Hehehe selamat membaca, maaf kalau ada typo… mudah-mudahan tertarik sama cerita saya -w-
sSaat grup detektif cilik (Conan, Ayumi, Genta dan Yoshiko) ingin mengunjungi rumah professor Agasa, tiba-tiba Ayumi memgang tangan Conan dengan erat. "ada apa, Ayumi?" Tanya conan bingung. "k—kawanan j-jubah hitam" ujar Ayumi berbisik pada conan. 'HAH!' conan melihat ke kiri dan ke kanan, ternayata memang ada kawanan berjubah hitam terbut. Tapi kenapa Ayumi bisa tahu, ya?
Saat sudah sampai di rumah orofesor Agasa, mereka berempat langsung menggeletakkan ranselnya di lantai dan mengerjakan PR sebentar. "SELESAAI!" ucap Conan. "wah Conan! Baru saja kita mengerjakannya belum semenit kamu udah selesai? "Ujar Genta. 'hahaha… yaiyalah, soal nya cuman 5, itupun soalnya gampang banget' pikir Conan dalam hati.
Conan melirik ke Ayumi, Ayumi tampak murung sekali. Conan mulai berfikir, mungkin Ayumi kenal dengan kawanan berjubah hitam itu. Ah it's impossible… "Ayumi!" tegur Conan. "hah! I-iya ada apa?" Tanya Ayumi tersentak kaget. "kamu kenapa sih, Ayumi?" Tanya conan penasaran. "aku… aku…" ucap ayumi tak melanjutkan. GLEKK… Conan menelan ludahnya dan terus berfikir apakah Ayumi kenal dengan kawanan berjubah hita, tersebut. "aku pulang saja" ucap Ayumi tegas dengan wajah polosnya yang terlihat murung dan kosong.
"eh Ayumi tunggu dong! Kita belom 15 menit, lho berada di sini" ucap Genta bingung. Tetapi, Ayumi tidak menghiraukan Genta. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan Ayumi, ya?
Karena penasaran, Conan ikut-ikutan pulang. Tentu saja Yoshiko dan Genta kebingungan dan mereka berdua juga ikut pulang. Professor Agasa hanya melihat mereka dengan tatapan bengong.
Conan mengintili Ayumi yang sedang merenung, saat sedang mengintili, tiba-tiba saja ia melihat lagi kawanan berjubah hitam. Ayumi terlihat sangat ketakutan, akhirnya Conan menghampiri Ayumi dan mengajaknya pergi ke taman. "c-conan?"… "ssstttt…."
Mereka berdua main di taman, memainkan ayunan yang memang hanya tersedia dua. Mereka berayun-ayun dengan pelannya. "Ayumi?" ucap Conan dengan nada yang halus dan rendah. "ya, Conan?" ucap Ayumi tersenyum kecil. "apakah kamu kenal dengan kawanan berjubah hitam tadi?" Tanya onan sambil membalas senyum. "… i… iya… aku kenal mereka…" jawab Ayumi. DEGG! Conan tersentak kaget. "apa yang kau ketahui tentang mereka?" Tanya Conan makin penasaran. "dulu aku… aku… saat pulang dari smp teitan…"ucap Ayumi terputus. "SMP TEITAN! Maksudmu apa! Kau 'kan masih kelas satu SD?" ucap Conan terkaget-kaget. Ayumi menghela nafasnya, dan melanjutkan pembicaraan,
"kurang-lebih satu tahun yang lalu, aku pulang ke rumah dari SMP Teitan, sepertinya jalanan ramai sekali, aku akhirnya melewati jalan pintas, di sanalah aku bertemu 'mereka'. Kepalaku dipukul, hingga aku setengah sadar dan setengah tidak sadar. Lalu mereka memberiku obat, aku tidak tahu menahu itu obat apa… mereka pergi meninggalkanku, tiba-tiba aku langsung mengecil menjadi seperti 'ini'. Aku tidak tahu harus berbuat apa, saat aku pulang ke rumah dengan keadaan sempoyongan, orangtuaku kaget dengan kondisi tubuhku yang kecil dan terluka. Akhirnya aku disekolahkan di SD Teitan…"
Conan tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya melotot kaget memandangi muka Ayumi yang tersenyum tipis. Conan beranjak dari ayunannya dan berdiri di depan ayunan Ayumi, "aku juga mengalami hal itu… dulu juga aku di SMP Teitan…" ujar Conan. "A… Apa? Kamu serius, conan?" Tanya Ayumi. "iya… dan nama asliku Shinichi…". Ayumi terlihat kaget memandangi Conan, "si…shinichi?... apa iya…" Tanya Ayumi dengan mata yang berkaca-kaca. "iya, memang kenapa?" Conan kebingungan. "apa kau ingat aku? Tatap aku baik-baik, namaku yang dulu tidak aku ganti sampai sekarang. Apa kau ingat Ayumi yang 'itu'?" Tanya Ayumi. "a-ayumi?"
