Title : My Ice cream Doctor.?

Author : Rilakkumaa_94

Cast : Oh Sehun.

Xi Luhan.

Park Chanyeol.

Do Kyungsoo.

Pairing : HUNHAN ( SEHUN X LUHAN)

Genre : Drama, Romance, Friendship, Comedy (gaje) dll.

Rating : T

Playing : Bolbbalgan4 – YOU = I

Foreword : Annyeong yeorobeun ini ff hunhan pertama saya -_- / sebenernya akutuh Chanbaek Shipper, dan ngebim masnya Sehun, tapi asyudahlah kayaknya kalo di ff ini yang main si Sehun jadi complicated banget. Jadi dengan lapang dada saya serahin Sehun buat Buncan. Maapkeun kalo ceritanya ngebosenin dan nggak banget, atau pasaran.

Hope you all like it! Happy reading^^ Sorry for typo :v

Rilakkumaa_94

present

.

.

.

" Ini terlihat seperti taman bermain."

" Lihat kau terlalu kaku untuk ukuran pria dewasa sehun-ah."

" Mati kau Xi Luhan."

.

.

.

.

" Kau harus jadi Guru."

" Kau harus jadi Dokter."

" Kau harus jadi Pilot."

" Kau harus jadi Pramugari."

" Kau harus jadi Arsitek."

Sepenggal harapan orang tua yang ditujukan kepada anak anaknya. Semua orang tua berkeinginan kehidupan anaknya dimasa depan lebih baik dari mereka. Anak anaknya menjadi orang yang berguna, hidup dengan layak , membangggakan, dan bisa mengangkat derajat mereka. Meskipun dengan catatan banyak dari para orang tua malah memaksakan kehendak mereka pada anaknya.

Terkadang 9 dari 10 anak yang diperlakukan seperti itu menolak dan ingin memilih jalan kehidupanya sendiri, tapi orang tua seperti tidak mau tahu dan tidak peduli terhadap perasaan anaknya. Para orang tua beranggapan bahwa yang dinginkan orang tua untuk anaknya lebih baik, karena mereka yang paling tahu dan sudah memiliki banyak pengalaman.

Seperti yang dialami gadis cantik bernama Xi Luhan ini. Dia harus menjadi salah satu korban dari keegoisan orang tuanya, gadis cantik yang sudah memasuki kepala dua ini harus lebih melapangkan dada jika kehidupannya dimasa mendatang tidak akan sesederhana sekarang ini. Gadis cantik yang memiliki rambut panjang sebahu, bulu mata lentik dan tentu saja cantik itu dipaksa menjadi seorang ahli bedah yang handal oleh kedua orang tuanya. Bahkan mereka tidak segan segan mengeluarkan uang banyak untuk memasukkan putri mereka kesalah satu universitas terbaik di Seoul dan tentu saja itu mahal. Bukanya otak Luhan tidak mencukupi atau kurang diatas rata rata , dia bisa saja masuk ke Universitas yang lebih baik karena jujur saja otak Luhan juga mampu diajak bekerja jika ia mau tapi lain halnya dengan yang satu ini, " menjadi dokter" Ya! dia hanya tidak suka dan malas untuk belajar hal dibidang kedokteran dan melakukan sesuatu yang tidak ia sukai.

Ck! Bayangkan saja dia sungguh benci dengan cairan kental berwarna merah dan berbau amis yang disebut darah. Luhan sangat menyukai warna merah, hitam dan biru. Merah salah satu warna favoritnya tapi untuk darah. Tidak, terima kasih.!

Kringg Kringg

Bunyi alarm memenuhi kamar bercat biru laut ini. Seluruh penjuru kamar terkesan penuh dan tidak ada satupun yang kosong. Banyak sekali poster poster boyband yang Luhan sukai.

" Eunggghhhh…" Erang gadis cantik itu yang masih bergumul didalam selimut hangatnya. Merentangkan kedua tanganya keatas sembari menguap dengan lebar.

Gadis itu terduduk kemudian dan mengamati kamarnya, masih enggan untuk bangun.

Luhan melirik kearah meja nakas disamping tempat tidurnya, jam 6.15 am,masih pagi pikirnya.

Luhan mengucek ucek matanya dan segera bangun untuk menuju kamar mandi. Hari ini hari yang katanya penting bagi orang tua Luhan, tapi untuknya tidak. Hari ini tepat hari Selasa, Luhan akan menjalani kegiatan terbarunya menjadi seorang asisten dokter atau coass.

30 menit kemudian gadis itu sudah memakai pakaianya dengan lengkap dan rapi. Celana jeans berwarna navy dan sebuah sweeter berwarna biru laut dengan kombinasi tas kecil berwarna pink membuat Luhan tampak cantik. Meskipun dia tidak secantik Yoona SNSD dan tidak seseksi Miranda Kerr tapi Luhan juga lumayan cantik.

Luhan memoleskan lipstick berwana pink pada bibir mungilnya, untuk menyokong penampilanya yang sudah maksimal hari ini. Setidaknya untuk hari ini dia harus tampil cantik dan juga sopan. Kesan pertama yang harus ditunjukkan Luhan adalah dia wanita baik baik.

" Luhann, Turun sekarang.." Suara teriakkan wanita paruh baya dari arah bawah menginterupsi kegiatan Luhan bersolek ria didepan kaca besarnya.

" Ya.." Sahut Luhan singkat, melihat penampilanya sekali lagi lalu turun kebawah.

Ibu Luhan melihat putrinya dan menghampirinya sembari tersenyum lebar.

" Aigoo kau sangat cantik." Puji Ibu Luhan –Kang Soyou- sembari membenarkan rambut Luhan dan mengarahkanya kebelakang telinga.

" Aku memang cantik." Balas Luhan ketus sembari berjalan duduk menuju meja makan untuk sarapan.

Dimeja makan hanya ada ayahnya dan ibunya. Adik Luhan sudah meninggal 4 tahun lalu dan sekarang dia menjadi putri satu satunya keluarga Xi.

Mereka makan dengan sesekali bercanda, menyemangati Luhan untuk hari berharganya saat ini. Setelah selesai makan gadis cantik itu berpamitan pada kedua orang tuanya dan melenggang pergi menaiki mobil bersama sang supir.

Salah satu Rumah Sakit terbaik dengan berbagai fasilitas memadai dan banyak dokter professional menjadikan Hansin Medical Center menjadi salah satu Rumah Sakit terbaik di Korea. Tempat dimana Luhan dan teman teman seangkatanya magang dan bekerja menjadi seorang dokter sungguhan. Mereka harus menyiapkan mental dan melapangkan dada mereka sebesar lapangan sepak bola agar mereka bisa kuat dan tahan berada di Rumah Sakit ini. Mereka harus siap dengan keadaaan yang ada dan cacian atau perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa pegawai Rumah Sakit.

