Dengan refleks Siwon memeluk tubuh Kibum dengan erat, seakan berusaha memastikan kalau gadis itu nyata.
"Bummie…" Siwon memanggil nama kekasihnya dalam keadaan nafas yang masih tersengal.
"Aaaarrggghhhh…." Rasa sakit itu kembali menyerang, membuat jatungnya berdetak cepat seolah akan lepas dari tempatnya.
"Oppa kau kenapa?" Kibum benar-benar ketakutan sekarang.
Siwon tidak menjawab, tangannya mengenggam kelima jari Kibum dan meremasnya dengan kencang, berharap bisa mengurangi sedikit rasa sakit yang mendera. Pemuda itu menyembunyikan wajahnya di dada Kibum yang sekarang ikut berdebar kencang, dia tidak ingin membuat Kibum melihat kedua bola matanya yang sekarang pasti sudah berubah warna menjadi merah dengan tanda bintang berputar di pupilnya.
Siwon mengetatkan pelukannya di tubuh Kibum yang sekarang duduk bersimpuh di atas tempat tidur mereka. Mereka masih tidak beranjak dari posisi awal saat Siwon merasakan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya perlahan semakin menghilang. Mendengarkan irama nafas Kibum yang mulai teratur sambil menghirup dalam-dalam aroma yang menguar dari tubuh gadisnya.
"Kau kenapa? Apa kau bermimpi buruk lagi?" Siwon mendengar pertanyaan Kibum yang sarat akan kecemasan sambil membelai lembut rambut Siwon.
Ini bukanlah kali pertama Siwon memimpikan hal yang paling ditakuti di dunia ini.
Siwon tidak menjawab, pemuda itu medongakkan kepalanya dan menatap kedua bola mata coklat bening Kibum yang bersinar redup dengan kedua matanya yang telah kembali pulih seperti semula. Langsung melumat bibir Kibum dengan ganas, seakan berusaha untuk menumpahkan semua perasaan takutnya. Kibum merasakan perasaan ganjil yang aneh saat merasakan lidah Siwon yang menelusup ke dalam mulutnya, seperti sedang berusaha menahan perasaannya. Entah kenapa Kibum merasa ciuman Siwon kali ini terasa menyakitkan baginya.
.
.
.
Siwon kembali memikirikan mimpi buruknya yang belakangan ini selalu menghantuinya pikirannya hingga membuat tidurnya tidak pernah lelap, dan lagi kebiasaannya itu membuat kekasihnya, Kibum, menjadi khawatir sambil membiarkan guyuran air shower yang dingin membasahi kulitnya yang telanjang.
Siwon keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk kecil di lehernya, setelah merapikan seragam sekolah yang dikenakannya Siwon duduk di beranda depan kamar dan membiarkan angin pagi yang sejuk membelai lebut bulu-bulu halus di wajahnya.
"Kau yakin mau pergi ke sekolah, Oppa?" Kibum yang juga sudah rapi dengan seragamnya, meremas pelan bahu Siwon yang duduk membelakanginya.
"Hn…"
"Mungkin ada baiknya kalau kau beristirahat saja di rumah." Kibum menyarankan dengan hati-hati.
Siwon beranjak dari duduknya dan memeluk pinggang Kibum dengan mesra. Memberikan kecupan singkat di bibir gadis itu. "Aku baik-baik saja chagi, tidak perlu mengkhawatirkan aku seperti itu."
"Kau tidak ingin sarapan dulu sebelum berangkat?"
"Bummie chagi… berhentilah memperlakukanku seperti anak kecil yang tidak berdaya."
Kibum terkekeh geli. Kibum yang seperti inilah yang membuatnya sangat mencintai gadis itu, perhatiannya, caranya menatap Siwon hingga membuat Siwon merasa seperti seorang yang sangat beruntung di dunia. Tapi sekali pun Siwon tidak pernah membayangkan kalau senyuman itu suatu saat mungkin akan memudar dari bibirnya saat gadis itu mengetahui rahasia tergelapnya yang bahkan coba ia sembunyikan dari dunia. Akan ada saat di mana Kibum akan menjerit ketakutan sambil berlari menjauhinya, saat itu terjadi dia bersumpah tidak akan pernah mencoba mencegah gadis itu. Namun jujur, Siwon tidak yakin akan dirinya sendiri, kalau saat itu datang, sanggupkah dia pergi dan melenyapkan dirinya sendiri?
.
.
.
"Kau duluan saja, aku masih ada urusan."
Kibum mengangguk patuh, gadis itu memberikan kecupan singkat dipipinya lalu kemudian beranjak pergi menuju kelasnya di lantai dua.
"Hai Snow white. Tumben kau terlambat?" Sahabat pirang Kibum langsung nangkring di sampingnya secara ajaib.
"Berhenti memanggilku Snow white. Dasar monyet!" dengus Kibum kesal.
"Mana pangeranmu itu? Tumben sekali dia melepaskanmu sendirian?" ucap Eunhyuk sambil memoleskan lip-gloss rasa chery dibibirnya yang sexy.
