Kasus pembunuhan sedang marak terjadi. Polisi menjadi sangat gerang dan memperketat setiap penjagaan yang ada di setiap sudut kota. Tapi bukannya malah menekan jumlah orang yang membunuh, tapi semakin banyak yang terbunuh termasuk para polisi itu sendirinya dan pelakunya tak lain adalah Lee Sungmin yang merupakan anak dari pemilik perusahaan bergengis Sendbill yang kini menjadi burnonan dimana-mana.

My freedom

By D2L

Sungmin langsung membuka matanya ketika mendengar suara ribut-ribut. Wajahnya langsung terlihat tegang dan salah satu tangannya masuk ke balik bantal kepalanya dan mengambil dua buah pistol yang selalu disembunyikannya di sana. Dia lalu bangkit dari tempat tidurnya dan menyimpan kedua pistol itu pada masing-masing sakunya. Dia segera berjalan cepat ke arah salah satu kursi dan mengambil tas ransel hitam yang penuh dengan senjata-senjata lainnya, persediaan peluru yang banyak dan juga beberapa perangkat elektronik yang akan sangat mendukungnya.

Tangannya mengambil satu pistol miliknya. Sungmin membalikkan dirinya ke arah suara pintu yang terbuka dan langsung menembakkan sebuah peluru padahal dia sama sekali tidak tahu siapa yang masuk ke dalam ruangan gelap ini. Dia tidak perlu mengetahuinya karena Sungmin yakin itu adalah orang-orang yang dikirim oleh orang tuanya untuk menangkapnya atau itu adalah polisi-polisi yang ingin menjebloskannya ke dalam penjara yang dingin.

"Tuan Sungmin berhenti melakukan hal yang seperti ini. Anda bisa saja kembali dan kasus pembunuhan yang Anda lakukan tidak akan diketahui oleh masyarakat jika Anda ikut kami sekarang. Orang tua Anda sangat mengkhawatirkan Anda," ucap salah seorang dari pendatang itu yang sepertinya tidak mati terkena tembakan mematikan dari Sungmin.

Mereka semua pembohong.

Sungmin sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapan itu. Dia sudah sering mendengarnya dan saat mendengarnya pertama kali, dia tertipu dan kemudian apa yang terjadi ketika dirinya ikut mereka? ketika sampai di rumah dia dimaki habis-habisan oleh kedua orang tuanya dan bahkan dipukul sampai babak belur dan mereka bukan melakukan itu karena cemas dengan dirinya atau khwatir dengan dirinya, tapi mereka lebih takut ketika perusaahan milik mereka akan hancur karena perlakuannya yang membunuh itu akan menjatuhkan nama baik mereka dan membuat malu mereka. Lalu apanya yang katnaya orang tuanya itu sangat mengkhawatirkannya? Yang benar saja. Bahkan mungkin orang tuanya lebih senang mengetahui jika dirinya sudah mati dan tidak akan membuat kekacauan yang semakin mempermalukan mereka.

Sungmin kembali menembak lagi. Tapi kali ini dia bisa melihat jelas wajah yang dia tembak mati ketika mereka para pendatang tak diundang itu menyalakan lampu kamar ini. Sungmin bisa melihat wajah ketakutan mereka. Kelihatannya mereka takut sekali pada Sungmin, tapi jika kau perhatikan lebih baik. Itu tidak lain adalah sebuah topeng yang mereka gunakan agar Sungmin luluh terhadap mereka. Lihat saja tubuh mereka yang tidak gemetaran, tidak menampakkan ketakutan seperti raut wajah yang mereka pasang dan juga mereka terlihat santai sekali memegang pistol pada tangan mereka.

Mereka semua aktor yang handal.

Sungmin mendecak kesal. Kini diambilnya lagi satu pistol dari sakunya. Dia menarik napas panjang dan menutup kedua matanya sejenak, dan ketika Sungmin membuka matanya, dia langsung berlari ke arah kerumuman pendatang itu yang terdiri dari lima orang. Sungmin menembak, tapi mereka juga kini tidak hanya diam saja. Mereka berpencar dan mulai menembak Sungmin dari berbagai arah.

"Tuan. Hentikan semua ini. kami tidak mungkin bisa menang dari Anda. Tolong hentikan," ucap salah satu dari mereka.

Mereka menembak dengan lincah tapi juga terus saja memohon-mohon pada Sungmin seperti mereka benar-benar manusia yang tidak berdaya yang tidak pernah terjun ke dunia kekerasan seperti ini.

Mereka semua penjilat yang rendahan.