Ketiga gadis itu menatap lekat lekat pemandangan dihadapan mereka, meneliti setiap penjuru ruangan ini. Ruangan ini begitu penuh dengan orang orang yang berlalu lalang dengan wajah panic dan tidak sabaran. Sesekali berteriak dan menyuruh orang lain seenak jidatnya sendiri. Luhan dan teman temanya mengamati bagaimana cara orang orang itu bekerja di UGD.

" Ini terlihat seperti taman bermain." Ucap Luhan asal, tidak mengalihkan pandangan matanya dari depan.

" Kau benar. Mereka seperti bermain kejar tangkap." Salah satu teman Luhan membenarkan – Kim Eun Ha-

Gadis yang satunya hanya melongo mendengar penuturan konyol dari kedua temanya ini. Mereka berbicara asal tanpa dipikir terlebih dahulu.

Plakk plakk.

Tampar Kyungssoo di kedua kepala temanya " Ya!" Ucap Luhan dan Eun Ha berbarengan. Mereka menatap Kyungsoo dengan pandangan – Kenapa kau memukulku?-

Kyungsoo hanya menggelengkan kepalanya dan berkata " Berfikir dulu sebelum bicara, mereka ini sedang mencoba menyelamatkan nyawa seseorang. Bukan sedang bermain. "

Luhan dan Eun Ha hanya saling berpandangan dan mentap Kyungsoo kemudian "Kalian seharusnya mengamati mereka dan berdoa semoga mereka selamat." Lanjut Kyungsso lagi. Dia berucap seperti itu untuk menyadarkan kedua temanya dari ketololan mendadak mereka. Sebenarnya Kyungsoo sedikit gemetar melihatnya tapi mau bagaimana lagi ini sudah pekerjaan.

Luhan dan Eun Ha hanya mengangguk dan kembali memperhatikan para dokter dan perawat yang sibuk.

Beberapa menit kemudian datang seorang dokter yang dilihat dari umurnya tidak terlalu tua bersama seorang suster paruh baya mendekati mereka. Menggunakan snelli dokter melapisi pakain biru muda yang ia kenakan dengan sedikit kusut. Dokter itu kemudian mengelap keringat dipelipisnya dan menatap para calon asisten dokter.

" Mari aku perkenalkan pada kalian dokter Kim Joon Myeon yang akan membimbing kalian di UGD." Ucap perawat Song kepada asisten dokter dihdapanya.

Para asisten dokter itu membungkuk dan mengucapkan salam dan mengenalkan diri masing masing.

" Halo namaku Do Kyungsoo kalian bisa memanggil saya Kyungsoo. Saya akan bekerja keras dan sebaik mungkin." Ucap Kyungsoo dengan sopan sembari tersenyum manis.

Lalu selanjutnya " Halo nama saya Kim Eun Ha. Saya akan bekerja dengan keras, mohon bantuanya."

Dan yang terakhir giliran Luhan " Halo nama saya Luhan, mohon bimbinganya." Jelas dan singkat perkenalan Luhan kali itu.

Kepala UGD Kim menjelaskan tugas masing masing yang harus dilakukan para coass itu. Dokter Kim menjelaskanya dengan begitu panjang dan lumayan berbelit.

" Kalian tim 5 yang mendapat tugas di UGD harus siap dengan segala hal yang terjadi selama 2 bulan kedepan setelah itu kalian akan mendapat bimbingan dari dokter lainya. Saya harap kalian akan bekerja dengan keras dan sungguh sungguh demi keselamatan pasien. Jangan pernah mengeluh dan teruslah berusaha, kalian mengerti?" Ucap Dokter kim tegas.

Keenam mahasiswa magang itu menjawab serentak dan membungkuk hormat.

" Kalian harus ingat, yang dibutuhkan adalah kerja sama tim dan saling membantu, jika salah satu dari kalian mendapat nilai E maka semuanya juga mendapat nilain E."

Sesudah Kepala Kim mengatakan kata laknat itu, keenam makhluk itu langsung mengerang frustasi.

" Bukankah itu tidak adil.." Ucap salah seorang yang bernama Park Ji Sung.

" Anda tidak bisa melakukan itu" Lanjutnya

Dan perkataan Ji Sung barusan mendapat anggukan dari yang lainya.

" Aku bisa melakukanya." Jawab Ketua Kim tegas.

" Anda tidak bisa bersikap seperti itu, lalu bagaimana dengan kami yang bekerja sungguh sungguh. Itu sama sekali tidak adil dokter." Ucap Lee Hyun Mi tidak terima.

" Ya benar dokter." Ucap mereka bebarengan.

Ketua Kim hanya menatap mereka acuh " Bukankah sudah kukatakan yang paling dibutuhkan di UGD adalah kerja sama tim, untuk itu kalian harus saling bekerja sama agar tidak mendapat nila E. Aku tidak menerima penolakan, jika kalian tidak suka, silahkan pergi." Jelasnya sembari menunjuk pintu keluar.

Keenam intern ( dokter magang) itu hanya mengangguk pasrah.

Hidup keenam orang itu sudah diujung tebing curam, dan disamping jalan menukik yang berbatu terjal, terhitung sudah 3 minggu sejak mereka ditempatkan di UGD. Sekarang banyak yang sedikit berubah. Dulunya mereka bisa tidur dengan cukup, makan teratur, bisa keluar saat malam minggu atau menonton film saat hari libur bahkan berkencan masih bisa. Tapi tidak untuk sekarang, kehidupan mereka seperti dijungkir balikkan dari atas atap gedung.

" Hah, aku sangat lelah." Desah gadis cantik bermata bulat ini – Kyungsoo.-

" Aku juga." Balas Eun Ha sembari menyenderkan kepalanya diatas meja.

Ketiga gadis itu sekarang berada di cafeteria Rumah Sakit, sekarang waktunya makan siang. Dan mereka harus mengisi tenaga mereka agar bisa bekerja dengan baik nantinya.

" Aku sungguh tidak suka UGD." Ucap Luhan sembari menyeruput Americano nya.

Kepala Kyungsoo terangkat. " Itu sudah tanggung jawab kita."

" Aku tahu, tapi tetap saja aku tak suka jadi dokter. Melelahkan tahu." Keluh Luhan sembari mempoudkan bibrnya lucu.

" Tapi sekarang kau jadi dokter." Tembak Eun Ha langsung.

Luhan hanya memandang sinis Eun Ha lalu berpaling.

"Itu karena orang tua ku yang memaksaku menjadi dokter, jika saja mereka mengizinkanku menjadi artis, sekarang mungkin aku tengah syuting film dengan Chanyeol oppaa." Ucap Luhan sembari berfangirl ria.

