I'm Not A Slave!

Cast:

Oh Sehun, Kim Jongin, Lu Han, Kim Joonmyun, Zhang Yixing, Wu Yi Fan and Other

Rated: T

Chaptered.

Pair: Kaihun, ..?

warning: BL(boys love), yaoi, typo(s), bahasa tidak baku.

Disclaimer: Semua cast bukan milik saya, tapi cerita asli saya yang bikin.

Summary: Sehun yang tidak mau meneruskan perusahaan ayahnya memutuskan untuk kabur dari rumah dan berarkhir bekerja di kediaman Bapak Joonmyun sebagai pengawas anaknya yang suka balap-balapan. "siapa tadi namanya ? Alexander atau Ucok ya ?" "S-Sehun tuan".

...

Don't Like Don't Read

...

.

Jongin! SUDAH BERAPA KALI KU KATAKAN JANGAN BALAPAN LAGI HAH ?! KENAPA KAU MASIH MELAKUKANNYA ANAK KURANG AJAR ?!"

Kim Joonmyun, bapak-bapak yang memiliki wajah malaikat nan mulut pedas memulai rutinitas hariannya untuk memarahi sang anak bungsu. Walaupun si bapak punya wajah yang kalau tersenyum dapat membuat hati terasa tentram, namun jika sudah dalam urusan berkoar-koar seperti sekarang dia tidak akan segan-segan.

Si anak yang dimarahi mandang si bapak dengan pandangan 'aduh please deh. Kamu marah-marah apa nggak takut cepat tua ?' Sambil muterin matanya malas. Uh-oh pantas bapaknya galak orang anaknya kurang ajar.

"Jongin kan cuma senang-senang appa, masa nggak boleh!" Si anak yang bernama Jongin nyolot, sehingga ngebuat Joonmyun sang bapak melotot nggak percaya.

"SENANG-SENANG DARI HONGKONG! YANG KAU LAKUKAN ITU BERBAHAYA, IDIOT!"

Kim Joomyun dengan nafas yang tersengal -dan nyaris tersedak air liur sendiri- kembali memarahi si anak kurang ajar.

Hah.

Jongin menghela nafas, menatap bapaknya dengan wajah masam.

"Tiga tahun Jongin balapan Jongin baik-baik saja tuh, appa jangan lebay deh" si anak bungsu masih nyolot, wajahnya sok kayak orang nantangin.

Wah, Jongin cari mati…

Sang bapak yang sudah berpenambilan mengenaskan tiba-tiba merasa mulutnya kaku, ingin berteriak tapi saking kesalnya teriakan tidak ada yang keluar satu pun. Kuku-kuku yang pada kenyataannya rutin di potong tiba-tiba saja terasa panjang dan tajam, siap untuk menerkam wajah tampan anaknya yang soknya minta ampun.

Melihat perubahan bapaknya mau tak mau membuat Jongin merasa gentar. Nggak nyangka dia bisa ngebuat Joonmyun yang biasanya sabar dan penyayang jadi kayak macan yang siap nerkam mangsa gini.

"Kamu pikir… semua mobil yang kamu gunain untuk balapan itu baik-baik aja, huh ?" Joonmyun bertanya dengan nada rendah nan berbahaya, aura yang dihasilkan bapak-bapak bertubuh pendek tersebut sangat mencekam nyaris membuat Jongin pengen pergi jauh-jauh dari bapaknya. Nyusul abangnya yang lagi jadi bule di Kanada mungkin ?

"SEMUA LECET, NGIN! LECET! KAMU TAHU APA YANG HARUS DILAKUAN KALAU MOBIL-MOBIL ITU LECET ?!"

"Err…"

"YAK! DIBENGKEL! EMANG KAMU PIKIR NGELAKUIN ITU NGGAK PAKE DUIT APA ?! LAMA-LAMA DUIT APPA BISA HABIS!"

Jongin yang tadinya sudah serasa pengen pipis langsung sweatdrop.

Jadi bapaknya yang dari kemaren selalu berkoar-koar nggak jelas itu cuma masalahin biaya buat ke bengkel, bukan karena khawatir sama keselamatan anaknya.

Hah, dasar bapak kikir dan tidak bertanggung jawab!

Jongin membatin durhaka.

.

