Hei! PJ di sini! Saya menulis cerita versi Indonesia dari 'Demigod in Namimori'. Karena tatabahasa Inggris saya tidak sempurna, saya memutuskan untuk menulis cerita versi Indonesia!
Enjoy~
Chapter 1 - Selamat Tinggal
Aku sedang duduk di salah satu kursi di kereta api. Malam ini dingin, bahkan jaket merahku tidak bisa menahannya. Mengerang, aku ingat apa yang terjadi kemarin siang.
FLASHBACK
Aku ada di kamarku di apartemen New York. Aku dan Percy baru saja pulang dari tahun pertamaku di Perkemahan Blasteran. Yah... sebenarnya itu bukan betul-betul tahun pertamaku, aku baru bertemu Percy saat dia sedang melawan pria besar dengan satu mata besar di kepalanya. Bahkan, aku baru saja bertemu Percy. aku adalah adik perempuannya yang lama hilang. Aku jatuh ke tempat tidurku yang baru.
"Ah... senangnya bisa pulang..." desahku.
"Apa maksudmu, Grover?" kata Percy dari ruang tamu.
"Maksudku adalah adikmu, Azelf, masih lemah dan tidak punya pengalaman dalam bertarung, Percy!" kata Grover. "Buktinya, dia hampir mati saat melawan Cyclops itu!"
Aku mengejang sesaat. Lalu aku menempelkan telinga kananku di pintu untuk mendengar lebih jelas.
"Dia bisa menjadi kuat jika banyak berlatih!" kata Percy, beralasan.
"Percy" kata Grover. "Aku tahu kau baru bertemu Azelf beberapa hari yang lalu, tapi dia masih kurang berpengalaman dan semacam itu. Walaupun dia tomboi. Kau masih harus melindunginya."
Aku merasa seperti dadaku ditusuk dengan belati. 'Hanya karena aku ini perempuan, bukan berarti aku tidak kuat!' pikirku.
"Ya" kata Percy. "Dia hanya anak berumur 13 tahun. Aku harus malindunginya."
Kemarahanku memuncak. Aku membuka pintu dengan cepat, menunjukkan Percy dan Grover yang terkejut.
"Hanya karena..." kataku, bergetar karena marah. "Hanya karena aku ini perempuan, bukan berarti aku harus dilindungi kakakku!". Lalu aku membanting pintu.
"Azelf-" kata Percy sebelum aku membanting pintu.
Aku jatuh ke tempat tidurku, wajahku ditutup oleh bantal. 'Ini menyebalkan!' pikirku. "Kenapa semua orang bilang aku lemah dan butuh perlindungan?". Aku berbalik sehingga aku menatap langit-langit kamar. Lalu aku teringat dengan pertempuranku melawan Cyclops. "Mungkin... aku memang lemah" bisikku. "Aku harus menjadi lebih kuat... untuk semua orang". Dengan kata-kata itu, aku terlelap.
Aku terbangun pukul 10 malam. Aku langsung mengganti bajuku menjadi kaos coklat dengan tulisan berwarna putih dan merah, celana jeans biru tua, dan sepatu olahraga hijau. Rambutku yang hitam panjang dan lembut sudah diikat ekor-kuda rendah. Aku mengambil ransel hitamku dan memenuhinya dengan baju dan beberapa buah apel. Saat aku akan berangkat, ada sesuatu yang menarik perhatianku. Sebuah benda berbentuk bintang berwarna kuning di ujung meja. Aku heran karena aku tidak ingat memiliki benda seperti itu. Tapi akhirnya aku mengambilnya. Saat menyentuh benda yang aku anggap sebagai jimat keberuntungan itu, aku tersentak.
'Apa barusan itu' pikirku.
Tapi aku mengenyahkan pemikiran itu dan memasukkan jimat itu ke kantung celanaku dan juga memasukkan serulingku. lalu aku diam-diam keluar dari apartemen dan berlari secepat mungkin ke satasiun keret api. Saat berlari, aku merasakan cairan hangat menelusuri pipiku. Aku menangis.
'Aku akan rindu Percy' pikirku.
FLASHBACK END
Aku menggelengkan kepala untuk melupakan peristiwa itu. Aku sudah melalui perjalanan yang panjang, tidak ada kata kembali sekarang.
"Stasiun berikutnya, Namimori" kata pengeras suara.
"Ah, stasiunku" kataku.
Aku tidak bisa memikirkan tempat lain untuk berlatih selain Tokyo, tapi disana terlalu ramai dan terpolusi. Jadi aku memilih suatu daerah secara acak, Namimori.
'Aku harap aku bisa beradaptasi dengan baik di sana...' pikirku.
Saat sampai, aku keluar dari stasiun dan berjalan tanpa arah. Lalu aku sampai di suatu taman dan duduk di bangku terdekat.
"Untung aku memiliki cukup banyak uang dari pekerjaan paruh waktuku yang membosankan, sebelum aku bertemu Percy" kataku pada diri sendiri.
Tiba-tiba aku mendengar semak-semak bergerak. Kaget, aku berjalan perlahan ke sumber suara itu. Saat aku menyelidik semak-semak terdekat, aku terkejut karena di belakang semak-semak itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya di sana.
Oke! Itu Chapter 1! Please Reviewnya yaaaa!