" Ck bermimpilah terus, jika nanti kau jatuh aku tidak akan sudi membantumu." Sindir Kyungsoo sinis.

" Aku tidak butuh bantuanmu, Chanyeol oppa yang akan menarikku kepelukanya jika aku terjatuh."

Kyungsoo dan Eun Ha hanya mencibir Luhan, Gadis itu sudah gila, dia membayangkan hal yang tidak tidak.

Mereka masih ingat bagaimana Luhan pernah bercita cita ingin menjadi artis dan bermain dalam satu judul film yang sama dengan Chanyeol member boyband EXO itu, lalu yang dipikirkan selanjutnya adalah mereka terlibat cinta lokasi, lalu menikah dan hidup bahagia.

Kyungsoo dan Eun Ha bahkan sempat tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis itu, seakan akan dunianya hanya berpusat di Chanyeol dan Luhan yang mengelilinginya. Seperti diibaratkan matahari yang dikelilingi bumi.

" Atas dasar apa kau berfikir begitu, Chanyeol oppa pasti memiliki kekasih lain." Cibir Eun Ha sembari menatap Luhan.

Luhan hanya mengedikan bahu acuh " Karena aku cantik, dan kurasa kami memang ditakdirkan berjodoh. Ya kau tahu lah seperti di film film, semua orang mempunyai soulmate masing masing dan kurasa memang Chanyeol oppa akan menjadi suamiku kelak."

" Kalau begitu kau harus bersaing dengan ribuan fans lainya yang mungkin jauh lebih cantik darimu."

" Sudah kubilang jika Chanyeol oppa hanya ditakdirkan untukku." Ucap Luhan meninggi, dia sebenarnya tidak marah. Luhan tahu Eun Ha hanya bercanda, tapi jika menyakut tentang " kekasih lain Chanyeol oppa" maka Luhan akan berubah menjadi macan kelaparan untuk menyerang orang yang berani beraninya mengatakan tentang Chanyeol dengan orang lain.

" Siapa tahu Chanyeol oppa akan menjadi suami mimi peri." Ucap Eun Ha asal, lalu tertawa melihat reaksi Luhan yang berlebihan jika menyakut mimi peri.

" Chanyeol oppa suamiku, titik gak pake koma." Ucap Luhan cepat, semari bersidekap didepan dada dan mempoudkan bibirnya. Sikapnya bahkan sangat kekanakan utuk diumur yang tidak lagi muda.

" Yayayaya kau cantik, dan Chanyeol akan jadi suamimu." Ucap Kyungsoo diakhirnya. Mengakhiri basa basi tidak penting Luhan dan Eun Ha tentang Chanyeol yang kelewat panjang.

Ting ting ting

Sebuah pesan masuk, ketiga gadis itu melirik ponsel masing masing, saling bertatapan sejenak lalu melenggang pergi dengan kecepatan cahaya.

" Aishh merepotkan saja." Kesal Eun Ha masih meminum sisa sisa jus nya yang belum habis.

Ketiga gadis itu berlari melewati lorong lorong Rumah Sakit menuju ke UGD.

Pintu terbuka menampakkan seorang wanita berumur mungkin awal 30 an memasuki ruang UGD dengan ceceran darah disekujur tubuhnya. Semenjak kedatangan perempuan itu, UGD seketika menjadi riuh, banyak orang berlalu lalang dan terburu buru. Mengambil peralatan yang dibutuhkan dan bergerak sangat cepat.

" Sebelah sini." Kata Perawat Song sembari menujukkan jalan kepada para perawat untuk memindahkan pasien.

Dia –Huang Zi Tao - salah satu korban dari kecelakaan bus disalah satu pusat perbelanjaan.

" 1 2 3.." Zitao dipindahkan kesalah satu ranjang rumah sakit. Setelah itu banyak para perawat menempelkan berbagai macam alat yang berbentuk aneh ke tubuhnya. Selang untuk bernafas dan ada juga bentuknya seperti penjepit yang diletakkan di jari pasien.

" Cepat panggil dokter Kim." Ucap perawat Song memerintah.

Tak lama sebelum dipanggil dokter Kim sudah datang dan langsung berhambur untuk memeriksa wanita tadi.

" Bagaimana keadaanya." Tanya Dokter Kim langsung.

" Denyut nadi dan tekanan darah normal, dia memiliki cedera di pergelangan tangan kananya." Jelas salah seorang petugas ambulance kepada dokter Kim.

Dokter Kim memegang tangan perempuan tadi dan seketika Zitao langsung menjerit.

" Hei intern" Dokter Kim memanggil Hyun Mi dan Jisung.

" Sepertinya dia mengalami patah tulang, berikan dia belat tangan dan lakukan rangkaian pegobatan tangan. Setelah itu lakukan sinar X pada lengan bagian bawah." Jelas dokter Kim kepada Hyun Mi

" Ya." Hyun Mi menjawab dengan cepat.

" Dokter Kim sebelah sini."

" Dan kau ikuti aku." Dokter Kim menunjuk Jisung. Jisung mengangguk dan mengikuti dokter Kim.

Dihadapan mereka seorang pria tua umur 40 tahunan yang merupakan supir bus mengalami cedera yang parah.

" Bagaimana keadaanya."

" Keadaanya cukup parah, dia memiliki luka tusuk dibagian perut." Ucap dokter Seohyun sembari menunjukkanya pada dokter Kim.

" Dia terjebak di bis cukup lama, butuh waktu sekitar 1 jam untuk menyelamatkanya." Jelas perawat Song.

Dokter Kim hanya mengangguk, kondisi supir bus itu terbilang cukup parah, kaki kananya terjepit di sela-sela bis dan juga ada sebuah kaca yang menancap diperut kiri bagian bawahnya.

" Cepat panggil dokter Oh."

Perawat Min yang mendapat perintah langsung mengangguk mengerti dan pergi mencari dokter Oh.

" Dan kau ambil alih operasinya bersama dokter Oh." Titah dokter Kim pada Seohyun dan diangguki singkat oleh dokter cantik itu.

Luhan, Kyungsoo dan Eun Ha yang baru sampai, ketiga makhluk itu langsung menghampiri dokter Kim, dan membantu merawat pasien yang lain.

" Kalian dari mana saja? " Bentak dokter Kim.

Ketiga dokter magang itu hanya mengucapkan maaf dan langsung membantu dokter Kim menangani pasien lain di UGD.

Oh Sehun

Ada dua tipe lelaki yang biasanya di incar oleh para wanita. Tampan, dan mempunyai pekerjaan tetap.

Wanita yang mempunyai penglihatan normal dan juga high class mungkin akan memasukkan Oh Sehun didalam daftar laki laki yang ingin mereka kencani. Seorang pria dengan perawakan sempurna, tubuh atletis, dada bidang, bahu tegap, rahang yang tegas, kulit seputih susu menjadikan seseorang yang bermarga Oh ini digandrungi kaum hawa.

