War of Hormone

Mark Lee | Lee Donghyuck

NCT

Tubuhku tidak tahu harus bagaimana bertingkah di depanmu

Aku ingin menghampirimu yang begitu mempesona di mataku

Namun aku takut tidak bisa mengendalikan pikiranku

Bahkan dengan gerakan kecil saja aku sudah kehilangan kendali

Rambutmu, matamu, bibirmu, pinggangmu, kakimu

bahkan bagian yang tidak dapat aku lihat dengan jelas telah menarikku

Dirimu membuatku gila

Pikiranku terus menekanku untuk mendekatimu

Merasakan tiap inci dari tubuh indahmu

Tidak

Aku harus bisa mengendalikan pikiranku

Bertarung dengan hormonku yang begitu memuncak

...

"Ini untukmu hyung"

Mark menangkap botol berisi air mineral itu dengan kedua tangannya. Membuka botol tersebut dan meminumnya hingga setengah bagian isinya telah kosong. Latihan untuk debutnya sebagai NCT Dream besama dongsaengnya telah menguras tenaga Mark. Memang koreografinya tidak sesulit di NCT U atau NCT 127. Namun tetap saja Mark kesusahaan karena debutnya nanti akan menggunakan hoverboard sebagai alat bantu koreografi mereka.

"Hyung haus"

Haechan salah satu dongsaengnya yang juga akan debut di NCT Dream duduk di samping Mark. Matanya menatap penuh harap minuman milik Mark yang masih tersisa setengah.

"Ambil sendiri minumanmu Haechan"

"Tidak. Aku capek hyung"

Mark tidak kuat dengan Haechan yang berada didekatnya. Pikirannya langsung berlayar kemana-mana jika berada didekat Haechan.

"Minta yang lain untuk mengambilnya"

"Hyung~~~"

Mark tidak kuat. Aegyo yang dilakukan Haechan memperburuk keadaan. Wajahnya dia palingkan agar tidak melihatnya lagi. Jika tidak Mark yakin dirinya akan membungkam bibir yang telah memanggilnya itu.

"Baik akan aku berikan"

Mark memberikan botol minumnya yang masih tersisa setengah kepada Haechan. Setelahnya beranjak pergi menuju Jeno, Jisung, dan juga Renjun yang tengah asik bercanda bersama. Mark harus pergi sebelum dia benar-benar kelepasan nantinya.

Haechan cemberut melihat Mark yang meninggalkannya duduk sendirian dengan botol minum kosong yang telah Haechan minum. Haechan kan selain meminta minuman milik Mark juga ingin berbicara dengannya. Bukannya ditinggalkan begitu saja.

"Chan mukamu makin jelek kalau cemberut begitu"

Haechan melemparkan botol minumnya yang kosong ke arah Jaemin. Ini anak makin merusak moodnya.

Mark memang meninggalkan Haechan, tapi tetap saja fokus Mark kepada Haechan. Matanya tidak bisa meninggalkan atensi Haechan begitu saja.

"Hyung... Mark hyung"

Jisung melambaik-lambaikan tangannya di depan wajah Mark. Jisung tadi mengajak Mark bicara karena Mark duduk di samping kanannya. Namun Mark tidak menanggapinya, pandangan Mark terus ke depan tepatnya ke arah Haechan.

"Hyung"

Jeno gemas sendiri melihat Mark yang sepertinya tengah melamun. Entah apa yang dipikirkan Mark sampai-sampai tidak menanggapi panggilannya maupun Jisung.

"Coba kau ikuti pandangan Mark hyung"

Jeno mengikuti apa yang Renjun katakan dan matanya melihat Haechan tertawa bersama Jaemin dan Chenle. Entah apa yang mereka bicarakan sampai tertawa begitu.

"Jadi kau tahukan?" tanya Renjun.

"Aku tidak mengerti maksudmu itu"

Renjun menghela nafas mendengar perkataan Jeno barusan. Kenapa Jeno begitu bodoh sampai tidak tahu apa maksudnya?.

"Sudahlah aku tidak mau membahasanya"

Jeno makin bingung melihat Renjun yang kelihatannya marah. Dia salah apa coba sampai Renjun marah begitu. Sementara Jisung si anak ayam menatap bingung para hyungnya.

Jisung bingung kenapa sih dengan para hyung

...

Mark merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Dia lelah setelah latihan. Bukan cuma fisik yang lelah, tapi pikirannya pun sudah lelah dengan terus menerus memikirkan pemuda manis bernama Haechan. Mark berharap setidaknya satu hari saja pikiran kotornya tentang Haechan hilang dari otaknya.

Lelah berpikir akhirnya Mark memutuskan untuk tidur saja. Mengistirahatkan fisik dan juga pikirannya. Selang beberapa menit dengkuran halus terdengar. Mark telah tertidur dan memasuki dunia mimpinya.

