Dark

All character belong to Naruto

Naruto © Masashi Kishimoto

1999

Dark by Putpit

26 Juni 2013

Inspiration:
The Vampire Diaries, Twilight, and etc

Rate:

T semi M

Absolutely SasuSaku!

Sakura - Vampire

Mentari menyinari sebuah ruang yang nampak lenggang. Ruangan itu cukup pengap karena tumpukan buku yang menggunung dimana-mana. Seorang gadis berambut merah muda panjang terlihat tengah asyik dengan bacaan yang ada dalam pangkuannya. Dia duduk bersila diantara lautan buku sambil sesekali membenarkan kaca matanya yang melorot.

KRIIET

Terdengar suara pintu terbuka perlahan. Menit selanjutnya, sesosok lelaki berambut hitam mirip nanas berjalan masuk. Ia menghampiri gadis yang bergeming di tempatnya. Gadis tersebut tidak menoleh maupun melontarkan kata-kata untuk mengkonfirmasi identitas orang yang telah duduk di sampingnya.

"Sudah lebih dari delapan jam kamu membaca. Istirahatlah Sakura," ucap si lelaki perhatian.

Gadis bernama Sakura itu mengangguk kecil tanpa mengalihkan dua manik emerald-nya dari buku. "Ya, nanti Shikamaru," jawabnya pendek.

Shikamaru menghela nafas. "Apa matamu tidak lelah?"

"Tidak," ucap Sakura.

"Apa punggungmu tidak capek?"

"Tidak, Shikamaru. Terima kasih telah bertanya, kamu memang sahabat yang baik."

Kali ini Shikamaru terdiam. Ia duduk seraya memejamkan mata. Ia sudah menyerah terhadap sifat keras kepala sang gadis. Daripada membuang waktu untuk terus bicara, tapi hanya ditanggapi acuh, lebih baik ia menemani seraya pura-pura tertidur.

Beberapa saat kemudian, Sakura menutup bukunya. Ia melepas kaca mata bingkai segi empat yang sedari tadi menempel lalu sedikit mengusap pelupuk matanya. Sakura melirik jam di dinding di depannya. Jarum panjang di angka dua belas sedangkan jarum pendek di angka satu. Rupanya ia telah membaca selama sembilan jam penuh.

Sakura menoleh ke kanan dan mendapati sahabatnya sedang tertidur dalam posisi duduk. Ia mengguncang lengan Shikamaru seraya berkata, "Hei bangun, tuan pemalas."

"Hoam, kau sudah selesai Sakura?" tanya Shikamaru merentangkan kedua tangan ke atas.

"Ya. Terima kasih telah menemani," ujar Sakura bangkit berdiri. Ketika ia hendak melangkah untuk mengembalikan buku, Shikamaru menahan lengan yang bebas.

"Terima kasih saja tidak cukup," kata Shikamaru.

Sakura mengangkat sebelah alisnya. "Aku tidak memintamu untuk menemaniku, jadi tidak perlu imbalan," sahutnya acuh.

Shikamaru tersenyum kecut. "Aku tunggu di ruang tamu," ucapnya tidak menerima penolakan.

-Dark-

Shikamaru mengemudikan mobilnya menuju sebuah taman yang terletak di pusat kota. Ketika mobil telah terparkir, ia memberi isyarat pada orang di sebelahnya agar turun.

"Siang-siang begini, kenapa kamu mengajakku kesini sih? Panas," keluh seseorang bermahkota merah jambu panjang saat keluar dari mobil.

"Lebih berbahaya jika pergi malam-malam," ucap Shikamaru datar.

Orang tersebut mengerutkan kening kesal. "Aku bukan anak kecil yang akan tersesat bila jalan di malam hari," protesnya.

Shikamaru tersenyum tipis. "Sudahlah, berhenti mengeluh Sakura. Ayo!" ajaknya seraya berjalan menuju area taman.