Dia lebih mirip diibaratkan sebagai salah satu dewa dari mitologi Yunani, pria berperawakan sempurna dengan rahang yang runcing. Daripada menjadi seorang dokter diusianya yang terbilang masih muda. Oh sehun pria berumur 27 tahun awal ini , merupakan salah satu dokter ahli bedah di Hansin Medical Center. Salah satu lulusan terbaik dari Perguruan Tinggi di Seoul.

Sehun baru saja akan memasukki ruanganya setelah menyelesaikan makan siang harus terhenti saat seorang perawat menahanya didepan pintu.

" Hosh hosh." Perawat Min mebungkuk untuk menetralkan nafasnya yang memburu.

Sehun menaikkan satu alisnya, heran dengan perawat ini dan meminta penjelasan.

" Ada apa?" Tanyanya dingin, seperti tidak ada kehidupan dari caranya bersuara.

Perawat Min mendongak keatas, lalu berdiri dengan tegak.

" Di UGD ada pasien dengan luka parah, kami membutuhkan anda." Jelas perawat Min.

Sehun hanya mengangguk dan langsung berjalan menuju UGD.

" Ya lakukan dengan benar." Marah dokter Kim pada intern dihadapanya.

Luhan hanya menatap sekilas lalu melanjutkan pekerjaanya.

" Bukan seperti itu cara menjahit daging Luhan-ssi, kau bodoh sekali." Ucap dokter Kim frustasi

" Kau harus merapatkan jahitanmu, jangan menariknya terlalu lambat Ya!"

" YA ! Sudah tinggalkan saja, kau hanya memperparah lukanya." Bentak dokter Kim marah, dia menatap sengit Luhan sembari mengucapakan umpatan kotor pada Luhan.

Luhan yang tengah menjahit luka seorang pria muda itu harus menahan nafas dan mengatur emosinya agar tidak memanjatkan sumpah serapah secara langsung dihadapan dokter tua yang sok tampan dan berwibawa itu.

" Hei jisung, kemarilah." Panggil dokter Kim sembari mengibas ibaskan tanganya.

" Kau saja yang melakukanya, Luhan ikuti aku."

Luhan menyerahkan jarum jahit yang ada ditanganya kepada Jisung, Jisung menerimanya dengan senang hati dan tersenyum.

Suasana UGD tidak seriuh tadi, sekarang perlahan lahan mulai tenang, meskipun banyak beberapa orang perawat yang sedang terburu buru.

Sementara itu Sehun berada diruang operasi menangani supir bus tadi yang diketahui bernama Choi Han Moo.

Mengenakan pakaian berwarna biru muda, serta masker yang menutupi wajahnya sebatas hidung. Menjadikan dia sangat tampan meski hanya terlihat mata tajamnya saja.

Sehun menoleh pada Dokter Jung yang bertugas sebagai dokter anestesi.

" Kau bisa mulai sekarang, dokter Oh." Kata dokter Jung .

Sehun hanya mengangguk.

" Saya akan mulai." Ucap Sehun memberi kode dengan matanya.

Beberapa perawat dan dokter yang ikut serta dalam operasi itu mengangguk dan memulai pekerjaanya.

Pertama Sehun membuat sayatan pada perut kiri bagian bawah, lalu mulai memasukkan beberapa alat yang dibutuhkan. Dan operasi dilanjutkan seperti biasanya.

" Kenapa kau tidak bisa berubah?" Bentak dokter Kim dihadapan Luhan.

Sekarang mereka berdua sedang berada ditempat yang jauh dari keramaian.

" Ne." Luhan yang tadinya diam saja, langsung bersuara terkejut.

Dokter Kim mencoba berekspresi setenang mungkin, menghadapi Luhan bukan perkara mudah.

" Ayah mu mengeluarkan banyak uang untukkmu, seharusnya kau bisa berubah menjadi lebih baik." Prolog dokter Kim.

Luhan hanya mengangguk dan mengucapkan kaa "Ya" dengan pelan.

Dokter Kim yang berstatus sebagai salah satu teman dekat ayah Luhan ini, terus saja memberikan pencerahan untuk Luhan.

" Aku akan mengadukanmu ke ayahmu jika kau tidak bisa berubah jadi lebih baik." Ancamnya.

" Aku sudah mencoba semampuku." Bela Luhan sembari menatap dokter Kim.

" Aku tau kau mampu melakukanya, hanya saja kau malas dan tidak suka melakukanya. Bukankah begitu Luhan-ssi." Tembak dokter Kim langsung.

Luhan menatap dokter Kim dengan tatapan terkejut yang cukup kentara " Oh shit." Rutuknya dalam hati.

Bisa bisanya si tua ini tahu.

" Ayahmu bilang padaku untuk membimbingmu dengan keras." Ucapnya.

"Pantas saja jika si tua ini selalu menyuruh dan mempersulit hidupku. " Pikir Luhan

Luhan hanya diam, dokter kim meneliti gerak gerik Luhan. Gadis ini pintar menyembunyikan perasaanya.

Dokter Kim menarik nafas pelan lalu berkata. " Orang tua-mu menginginkanmu menjadi dokter, seharusnya kau bisa menghargai impian mereka."

Luhan berdecih pelan " Itu keinginan orang tuaku bukan aku dokter." Jawab Luhan ketus.

" Lagipula itu impian mereka, dan mereka memaksakanya padaku. Aku hanya ingin memilih jalanku sendiri."

Dokter Kim menatap Luhan " Itu karena mereka ingin yang terbaik untukmu." Suaranya kali ini lebih pelan tidak seperti tadi.

" Ya." Ucap Luhan singkat, ia lebih memilih mengalah jika berurusan dengan dokter yang bermulut seperti dokter Kim. Jika Luhan membuat kesalahan maka dokter tua itu akan mengadukanya kepada ayahnya.

" Apa ada yang ingin anda sampaikan lagi? Jika tidak aku permisi." Ucap Luhan sembari membungkuk lalu berjalan pergi secara tiba tiba.

Dokter Kim hanya mengeleng gelengkan kepalanya sembari mengamati punggung Luhan yang menjauh.

Sehun baru saja menyelesaikan operasi nya. Operasi kali ini bisa berjalan dengan cepat dan berhasil karena luka bagian yang tertusuk tidak terlalu parah dan kondisi pasien juga stabil.

Dia membuang masker dan juga penutup kepalanya ketempat sampah, berjalan keluar dari ruang operasi tanpa mengganti baju terlebih dahulu. Dia mengambil jalan memutar menuju ruanganya, sekalian mampir untuk membeli minuman.