"Aku kan bukan anak kecil lagi, dan dia tidak tidak harus mengawasiku setiap saat. Dia bilang dia ada urusan."
"Ooh… ya? Urusan dengan wanita lain maksudnya."
"Apa maksudmu?"
"Bummie…. Kau ini polos atau naïf. Sudah berapa lama kau dan Siwon berhubungan? Dan selama satahun ini, kutanya apa saja yang sudah kalian lakukan, selain berciuman, tentu saja."
Wajah Kibum terasa panas mendengar pertanyaan Eunhyuk, dia memang pernah berpikir seperti itu sebelumnya, bertanya pada Siwon kenapa pemuda itu tidak pernah menyentuhnya sama sekali padahal Siwon sudah genap delapan bulan tinggal bersama di apartementnya dan selama itu pula mereka sekamar namun tidak pernah terjadi apa-apa selain Siwon yang menciumnya dan kemudian berlalu begitu saja, menyisakan tanda Tanya besar di benak Kibum.
Keanehan yang lain, Kibum tidak mengetahui siapa Siwon yang sebenarnya, dia tidak tahu Siwon berasal dari mana, Siwon tidak pernah menceritakan asal-usulnya, siapa dirinya, atau di mana keluarganya. Kibum hanya tahu kalau Siwon bermarga Choi.
"Kau pikir dia tidak mencintaiku?"
Pertanyaan Kibum membuat tawa Eunhyuk meledak seketika.
"Kau ini. Aku 'kan hanya bercanda. Semua orang juga tahu kalau Siwon hanya mencintaimu."
Sayanganya semua pernyataan Eunhyuk tidak mampu membuat keraguan Kibum memudar atau pun membuat pertanyaan di benak Kibum pupus begitu saja. Siapa Siwon sebenarnya, dan yang paling penting, apakan Siwon benar-benar mencintainya selama ini. Kalau memang Siwon mencintainya lantas kenapa mereka tidak pernah melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman.
"Kau sudah memberitahunya?" Yunho bertanya sambil menempatkan dirinya di samping Siwon yang sekarang sedang duduk sambil menjuntaikan kakinya ke bawah, mereka sekarang ada di atas sekolah.
"Belum..!"
"Kenapa?"
"Aku tidak siap. Aku tidak mau mengambil resiko dia akan meninggalkan aku."
"Kau berpikir Kibum akan meninggalkanmu kalau dia mengetahui kenyataannya?"
Siwon menghela nafas berat. "Lihat aku Yunho! Kau pikir dia akan mau menerimaku begitu saja setelah dia mengetahui kebenarannya."
"Kita tidak akan tahu kalau belum mencobanya Siwon." ucap Yunho sambil melompat turun dari ketinggian, meninggalkan Siwon berkawan sepi.
Siwon tahu kalau dia tidak akan bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi, cepat atau lambat, gadis itu akan mengetahui kebenarannya. Apalagi belakangan Kibum mulai curiga kenapa dirinya tidak pernah sekali pun makan malam bersama Kibum di meja makan. Dan ke mana saja dirinya pergi setiap beberapa hari sekali.
.
.
.
"Siwon ke mana sih?" Kibum melongokan kepalanya ke sembarang tempat, tapi gadis itu tidak mendapati kekasihnya di mana pun.
Kibum menghela nafas pelan sambil berjalan menuju ke atap sekolah, tempat dia dan Siwon sering menghabiskan waktu berdua di sana.
Saat sampai di depan pintu menuju ke atap, Kibum mendengar suara-suara aneh, seperti suara lenguhan yang tertahan. Seketika jantung Kibum berdetak kencang dengan sendirinya. Pelan-pelan Kibum membuka pintu atap yang ternyata tidak terkunci.
Kibum merasa jantungnya berhenti berdetak saat itu juga saat mendapati Siwon sedang menenempatkan rahangnya disela-sela lekukan leher seorang gadis yang terlihat tidak berdaya, gadis itu pucat tidak bernyawa karena kehabisan darah. Terdengar suara krek yang mengerikan saat Kibum melihat Siwon mematahkan leher gadis itu seperti mematahkan pensil yang sudah lapuk. Ada darah yang merembes ke lantai saat Siwon melepaskan rahangnya, segera saja tubuh gadis itu merosot jatuh ke lantai.
"Wonnie.."
To be continue.
R
E
V
I
E
W
Fic ini murni milik Choco Momo. aku sebagai author sangat membenci bashing karakter. Plagiatisme dan Flame dan bentuk pelecehan karakter dalam bentuk apa pun. Baik di fandom Naruto, Bleach juga Screenplay semua tidak ada bedanya. Aku disini untuk belajar mengembangkan bakat dan menghargai satu sama lain. Aku menyukai semua main cast & pairing.
Aku benar-benar senang bisa ikut meramaikan Fandom Screenpaly meskipun baru bisa mempublish fic recycle yang juga kupublish di fandom naruto. Kuharap kalian tidak keberatan dan ini tidak termasuk salah satu pelanggaran guidelness.
Jeongmal Gumawo bagi yang bersedia membaca. Happy reading^^