Kedua pistol milik Sungmin kehabisan peluru. Dia langsung membuang kedua pistol itu begitu saja ke lantai. dia menghentakkan kedua tangannya dan bilah pisau muncul dari balik lengan baju yang sedari tadi disembunyikannya. Dia berlari ke arah salah satu pendatang dan orang itu menembakinya. Sungmin dengan tenangnya menghantam peluru yang melesat itu dengan sebilah pisaunya dengan gerakan yang sangat cepat dan membuat peluru itu meleset ke arah yang lain.

Pendatang itu tampak kehabisan peluru dan kini dia benar-benar menampakkan ketakutan yang bukan sebuah akting belakang saja. Sungmin kali ini menyeringai.

"Terima kasih sudah datang padaku dan memberikan nyawa sampahmu itu untuk kubersihkan dari dunia ini." Dan kemudian Sungmin tanpa kasihan menusuk labung kiri pendatang itu dengan pisau miliknya. Tidak hanya berhenti sampai di sana saja. Sungmin menggerakkan pisaunya semakin ke atas membelah organ-organ lainnya dengan santainya seperti dia sedang memotong daging domba yang lembut. Senang melihat korbannya kini sudah mati, Sungmin menarik pisaunya keluar dan menendang tubuh pendatang itu dengan keras ke atas lantai. Darah dan juga daging-daging yang sudah terkoyak kecil sedikit mengenai Sungmin.

Sungmin kini berbalik ke arah tiga orang yang tersisa lainnya. Seringai mengerikan itu semakin termekarkan dan ketiga orang itu bergidik melihatnya.

Aku muak melihat keberadan mereka semua.

"Hmm… siapa ya yang akan kubunuh selanjutnya, ya?" tanya Sungmin seraya menjilat bibirnya yang terasa kering.

Tidak menunggu jawaban dari ketiga orang itu, Sungmin berlari lagi ke arah mereka. Dia menendang ke arah salah satu dari mereka tapi orang itu menghindari dan kedua orang lainnya menyerangnya dengan pisau juga dari arah kiri dan kanan Sungmin dengan bersamaan, tapi Sungmin menyadari hal itu dan meloncat, membuat kedua orang itu saling menusuk teman mereka satu sama lain dan kini hanya tertinggal satu orang saja. Sungmin yang masih berada di udara, menjungkir balikkan badannya untuk semakin dekat ke arah pendatang yang tertinggal itu dan kemudian ketika tepat berada di atasnya. Sungmin tanpa kasihan menancapkkan dua bilah pisaunya tepat dipuncak kepala pendatang itu yang kemudian pendatang itu langsung mati seketika.

Kini tubuh Sungmin penuh dengan darah dimana-mana. Bau amis itu sungguh menusuk. Dia tidak mungkin pergi dari gedung tidak berpenghuni ini ke tempat barunya dengan keadaan seperti ini.

Aku bosan dengan rutinitasku yang membosankan dan selalu dikekang.

Sungmin berjalan dengan tas ransel hitam miliknya menuju kamar tak terpakai lagi dari gedung hotel yang sudah ditinggalkan ini dan juga sudah tidak terurus. Dia hanya berpindah menuju kamar yang tepat berada di sebelah kamarnya yang sebelumnya yang sudah penuh dengan seonggokan mayat dimana-mana. Sungmin mengunci pintu kamar itu ketika dia sudah berada di dalam. Dia bergerak ke arah tempat tidur, melemparkan tasnya yang juga sudah terkena percikan darah ke atas tempat tidur itu. Kemudian Sungmin segera membuka resleting tas itu dan mengambil pakaian baru dan juga sebuah handuk.

Suara pecahan vas bunga membuat Sungmin berhenti berjalan dan dia mendapati seorang yang tidak asing lagi baginya. Laki-laki itu berparas tampan dengan rambut coklat ikalnya. Sebuah seringai yang termekarkan di bibirnya tidak mengurangi pesonanya.

"Kau keras kepala sekali, ya? Sudah kukatakan aku tidak akan kembali padamu apalagi dua tua bangka yang busuk itu," ucap Sungmin dengan ucapan dan tatapan yang sangat sinis.

Laki-laki itu sama sekali tidak bergeming mendengar ucapan Sungmin. Yang dia lakukan yaitu semakin berjalan mendekat ke arah Sungmin dan semakin memekarkan seringai licik miliknya.

"Kau tahu tidak mungkinkan aku melepaskan orang yang ditunangkan padaku begitu saja. Bisa-bisa aku tidak akan dapat harta warisan dari kedua orang tuaku jika saja dia tahu aku dan kau tidak jadi menikah." Laki-laki itu memegang dagu Sungmin dengan keras dan memaksa Sungmin untuk menatap kedua matanya yang tidak kalah sinisnya. Mereka berdua saling memberikan deathglare satu sama lain.