" Aishh dasar dokter tua sok tampan, beraninya mengancam saja." Gerutu Luhan sembari berjalan cepat.

Mulutnya tidak berhenti mengucapkan untaian sumpah serapah yang ditujukanya untuk si tua dokter Kim.

Terlalu banyak umpatan yang dikeluarkanya hingga membuat tenggorokanya terasa kering.

" Aish aku haus." Keluhnya.

Dia berjalan menuju salah satu mesin penjual minuman dan langsung mengambil nya. Tanpa mempedulikan salah seorang pria disampingnya yang menatap heran.

" Itu milikku, kau harus membeli sendiri, nona." Ucap Sehun datar, sembari mengamati gadis disebelahnya.

Luhan hanya menatap sekilas lalu menepuk pundaknya. " Terima kasih minumanya." Lalu berjalan pergi, meninggalkan Sehun yang menatapnya heran.

Sehun

Sehun baru saja keluar dari ruang operasi beberapa menit yang lalu, masih dengan wajah datar dokter muda itu membuka masker dan penutup kepala lalu membuangnya ke tempat sampah.

Dia juga hanya tersenyum tipis saat ada seorang perawat yang menyapanya.

" Anda sangat hebat tadi dokter." Puji seorang dokter cantik yang tadi juga ikut ke ruang operasi bersama Sehun.

Sehun hanya menganggukan kepalanya lalu mengucapkan " Aku duluan." Kepada dokter Seohyun.

Pria muda itu berjalan sedikit lebih cepat agar sampai diruanganya. Dia sengaja mengambil jalan berputar ke ruanganya untuk sekedar membeli minuman. Sehun memasukkan satu buah koin lalu menekan minuman yang dipilihnya.

Menunggu sebentar karena minuman itu tidak kunjung keluar, menggedor pelan mesin minuman itu mungkin saja kalengnya tersangkut. Dia tidak menggerutu, hanya diam saja. Kejadian seperti ini, kaleng tersangkut sudah sering ia alami. Mungkin akibat dari mesin penjual minuman yang sudah berumur tua.

Setelah dirasa keluar, dia baru saja hendak membungkuk untuk mengambil kaleng minumanya tapi lebih dulu dirampas oleh wanita muda yang juga mengenakan snelli dokter Rumah Sakit tempatnya bekerja.

Dia menatap heran gadis itu, penampilanya jauh berantakkan. Dia terlihat seperti sedang kesal, terlihat dari cara meminumnya yang sangat rakus, tanpa mempedulikan dia bisa saja tersedak.

" Itu milikku, kau harus membeli sendiri, nona." Ucapku datar.

Dia tidak mersepon, hanya menatap ku sekilas lalu menepuk pundakku " Terima kasih minumanya." Dan berjalan pergi.

"Gadis itu tidak punya sopan santun" pikirku.

Sehun hanya mengedikkan bahu acuh lalu kembali memasukkan koin dan mengambil minumanya kembali dengan lancar tanpa ada adegan kaleng tersangkut lagi.

Lalu dia berjalan melanjutkan langkahnya menuju keruanganya yang terletak di Timur rumah sakit.

Sehun terduduk diruanganya, ruangan ini sudah ia tempati kurang lebih dua tahun lalu. Dia mengambil jalan yang sulit untuk bisa sampai pada tahap ini, merelakan waktu liburanya untuk mengambil kelas tambahan untuk menyokong nilai nilainya yang dirasa kurang. Dia bekerja dengan keras dan giat untuk bisa sukses mewujudkan mimpinya menjadi seorang ahli bedah yang handal. Dengan kemampuan otaknya yang genius dan juga tekad yang kuat menjadikan Oh Sehun termasuk kedalam salah satu lulusan terbaik di Perguruan Tinggi tempatnya menuntut ilmu.

Pandangan Sehun terfokus pada computer di hadapanya.

Drtt drttt drttt

Getaran ponsel Sehun mengalihkan pandangan mata tajam dokter muda itu, yang semula menatap komputer dengan serius serta menghayati setiap kata demi kata dikomputer itu harus lenyap dan terbang menjauh kemana mana dikarenakan sebuah panggilan.

" Ah ne ibu, ada apa.?" Ucap Sehun menjawab telepon dari sebrang sana.

" Oh sehuniie kapan kau selesai bekerja,"

Sehun melirik jam tangan Givenchy yang melingkar ditangan kirinya.

" Mungkin masih lama ibu. Ada apa?."

" Pulanglah kerumah mari makan malam bersama. Ayahmu sudah pulang."

Sehun terlihat berfikir sebentar, meneliti kembali jadwalnya.

" Baiklah, tapi mungkin akan sedikit terlambat." Ucapnya diakhir.

" Baiklah ibu akan memasakkan makanan kesukaanmu."

" Ya! Aku sibuk ibu, aku matikan."

Sambungan telepon diputuskan terlebih dahulu oleh Sehun. Dia menaruh kembali ponselnya diatas meja, lalu menghadap kembali ke computer yang sempat dia abaikan.

Mengetik dengan gerakan jemari yang cepat, menulis riwayat medis sang pasien yang baru saja ia operasi hari ini.

Sekarang waktu menunjukkan tepat pukul 7 malam, jam kerja Luhan sudah selesai dan dia berencana untuk pulang. Dia menaruh kembali snelli putih khas dokternya dan menyampirkanya diloker yang memang disediakan untuk dokter magang.

Gadis itu sudah memesan taksi online dan langsung pergi.

20 menit kemudian Luhan sudah sampai dikediamanya. Salah satu rumah megah disekitar perumahan elit Gangnam.

Keluarga Luhan merupakan keluarga yang mampu dan kaya. Ayah Luhan adalah CEO dari perusahaan dibidang property. Dan ibu Luhan hanya seorang ibu rumah tangga biasa.

" Aku pulang." Seru gadis itu sembari meletakkan sepatunya ke rak sepatu. Menata dengan rapi, lalu memakai sandal rumah dan masuk kedalam.

Baru lima langkah sejak dia berjalan, di ruang tamu Luhan disambut tatapan tidak enak dari ayahnya.

" Oh putriku sudah pulang." Seru ibu Luhan –Kang Soyou- menghampiri putrinya.

" Kau sudah makan malam." Tanyanya untuk Luhan.

Luhan hanya menggeleng.

" Aku sudah makan Ibu." Ucapnya.

Luhan kembali menatap ayahnya, bertanya tanya " Bukankah ayahnya sedang dalam perjalanan bisnis selama 3 bulan. Lalu sekarang kenapa tiba tiba ada dirumah."

" Kemarilah." Ucap Ayah Luhan tegas, menyuruh Luhan duduk disofa dihadapanya.

Luhan menurut, lalu bersama ibunya duduk disofa besar itu.