"Hyunghhh"

Mark menatap pemuda manis yang berbaring tidak berdaya di tempat tidurnya. Bibir merahnya sedikit membengkak karena cumbuan yang Mark berikan. Nafasnya tersengal-sengal dengan pipi gembulnya yang merona. Dan jangan lupakan mata bulatnya yang memandang Mark sayu.

"Shit, you're so sexy Haechannie"

Mark mengelus pipi gembul Haechan yang begitu lembut seperti bayi dan elusan tersebut turun ke bibir merah Haechan. Mark tergoda ingin mencicipi kembali bibir manis itu.

Mark mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Haechan yang begitu menggodanya. Menggigit bibir bawahnya meminta akses masuk dan Haechan hanya menurutinya saja. Mark menelusupkan lidahnya dan bermain-main dengan ronga mulut Haechan. Lidahnya membelit lidah Haechan, mengajaknya untuk bertarung lidah.

"Mmhhh"

Haechan hanya menerima saja saat lidah Mark mengajaknya bertarung lidah. Haechan hanya melawan semampunya saja, karena Haechan yakin Mark lah yang pasti mendominasinya.

Mark melepaskan ciumannya saat merasakan nafas Haechan yang mulai menipis. Ciumannya turun ke leher jenjang milik Haechan. Menandai lehernya dengan tanda kepemilikan Mark.

"Eunghh Markhh hyunghhh"

Mark suka mendengar bibir Haechan memanggil namanya dengan desahan yang begitu menggoda. Suara merdunya berubah menjadi berkali-kali lipat lebih merdu ketika mendesahkan namanya.

Tangan Mark yang semula diam kini membuka kancing piyama yang melekat pada tubuh Haechan. Memperlihatkan tubuh mempesona Haechan dengan kulit tan sexynya.

"HYUNGHhh"

Haechan memekik begitu tangan Mark memilin putingnya yang telah mengeras. Lidah Mark masih sibuk membuat tanda di leher Haechan. Sudah banyak tanda yang dibuatnya, namun Mark tidak puas dan ingin terus membuat tanda kepemilikannya di leher jenjang pemuda yang lebih muda satu tahun darinya itu. Haechan hanya bisa pasrah dan terus mendesahkan nama Mark sebagai pelampiasan rasa nikmat yang dirasakannya.

"Markhhh..."

"Mark... Mark"

Mark membuka matanya ketika merasakan tepukan yang cukup keras di pipinya. Matanya menatap Jaehyun yang berdiri di samping tempat tidurnya. Raut khawatir tercetak jelas di wajah hyung kesayangannya itu.

"Kau tidak apa-apa Mark? Kau berkeringat banyak sekali"

Jaehyun meletakkan tangannya di dahi Mark, memeriksa apa dongsaengnya itu sakit. Jaehyun takut Mark tiba-tiba saja sakit karena aktivitas padat yang dilakukannya.

"Tidak panas. Apa kau baik-baik saja Mark?" Jaehyun kembali bertanya mengenai keadaan dongsaengnya itu.

"Aku tidak apa-apa hyung. Aku hanya kelelahan saja"

Mark memberikan senyum manisnya agar Jaehyun tidak khawatir lagi dengan keadaannya. Mark memang tidak apa-apa. Hanya saja dia merasakan kepalanya pusing akibat mimpinya barusan.

Sial. Lagi-lagi Mark bermimpi hal yang tidak senonoh dengan dongsaeng kesayangannya Haechan. Dia memang sering bermimpi tentang Haechan atau member lainnya. Namun mimpinya itu tidak bejat seperti sekarang. Pertama kali Mark bermimpi bejat sepert sekarang ini dengan Haechan saat umurnya tepat menginjak 18 tahun. Mark sebelumnya tidak mempusingkannya karena berfikir itu mungkin hal yang wajar bagi remaja seusianya.

Tapi setelah itu Mark tidak bisa tidak memikirkannya karena mimpi itu terus terjadi. Hampir setiap waktu saat Mark menutup matanya. Membuat akal pikiran Mark pusing dan memberikan efek yang luar biasa bagi tubuhnya. Mark yang semula biasa saja dengan kontak fisik yang dilakukannya bersama Haechan kini telah berubah menjadi sensitif. Otaknya akan memutar kembali mimpi-mimpi bejatnya ketika melakukan kontak fisik dengan Haechan. Itu sangat mengganggunya dan Mark mencoba sebisa mungkin untuk menghindari kontak fisik dengan Haechan. Mark takut dirinya tidak bisa mengendalikan hormon yang bergejolak dalam tubuhnya.

"Mark ayo ke ruang makan! Hyungdeul dan yang lainnya telah menunggumu untuk makan bersama"

Pernyataan Jaehyun barusan telah menyadarkan Mark dari lamunannya. Mark beranjak dari tempat tidurnya dan mengikuti langkah Jaehyun di belakangnya. Mark memijit pelipisnya merasakan kepalanya yang masih pusing.

Kapan mimpi gilanya akan berakhir, Mark sudah tidak kuat lagi

Terkutuklah kau hormon sialan.

TBC