R.H.E.I.N.
07.04.13
Present~
ADMIRER LOVE OF HATRED
DON'T LIKE? KEEP READ!
Casts : YJ and the gank
Rated : M
Disclaimer : I own nothing except the story
Warning : BL, YAOI, OOC, Mature content, harshness, typo.
NB : inspired by movie 'She is On Duty'. Masih butuh banyak belajar.
(Saya senang jika ada yang memberi masukan mengenai gaya bahasa dan cara penulisan :D)
Summary :
YUNJAE/YAOI/OOC. Kim Jaejoong, anggota kepolisian tim Athena harus menyamar sebagai mahasiswa untuk mendekati putra Jung Siwon yang introvert dan anti-sosial. Ternyata ada potongan masa lalu yang membayangi. Love of Hatred, sesuatu yang indah itu sayangnya muncul dari hal yang dibenci.
Sebuah mobil audy hitam meluncur di jalanan Seoul, pagi hari yang dingin. Membelah subuh tenang, menuju ke suatu tempat bernama 'Shinki National University'.
"Hyung! Apa kau bercanda? Aku benci sekolah. Suck it!", seorang namja dengan seragam acak-acakan mengeluh, memincingkan matanya pada lelaki berumur 30-an.
"Ini jalan yang terbaik dengan resiko paling kecil. Kau patuhi dan jalani tugasmu kali ini. Kau mau naik pangkat kan? Kau mau buktikan kemampuanmu kan?", lelaki yang dipanggil 'hyung' itu menyesap rokoknya dalam-dalam, lalu dihembuskan, menerpa wajah lelaki satunya.
"Yaa! Kau bilang akan berhenti merokok...kapan? Aish, michigettda"
"Sangat sulit...berdoalah untukku", katanya terkekeh.
"Aaah, hyung! Bagaimana jika aku menjadi dosen saja di sekolah itu? Bukankah akan terlihat lebih natural?", ujarnya menawar.
"Dosen? Dosen apa? Matematika? Bahasa Inggris? Sejarah? IT? Fisika? Yang benar saja"
"Aish jinjja! Kau tahu benar menjadi murid benar-benar membuatku pusing. Lihatlah wajahku, aku lebih pantas jadi dosen. Oh ayolah hyung..."
"Tidak. Sekarang turunlah"
"Mwo?". Lelaki itu menolehkan pandangannya ke kanan, mendapati mobil telah berhenti di depan sebuah gerbang sekolah yang megah, dengan sebuah banner besar yang tertulis 'Shinki National University'.
.
.
.
"Semuanya turun!"
Lelaki sangar dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya berteriak keras, membuat belasan wanita dan remaja wanita yang berada di dek kapal menggeliat terbangun.
"Bangun atau keberangkatan kalian di tunda!"
Suara berisik khas wanita menggaung di sebuah malam di salah satu dermaga yang tidak terurus. Belasan wanita dan remaja perempuan berbaris turun satu persatu sambil menggeret koper mereka masing-masing. Terdengar gerutuan diantara mereka, namun banyaknya penjaga yang menatap mereka membuat urung.
Dari dermaga, barisan itu digiring menuju ke sebuah gudang yang sudah terlihat kumuh dan jarang digunakan. Begitu sampai di dalam, ternyata lumayan bersih, tidak seseram ketika melihatnya dari luar.
Di dalam sana sudah ada belasan perempuan yang menunggu di kursi-kursi lipat yang disediakan. Bermacam-macam penampilan mereka.
"Yang barusan datang, duduklah di kursi yang kosong"
Seorang lelaki duduk di bagian depan yang dibentuk seperti sebuah mimbar. Perawakannya tidak besar seperti pengawal yanag lain. Namun tidak bisa ditutupi aura membunuhnya yang kelam.
Rombongan yang kira-kira berjumlah 17 orang melewati sebarisan penjaga berjas hitam. Tak sedikit dari para pengawal yang meggodai para wanita tersebut, apalagi yang memakai pakaian minim.
"Oke, kalian sudah tahu mengapa kita ada di sini. Ini pilihan kalian, jadi laksanakan tugas dengan baik. Jangan kecewakan orang-orang yang akan membimbing kalian nanti. Arasseo?"
