Main pair
VKOOK AND MEANIE
WARN
Yaoi,bxb,tak sesuai EYD, dll
DLDR!!
-All cast is not mine-
HAPPY READING
(0)
Sudah seminggu kedua orang tua Jungkook dan Wonwoo meninggal dunia karena kecelakaan yang merengut nyawa keduanya, dan sudah seminggu pula jungkook dan wonwoo selalu mendapat tagihan pelunasan hutang dari seorang anak buah rentenir. Wonwoo sebagai anak pertama terlihat stres karena jumlah hutang kedua orang tuanya yang terbilang tidak sedikit. 350 juta won itu tidak sedikit, sama sekali tidak sedikit. Wonwoo bahkan merasa heran dengan penagih hutang itu, apakah mereka sama sekali tak memiliki belas kasihan padanya. Orang tuanya baru saja meninggal seminggu yang lalu. Jawabannya tidak, rentenir itu tak memikirkannya sama sekali. Karena tanpa sepengetahuan Wonwoo maupun Jungkook, kedua orang tua mereka sudah menunggak tagihan itu selama empat tahun lamanya, dan karena itu jugalah bunga uang pinjaman membengkak dan menyebabkan lonjakan tagihannya. Sungguh ingin rasanya wonwoo menjual ginjalnya agar semua hutang itu lunas, tapi tidak mungkin, dia masih sayang nyawa dan kesehatannya.
TOK TOK TOK
"Hyung ada tamu" Jungkook memanggil Wonwoo yang berada didapur sedang mencuci piring.
"Kau yang membuka kook, aku masih sibuk" Jungkook mulai beranjak dan mengintip siapa yang ada diluar rumahnya melalui kaca transparant kecil di samping pintu rumahnya yang terlihat buram dari luar, namun akan tampak jelas jika dilihat dari dalam. Jungkook kaget dan segera berlari menuju dapur tempat dimana kakaknya berada.
"H-hyung" Wonwoo masih fokus mencuci piring-piringnya.
"Apa?"
"I-itu hyung.."
"Bicara yang jelas kook"
"Anak buah Rentenir yang kemarin datang lagi hyung" Wonwoo agak terkejut, namun segera ditutupi dengan wajah datarnya.
"Lagi?" Jungkook mengangguk. Wonwoo menghela nafas lelah.
"Ayo" wonwoo dan jungkook berjalan menuju pintu depan rumahnya.
TOK TOK TOK
"Ya sebentar" Wonwoo menyahut.
KRIET
"Lama sekali, apa kalian akan membayar hutang hari ini? Orang tua kalian itu sudah menunggak pembayaran selama 4 tahun. Jadi tidak ada toleransi sama sekali." Anak buah aja sudah nyolot, apalagi bosnya -jww.
"Kemaren sudah kubilang kan, aku tak punya uang. Tidak mungkin kami menghasilkan uang hanya dalam waktu sehari. Kalian kira kita bisa menggandakan uang. Jangan bercanda! Kita pasti akan bayar, tapi tidak sekarang! Bilang saja pada bosmu." Wonwoo berbicara mengeluarkan semua unek-unek yang ada dikepalanya, dia sangat kesal. Tatapan mata Wonwoo juga sudah menjadi setajam elang. Bahkan Jungkook sudah bersembunyi menghindari amukan kakaknya.
"Kau harus melakukan kesepakatan dengan bos dulu jika begitu. Orang miskin seperti kalian memang harus diberi pelajaran" Orang itu terlihat menjauh dari pandangan Wonwoo.
"Pergi sana tidak usah kembali sekalian" ucap Wonwoo saat orang itu pergi. Jungkook keluar dari persembunyiannya dan berdiri disebelah Wonwoo.
"Dia sudah pergi hyung?"
"Entahlah" kepala Wonwoo masih mendidih.
Tak lama pagar rumah duo jeon dibuka diikuti dengan barisan bodygurd berbadan besar disana. Membuat duo jeon kaget berjamaah karena pagar rumah mereka seperti ingin rubuh. Dan diantara bodyguard itu seorang kakek -kata jungkook- berjalan menggunakan tongkatnya disertai jalan yang dibuat-buat seangkuh mungkin.
"Dasar kakek-kakek tidak ingat umur, tinggal dilempar diliang kubur aja begaya" cerocos Jungkook dibalik badan sang kakak.
"Anak-anak Tuan dan Nyonya jeon memang menawan" Ucap kakek tua yang diyakini Jungkook dan Wonwoo adalah bos mereka.
"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan." Wajahnya yang sudah sangat terlihat menua dimakan usia itu terlihat serius. Wajah Wonwoo pun terlihat dua kali lebih serius, sungguh firasatnya tidak enak sama sekali.
"Kalian berdua memiliki wajah yang manis, Jika kalian tidak bisa membayar hutang dalam waktu dua bulan dari sekarang, maka kalian akan membayarnya dengan tubuh kalian. Khekhe.. uhuk.. uhuk.. uhuk.." Barisan bodyguardnya dengan segera menghampiri bos mereka dan memberikan botol air mineral untuk diminum.
Setelah selesai dengan acara batuk mendadak yang merusak suasana, kakek tua tadi kembali berucap.
"Terutama kau, kau sangat montok dan manis" kakek tua itu menunjuk Jungkook dan memandangi jungkook dari atas kebawah. Kebetulan saat itu jungkook hanya menggunakan kaos kebesaran dan celana pendek yang sukses memamerkan kaki putih mulus miliknya. Jungkook merinding dibuatnya.
"H-hyung" Wonwoo langsung menyembunyikan Jungkook dibelakang tubuhnya.
"Dan kau bisa kujual karena wajahmu lumayan cantik khas oriental walau kau laki-laki" kakek tua itu bergilir menunjuk Wonwoo.
"Aku akan menunggu masa-masa itu, bersiaplah.."
"Jika aku dan adikku bisa melunasi hutang itu dalam waktu dua bulan, pergilah keliang kubur setelah itu orang tua" ucap Wonwoo sarkastik.
"Baiklah, tapi aku yakin kau tak bisa membayarnya cantik. Aku heran anak laki-laki jaman sekarang sangat cantik dan manis mengalahkan perempuan. Hati-hati dengan omonganmu saat berbicara dengan yang lebih tua. Kutunggu dua bulan lagi. Aku akan kembali kesini dan tak sabar untuk membawa pulang barang bagus."
Wonwoo dan jungkook terdiam setelah kepergian kakek tua itu.
"Seriously? Wtf" wonwoo tak tahan untuk mengumpat.
"Apa kita harus menelpon Yoongi-hyung dan meminta bantuannya?" Wonwoo menghela nafas panjang.
"Aku tak ingin merepotkannya, minggu depan dia akan menikah" Wonwoo berucap pelan. "Kalau begitu dengan Jihoon saja, aku akan mencoba untuk berbicara dengannya "
"Setidaknya kita bisa mendapatkan ide yang bagus untuk membayar semuanya."
(0)
.
.
TBC
note:
Ah gak tau ini apa, lagi mood aja gitu dan lagi pengen nulis. Ini juga masih Prolog. Yaudah gitu aja.
Sorry belum sempet nulis lanjutan Damn Mr.Park
-tapi bakalan kulanjut kok tenang aja-
GWOXXNHozie