Keduanya berjalan beriringan lalu duduk di salah satu bangku yang terletak di bawah pohon Momiji. Pohon itu terlihat sangat mencolok dengan dedaunan merahnya.

Sakura-orang bermahkota merah muda panjang-mendelik pada sahabat di sebelahnya. "Ada keperluan apa?" tanya Sakura to the point.

Shikamaru merogoh kantong saku celana bagian kiri dan mengeluarkan kotak perhiasan berwarna merah. "Ini," ucapnya sambil menyerahkan kalung berlian biru yang ada dalam kotak.

"Untuk?" tanya Sakura heran.

"Tidak ada alasan khusus. Terima saja," jawab Shikamaru. Ia kemudian menyuruh Sakura memutar tubuhnya.

"Aku tidak mau pemberian yang justru akan membebaniku nanti," tolak Sakura.

Shikamaru memutar kedua bola matanya jenuh. Ia benar-benar dibuat repot oleh harga diri sahabat perempuannya itu. "Anggap saja sebagai hadiah karena lulus dengan nilai terbaik."

Sakura terdiam. Ia memang baru saja wisuda kemarin, tapi hadiah di hadapannya terlihat terlalu hebat. Di sisi lain, ia merasa tak enak hati bila menolak. Akhirnya, sang gadis musim semi pun menurut. Ia memposisikan tubuhnya membelakangi Shikamaru lalu menyibak rambutnya menyamping.

Shikamaru tersenyum. Ia langsung melingkarkan kalung di pegangannya pada leher jenjang nan putih Sakura. Tanpa sadar, Shikamaru sedikit menelan ludah.

"Sudah?" tanya Sakura membuyarkan lamunan Shikamaru.

Shikamaru terkesiap. "Ya," ucapnya kikuk.

Sakura mengibaskan helaian rambutnya ke belakang kemudian kembali duduk lurus menghadap depan. "Terima kasih," kata Sakura sambil memperhatikan kalung pemberian Shikamaru.

"Sama-sama," sahut Shikamaru. Ia memejamkan mata sejenak untuk mengatur debaran aneh pada jantungnya.

Angin Musim Gugur berhembus sejuk. Setelah sekian lama saling terdiam, Sakura tiba-tiba membuka suara. "Shikamaru, apa kau percaya vampir?"

Shikamaru tercekat sekaligus terbelalak. Tapi, untungnya dua sikap itu tidak diketahui oleh gadis di sebelah kanannya. Dengan tenang ia berkata, "Tidak. Memang kenapa?" ujarnya ambigu.

Sakura mendongak. Menatap matahari yang perlahan mulai bergerak ke barat. "Beberapa hari ini, komunitasku sedang asyik membahas vampir. Aku jadi semakin ingin menyediliki mereka setelah membaca buku karya Kakashi tadi."

Shikamaru melirik Sakura sekilas. "Aku tidak tertarik pada hal-hal semacam itu. Hari sudah sore, ayo pulang!" ajaknya seraya menarik tangan Sakura.

-Dark-

Raja siang telah berganti menjadi dewi malam. Sakura tengah berdiri mengamati rembulan yang bersinar separuh di balkon kamarnya.

DDRRTT

Tiba-tiba keheningan terpecah oleh suara getaran ponsel Sakura. Benda berukuran persegi panjang berwarna silver itu tergeletak di pinggir meja yang tak jauh dari sang gadis musim semi. Sakura menghampiri meja lalu mengambil benda tersebut. Diperhatikannya nama yang tertera pada layar ponsel.

Pig jelek

Sakura memencet tombol keypad berwarna hijau lalu berkata, "Halo. Ada apa telepon?"

"Aku tahu dimana tempat bisa menemukan para vampir," ucap gadis di seberang terdengar sangat gembira.

"Oh ya, dimana?" tanya Sakura seakan tertarik.

"Nanti aku kirim alamatnya. Bersiap-siaplah Sakura."

Sakura melipat dahinya bingung. "Hah, bersiap-siap untuk apa?"