"Neee, arasseo...", koor semuanya.
"Kita tunggu limabelas menit lagi, kapal belum datang ketua", seorang pengawal membisiki ketua, dan dijawab anggukan kepala.
"Baik"
.
.
.
"Hey, dandananmu begitu menor...apa kau tidak takut? Kudengar mereka akan membuat video yang aneh tentang kita",
"Kau siapa?"
"Aku murid sekolah menengah atas! Kenalkan, Kim Booboo imnida!", ujar perempuan itu sambil tersenyum.
"Murid sekolah? Apa tidak salah? Wajahmu terlihat tua...lagipula aku tidak peduli tentang itu. Yang penting aku bisa dapat uang banyak", kata wanita itu sewot.
"Hey ahjumma berbaju merah! Kau tidak lihat betapa imutnya aku? Lihat dua kuncir rambut ini, lihat rambut ku yang bagus ini...seenaknya saja"
"Namamu juga aneh, apa kau alien? Kim Booboo? Hahahaha. Lihatlah bajumu, untuk sesuatu seperti ini seharusnya kau gunakan tank top atau hot pants, bukannya seragam sekolah seperti itu. Dasar bodoh"
"Terserah dirimu sajalah! Menyebalkan",
.
.
"Hyung-nim! Apa CCTV sudah tersambung semua? Bagaimana? Kapalnya belum datang, masih ada waktu limabelas menit sebelum kapal pesanan mereka merapat. Bergerak cepatlah, atau aku akan terangkut bersama mereka", Kim Booboo menunduk sambil berpura-pura mengikat sepatunya, berbicara perlahan. Di telinganya terdapat headset wireless kecil yang menghubungkannya dengan sebuah mobil yang tersembunyi di dekat dermaga.
"Tim Poseidon sudah menemukan ruang pengendali CCTV. Tim Zeus masih menunggu aba-aba. Kau bersabarlah", suara di ujung sana.
"Baik"
Sementara di tempat lain, empat orang penyelam dari tim Poseidon berhasil masuk ke ruang pengendali CCTV. Betapa bodohnya kawanan penjahat itu, tak ada satupun yang menjaga. Dengan mudah mereka menyambungkan kabel utama CCTV ke laptop dan mentransferkan ke komputer utama yang beroperasi dalam misi ini.
.
.
"Baik semuanya, kapal kita sudah datang. Mari buat perjalanan ke Jepang kali ini menyenangkan", ujar si ketua.
Para pengawal menggiring semua wanita dan remaja perempuan keluar dari gudang, menyambut kegelapan dan menuju kapal. Termasuk Kim Booboo.
Ia cemas, tim Zeus yang seharusnya siap sedia dan menjalankan misi lima menit yang lalu malah tak ada tanda-tanda. Dengan membulatkan tekad, ia yang harus bertindak. Jika tidak, selain ia akan terbawa pergi, karirnya juga akan hancur.
BRUAAKK!
Sebuah kursi terlempar di dinding depan ketua penjahat, menggores sedikit daun telinganya. Sang ketua berputar, melihat siapa yang telah berani melakukan itu.
Kim Booboo mendengus keras, lalu melompat ke atas meja yang tadi dipakai ketua. Tangannya mengacungkan sebuah pistol laras pendek, lalu menembakkan sebuah peluru yang menyebabkan suara ledakan keras.
DOR!
Seketika semua orang yang ada di sana tiarap dan melindungi kepalanya masing-masing. Terdengar jeritan di sana sini. Semuanya panik.
"Kalian semua berlutut dan angkat tangan!"
"Kau, Kim Jong In! Tertangkap dan menjadi tersangka atas kasus human trafficking!", Kim Booboo berteriak keras, semua pandangan terarah pada dirinya.
"Siapa kau?", geram Jongin.
"Aku polisi. Angkat tanganmu! Cepat!", Booboo mengacungkan pistolnya ke udara, bermaksud memberi peringatan kepada mereka semua. Namun salah seorang pengawal menendang keras salah satu kaki meja sehingga membuatnya oleng. Membuatnya tak dapat menjaga keseimbangan dan akhirnya jatuh, begitupun pistol laras pendeknya yang entah terlempar kemana.