"Sometimes you won't get what you want, Cho Kyuhyun" desis Sungmin.

"But everthing always happen according to my will," balas Kyuhyun tidak kalah sengitnya.

Kali ini aku akan memberontak dan tidak akan ada yang bisa mengambil paksa kebebasanku dari tanganku.

Sungmin menyiku perut Kyuhyun dengan keras menggunakan siku kaki kanannya. Sontak saja Kyuhyun melepaskan cengkaramnnya pada dagu Sungmin dan memegang perutnya yang terasa nyeri karena ulah Sungmin. Kyuhyun kemudian menatap Sungmin dengan tatapan geram.

"Aku sudah mengatakan berulang kali padamu bahwa kau tidak akan bisa mendapatkanku seperti wanita-wanita jalang yang sering mendekatimu," ucap Sungmin.

Walaupun seberapa kalian berusaha untuk menangkapku dan mengurungku lagi dalam sel memuakkan dan kotor itu….

Sungmin kini sudah terlalu malas untuk melakuan hal lainnya lagi. dia sudah tidak peduli akan membersihkan dirinya yang sungguh mengeluarkan bau yang tidak sedap. Yang diinginkannya sekarang adalah menjauh dari laki-laki keras kepala dan juga bangsat ini. Sungmin segera berjalan ke arah tas ransel miliknya, memasukkan barang yang tadi diambilnya begitu saja dan kemudian kembali memungguni ransel itu, tapi sebelumnya dia sempat mengambil sebuah pistol dari tas miliknya. Tentu saja pistol itu akan digunakannya untuk mengancam Kyuhyun agar menjauh darinya dan tidak mengikutinya untuk beberapa waktu karena dia tahu berapa kalipun dia melakukan hal berbahaya yang mengancam nyawa laki-laki bangsat itu, tapi laki-laki bangsat itu selalu bisa menemukannya dan menemuinya dengan wajahnya yang menyebalkan.

"Aku tahu kau tidak akan berani untuk menembakku," ucap Kyuhyun.

"Oh, kau yakin sekali akan presepsi itu, Tuan muda yang manja." Dan ketika Sungmin selesai mengatakan hal itu, dia mengarahkan pistolnya ke arah kaki kiri Kyuhyun dan menembakkinya. Kyuhyun membelak kage dan juga berteriak dengan volume yang tidak terlalu besar. Kyuhyun terjatuh berlutut seraya memegang bekas tembakan Sungmin yang sudah mengeluarkan darah. Kemudian Kyuhyun mengalihkan perhatiannya ke arah Sungmin lagi dan memasang raut wajah yang sangat marah, tapi dia tidak mengeluarkan makian dari mulunya. Dia hanya memandang Sungmin, menunjukkan apa yang dirasakannya sekarang terhadap Sungmin. Perasaan marah yang sangat meluap.

"Kau beruntung aku tidak membunuhmu walaupun kau sudah sering kali bertatap muka denganku. Kau adalah orang yang paling bangsat dari semuanya dan kau akan kusimpan sebagai puncak terakhir dari pembunuhan yang kulakukan," ucap Sungmin dan kemudian dia pergi meninggalkan geduang tak terpakai itu tidak peduli dengan keadaan Kyuhyun.

Aku akan selalu bebas dan Aku akan mulai membersihkan dunia ini dari orang-orang picik seperti kalian.

Walaupun Kyuhyun kesal setengah mati pada apa yang dilakukan Sungmin padanya, tapi tetap saja rasa sukanya pada Sungmin tidak bisa hilang. Laki-laki itu terlalu unik dan selalu membuat sesuatu di dalam dirinya membuncak untuk memiliki laki-laki itu. Rasa yang tidak pernah dirasakannya pada wanita-wanita lain yang selalu mendekatinya demi hartanya. Tapi Sungmin benar-benar beda dengan semua orang yang pernah ditemuinya dan itu membuatnya benar-benar ingin memiliki Sungmin dengan segala sifat keganasannya. Dia akan memiliki Sungmin bagaimanapun caranya, selicik dan sekotor apapun cara yang nanti akan digunakannya.

"Kita lihat saja siapa yang keinginannya akan terjadi deluan. kau atau mungkin sebelum kau melakukan hal itu kau sudah jatuh dan memohon-mohon padaku, Lee Sungmin," ucap Kyuhyun lagi-lagi memekarkan sebuah seringai miliknya dan wajah antusias, sepertinya dia sudah lupa akan sakit fisik yang dialaminya karena tembakan Sungmin yang tadi.

END