Separuh Bintang

Remake novel Eveline Kartika

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Other Cast

Gs For All Uke

.

.

.

.

Cinta tidak membutuhkan sebuah alasan.

Jika cinta membutuhkan alasan,

Ketika alasan itu hilang, cinta juga akan hilang bersamanya.

Lalu ketika seseorang yang kita cintai itu menghilang,

Apakah kita juga harus hilang bersamanya?...

.

.

.

" Kasihan sekali gadis itu. Ayahnya dulu pergi, kakaknya overdosis dan sekarang ibunya menginggal. Sekarang dia hanya sebatang kara."

Gadis itu hanya berdiri mematung dihadapan makam ibunya. Peti sudah bergerak turun memasuki lubang makam. Tetapi gadis itu tetap tidak menunjukkan ekspresi apapun. Hanya diam..diam..dan diam saja. Seakan tak ada seorang pun di sekelilingnya.

Dua tahun yang lalu…

Suara bantingan barang menjadi backsound keadaan rumah itu. Suara tangisan sang eomma mengiris-iris hati Baekhyun. Sejak sebulan yang lalu, orangtuanya selalu bertengkar. Baekhyun sendiri tidak tahu apa penyebab pastinya pertengkaran itu. Yang ia tahu, dia benci keadaan ini. Dia benci keadaan rumah yang seperti ini. Dia rindu appa nya yang dulu. Kemana kah perginya appa yang sangat menyayanginya itu? Kemana perginya appa yang selalu membawa keceriaan dan kebahagiaan?

Sosok setengah baya muncul di hadapannya, memandanginya dengan tatapan jijik. Dia bukan Appa! Dia bukan Appaku! Baekhyun selalu menanamkan kata-kata itu dalam hatinya. Appanya pasti telah mati. Ya pasti begitu. Appanya tidak mungkin seperti ini.

"Baekki, kau anak haram! Kau bukan anak Appa!"

TARR!

Kata-kata itu meluncur begitu saja. Kata-kata yang terdengar seperti umpatan dibandingkan pernyataan.

Mendadak Baekhyun tidak bisa berpikir. Jangankan berpikir sekarang, bernapas pun rasanya sangat sulit. Baekhyun ingin sekali tertidur. Dia ingin tidur dan saat terbangun dia akan mendapatkan semuanya kembali seperti semula. Ia berharap semua ini hanya bagian dari mimpi buruknya.

Ia memandangi sang Eomma, meminta dukungan. Cepat katakana padaku bahwa semua ini hanya mimpi! Baekhyun berteriak dalam hati. Tetapi Eommanya hanya bisa berisak, dan terus terisak. Lalu Baekhyun beralih memandangi kakaknya. Tetapi Suho hanya memeluknya.

Sayangnya, semuanya ini nyata…

Tanpa menjelaskan apa pun, setelah mengucapkan dua kalimat itu. Appanya benar-benar menghilang. Setiap hari, Baekhyun dan Eommanya selalu menunggu didepan pintu, menunggu dan menunggu. Tetapi Appanya tidak pernah kembali.

Setahun yang lalu…

"Suho Oppa.. aku pinjam kamus ya…" Baekhyun masuk dan mendapati kamar Suho yang kosong. Akhir-akhir ini dia memang jerang melihat Oppanya. Setelah kepergian apaa, Oppanya lah yang menjadi tulang punggung keluarganya. Beban Suho pasti sangat berat. Selain harus mencukupi kebutuhan sehari-hari, Suho juga harus menanggung biay pengobatan Eommanya yang mengidap penyakit jantung. Semua itu pasti tidak sedikit jumlahnya, apalagi jika harus ditanggung oleh namja yang baru berumur 18 tahun.

Tiba-tiba pandangan Baekhyun beralih pada sebuah kotak transparan yang didalamnya terdapat banyak tablet obat. Apa hubungan Suho dengan benda ini? Baekhyun berpikir keras. Ini jelas bukan obat Eomma. Lalu ini apa? Jangan-jangan…..

Baekhyun mencoba menepis semua pikiran buruknya. Tetapi bayangan sang Oppa dan tablet-tablet itu bergantian muncul dalam otaknya. Baekhyun ingin berteriak, dia ingin menangis, dia ingin marah. Dia sudah benar-benar lelah menhadapi semuanya. Tanpa sadar, sebuah pisau kecil memotong nadinya begitu saja. Tidak hanya sekali..dua kali..tiga kali..

"Baekhyun! Apa-apaan ini?! Kau sudah gila!" Baekhyun mendengar teriakan Suho tiba-tiba, terputus-putus. Perasaannya panas dan dingin tidak karuan. Sinar lampu kamar pun terlihat nyala dan padam bergantian. Sebelum akhirnya semua menjadi gelap.

Baekhyun membuka matanya. Semua terlihat putih. Sekilas saja, ia tahu bahwa ini rumah sakit.

"Kita butuh uang. Aku cuman punya cara ini. Aku masih sekolah Baek. Aku bisa kerja apa? Cuma ini satu-satunya jalan. Aku enggak pernah sedikit pun nyentuh itu obat. Sumpah! Aku cuman nge jual/"

Baekhyun tak habis pikir mendengar perkataan Suho. Baekhyun tidak habis berpikir tentang semuanya.

"Saranghaeyo Baekki" kata-kata Suho membuat Baekhyun bergetar. Memang ini bukan pertama kalinya Suho berkata empat mata seperti tadi. Baekhyun tau kalau Suho menyatakan perasaan sayang yang bukan hanya sekedar dari mulut seorang Oppa. Untuk sekian detik dan berikutnya, mereka berpelukan.

Dua minggu kemudian, Baekhyun menemukan Oppanya telah terbujur kaku dengan busa dimulutnya. Baekhyun menjerit sekeras-kerasnya, menangis sekencang-kencangnya. Baehyun mengguncang-guncangkan tubuh Suho sekeras mungkin, memanggil-manggil nama Suho tanpa henti. Baekhyun merasa mulutnya sudah kering, suaranya pun sudah tidak mampu keluar lagi. Tetapi Suho tetap tidak terbangn. Suho telah pergi..

Tiga bulan yang lalu…

Kesehatan sang Eomma semakin memburuk. Sudah tidak ada obat yang bisa diminum. Hampir setiap malam Baekhyun bermimpi semua orang akan pergi meninggalannya. Dan hari iu, mimpinya menjadi kenyataan. Tiba-tiba Eommanya pingsan dan berhenti bernafas. Baehyun hanya menatap tubuh Eommanya yang ambruk ke tanah. Dia tidak melakukan apapun. Dia tidak beteriak seperti saat Suho meninggal, dia tidak menangis seperti Saat menemukan Suho sudah terbujur kaku, dia bahkan tidak berlari menghampiri Eommanya untuk memastikan apaah eommanya masih hidup atau tidak. Dia hanya tahu dia benar-benar inginmati saat itu juga.

Baehyun menatap peti tersiram tanah. Dan dia tetap tida bergera.

"Baekki…" satu soso merangkul pundanya. Terlihat sangat prihatin. Tetapi, Baekhyun menepisnya.

" mulai sekarang jangan panggil aku Baekki."

.

.

.

.

.

TBC