Joonmyun memijat keningnya frustasi, ia sudah tidak bisa lagi mengatur anak bungsunya yang amat nakal sendirian, mungkin jika masih ada Nyonya Kim keadaan tidak akan serumit ini, namun apa mau dikata, tuhan berkehendak lain, Nyonya Kim sudah diambil oleh yang maha kuasa sejak Jongin masih menginjak sekolah menengah, tragisnya ibu dari Kim Jongin dan Wu Yi Fan tersebut meninggal karena kecelakaan mobil. Sang anak sulung pun sedang menyelesaikan kuliahnya jauh di Kanada, sehingga tidak ada lagi yang bisa membantu Joonmyun dalam mengurusi anak paling bontot di keluarga Kim tersebut.

"Lagipula jika kamu terus balapan kamu bisa saja celaka, nak" Joonmyun melanjutkan, nada bicaranya mulai melembut, ia menerawang wajah Jongin yang hanya dapat terdiam dengan wajah menunduk.

"Terus kalau kamu celaka dan masuk rumah sakit… " Jongin menatap bapaknya sengit, menanti kelanjutan omongan Joonmyun. Perasaannya tiba-tiba saja tak enak. "Appa keluar duit lagi dong" kata Joonmyun memelas, nggak merasa bersalah sama sekali udah nyakitin perasaan anak bungsunya yang kebetulan masih labil.

BRAK!

Jongin menggebrak meja sehingga ngebuat Joonmyun yang sedang meratapi nasib uangnya terkaget-kaget.

"APPA JAHAT! NGGAK SAYANG SAMA Jongin! DASAR APPA KIKIR"

Lalu dia lari jijay keluar dari ruang kerja bapaknya. Ngambek.

Joonmyun mengedip-ngedipkan matanya bingung. Nggak ngerti apa kesalahannya sehingga ngebuat sang anak ngambek jijay kayak tadi.

Aku salah ngomong ya ?

Batinnya bingung.

.

Dasar kau bapak-bapak tidak peka myun!

.

.

.

shootdanonymous

.

.

.

Pemuda berkulit putih dengan rambut nyentrik menatap laki-laki yang lebih tua darinya dengan pandangan memohon. Sedangkan yang di tatap berusaha mengalihkan pandangan ke segala arah kecuali ke pemuda berambut pink dihadapannya, namun sial ia tak sanggup untuk tak memandang puppy eyes yang hampir tak diketahui keberadaannya pada pemuda yang lebih sering memasang ekspresi datar tersebut.

Yixing kau pasti bisa, jangan pandang mata itu atau kau akan lu-

"Bbuing Bbuing"

ARRGGHHH KAWAIII!

"BAIKLAH Sehun BERHENTI! BERHENTI SEKARANG JUGA! AKU AKAN MENOLONGMU, OKE ?!"

Laki-laki yang bernama Yixing tersebut menghela nafas lega saat sang keponakan sudah tak memasang ekspresi yang baginya sangat 'mematikan'.

"Kau- kau belajar darimana jurus itu, bocah ?" Yixing bertanya sambil menunjuk-nunjuk wajah tidak berdosa keponakannya.

Sehun, pemuda berambut pink tak menjawab, ia hanya mengeluarkan cengiran tanpa beban. Ia sudah tahu pasti kelemahan dari paman penyuka unicornnya tersebut sih, tidak tahan jika melihat yang kawaii-kawaii.

"Lalu rencana Yixing-ge... apa dong ?" Tidak sabaran Sehun bertanya -Sehun lebih suka memanggil Yixing dengan sebutan gege- Ia menarik-narik baju pamannya yang tampak belum pulih dari kejadian barusan.

Haduh~ Sehun jadi penasaran seberapa cute wajahnya tadi, sampe-sampe Yixing bereaksi berlebihan seperti ini. Padahal sudah susah payah ia membangun karakter manly. Namun untuk mencapai tujuan Sehun harus rela melakukan hal nista -baginya- kayak tadi.

Yixing berdehem sekilas sebelum membenarkan posisi duduknya.

Baiklah, sekarang serius.

"Gege belum tahu, hun. Mari kita pikirkan sama-sama" saran Yixing bijak sehingga membuat Sehun mendengus sebal.

Kirain gege udah langsung dapat ide.

Batin Sehun seenaknya. Males buat mikir, dia udah capek dari kemaren mikir mulu.

"Jadi, kau ingin seolah-olah menghilang dari keluarga mu ?" Yixing mulai bertanya serius yang di jawab anggukan oleh anak semata wayang dari keluarga Oh tersebut.

"Bagaimana kalau pergi ke-"

"Aku tidak mau di luar dari Seoul" Sehun menyela cepat saat Yixing baru akan menyuarakan saran. Ia sudah tahu sih apa yang akan Yixing katakan, jadi langsung jawab saja.

Yixing menyerngit. "Kalau kau di Seoul ayahmu akan dengan cepat menemukanmu Sehunnie" katanya lagi.