"Kau benar-benar perempuan berani. Namun sayang aku tak mempunyai rasa belas kasihan, bahkan pada wanita! Habisi dia!", teriak Jongin kepada seluruh pengawal.
Segerombolan pengawal menyerang Booboo,
"Baik kalau kalian menantangku!", serunya.
Kreek!
Mereka melongo ketika Booboo menyobek rok sekolahnya, dan kini ia hanya mengenakan sebuah celana legging hitam pendek. Semua yang ada di sana semakin terkejut ketika menyadari ada sebuah 'tonjolan' di antara selangkangannya. Di tambah dengan tiba-tiba menggelindinglah dua buah bola tenis berwarna hijau ke lantai dari seragam sekolahnya. Seketika bagian menonjol di dadanya berubah rata.
Hening sejenak...
Mereka menyadari,
"Hey! Kau namja!"
"Serang diaaaaaa"
Buk!
Plak!
Bruak!
Perkelahian tak dapat terelakkan. Booboo berjuang sekuat tenaga. Berjuang atau mengalah sama saja menyerahkan hidup pada mereka. Dan para wanita di sana menjerit sambil kebingungan.
Bingung dalam arti : mereka bingung berteriak karena apa. Suasana yang tadinya tenang dan terkendali menjadi rusuh ketika seorang bernama Kim Booboo menantang sang ketua. Lemparan kursi di mana-mana. Atau...karena melihat Kim Booboo?
Lelaki itu awalnya mengenakan seragam sekolah siswi. Dengan wig yang dikuncir dua dan make up tipis, pengawal yang membawanya tak sadar ia seorang namja. Ia terlihat benar-benar seperti perempuan!
Namja doe eyes itu berulang kali menyipit saat mengahadapi serangan pengawal Jongin. Meski tadi berbaju wanita, ia lelaki sekarang!
Bibir cherry kissable itu mengerucut ketika pistol miliknya tertendang menjauh dari jangkauan tangan oleh tendangan pengawal.
Dirinya hampir saja meraih pistol ketika beberapa pengawal dengan sigap menarik kerah bagian belakang seragam dan membuatnya berlutut di depan Jongin.
"Yoochun, keluarkan pistolmu...sepertinya lelaki jadi-jadian ini ingin mati...bodoh sekali...". Jongin tersenyum melecehkan dan menepuk bahu lelaki di sebelahnya, yang merupakan tangan kanannya.
"Kita habisi dia?", Yoochun mengarahkan pucuk pistolnya pada kening Booboo.
"Habisi bitch itu sekarang!"
Yoochun tersenyum sinis, lalu menarik pelatuk pistol perlahan. Susana menjadi senyap. Sebuah pistol terarah ke kening namja manis yang menyamar menjadi yeoja sebelumnya. Beberapa wanita yang ada di sana memekik pelan.
Booboo memejamkan matanya. Hell! Dimana hyungnya itu? Kenapa suasana jadi tak terkendali sperti ini? Lengah beberapa detik saja nyawanya sudah melayang. Tuhan, apakah benar-benar tak ada pertolongan?
Sret!
"Kau ditangkap dan menjadi tersangka dalam kasus human trafficking kali ini, Jongin", Yoochun mengarahkan pistolnya ke arah kening Jongin yang ada di sebelah kanannya.
"Eh? Apa maksudmu?",
"Kau ditangkap"
"Pengawal!"
Sret! Sret! Sret!
Keadaan berbalik. Beberapa pengawal Jongin malah mengunci pergerakan beberapa pengawal yang lain. Booboo melongo tak percaya. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari bahwa mereka adalah polisi juga!
Booboo bernafas lega, namun ia harus membuat perhitungan dengan hyungnya!
.
.
.
"Hyung! Kau ini bagaimana! Rencana sudah disusun matang tapi kenapa malah terjadi hal seperti ini? Aku tadi berkelahi sendirian di sana! Aku sudah hampir mati tadi! Lagipula siapa orang bernama Yoochun itu? Aish jinjja!"
