BETWEEN
author : firetomylight
cast : – do kyungsoo – park chanyeol - kim jongin
chaptered fic
chansoo/kaisoo
boyxboy
dont like please leave
"Schedule anda untuk hari ini pukul 3 sore meeting dengan Mr. Lee, pukul 5 sore menghadiri peresmian gedung A, selanjutnya makan malam dengan putri tuan Jang CEO dari Jang Corp."
"Coret yang terakhir."
"Maaf?"
"Coret yang terakhir, kau ingin namamu tercoret dari daftar karyawan perusahaan ini."
"Ne-ne, maaf."
"Siapa yang mengatur jadwal makan malamku dan putri CEO Jang?"
Gadis berambut cokelat itu terdiam sesaat, antara menimbang jawaban apa yang paling tepat yang harus ia utarakan pada atasannya ini.
"Sulli sudah berapa lama kau menjadi sekretarisku."
"Satu, satu tahun." jawab Sulli, yang tahu betul sifat atasannya ini, mengintimidasi bahkan hanya dengan tatapan dan perkataannya.
"Lu-"
"Luhan hyung, kau boleh kembali ke ruanganmu."
Chanyeol mengeluarkan smart phone putih dari sakunya dan mendial satu nomor diantara list kontaknya.
.
.
"Kediaman keluarga Park, ada yang.."
"Dimana Kyungsoo?"
"Ah, Tuan Chanyeol, Tuan Kyungsoo sedang mengikuti kelas Piano."
"Siapkan dia untuk makan malam bersamaku malam ini."
"Baik tuan."
Kyungsoo mengakhiri kelas pianonya hari ini dengan helaan nafas panjang. Tangan mungilnya mengusap keringat tipis dipelipisnya. Bukan lelah, hanya mungkin otaknya terlalu keras berfikir atau mungkin menghafal? Satu tahun bahkan bukan waktu yang lama untuknya beradaptasi dengan semua keadaan ini. Ini terlalu tiba-tiba, terlalu cepat untuk sekedar dimengerti, lagipula siapa Kyungsoo hanya untuk sekedar mengelak, menolak, bahkan lari dari keadaan ini, orang tak tau malu, tak tau diri.
.
.
"Siapa namamu?"
"Kyungsoo."
"Tatapanmu menggangguku."
Kyungsoo menundukkan kepalanya, menghindari tatapan dari lelaki tinggi bersuara berat dihadapannya.
"Yang ini." dengan sekali jentikkan jari dari Chanyeol, lelaki tinggi itu, seorang lelaki berwajah mesum dengan senyum super lebar dibibirnya mendekati Kyungsoo, merangkul bahunya, kencang, memberikan tekanan disana.
"Dia permata kami."
"Aku tau, keindahan sebuah seni tidak akan luput dari mataku."
Kyungsoo masih tertunduk.
"Tentang harga.."
"Kau bisa berbicara dengan asistenku, jadi apa dia bisa kubawa sekarang?"
"Kyungsoo, mulai saat ini dia tuanmu. Park Chanyeol."
.
.
Suara ketukan pintu membangunkan Kyungsoo dari lamunnya.
"Ya?"
"Tuan Kyungsoo, ijinkan kami untuk membantu anda mempersiapkan diri anda."
"Tu-tunggu?"
"Ini perintah dari tuan Chanyeol." jawab salah satu wanita muda berpakaian maid.
Kyungsoo tidak bisa menolak karena ini bukan suatu pilihan dan ini bukan yang pertama kali terjadi.
Begitu mendengar nama Chanyeol disebut secara otomatis tubuhnya akan merespon pasrah dan menuruti keadaan. Seperti saat ini, setelah membersihkan diri ia akan menggunakan pakaian yang telah disiapkan oleh maid yang ada di rumah ini, rumah milik Chanyeol. Kyungsoo juga hanya bisa pasrah begitu selesai berpakaian ia akan dipoles diperlakukan layaknya seorang putri kerajaan, yang sebenarnya ia tidak suka. Mobil mewah milik Chanyeol pun sudah menunggu didepan gerbang siap mengantarnya menuju pusat kehidupannya, karena Kyungsoo bahkan tidak memiliki dunianya sendiri, dunia yang saat ini ditempatinya adalah tempat dimana ia dipinjami sebuah kehidupan oleh seseorang bernama Park Chanyeol yang mengatur seluruh porosnya.
"Sempurna."
Kata yang selalu Chanyeol ucapkan untuk menggambarkan Kyungsoo, koleksi seni favoritnya.
Kedua pipi Kyungsoo bersemu tipis setiap kali mendengar Chanyeol memujanya, secara tidak langsung. Entahlah, Kyungsoo tau garis hidupnya untuk dipertemukan dengan Chanyeol adalah sesuatu yang salah dan dalam satu waktu harus ia syukuri juga.
"Pesanan anda Tuan."
Kyungsoo membulatkan kedua matanya lebih lebar begitu melihat makanan yang tersaji tepat dihadapannya. Kepiting, ya benar itu kepiting. Ia selalu berfikir Chanyeol akan marah ketika menerima penolakan atau sekedar opini darinya.