"Kita akan datang ke tempat itu malam ini," jawab Ino, sahabat sekaligus rekan satu komunitasnya.

"Terserahlah."

-Dark-

Sepuluh Oktober tercatat sebagai hari tergila bagi Haruno Sakura. Walau ia sudah lulus kuliah kedokteran dengan nilai terbaik, umur Sakura baru saja menginjak usia tujuh belas tahun. Dan hari ini, pertama kalinya bagi sang gadis musim semi datang ke sebuah club malam.

Sakura duduk berdempetan dengan Ino di salah satu kursi yang berhadapan dengan bartender. Sakura benar-benar merasa takut terhadap lingkungan riuh di sekitarnya. Ia pun bolak-balik meremas ujung kaos terusan berlengan panjang hitam yang dikenakannya.

"Rilekslah sedikit, Sakura," ujar Ino sambil meneguk segelas wine.

"Kau gila pig," balas Sakura dengan tatapan tajam.

Ino terkikik kecil. "Kukira kau penasaran terhadap vampir."

Sakura mendecak sebal. "Memang. Tapi, tidak kusangka kau akan membawaku ke tempat seperti ini."

Ino memutar-mutar pelan gelas di pegangannya. "Aku kemarin datang ke club ini bersama teman-teman satu kantor. Lalu sewaktu pulang jam dua pagi, aku tidak sengaja berpapasan dengan seorang wanita di tempat parkir. Bajunya acak-acakan, jalannya gontai, dan pandangannya kosong."

"Wanita itu pasti mabuk," sela Sakura jutek.

Ino tertawa pelan. "Aku kira juga begitu. Tapi, saat dia terjatuh dan aku membantunya berdiri, aku melihat dua lubang kecil di lehernya."

Sakura spontan terbelalak sekaligus menganga lebar. "Dua lubang kecil di leher?" ucapnya terheran sendiri.

"Yap. Menurutku, ia baru saja menjadi korban vampir," ujar Ino berkesimpulan.

"Mungkin" kata Sakura pelan.

DHOOM DHOOM DHOOM

Sakura terlonjak kaget kala lagu yang diputar mendadak berubah keras dan bertempo cepat. Ino meletakan gelas wine di meja lalu menepuk bahu Sakura.

"Let's dance girl!" ajaknya.

Sakura menggeleng. "Aku tidak bisa menari," tolaknya malu.

"Dicoba dulu," kata Ino sambil menggiring Sakura menuju lantai dansa.

Belasan pengunjung terlihat menggoyangkan tubuhnya santai di bawah kemerlap lampu disko. Bau alkohol maupun keringat berbaur menjadi satu. Ino asyik menari sambil melompat-lompat riang sedangkan Sakura hanya menggerakan tangan serta kakinya dengan kaku.

"Hai," sapa sebuah suara di belakang Sakura.

Gadis cantik itu sontak membalikan badan. Sepasang iris hijau zambrudnya bertubrukan dengan sepasang iris hitam kelam. Begitu kontras, namun mempunyai daya magnet satu sama lain.

Keduanya terus berpandangan lama hingga pemilik iris berwarna hitam berujar, "Jadilah milikku. Turuti aku. Puaskan aku."

Beberapa detik berlalu, dan sebuah derai tawa meluncur dari bibir Sakura."Maaf Tuan, kau sepertinya salah orang," ujar Sakura sopan.

Si pria terpaku.

"Aku bukan wanita satu malam," sambung Sakura dengan penekanan kalimat 'satu malam'. Ia pun mengacuhkan si pria dan berjalan mendekati Ino. Kembali menari meski dengan gerakan kaku.

-Dark-

Pagi menyapa bersama dengan kicauan burung-burung. Sakura membuka matanya perlahan lalu menguap. Ia sangat lelah akibat pulang larut malam kemarin. Kelelahannya pun terbayar sia-sia karena tidak menemukan bukti apapun seputar vampir di club itu. Sakura beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Sepuluh menit kemudian, ia keluar dengan lilitan handuk di kepala dan jubah handuk yang menutupi tubuh basahnya.

