Summary: Sebenarnya Ichigo sangat menyukai dan menyayangi Rukia, tapi Ichigo terlalu posesif sehingga dia menunjukkan kasih sayangnya dengan cara yang salah!

Disclaimer: Bleach punya Tite Kubo dan cerita ini punya saya!

Rate: T

Genre: Romance/Angst/Tragedy

Pairing: IchiRuki

Yeah! Saya Author baru! Mohon maaf kalau tidak bagus.

Mungkin di cerita ini tidak terlalu angst karena saya tidak terlalu tau cara menyiksa seseorang.

Baca dan REVIEW!

Aishiteru Rukia

Suasana yang mendung membuat acara pemakaman itu bertambah sedih, gerimis yang jatuh ke bumi tidak membuatnya beranjak dari makam sang kakak tersayangnya. Kematian yang tidak diinginkan dan lagi dengan cara yang tragis, kakaknya tewas dibunuh seseorang yang tidak dikenal, sampai saat pemakaman pun pelaku pembunuhan itu belum diketahui ciri-cirinya.

"kakak..." panggilnya lagi di depan makam sang kakak.

"ayo pulang..." sang kakak ipar terus membujuknya.

Mereka berdua sama-sama kehilangan seseorang yang sangat mereka sayangi, angin duka sedang menyelimuti mereka berdua.

"Rukia..." panggil sang kakak iparnya lagi.

Setelah beberapa menit berlalu mereka berdua pun kembali ke rumah tempat tinggal mereka, sekarang rumah itu sepi dan suram tidak ada sapaan dan senyuman hangat itu lagi tanpa kehadiran orang yang sangat mereka sayangi itu,Hisana Kuchiki. Ya Hisana tewas terbunuh, sangat janggal pula cara kematiannya itu, Hisana dikenal karena keramahannya lalu siapakah orang yang tega membunuh sang matahari mereka?

3 bulan kemudian...

Mentari bersinar cerah menyambut pagi yang sejuk dengan kicauan burung yang merdu yang hinggap di pohon disekeliling rumah itu.

Hari kelam itu sudah berlalu ,tidak perlu diingat karena itu bisa memberikan kesedihan yang berlarut, memulai dari awal adalah pilihan yang tepat dan inilah hari cerah itu.

"Rukia! Ayo cepat! Kamu akan terlambat sekolah nanti!" sebuah teriakan yang menggelegar dari sang kakak ipar,Byakuya Kuchiki.

"iya! Sebentar lagi aku turun!" jawab Rukia yang juga berteriak.

Tidak lama Rukia turun ke lantai satu dan langsung bergegas menyusul Byakuya yang sedang menunggunya di depan pintu rumah. Rumah mereka cukup jauh dari sekolah Rukia karena rumah mereka berada di bukit yang ada di kota itu. Perjalanan dari rumah ke sekolah memakan waktu sekitar 30 menit, walaupun termasuk waktu yang singkat kadang kala Rukia membuang-buang waktunya untuk bermalas-malasan di pagi hari.

"nii-sama nanti mau menemui editor lagi?" tanya Rukia di tengah perjalanan menuju sekolah.

Tidak diragukan lagi kalau Byakuya mempunyai pekerjaan yang sibuk karena sekarang dia sedang menulis buku terbarunya, memang dari dulu Byakuya sudah terkenal dengan tulisannya yang bisa memfotivasi orang, tapi pekerjaan yang sebenarnya adalah arsitek.

"iya, kenapa?" Byakuya balik bertanya sambil terus fokus menyetir mobil.

"terlambat lagi ya?" gumam Rukia.

Setelah melewati perjalanan yang cukup hening sampailah mereka di depan sekolah. Rukia bergegas keluar dari mobil dan langsung berlari masuk ke dalam sekolah.

###

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi, semua murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing lain lagi dengan Rukia yang masih duduk di kursinya sambil mencoba menghubungi Byakuya dari ponselnya.

"ukh! Tidak diangkat-angkat lagi" batin Rukia kesal.

"hey! Belum pulang?" tanya seseorang sambil melambai-lambaikan tangannya di depan Rukia yang masih sibuk dengan ponselnya sendiri.

"ah! kamu Ichigo, ada apa?" Rukia baru tersadar.