Conan berfikir panjang, tiba-tiba matanya tersentak kaget. Ia mengingat Ayumi adalah pacarnya dahulu kala, dan dikabarkan meninggal. "AYUMIII!" Conan menangis, teriak dan memeluk Ayumi. Ayumi juga menangis. Mereka berdua terlihat seperti anak kecil yang cengeng, yang sedang berpelukan berduaan.
Saat keadaan sudah kembali tenang, mereka kembali mengayunkan ayunannya masing-masih dan kembali mengobrol;
"aku dengar-dengar, gossip kamu enggak pernah masuk sekolah gara-gara kamu meninggal?" ujar Conan.
"siapa yang bilang gossip seperti itu? Kejam sekali…" tanya Ayumi.
"sebenarnya yang bilang itu… ran… yang pertama ngegossip kalau kamu itu telah tiada" jelas Conan, "oh iya, Ayumi maaf, ya… Ran selalu mendekatiku sampai kami jadian… saat tubuhku membesar seperti biasanya aku akan memutuskan hubunganku dengan Ran demi kamu"
Blushhh…~ muka Ayumi merah padam, pikirannya kembali kosong, bahkan hampir terjungkal dari ayunannya.
Tidak terasa sudah jam lima sore, mereka berdua pulang bareng selayaknya sepasang kekasih. Lagian, arah rumah mereka sama.
Saat akan berpisah, Conan berkata dengan genitnya sebagai seorang pria remaja, "SMS aku, ya… jangan lupa… kita 'kan pacar". Conan tersenyum genit sambil malu-malu kucing. Begitu juga Ayumi tersenyum-senyum dan malu-malu.
Saat tiba di rumah Ran Mouri, Conan masih senyam-senyum saja. Membuat Ran terheran-heran, "kamu kenapa, sih?". "baru aja mendapatkan pacarku yang hilang… hohohoh…" ucap Conan keceplosan. Conan menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. "APAAA!" Ran terlihat marah, "masa kamu yang masih SD aja pacaran, sih!". "enggak, kak…. Aku hanya bercanda, kok!" jawab Conan.
'awas aja, ya kalau sampai ketawan akan aku hajar habis-habisan' pikir Ran dengan muka yang merah padam.
Sudah jam 8 malam, Conan mengambil hand phone nya, dan SMS-an dengan Ayumi. Seakan-akan melupakan kawanan berjubah hitam yang telah mengubah tubuh mereka menjadi kecil.
Mereka terhanyut dalam derasnya asmara cinta yang sedang menggebu-gebu.
Saat sedang SMS-an, Conan memberi tahu Ayumi bawa Ai Haibara juga merasakan hal yang sama dengan Ayumi dan Conan.
Setelah itu, terjadi conversation diantara mereka bertiga (Conan, Ayumi, dan Ai) lewat SMS.
Keesokan paginya di SD Teitan, pembicaraan conan, ayumi dan ai terasa asyik sekali. Sedangkan Genta dan Yoshiko seperti dicampakkan. "ada apa ya?" ujar yoshiko terhadap Genta. "ya mana aku tahu?" jawab Genta terlanjur marah. Yoshiko menghela nafasnya dan duduk dibangkunya dan membuka buku pelajarannya. Seperti anak alim saja. Dan Genta pergi ke luar kelas bermain bola dengan teman-temannya yang lain.
Yoshiko sudah tidak tahan lagi, ia menghampiri Conan, Ayumi, dan Ai, "sebenarnya apa yang terjadi, sih!" Tanya Yoshiko polos. Entah aoa yang akan dijawab, conan, ai, da ayumi melirik satu sama lain. "bukan apa-apa kok" jawab Conan. "tapi kenapa kalian sepertinya asyik sendiri menghiraukan aku dan genta!" Yoshiko tetap saja marah. "bukan apa-apa, Yoshiko…." Ujar Ayumi. "TAPI!..." belum selesai Yoshiko berbicara, Ai sudah mencium pipi kanannya Yoshiko.
Muka Yoshiko memerah dan kembali ke bangkunya.
"hahaha… kau bisa sekali membuatnya diam…" ujar Conan.
"memangm cewek harus cepat bertindak" ucap Ai.
Ayumi tersenyum tipis dan akhirnya tertawa lebar juga. Mereka semua tertawa bersama, tapi… apakah bisa mereka tertawa selamanya?
To be continue~
Sekali lagi, maaf kalau ada typo sama maaf kalau ceritanya jelek dan enggak menarik.
Thanks for reading
