Disclaimer: Bleach milik Tite Kubo
Warning: may be OOC, typo(s), gaje, lebay, de-el-el.
Genre: hurt/comfort
Perhatian!
Fic ini murni karangan Author yang baru bergabung di FBI. Jika ada kesamaan tokoh itu wajar karena semua tokoh di sini milik Tite Kubo seorang. Dan bila ada yang merasa pernah mendengar cerita mau pun kalimat dalam fic ini itu tidak pernah disengaja atau mencoba copast, karena saya akan berusaha mencantumkan disclaimer sebisa mungkin.
Terakhir, semoga tidak mengecewakan!
Kutitipkan Rinduku pada Hujan
Sudah lama sekali tak hujan seperti ini di tanah gersang tempat kakinya berpijak. Ia hanya termangu menatap tetes demi tetes hujan yang dengan perlahan membilas bersih dedaunan hijau yang nampak kusam. Tangisan langit yang makin besar tak membuatnya melangkah tuk berteduh. Seakan menikmati tiap bilasan dingin yang membasahi tubuhnya. Ia dongakkan kepalanya dengan mata terpejam mendengarkan tetesan kerinduan yang hendak bicara padanya. Bahwa cintanya telah datang, menyeruakkan getaran aneh di dadanya. Gadis itu, kenapa ia tak dapat mengatakan padanya bahwa ia rindu? Kenapa takdir mengharuskannya melepas gadis yang bertahun-tahun ia tunggu?
Rukia's POV
Dia hanya segelintir orang dari masa laluku. Teman yang menjadi pelengkap ingatanku, tak lebih. Karena lembaran hidup yang kulalui bersamanya mungkin hanya secuil kisah tak berarti. Ya, mungkin, nyatanya sosoknya kini melekat kuat di hatiku. Semenjak aku menginginkan sosok laki-laki di dalam hidupku. Saat itu pula perasaan ini menginginkan lebih. Lebih dari hanya ingatan pecah tentangnya. Lebih dari sekedar menatapnya tanpa ia tahu. Lebih dari pertemuan singkat tanpa saling menyapa. Lebih dari mendatangkannya dalam mimpiku.
Delapan tahun, bukan waktu yang sedikit kan, tuk lupakan kisah tak berarti itu? Lalu mengapa aku mengingatnya? Mengingat namanya. Mengingatnya yang bahkan menganggapku tak lebih dari jejak yang terhapus. Mengingatnya kembali di saat hatiku kosong. Mengingatnya kembali ketika dengan tak sengaja berlalu dihadapanku. Mengingatnya yang mungkin melihatku sama seperti pengagumnya yang lain.
Maka, pantaskah rasa aneh ini tiba-tiba menjalar memenuhi hatiku? Pantaskah rasa ini datang menghantui hidupku? Pantaskah diriku menginginkan orang yang bahkan tak mengenaliku? Pantaskah aku menginginkannya menjadi bagian penting dalam hidupku? Pantaskah kumenginginkan sosoknya yang tak kan pernah dapat kugapai? Memang apa aku baginya? Tak ada, tak kan pernah ada….
Rukia's POV end
Hujan mulai mengguyur kota Karakura. Dan bagi gadis berambut kelam sebahu itu hujan pertama di sinilah yang menjadi peneman tangisnya malam ini sejak ia pindah dari kota Soul Society sebulan yang lalu. Sejak ia bertemu dengan laki-laki yang pernah menjadi bagian hidupnya. Tirai jendela kamarnya ia biarkan terbuka, tak perlu takut atau malu ada yang mendengarnya menangis. Sebab hujan deras telah menutupi isakan kecilnya.
Rukia tidak tahu jika seseorang terus menatapnya sendu, membiarkan tubuhnya diguyur hujan deras. Di balik pohon di pinggir jalan depan rumah Rukia, ia terus memandang ke arah kamar Rukia di lantai dua tak pedulikan tubuh kekarnya yang dibalut kaus tipis hijam kini menggigil kedinginan. Karena baginya hanya inilah yang dapat ia lakukan, meski sebenarnya ia ingin menghapus air mata gadis itu. Maka inilah yang ia lakukan menemani Rukia dari jauh hingga gadis itu menghentikan tangisnya dan menutup tirai jendelanya. Walau gadis itu tak mengetahui keberadaannya, tapi ia tahu perasaannya dan gadis itu sama. Perasaan rindu yang ingin diutarakan. Seperti bumi gersang yang merindukan tangisan langit. Yah, ia ingin meneriakkan pada dunia bahwa ia merindukan gadis yang kini tak bisa ia gapai karena takdir yang tak berpihak padanya
"Maaf," ucapnya pelan saat Rukia bena-benar menutup tirai jendelanya itu. Satu kata yang baginya membuatnya menjadi pecundang karena tak bisa berbuat apa-apa tu menepati janjinya.
…..
Hai Minna-san! Salam kenal!
Yay! mohon kritik dan sarannya bagi kelangsungan hidup Author baru yang malang ini *plakk*. Sebagai Author baru, saya meminta kritikannya jangan hanya dari segi penulisan, tapi juga kata, kalimat, diksi, kepaduan antarparagraf, dan semua yang kurang dari fic pertama saya ini. Mengecewakankah, membosankankah. Hehehe… Author baru tapi udah minta banyak banget…. Gomen ne ^^
Oh, Ya. Saya masih tak terlalu mengenal istilah di sini. Jadi mohon senpai sekalian membagi ilmunya pada saya yang haus darah –eh, ilmu- ini.