"aku tanya kenapa kamu belum pulang?" Ichigo duduk di kursi yang ada di depan Rukia.

"aku menunggu nii-sama menjemputku" Rukia lalu membereskan buku-bukunya yang ada di atas meja.

"akhi-akhir ini kamu diantar jemput ya?" Ichigo memeluk sandaran kursi.

"iya, memangnya kenapa?"

"tidak, hanya saja kakak iparmu itu terlalu melindungimu semenjak kematian kakakmu" kata Ichigo jujur.

Rukia berhenti memberskan bukunya sejenak, dia menyandarkan tubuhnya mengambil nafas dalam sambil memejamkan matanya.

Seakan menunggu jawaban dari Rukia, Ichigo memandang Rukia lekat-lekat. Terus memandang Rukia yang masih memejamkan mata.

"aku tidak mau membahas itu" kata Rukia yang perlahan membuka matanya.

"baiklah..." Ichigo berhenti membahas masalah tadi.

Suasana hening, Ichigo masih memeluk sandaran kursi sambil memikirkan sesuatau sedangkan Rukia masih terus berusaha menghubungi Byakuya.

"eh! Menunggu kakakmu di depan sekolah saja biar kelihatan!" tiba-tiba saja Ichigo menggenggam tangan Rukia lalu menariknya berjalan ke depan sekolah.

Di sepanjang koridor yang dilewati Rukia terlihat tidak protes tangannya digenggam Ichigo. Ichigo juga kelihatannya santai saja menggenggam tangan orang tanpa permisi.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, berarti sudah 30 menit berlalu Rukia menunggu Byakuya menjemputnya. Selama 30 menit itu Rukia tidak sendirian, dia ditemani Ichigo yang masih menceritakan pengalamannya.

"menyenangkan sekali bisa seperti itu saat liburan musim panas!" Ichigo melipat tangannya di belakang kepala.

"ya...ya.."tanggap Rukia asal-aslan

"eh...aku haus aku mau beli minuman, kamu mau?"tawar Ichigo.

"boleh..." jawab Rukia.

"tunggu sebentar..." Ichigo berjalan ke mini market di daerah sana.

Tidak lama Ichigo kembali sambil membawa dua kaleng minuman.

"nih!" Ichigo melemparkan sekaleng minuman pada Rukia.

"makasih.." Rukia langsung membuka minuman itu lalu meneguknya.

"kakakmu masih lama?" Ichigo kembali duduk di sebelah Rukia.

"mungkin sebentar lagi.." Rukia meneguk munumannya lagi.

"Rukia...mana yang akan kamu percayai?" Ichigo menggantungkan perkataannya dengan raut wajah serius. Rukia mengangkat satu alisnya karena tidak paham maksud perkataan yang menggantung itu.

"jika ada orang asing yang tiba-tiba muncul di kehidupanmu setelah kematian kakakmu dan ternyata orang asing itu adalah seorang polisi lalu polisi itu menuduh bahwa sahabatmulah yang telah membunuh kakakmu. Jadi siapa yang akan kamu percayai, polisi yang mencurigakan atau sahabatmu?" Ichigo menatap Rukia tajam.

Keheningan menjelma mereka berdua, hanya ada suara kendaraan yang berlalu-lalang di jalan yang ada di depan mereka. Rukia juga terlihat tidak mau menjawab pertanyaan Ichigo, tidak diragukan lagi Rukia tidak suka kalau kematian kakaknya diungkit lagi. Keheningan masih melanda, Rukia memejamkan matanya,ya paling tidak Rukia berpikir untuk memikirkan jawabannya jika dia mau menjawab pertanyaan itu.

"tidak selamanya polisi itu benar..." Rukia membuka mata. Ichigo terlihat bingung.

"dan tidak diragukan juga kalau sahabat kita bisa berbuat seperti itu..." tambah Rukia.

"lalu apa jawabanmu?" Ichigo menyandarkan tubuhnya di sandaran bangku.

"tidak ada yang aku percayai..."

=======================To Be Countinue======================

Yeh! Fic Angst pertama saya! ^-^

Yah ini baru permulaan saja mungkin bagian intinya adaa di chapter 2 nya!

Terima kasih sudah mau membaca!

Tolong tinggalkan REVIEW!