"Jaejoong-a...mianhae...aku juga tidak tahu..."
"Kau tahu! Aku sampai harus mengganti namaku menjadi 'Booboo' cuih! Nama apa itu? Menyebaalkan! Menyebalkan!"
"Aku sudah akan menyelamatkanmu...tapi tiba-tiba bawahan Yoochun mengepung mobil kita dan mengendalikan semuanya. Jae-ah, lagipula kau selamat kan sekarang? Dan kawanan Jongin sudah dibekuk. Jangan pasang muka masam...kau kan manis, he-eh"
"Aku tidak peduli! Surat dinas yang kuterima waktu itu jelas-jelas tercantum namaku dan bukan Yoochun siapa itu. Memang dia dari departemen mana? Seenak jidat lebarnya! Bertingkah heroik seperti itu. Benar-benar mengesalkan!", Booboo yang bernama asli Jaejoong menghentak langkahnya sebal menuju mobil audy putih miliknya.
Bruk!
"Aa, mianhada", Jaejoong membungkuk kemudian melanjutkan jalannya.
"Eh, permisi, Kim Jaejoong-ssi! Kim Jaejoong-sshi!"
Jaejoong membalik tubuhnya dan menemukan Yoochun, sedang melambai ke arahnya. Karena rasa kesal yang memuncak, Jaejoong hanya melipat tangan di dadanya, menunggu Yoochun yang berlari ke arahnya.
"Ada apa? Pahlawan-Park-Yoochun-sshi"
"Mianhae Jaejoong-sshi...Kim ahjusshi yang memintaku melakukan semua ini...beliau berkata agar aku mengawasimu...", Yoochun membungkukkan kepalanya sedikit.
"Oh...jadi ahjusshi tua itu yang berada dibalik semua ini. Aish, benar-benar! Terimakasih yang tadi, tapi aku tidak butuh bantuanmu", Jaejoong mendelik pada Yoochun. Ternyata Kim ahjusshi, pamannya yang ada dibalik semuanya. Jaejoong mendengus, tak paham dengan jalan pemikiran paman satu-satunya tersebut.
"Mianhae,"
"Kau tahu Yoochun-sshi? Tugas kali ini adalah tolak ukur kenaikan jabatanku! Dan kini kau menghancurkannya. Kau pikir aku tak mampu? Hah!", Jaejoong berkacak pinggang menatap Yoochun.
"Maafkan saya Jaejoong-sshi, tapi saya tidak bisa menolak permintaan atasan. Dan juga ada pesan dari Kim ahjusshi bahwa tolak ukur kenaikan pangkat anda bukan kasus ini"
"Mwo?!"
"Benar Jaejoong-sshi"
"Apa yang ada di dalam pikiran paman tua itu! Pengorbananku menjelma sebagai yeoja tak berguna! Crazy guy! Apa dia gila?!", Jaejoong meninggalkan Yoochun tanpa menggubrisnya sama sekali.
"Jaejoong-sshi! Kim Jaejoong sshi!", Jaejoong mendengsu kesal. Apalagi?
"Ada apa lagi Yoochun-sshi?"
"Anda mau kemana?"
"Aku akan ke kantor paman. Akan kubuat perhitungan dengannya. Wae? Kau mau ikut?", tawar Jaejoong ketus. Menganggu saja jidat lebar ini.
"Ah, tidak...hanya saja...ini...", Yoochun menyerahkan sebuah celana panjang bahan kain warna hitam dan jaket kulit berwarna hitam pula pada Jaejoong
"Apa ini?"
"Celana Jaejoong-sshi. Anda tidak mungkin berpakaian seperti itu ke kantor bukan?", ucap Yoochun.
Jaejoong melihat ke bawah, dan betapa kagetnya ia menyadari bagaimana kondisi pakaiannya sekarang.
"A-ah, gomaweo"
"Ne, hati-hati!", Yoochun berteriak sambil menahan tawanya melihat Jaejoong berlari ke arah sebuah mobil audy putih sambil tangannya menyilang menutupi bagian 'itu' yang hanya tertutupi legging ketat berwarna hitam.