Sehun menyilangkan lengannya di dada. Ngeboss.

"Makanya aku minta bantu gege. Gimanasih ?"

Yixing yang mendengar omongan anak songong di depannya hanya dapat melongo, perasaan ingin mencakar wajah yang tadi ia bilang kawaii seketika muncul.

Ih, udah minta tolong nyolot pula.

Batinnya gemas.

Yixing menghela nafas lagi. Kembali mulai berfikir serius, jika Sehun tinggal di rumahnya sama saja bohong, jika membeli apartment terlalu mahal -Yixing tidak sekaya keluarga Oh dan dia tahu Sehun pasti tak membawa banyak uang saat ini-, jika ngekos atau ngontrak pun masih terlalu mudah untuk di temukan para pasukan keluarga Oh.

Hmm. Gimana ya. Jadi pusing.

Ah! Yixing dapat ide!

"Sehunnie! Bagaimana kalau kau bekerja di rumah orang saja"

"Hah ? Maksudmu ge ?"

"Ya kalau misalnya ada lowongan pembantu, kau bi-"

"NAJIS TRALALA! CUIH"

Sehun berani sumpah ia tak berniat untuk meludahi karpet unicorn kesayangan pamannya, tapi...

Yixing melotot atas tindakan anarkis ponakannya barusan.

Grrrrrrhhhhh

Kalau bukan keponakan sudah Yixing telan kepala macam permen kapas itu.

Anak kurang ajar!

"Kamu dengar dulu omongan gege, anak kampret!"

Yixing dengan hatinya yang sudah bergemuruh marah mencoba untuk sabar, walaupun ujung-ujungnya ia tetap mengeluarkan hinaan untuk keponakan satu-satunya ini.

Bocah yang dikatai kampret hanya dapat mengunci mulutnya rapat-rapat, ia ngeri sendiri melihat Yixing-gegenya yang lebih suka senyum-senyum pamer lesung pipi jadi agak sedikit galak seperti ini.

"Dengar ya… kalau kamu tidak ingin ketahuan dari orangtuamu kamu harus menetap di rumah seseorang -tentu saja tidak bisa di rumahku! Nah, untuk tinggal di sana kamu suka atau tidak suka harus menyamar, entah pembantu, tukang kebun, yah apapun lah… hey, kenapa kamu kayak pengen boker gitu…"

"Huweee gege jahat… Sehunnie mau dijadiin pembantu"

"Hey hey Sehunnie jangan mewek, kamu walaupun jadi pembantu bakal tinggal di rumah orang kaya kok" Yixing berusaha menenangkan walaupun nggak membantu sama sekali, yang ada Sehun semakin teriak dengan volume penuh.

"HUWEEEEE"

"Y-yah kok makin gede" Yixing berguman bingung, ia pusing sendiri mendengar tangisan nggak banget dari sepupunya satu ini. Lagipula sejak kapan Sehun bisa se ekspresif ini.

Setelah kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit untuk Sehun berteriak-teriak tidak jelas, bocah labil tersebut akhirnya mau kembali mendengar perkataan Yixing.

"Jadi, dengan bekerja di rumah orang kaya, kecil kemungkinan orangtua mu bisa menemukan mu, hun"

Sehun terdiam sejenak. Ia sedang berfikir keras sambil membatin.

'Masa iya tuan besar kayak aku jadi pembokat, iuwh'

Yixing ikut diam memperhatikan mimik wajah Sehun yang seperti ingin muntah.

"Udah lah terima aja, lagian siapa suruh kamu kabur-kabur"

"Gege… wajarlah aku kabur, lagian appa seenaknya menyuruhku meneruskan perusahaan. Aku nggak mau. I need freedom, oke ?"

Sehun membela diri dengan sok berbahasa inggris. Membuat Yixing hanya bisa memutar mata mendengarnya.

Padahal masa depan Sehun sudah cerah dan terjamin, tapi memang pada dasarnya bocah 17 tahun tersebut sangat tidak mau untuk di atur alias keras kepala, jadilah ia memilih jalur kekanakan seperti ini. Kabur dari rumah.

"Ya sudah makanya kamu terima aja jadi pembokat, gege punya banyak kenalan orang kaya siapa tahu ada lowongan, udah ya bye" merasa sudah lelah menghadapi tingkah Sehun, Yixing mengakhiri pembicaraan dengan berjalan duluan ke kamar. sudah merasa malas menghadapi sang keponakan yang manjanya minta ampun. Dia tak peduli lagi akan reaksi Sehun.