Tuan Xi menarik nafas pelan " Apa yang kau lakukan di Rumah Sakit." Tanyanya.

Luhan menatap ayahnya heran, bingung dengan arah pembicaraan ini.

Seperti mengerti kebingungan putrinya Tuan Xi melanjutkan perkataanya " Dokter Kim bilang sesuatu pada ayah. Kau melakukan kesalahan apa hingga membuatnya marah."

Seperti otomatis pikiran Luhan langsung memanjatkan sumpah serapah untuk dokter Kim " Dokter sialan, dia pasti mengadukanku."

" Aku tidak melakukan apa apa." Bela Luhan menatap ayahnya.

" Dia bilang, kau tidak becus menjahit luka pasien." Jelas ayahnya.

" Aku sudah berusaha semampuku ayah." Ucap Luhan, nada suaranya meninggi.

" Seharusnya kau giat belajar, agar tidak mengecewakanya. Luhan" Ayah Luhan ikut ikutan emosi.

" Aku sudah belajar."

" Belajar apanya, dia bilang kau sangat malas dan lamban. Kau mengecewakan kami Luhan."

" Itu karena memang aku tidak berbakat menjadi dokter ayah." Ucap Luhan kesal.

Ibu Luhan hanya menenangkan putrinya, suasana dirumah mereka berubah panas jika memperdebatkan tentang Luhan dan dokter.

" Kau haus ingat, nenekmu, ayah dan ibu ingin kau menjadi dokter. Kau jangan egois Luhan" Ucap Ayah Luhan lembut, tidak berapi api seperti tadi.

Luhan hanya berdecih, tertawa remeh seolah olah kata yang diucapkan ayahnya tadi adalah sebuah lelucon yang sangat lucu. " Kalian yang egois bukan aku." Ucapnya lalu berdiri, dan berlari menuju kamarnya.

Sehun memarkirkan mobil mewahya disebuah perkarangan luas. Rumah yang ditempati Keluarga Oh berada di kompleks perumahan dipinggiran Seoul. Jauh dari hingar bingar, kemacetan dan hiruk pikuk kota Seoul. Meskipun letaknya yang jauh dari keramaian tapi perumahan ini merupakan kompleks perumahan yang biasa ditinggali oleh orang orang kaya.

Sehun keluar dari dalam mobil nya. Lalu berjalan masuk kerumah dengan memasukkan kedua tanganya disaku celana.

Dia berjalan santai, rautnya tetap saja datar. Tapi itu tidak mengurangi sedikitpun ketampananya.

Sehun memasuki rumah megah itu, disambut dengan hangat oleh ibunya.

" Oh putraku kau sudah datang." Ucap Ibu Sehun – Oh Jin Hee- sembari memeluk dan menuntun putranya kemeja makan.

Di meja makan terdapat ayah sehun yang sedang duduk dikursinya. Sehun tersenyum tipis lalu mengucapkan salam.

" Duduklah disini. Ibu akan mengambilkan makananya." Ucap Jin Hee sembari menyuruh sehun duduk, lalu ia pergi kedapur.

" Bagaimana pekerjaanmu.?" Tanya Tuan Oh pada putranya.

Sehun menatap ayahya dan berkata " Seperti biasa, tidak ada yang menarik."

Tuan Oh hanya mengangguk dan menatap putranya.

" Sebaiknya kita makan dulu." Potong Jin Hee lalu mengambilkan nasi ke piring Sehun.

" Makan yang banyak anakku, kau terlihat kurusan." Dan perkataan Jin Hee tadi hanya dia jawab anggukan pelan oleh Sehun.

" Ini sangat enak." Gumamnya sembari mengunyah nasi dimulutnya.

Jin Hee tersenyum lalu menatap lamat lamat putranya.

"Aigoo kau sangat tampan."

Sehun hanya tersenyum sembari melanjutkan makannya.

" Apa kau sudah punya kekasih anakku hm.?" Tanya Jin Hee lembut pada Sehun.

Sehun yang tengah menikmati makanan itu nyaris tersedak mendengar pertanyaan ibunya. Jin Hee mengambilkan Sehun minum dan langsung disambut oleh tangan Sehun.

" Aku tidak punya waktu untuk berkencan ibu." Ucap Sehun datar, masih melanjutkan makanya.

" Kau sudah 27 tahun, dan masih belum punya kekasih." Ucap Tuan Oh tidak percaya.

" Tidakkah kau tahu, ayah sudah ingin mengendong cucu." Lanjutnya.

Ibu Sehun hanya mengangguk membenarkan.

" Aku sibuk ayah, jadi tidak punya waktu untuk mencari pasangan."

" Apa perlu ibu mengadakan kencan buta untukmu." Saran Jin Hee pada Sehun.

Sehun hanya menggeleng dan mengucapkan terima kasih.

" Lihat kau terlalu kaku untuk ukuran pria dewasa sehun-ah." Racau Jin Hee mendapati sikap dingin putranya.

" Aku hanya tidak ingin membuang buang waktu berharga ku untuk sekedar mengencani seorang wanita dan merasakan sakitnya patah hati." Ucap Sehun mengutarakan alasanya yang belum berminat mencari kekasih diumurnya yang siap untuk menikah.

Sebenarnya Sehun tidak terlalu memikirkan untuk menikah, dia cukup nyaman dengan hidupnya sekarang. Tenang, aman dan damai. Dia juga belum menemukan seorang calon yang pas untuk mengisi ruang dihati Sehun.

Dia hanya ingin focus dulu terhadap pekerjaan dan segala hal yang bersangkutan dengan kesembuhan pasien pasienya.

" Jika kau masih juga belum mempunyai kekasih maka ibu benar benar akan mendaftarkan mu disitus situs cari jodoh. Aku tidak ingin anakku jadi perjaka tua." Ancam Jin Hee sembari pura pura marah.

Sehun menarik nafasnya pelan " Terserah ibu." Ucapnya mengalah. Menghadapi seorang wanita memang bukan hal yang mudah, apalagi wanita keras kepala dan seenaknya seperti penjelmaan ibunya ini. Membuat Sehun hanya harus mengalah dan menuruti kemauan ibunya.

Keesokan harinya.

Suasana jalanan dijalur ramai Seoul memang ramai, entah karena jalan yang sempit atau semakin banyaknya orang orang Seoul yang memiliki mobil pribadi. Yang jelas jalan Luhan untuk menuju Rumah Sakit tempat ia bekerja harus menempuh waktu yang cukup lama dikarenakan macet yang menyerang jalanan kota. Sekarang hari libur wajar jika banyak orang orang yang memadati jalanan kota. Sekedar piknik, berjalan jalan untuk memanfaatkan hari libur bersama keluarga atau bahkan berkencan.

