Disclaimer : Vocaloid bukan punya saya, saya hanya meminjam nama-namanya saja – boleh? –

Warning : karena ini fanfict kedua, gomen jika Typo bertebaran dimana-mana, alur yang berbelit-belit dan berputar-putar, EYD banyak yang salah, cerita aneh, ide abal, dan masih banyak lagi...

Terimakasih sebelumnya untuk para angle yang sudah mau me review saya di fanfict pertama dan membuat saya ingin terus mencoba membuat fanfict walaupun masih jelek (^O^)

Karena di fanfict pertama saya sudah memisahkan Gakupo dari Luka, maka saya buat fanfict ini...

"apanya? Kisahku dengan Luka juga Cuma di bagian # %&***" (maaf, bagian belakang itu harus dan wajib disensor)

"Jangan di bocorin donk ceritanya!" teriak author tepat di telinga Gakupo (kan a/n lagi mbungkam mulut Gakupo)

"oke, jangan pedulikan Gakupo! Selamat membaca!"

"emang ada yang mau baca?" tanya Oliver dingin.

Jleb...

Loh?

Why I fell hurt without you?

Selama ini, aku masih belum tahu apa yang sebenarnya sedang kutunggu.

Jantungku berdegup kencang ketika melihatmu tertawa, tapi seperti diiris dengan pisau kalau kau tertawa dengannya.

Tapi aku tak tahu mengapa sampai sekarang aku hanya menunggu, menunggu, dan terus menunggu. Entah kenapa tidak ada hasrat sama sekali untuk merebutmu darinya.

Mungkin aku sadar bahwa aku ini hanyalah seekor itik buruk rupa, yang bodoh dan mudah terlupakan. Itik jelek yang sedang menanti sebuah keajaiban. Sepertinya malah menanti lubang yang dalam.

Bagaimana tidak? Semua orang disekelilingmu adalah orang-orang yang terkenal. Mereka sangat menarik. Sangat keren.

Tidak sepertiku

Siapa aku?

Bukan siapa-siapa.

Kau tak pernah sekalipun melirikku. Seberapa kerasnya aku mencoba berjalan di depanmu.

Maka aku akan menunggu.

Walau aku tahu menunggu itu tidak baik.

Lagi pula apa yang bisa diharapkan dari menunggu? Hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi bukan?

Sakit hati dan bahagia.

Tapi perbandingan sakit hati dan bahagia itu hanyalah tiga banding dua.

Bahagia kalau kita mendapatkan 'miracle',dan sisanya adalah kekecewaan.

Dan aku tak memiliki cukup keberanian untuk sekedar mencoba mengatakan "Hai, aku ingin berkenalan denganmu" malah aku tak akan pernah berani untuk mengatakan "Hallo apa kabar?".

Aku terlalu pengecut untuk itu.

Dan ketika sang mentari datang dalam hidupku, yang ku tahu aku sudah terlambat dan harus selalu...

Menunggu...

.

.

.

Buk

Luka menutup bukunya, ia tersenyum puas.

"Haah... kapan ya si 'aku' ini berani merebut si 'cowok' itu? Uuh sayang sequel ke 2 nya belum terbit! Aaaah! Sebel!" Luka meletakkan bukunya itu ke meja, ia menarik sebuah bantal dan membenamkan kepalanya kesana.

"Hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi kalau kita menunggu, sakit dan bahagia... lalu apa kemungkinan yang akan terjadi kalau kita merebut ya?" Luka bergumam sendiri. Ia berusaha mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri. Sebelum Luka menemukan jawaban itu, perasaan kantuk yang sangat hebat sudah menyerangnya dan membuatnya tertidur lelap.

Pagi ini adalah pagi yang cukup cerah untuk Luka, dia terbangun pagi-pagi sekali. "Padahal ini hari minggu" keluhnya. Tapi dia tidak tidur lagi, matanya sulit di ajak menutup. Jadi Luka putuskan untuk sedikit berolah raga.

Dengan mengenakan jaket merah kesayangannya, celana panjang olahraga, dan I-pad di dalam saku celananya, Luka segera berlari-lari menuju ke sebuah taman yang ada di dekat rumahnya.

Taman itu sangat sepi. Hanya ada empat sampai enam orang saja yang ada di sana. Luka mengedarkan pandangan ke sekeliling taman itu. Dan matanya terpaku pada seorang pria yang sudah tidak asing bagi Luka, dia Gakupo! Teman SMA Luka. Luka lalu menghampiri Gakupo.

.

.

.

Gakupo-POV

Entah apa yang sedang ada di pikiranku saat ini. Aku bangun pagi-pagi sekali dan berlari-lari ke taman di seberang rumahku.

Dan entah kenapa pikiranku melayang pada Luka. sahabatku di SMA. Dia adalah sahabat terbaikku. Hanya saja, perasaanku padanya telah berkembang lebih dalam lagi.

Aduh, kenapa aku bisa memikirkan Luka, sih?

Aku menggeleng dan menatap aktifitas di taman yang sangat sepi ini. sepi...

Hahaha... kan memang sepi... loh kenapa aku terus terusan mengulang ulang kata sepi?

Aku baru mau berbalik ketika sebuah suara mengagetkanku.

"Ohayou Gakupo-kun, kau sedang apa?" sapa seorang gadis bersurai merah muda di depanku.

deg

Oh Luka! Kau benar-benar panjang umur...