BRAK

Yixing membanting pintu sehingga membuat Sehun hanya dapat berkedip-kedip memperhatikan gantungan pintu unicorn yang tergeletak di lantai. Ia menghela nafas.

Kayaknya memang Sehun harus menerima nasib jadi pembantu untuk sementara waktu deh.

Sehun menghela nafas lagi.

Masalahnya, malam ini dia tidur di mana ?

Ia membatin miris, Yixing sudah menutup pintu kamarnya membiarkan Sehun duduk di sofa bersama dengan koper besarnya. Sama sekali nggak ngasih kunci kamar tamu ke Sehun. Masa The Almighty Oh Sehun tidur di sofa sih… kan nggak level.

.

.

.

shootdanonymous

.

.

.

Kim Joonmyun, bapak-bapak berwajah malaikat namun berhati iblis tengah memandang pemuda di depannya dengan senyum manis. Menurut dia sih manis. Tapi menurut orang di depannya… derp abis.

"Jadi kamu yang mau menjadi pengawas anak ku, anak muda ?" Tanyanya ramah namun penuh dengan makna.

Yang ditanyai bukannya menjawab tapi menyerngit bingung.

Huh ? Pengawas ? Bukannya pembokat ?

Batin pemuda berambut pink bingung.

"Bukannya saya jadi pembantu, tuan ?"

Kali ini gantian bapak Joonmyun yang menyerngit bingung.

"Loh, bukannya kamu yang di rekomendasikan Yixing ya ? Seharusnya memang jadi pengawas, kalau pembantu sih saya sudah punya satu lusin" katanya sedikit sok di akhir kalimat sehingga membuat Sehun sweatdrop.

Aku yang punya pembantu 12 biasa aja tuh.

Sehun kembali membatin, ikut ngesok.

Eh, tapi sebentar, kenapa tiba-tiba provesinya berubah jadi pengawas anak orang ? Kenapa pamannya nggak ngomong apa-apa tentang ini ?

"Ah iya, saya pengawas" kata Sehun akhirnya, seenggaknya jadi pengawas nggak akan senista jadi pembokat… iya kan ? Iya nggak sih ?

Si bapak Joonmyun kembali tersenyum sambil manggut-manggut.

"Tugas kamu tidak berat kok, cukup awasi anak saya kemanapun dia pergi, jauhkan dia dari balapan liar apapun yang terjadi, jangan turuti kemauannya yang menjurus ke hal negatif, saya dengar dari Yixing kamu anaknya suka melawan jadi kamu pasti cocok untuk pekerjaan ini" ucap bapak Joonmyun sambil senyam senyum sehingga kembali membuat Sehun sweatdrop.

Sebenarnya bapak ini memuji atau menghina.

"Dan satu lagi, kamu juga harus mengurusi keperluannya ya, bangunkan dia setiap pagi dan penuhi keperluan sekolahnya"

Sehun mengangguk di paksakan saat mendengar perintah Joonmyun.

Kalau seperti ini sih sama saja kayak pembokat!

Ia membatin kesal.

Tapi ya sudahlah namanya juga sedang kepepet.

Setelah mengurusi tetek bengek yang harus Sehun lakukan dan yang tidak harus Sehun lakukan, akhirnya ia resmi menjadi pengawas anak bapak Joonmyun yang namanya siapa tadi… Kim Jongos ?

Joonmyun pun memanggil salah satu pembantunya untuk mengantar Sehun ke kamar, sebelum di antar Sehun mengucapkan terimakasih dahulu kepada bapak Joonmyun yang sudah mau mempekerjakan bocah selengean macam dia. Begini-gini ia sudah biasa diajari sopan santun.

"Sekali lagi terimakasih tuan sudah mempekerjakan saya" kata Sehun sopan sambil membungkukan badan dihadapan Joonmyun.

Joonmyun tersenyum cerah. "Sama-sama, semoga kamu betah di sini ya nak … emm siapa tadi namanya Alxander atau Ucok ya ?"

Wut ?

"S-Sehun tuan"

"Oh iya iya, Sehun"

Untung.

Untung saja, salah satu pembantu pria yang bertugas mengantar Sehun ke kamar tampaknya mengerti dengan situasi, ia cepat-cepat menarik tangan Sehun ke luar dari ruangan Joonmyun. Yah siapa tahu tiba-tiba Sehun menerjang bossnya kan.

.

.

.

.

Tbc

A/n: apa sih ini ? Kok aneh begini ? Tittle suck, summary suck. Ini humor, tapi gagal :( aa sudala. Lanjut apa tidak yang beginian ? Di ripiu coba.