" Aishhh,, macet sekali. Han ajhussi apakah tidak bisa kita menyalip saja. Aku akan telat." Racau gadis cantik ini, Luhan.

Luhan berada ditengah tengah kemacetan jalanan Seoul. Biasanya gadis itu selalu berangkat sedikit lebih siang dan tidak pernah tepat waktu. Tapi untuk hari ini, karena pesan ayahnya tadi sebelum berangkat kerja. Mau tidak mau Luhan harus mematuhinya agar uang bulananya tidak dipangkas habis tak bersisa oleh sang ayah.

" Kau harus berubah dari sekarang, jangan telat lagi. Patuhi dokter kim, mengerti.?" Ucap Tuan Xi tegas, ada sedikit ancaman dinada suaranya. Dia menatap Luhan mengintimidasi, menyalurkan sebuah perintah tanpa suara lewat perantara tatapan bahwa Luhan harus mematuhi perintahnya kali ini.

Luhan hanya menjawab Ya dengan singkat.

" Jika kau masih sama, ayah akan memotong uang bulanan mu agar kau tidak bisa membeli barang rongsokan kesukaanmu itu." Ancam Tuan Xi.

" Oh shit!" umpat Luhan dalam hati, ayahnya pasti menyinggung soal poster poster dan segala macam barang barang berbau Chanyeol dikamar Luhan.

" Itu bukan rongsokan, itu hartaku ayah." Bela Luhan keras, dia tidak terima barang barangnya disebut rongsokan.

" Kau hanya menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting."

" Kau sudah dewasa Luhan, berubahlah jadi wanita baik baik. Untuk apa menghabiskan waktumu hanya untuk menonton dan membayangkan hal hal tidak penting dengan seseorang bernama Chanseol itu." Lanjutnya.

" Namanya Chanyeol ayah, Park Chan..yeol…!" Ucap Luhan sengaja mengeja nama Chanyeol, agar ayahnya yang sudah berumur ini tidak sembarangan mengganti nama orang.

" Sama saja, dia hanya memberikan pengaruh buruk untukmu." Balas Ayahnya datar. Berniat menggoda Luhan yang terlihat kesal.

" Dia suamiku, ayah tidak boleh seperti itu." Bela Luhan, suaranya memenuhi ruangan ini.

" Ayah tidak meres.."

" Sudah sudah, lebih baik kau berangkat sekarang. Pergilah.." Ucap Soyou menengahi percakapan panas Luhan dan ayahnya.

Dengan segenap ingatan tentang tatakrama menjadi seorang anak baik dan patuh pada orang tua. Luhan mengangkat wajahnya dan memaksakan senyuman pada sang ayah. Senyuman manis yang dibuat buat, hampir membuat ayahnya tertawa melihat wajah aneh Luhan.

" Apa?" Seru Luhan kesal mendapati raut menertawakan ayahnya

Tuan Xi hanya mengedikkan bahunya acuh.

" Sudah sudah. Cepatlah pergi." Sela Kang Soyou.

" Aku berangkat ayah ibu." Ucap Luhan kemudian, dia tulus mengucapkanya.

Luhan berjalan meninggalkan pintu rumahnya sebelum sebuah suara memecah kesabaran Luhan menjadi butiran bom yang siap meledak.

" Jangan membuat ulah, atau ayah akan membakar semua koleksi Chanseol mu."

Luhan berbalik lalu menatap ayahnya dengan kilatan kemarahan " Aku benci ayaahhh.." Teriaknya lalu berjalan pergi.

Ayah dan ibu Luhan hanya tertawa melihat tingkah putrinya.

Luhan memasukki mobil mewahnya bersama sang supir yang selalu mengantar Luhan ke Rumah Sakit. Mobil itu melaju menembus jalanan di kompleks perumahan elit itu. Meninggalkan kedua orang tua Luhan yang tersenyum menatap putrinya.

" Dia sudah dewasa tapi masih sangat kekanakan."

" Kau benar, aku tidak bisa membayangkan bagaimana suaminya kelak mengurusi sifatnya itu."

" Aku berharap dia menemukan lelaki baik baik dan bersedia menerima dia apa adanya." Ucap Kang Soyou sembari tersenyum. Setelah mengatakan itu Tuan Xi menatap istrinya penuh cinta.

Kang Soyou yang ditatap suaminya kebingungan.

" Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Soyou kebingungan, suaminya masih tetap menatapnya tanpa mengucapkan kata apa apa.

Tuan Oh hanya menggeleng lalu menatap kembali istrinya. Soyou yang meras risih kemudian bersuara.

" Apa aku cantik.? Sudah kuduga kau pasti jatuh dalam pesonaku." Gurau Kang Soyou.

Tuan Xi hanya tertawa pelan lalu berkata " Kau berkeriput."

Seketika wajah Kang Soyou yang diliputi benang benang kebahagiaan harus putus begitu saja saat medengar kalimat pendek suaminya " Sialan kau pak tua.." Teriak Kang Soyou.

Tuan Xi hanya tertawa menerima pukulan dari istrinya.

Setelah menempuh waktu selam 1 jam akhirnya Luhan sampai ditempat tujuan. Dia sempat berniat untuk kursus mobil balap dan minta dibelikan ayahnya mobil balap agar bisa pergi kemana mana tanpa terjebak macet. Setelah sampai dia langsung keluar dan mengucapkan permintaan maaf untuk Han ajusshi yang tadinya sempat dibentak Luhan karena terlalu lama saat mengendarai mobil.

Luhan mengucapkan maaf singkat, mengingat Han ajhussi sangat baik padanya dan tidak pernah mengeluh atas sikap Luhan yang kelewat jahat. –menurutnya-. Luhan hanya tidak tega menyakiti hati seorang pak tua seperti Han ajhussi. Supirnya itu sudah dianggap Luhan seperti keluarga sendiri, karena selalu mendampingi Luhan kemana mana.

Luhan berjalan santai menuju rumah sakit. Dia menuju ruang ganti khusus staff dan mengganti bajunya dengan snelli khas dokter miliknya.

Drtt Drtt Drtt

Satu pesan masuk, Luhan merogoh ponsel dikantungnya lalu membuka pesan tersebut.

" Dari : Kyungsoo."

"Kau dimana? Cepat kemari, dokter Kim mecarimu."

" Shit. Aku dalam masalah." Umpatnya sembari memakai jas dokternya cepat, lalu sedikit merapikan rambutnya yang berantakan.

Setelah dirasa cukup rapi, Luhan berjalan keluar mencari dokter Kim.

Sehun

Pria tinggi itu baru saja sampai dirumah sakit dan berjalan memasuki ruanganya, berniat menutup pintu saat sebuah suara menahan langkahnya kembali.

Sehun berbalik, menatap seorang perawat dihadapanya.