.

.

.

Normal-POV

"Ohayou Gakupo-kun, kau sedang apa?" sapa Luka

"Tentunya aku tidak sedang tidur sekarang" walaupun terkejut Gakupo masih sempat menggoda orang yang dia suka itu. Luka mengerucutkan bibirnya tanda tidak suka.

"Kalau tidak salah rumahmu kan ada di bagian barat kota Tokyo! Jangan-jangan kau pindah kemari tanpa memberitahuku? Atau kau berlari dari rumahmu yang jaraknya ratusan kilometer kemari?" tanya Luka berniat membalas Gakupo.

Sayangnya pertanyaan Luka hanya di jawab sekenanya saja.

"Apa aku harus melapor padamu kalau aku tinggal disini?" senyum jahil menghiasi wajah Gakupo, dia puas melihat bibir Luka mengerucut lagi.

"Uh...! Kenapa aku selalu saja kalah kalau berdebat denganmu?!" Luka melipat tangannya, bibirnya bertambah mengerucut. Bukannya meminta maaf Gakupo malah tertawa terbahak bahak.

Luka menyayangi Gakupo. tentu. Dan dia tidak pernah bisa marah padanya.

.

.

.

Esoknya di SMA Crypto

"Kau tahu siapa dia?" tanya Luka suatu hari di kantin sekolah pada Gakupo. Gakupopun tersedak ayam goreng yang baru digigitnya. Kasian melihat Gakupo batuk-batuk Luka lalu menepuk punggung Gakupo dengan pelan (maaf, maksudnya keras).

"Uhuk...! Aduh! Sudah-sudah! Ehm... Ukh...! sudah-sudah aku sudah baikan... ehm... siapa?" Gakupo segera mengedarkan pandang ke seluruh ruangan.

"Itu, itu yang duduk disana itu, yang sedang bersama Miku-nee itu" Luka menunjuk seorang pria berambut biru yang duduk di sebelah kakak kelas mereka. Miku.

"Ooh! Dia itu Kaito. Anak baru. Dia pacar Miku-nee" terang Gakupo singkat. Ia kembali melahap ayam gorengnya.

"Dia benar-benar tampan, sayang dia pacaran dengan Miku-nee, ingin kurebut deh!" Oceh Luka tak karuan

Dan kata-katanya barusan sukses membuat Gakupo kembali tersedak.

.

.

.

Luka-POV

"Uhuk-uhuk! Kau... uhuk... ber... bercanda... kan? Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk!" Gakupo lagi-lagi tersedak. Kenapa dia hobi sekali tersedak ayam gorengnya? Tapi kasian juga dia. Jadi ku layangkan tanganku tepat ke arah punggungnya.

Wajah Gakupo berubah menjadi merah. Kasian sekali dia, sepertinya ayam jahat itu tersangkut di tenggorokannya. Jadi ku tepuk-tepuk punggung Gakupo lagi dengan pelan(maaf, seperti biasa maksudnya keras... SANGAT KERAS)

"Iya aku serius, masa aku harus menunggu Kaito putus dengan Miku-nee dulu? Yang ada malah aku bosan menunggu, lalu Kaito keburu diambil orang!" jawabku polos, sambil masih terus menepuk-nepuk punggungnya. Alhasil Gakupo menyemburkan ayam goreng jahat itu keluar.

Cepat-cepat aku menyingkir dari hadapan Gakupo. Aku mengeluarkan rintihan jijik. Aku mau memarahi Gakupo, tapi saat aku menatapnya matanya menatap balik dengan tajam ke arahku.

.

.

.

Normal-POV

"Kau itu sudah gila ya? Aku lebih suka menunggu dari pada harus merebut! Merebut itu tidak baik! Untuk kau, Kaito, Miku-nee, dan juga untuk semua orang, kau mengerti?!" Gakupo memandang Luka tajam. Ia memandang wajah terkejut Luka.

Ada ekspresi terluka di wajah Luka yang cantik. Tapi ekspresi itu segera terganti dengan kekakuan.

"A... aku akan tetap merebutnya" Dia benar-benar kaget mendengar nada mengancam Luka. Gakupo tidak menyangka bahwa Luka akan senekat itu.

"Baiklah, itu terserah kau, tapi ingat! Kau mungkin akan menyesal ketika kau sudah melakukan itu!" Gakupo segera berdiri, dia mencampakkan ayam gorengnya ke atas piring dan pergi meninggalkan Luka sendiri.

.

.

.

.

.

"Gakupo-kun baka! Dia tidak tahu apapun tentang merebut!" Luka membanting tas sekolahnya ke lantai, ia menjatuhkan diri di atas kasurnya.

"Gakupo-kun baka!" entah kenapa, hati Luka sakit sekali. Air mata mulai berguguran membanjiri wajah cantik Luka. Ia menangis sejadi-jadinya, meluapkan rasa sakitnya dibalik selimut.

-to be continue-

Author : nah, ceritanya sampai disini dulu... kenapa Luka menangis seperti itu ya? Dan apa yang akan Luka lakukan untuk merebut Kaito? Tunggu di capter selanjutnya...

Oliver : Flame dia! Flame dia! Flame dia!

(T^T)

Loh?

Author : gak papa deh... berminat RnR?