Dan yang Kyungsoo takutkan pun terjadi.
"Kyungsoo."
"Ne."
"Ada apa dengan leher dan tanganmu." Chanyeol begitu perfectionist untuk sekedar melihat secara detail salah satu benda seninya yang cacat. Ia menaruh alat makannya kehilangan selera untuk melanjutkan acara makan malam itu.
"Aku." Kyungsoo menghentikan makannya. Ujung matanya menangkap bercak kemerahan yang memenuhi tangan putih porselennya.
"Aku alergi kepiting." lanjutnya.
"Prang!"
"Prang!"
"Prang!"
Chanyeol membuang, membanting, melampiaskan rasa kesalnya kearah benda-benda disekelilingnya begitu kakinya menginjakkan istananya dan menyuruh Kyungsoo untuk masuk kekamarnya.
"Argh!"
"Paman Kim! Paman Kim!" ketua pelayan bernama Kim Yong Bin yang biasa Chanyeol dan Kyungsoo panggil Paman Kim dengan segera mendekati Chanyeol yang berusaha menetralkan amarahnya.
"Ya, tuan."
"Panggilkan dokter Lee, sembuhkan Kyungsoo sekarang!"
"Baik tuan."
.
.
Kyungsoo sedikit terkejut begitu melihat seseorang berpakaian dokter dan paman Kim masuk kedalam kamarnya.
"Paman?"
"Tuan Chanyeol meminta dokter Lee untuk menyembuhkanmu Tuan."
"Paman, panggil aku Kyungsoo."
"Kyungsoo ah."
"Dan aku tidak sakit, ini hanya alergi, apa Chanyeol benar-benar marah?"
"Sebaiknya biarkan dokter Lee segera memeriksamu."
Kyungsoo selalu berfikir. Tindakan apa yang harus ia lakukan untuk menghindari kemarahan Chanyeol.
Dan lagi, untuk kali ini apa alasan Chanyeol marah? Kyungsoo tidak menolak pilihannya untuk memakan kepiting itu, dan Dimana letak kesalahannya ketika ia tidak memberitau Chanyeol ia alergi kepiting. Ia bahkan hanya sebuah dari sekian banyak koleksi seni Chanyeol.
"Paman Kim." panggil Kyungsoo begitu lelaki yang tidak berusia muda lagi itu akan keluar dari kamarnya.
"Aku ingin meminta maaf pada Chanyeol."
Paman Kim tersenyum tipis.
"Ia pasti akan memaafkanmu tanpa kau meminta, mungkin ia hanya sulit untuk memaafkan dirinya sendiri saat ini."
Kyungsoo mengerutkan dahinya.
"Memaafkan dirinya sendiri?"
"Kau akan mengerti nanti. Selamat beristirahat Kyungsoo ah." meninggalkan Kyungsoo dengan tanda tanya besar dihati dan pikirannya.
"Sambungkan teleponku dengan Kyungsoo."
"Baik tuan."
"Cha-chanyeol?"
"Bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik-baik saja. Terimakasih sudah mengirim dokter untuk mengobatiku semalam."
Ada helaan nafas lega diujung sana yang Kyungsoo dengar.
"Istirahatlah."
Kata terakhir sebelum Chanyeol menutup teleponnya.
"Wow!"
Chanyeol memicingkan kedua matanya, menaruh kembali smart phone disaku celananya.
"Park Chanyeol! Apakah ini pertanda salju akan turun dimusim panas?"
"Hentikan kekonyolan ucapanmu Kim Jongin."
"Seorang Park Chanyeol perduli! HAHAHAHA."
"Shh."
"HAHAHAHA."
"Berhenti Kim Jongin."
"HAHAHA ini lucu sekali!"
"Aku pergi."
"Hey hey tunggu, Baiklah-baiklah, jadi apa yang membawamu ingin bertemu denganku."
Chanyeol mendudukan dirinya kembali, berhadap - hadapan dengan Jongin, teman kecilnya, satu - satunya orang yang mampu bertahan berada didekatnya.
"Aku ingin kau menjadi privat tutor bahasa inggris untuk Kyungsoo."
"Kyungsoo?"
"Aku akan mengenalkannya padamu nanti."
"Kau akan menggajiku?"
"Ada pertanyaan lain?"
"HAHAHA kau memang tidak pernah berubah Chanyeol ah, baiklah, aku tunggu kabar selanjutnya darimu." Jongin meninggalkan satu senyuman tipis dibibirnya.
"Tuan Chanyeol"
"Panggil aku Chanyeol."
"Chan-chanyeol sshi."
"Chanyeol saja."
"Ta-tapi"
"Chanyeol saja kau dengar?"
"Ba-baiklah Chanyeol."
"Sepertinya, hatiku bermain terlalu jauh."
.
.
.
Sekilas ide yang kebetulan lewat ketika aku mau nulis kelanjutan fanficku yang lain.
Please give this fic love, if you dont mind! xixixi.
xoxo