" Dokter oh, ini.." Ucap salah seorang perawat sembari memberikan Sehun sebuah map biru.

Alis sehun terangkat, tidak mengerti untuk apa.

Seolah olah mengerti perawat itu melanjutkan kalimatnya.

" Dokter Kim menyuruh saya menyerahkan ini untuk anda."

" Oh, terima kasih." Ucapnya datar menerima map itu.

Kemarin dokter Kim sempat memberitahunya bahwa dia mempunyai dua murid baru yang akan dibimbing Sehun. Dan yang dibawa perawat tadi merupakan berkas tentang dokter magang baru yang akan dibimbing Sehun.

Sehun memasuki kembali ruanganya, menyampirkan jas hitamnya dan menggantinya dengan snelli dokter miliknya. Menyampirkan jas hitam yang tadi ia kenakan dengan rapi menggunakan hanger baju. Lalu melanjutkan kembali kegiatan yang biasa dilakukanya memeriksa pasien pasien yang ditanganinya.

Luhan mengetuk beberapa kali pintu dihadapanya. Setelah mendapat sahutan dari dalam, Luhan memutar knop dan masuk.

Luhan berjalan santai, menuju hadapan si tua dokter Kim.

" Anda mencari saya."

Dokter Kim mengangguk dan berkata. " Kau akan pindah kedepartemen lain." Ucapnya to the point.

Luhan terkejut " Ne."

" Kau bukan lagi di UGD, aku sudah berbicara dengan ayahmu dan kuputuskan kau pindah kebagian bedah dan jantung, sekalian belajar dibidangmu." Jelasnya.

Luhan hanya mangut mangut " Lalu saya bersama siapa di bagian bedah?"

Dokter Kim membuka kembali map yang berada dimejanya " Kau bersama dengan intern lain, namanya Kim Soobin."

Luhan hanya mengangguk malas " Dan kau bisa bekerja dari sekarang, cepat temui pembimbingmu di lantai 5. Namanya dokter Oh Sehun." Jelas dokter Kim.

Luhan mengangguk dan membungkuk hormat dan berjalan keluar meninggalkan ruangan si tua dokter Kim.

Sehun membuka map biru itu, pandangaan pertama yang dilihatnya adalah perempuan muda.

" Kim Soobin, 24 tahun, Lulusan Hangguk University." Sehun membaca biodata muridnya.

Selesai dengan Soobin, Sehun melanjutkan kembali membuka map satunya. Nama Xi Luhan tertera disana.

" Xi Luhan, 23 tahun lahir 20 april 1994, Lulusan Hansin University."

Sehun menelusuri bidata Luhan, salah satu muridnya ada yang berasal dari China, pikirnya. Sehun mengamati pass photo Luhan, dan dia seperti mengingat sesuatu. Sehun menaruh map itu kembali lalu berfokus pada berkas lainya.

Tok tok tok

Pintu ruangan Sehun diketuk beberpa kali membuyarkan konsentrasi sehun mengamati riwayat medis pasienya.

" Masuk." Ucapnya datar.

Kemudian pintu itu terbuka, menampilkan seorang perempuan memakai snelli putih yang tersenyum sumringah. Sehun menghentikan kegiatanya lalu menatap muridnya sebentar.

" Silahkan duduk." Dia menyuruh Soobin duduk disofa diruang kerjanya.

Sehun menghampiri Soobin dan duduk dikursi yang berbeda.

" Perkenalkan namamu."

Soobin tersenyum manis lalu bangkit " Annyeonghaseyo saya Kim Soobin, saya akan menjadi murid anda mohon bimbinganya." Ucapnya penuh percaya diri.

Sehun hanya mengangguk, rautnya tetap datar.

" Kau datang sendiri.?" Tanyanya.

Soobin hanya mempoudkan bibirnya seperti anak kecil dan bersuara " Aku tidak tahu yang satunya, dokter Kim bilang kalau dia memang selalu telat dan asal asalan." Soobin mengadu.

Sehun tidak terlalu mempedulikan itu.

Sehun menanyakan beberapa hal pada Soobin, dan dijawab Soobin dengan semangat 45. Perempuan ini terlampau semangat disetiap kata katanya dan juga pintar. Dia mampu menjawab dengan baik pertanyaan pertanyaan Sehun.

Tak lama pintunya kembali diketuk, dan dibuka dengan kasar.

Sehun dan Soobin melihat kearah pintu. Soobin cukup kaget, pintunya dibuka sekasar itu dan Sehun hanya menatap datar perempuan yang muncul dibalik pintu.

" Maaf saya terlambat." Ucap Luhan sembari membungkuk.

Luhan menatap kearah depan, mengamati dua orang dihadapanya, lalu berkata " Aku tidak tahu jika Soobin adalah laki laki." Ucapnya keras, menunjukkan keterkejutanya.

" Hai soobin-ssi." Sapanya untuk Sehun.

Sehun hanya menaikkan satu alisnya, heran dengan gadis ini.

Soobin asli menatap Luhan lalu bangkit kearahnya. Luhan membungkuk saat Soobin asli menghampirinya.

" Perkenalkan nama saya Xi Luhan." Ucapnya ramah.

Soobin yang dikira Luhan Oh Sehun itu hanya memandang aneh Luhan lalu berucap pelan. Seperti mengerti maksud Luhan, Soobin mempersempit jarak diantara mereka. Luhan sedikit menunduk saat Soobin akan membisikkan sesuatu.

" Ya! Dia yang disana itu dokter Oh Sehun, dokter pembimbing kita." Soobin sengaja menekankan kata dokter pembimbing kita dengan keras kepada Luhan.

Luhan melongo masih belum mengerti " Aku adalah Soobin, dan dia dokter Oh Se….hun..." Jelas Soobin, sengaja mengeja nama Oh Sehun.

Luhan terkejut begitu pula Soobin. Soobin terkejut karena sikap Luhan yang berubah dengan tiba tiba. Luhan kemudian menatap Sehun yang menatap dirinya datar. Sorot matanya tajam dan itu cukup membuat Luhan merinding.

" Mati kau Xi Luhan." Rutuknya dalam hati.

TBC.?

Gimana? Minat baca kah? Mohon review nya ya, riview dari kalian berarti banget buat aku, biar semangat nulis. Jangan lupa follow and favorite ya. Chapter 1 dibuat panjang karena emang ini penjelasanya. Dan juga minta saran ini enaknya dibuat kek gimana? juga maaf banget buat ada salah salah kata, jujur aja aku gak ngerti soal dokter dan embel embelnya, ini aja cuma liat dari drakor. Jadi buat yang sekolah kedokteran maafin kalo ada yang salah trus asal asalan..

Sekian terima keteknya Sehun oppa.. ^^^