"Jika Ino mengajakku kesana lagi, maka aku akan langsung menolak," batin Sakura seraya mengganti jubah handuknya dengan pakaian kasual.

Sakura menyibak tirai putih di sisi kiri ruangan dan matahari langsung menyorotkan sinarnya melalui jendela kamar. Ia melepas handuk yang ada di kepalanya lalu mengeringkan helaian rambut merah mudanya menggunakan hair drayer yang terletak di meja rias. Selepas itu, ia menyisiri rambut serta menaburkan bedak pada wajah mulusnya.

Sakura memperhatikan penampilannya pada pantulan cermin kemudian melangkah keluar ke dapur.

Disana telah ada kedua orang tua Sakura serta hidangan sarapan yang tersaji di meja makan.

"Pagi Papa, Mama," sapa Sakura seraya duduk di sebelah Mamanya.

"Pagi," sahut sang Papa.

Mama Sakura menoleh ke arah putrinya. "Pagi, sayang. Tolong setelah sarapan, kamu beli sayur dan buah di supermarket ya! Persediaan kita sudah habis," kata Mama Sakura.

"Baik Ma," jawab Sakura patuh.

-Dark-

Pukul sepuluh pagi, Sakura telah menjalankan perintah Mamanya. Ia tengah berjalan di sepanjang trotoar sambil menenteng dua tas plastik berisi barang belanjaan. Ketika ia sampai di halte bus dan hendak duduk, tiba-tiba seseorang dari arah selatan menyabet tas selempangnya.

"Copet!" seru Sakura panik. Ia segera menghempaskan dua tas plastik yang membebaninya kemudian berlari mengejar si penjahat.

DUAAGHH

Seorang pria tinggi tegap yang berjalan berlawanan arah dengan si penjahat, mengulurkan tangannya ke samping dan pencopet langsung jatuh tersungkur pingsan.

Sakura menghentikan laju larinya dan terbengong. "Hanya menghalau seperti itu, pencopetnya jatuh. Astaga, hebat!" batinnya. Ia pun menghampiri pria tersebut. "Terima kasih," ucap Sakura saat telah berhadapan dengan pria berambut emo berwarna biru gelap itu.

"Hn," sahut si pria.

Sakura menerima tas selempangnya kembali seraya berkata, "Em, aku akan menelepon polisi."

"Tidak perlu. Aku yang akan membawanya ke kantor polisi terdekat," ujar si pria.

Sakura mengangguk pelan. "Sekali lagi, terima kasih," ucapnya sungkan.

"Hn."

Sakura memperhatikan pria di hadapannya. Sepertinya ia pernah bertemu dengan pria ini. Tapi, ia lupa tepatnya dimana.

"Maaf atas kelancangan semalam," kata si pria.

Sakura pun teringat kejadian semalam. "Ah, iya. Tidak apa-apa kok," ujar Sakura.

"Pulanglah," kata si pria pelan.

Sakura mengangguk. "Baiklah. Sampai jumpa," ucapnya seraya membalikan badan dan berjalan pergi.

"Sampai jumpa Sakura," kata suara samar-samar di belakang Sakura.

Ketika sang gadis memutar tubuhnya, ia tidak melihat siapapun. Hanya kekosongan dan angin.

"Bagaimana bisa ia cepat menghilang? Dan bagaimana dia bisa tahu namaku?" batin Sakura bingung.


Space untuk bacot author

First of all, I want to say: "I'm Sakura-centric. In anime/manga Naruto, she is my favorite character."

Aku suka membuat pair Sakura dengan berbagai karakter karena dia cocok dengan siapapun sih XD

Ini adalah project pertama SasuSaku-ku

Fic ini sebagai "penghantar" untuk BTC (Banjir Tomat Cherry)

Yosh, semoga reader suka

Sekian dan…

REVIEW

P

L

E

A

S

E