.
.
.
"Tugas pentingmu sekarang adalah menjadi teman dekatnya. Ketika ia menghubungi ayahnya, atau ayahnya menghubungi dia, kita bisa melacak dimana Jung Siwon berada."
"Ini adalah tugas yang HARUS kau laksanakan sebagai syarat kenaikan pangkat. Pengajuan kenaikan pangkatmu lebih cepat dari periode seharusnya. Dan oleh karena itu kau harus buktikan kemampuanmu"
"Dan tugas ini tidak gampang karena mendekati putra Jung Siwon tidaklah mudah. Dalam buku dan berkas-berkas yang kau terima nanti menjelaskan semua data dan informasi yang sudah di rekap mengenai putra Jung Siwon"
"Kau harus menjadi teman dekat dan teman yang dia percayai. Sedikit informasi, ia tidak mempunyai teman di universitas. Ia benar-benar introvert dan jarang bicara. Kuharap sikapmu yang yah...begitulah, bisa menggaetnya. Jadi kita bisa mendapatkan Jung Siwon"
"Kedengarannya mudah, namun menghadapi kehidupan sekolah akan menjadi tantangan sendiri bagimu Kim Jaejoong, bersiaplah". Titah Kim ahjusshi, dan Kim Jaejoong hanya bisa mengangguk lesu.
.
.
.
Jelas ia adalah lelaki yang mempunyai kemampuan. Lulusnya ia tiga tahun lalu dari Cassiopeia Military Academy sebagai lulusan terbaik menandakan bahwa ia bukan polisi sembarangan. Hanya ia tidak suka belajar layaknya siswa ataupun mahasiswa, ia suka bertempur dan hal-hal berbahaya.
"Jae-ah...dulu kau kingka sekolah kan? Masa begini saja takut...",
"Hyung! Apa maksudmu? Jika aku kesini untuk bertarung dengan mereka semua, aku tak keberatan. Yang masalah adalah, aku harus bertingkah dan belajar seperti mereka! Aku tidak suka belajar hyung, itu rutinitas yang meyebalkan!"
"Tidak ada pilihan Kim Jaejoong. Lakukan tugas ini atau lencanamu akan berganti perak. Jangan remehkan tugas ini. Yang menjadi target mu kali ini adalah putra Jung Siwon, lelaki paling berpengaruh dalam dunia bisnis! Dan mendekati anaknya untuk mencari tahu tentang keberadaan Jung Siwon adalah yang paling tepat. Petinggi departemen sudah berdiskusi untuk hal ini"
"Tapi tetap saja! Aku bisa menjadi dosen olahraga mereka", Jaejoong berkilah, mendebat hyungnya sampai titik darah penghabisan!
"Olahraga? Ya! Pabo! Kau akan berada di fakultas MIPA jurusan fisika, Kim Jaejoong", hyung menyeringai menatap Jaejoong yang kini menatapnya horor.
"Mwo? Fisika? Yang benar saja! Matilah aku..."
"Ohh...jadi begini...Kim Jaejoong yang terkenal suka memacu adrenalin ternyata dipermalukan dengan hal seperti ini...ckckckc...mungkin aku harus memberitahu Kim ahjusshi, mungkin saja Yoochun bisa menggantikanmu. Ia tidak buruk dalam penyergapan Jongin lusa malam kemarin", hyung terkekeh pelan, mangundang kernyitan pada dahi Jaejoong.
"Yak hyung! Aku akan mengambil tugas ini! Sudahlah, aku turun". Jaejoong turun dari mobil audy hitam dan merapikan jas seragamnya, juga merapikan penampilannya. Bagaimanapun ia harus terlihat sempurna! Jaejoong menyampirkan tas di pundaknya dan melenggang memasuki pelataran sekolah.
Dan, ia terlupa sesuatu.
"Hyung!"
"Mwo?"
"Siapa putra Jung Siwon?"
"Ia sekelas denganmu Jae"
"Begitu? Siapa namanya"
"Jung Yunho"
Entaahlah ._.
Semoga suka deh
Huwahahaha XD
FF lagi (~=3=)~
Terimakasih sudah membaca ^_^
